"Sebagai seorang pewaris Kaisar Naga, aku tidak akan membiarkan kamu hidup lebih lama dari ini. aku akan meneruskan dendam yang dimiliki ayah saya dan membebaskan rekan yang telah lama menderita. Sebagai pewaris, aku tidak akan melepaskanmu!"
Tidak ada lagi yang perlu dibincangkan, tidak ada lagi informasi yang bisa diambil, pembicaraan telah sepenuhnya berhenti dan adu jotos menjadi kejadian selanjutnya yang akan terjadi.
"Hahaha..., menarik. Pengecut yang melarikan diri dari medan perang menyatakan untuk membalas dendam..."
Benar-benar pernyataan yang konyol, seakan dirinya sangatlah kuat sampai-sampai dapat membunuhnya dengan hanya berkedip. Namun bila mengingat sejarah, naga bermulut besar itulah yang meninggal medan perang.
Banyak dari rekannya ditinggalkan namun untungnya mereka jatuh patuh di bawah pemerintahannya yang memberikan dirinya keuntungan.
"Pada kenyataannya hal itu terjadi karena kelemahanmu, kenaifanmu, kesalahanmu, yang membiarkan perang terjadi. Bukan hanya kau, tetapi pak tua itu sama bodohnya, bila mana dia tidak menolak menjadi bawahan diriku..., setidaknya tidak akan ada perang sesama ras."
Yea, perang bisa saja dihindarkan bila mana segala sesuatu tetap berada dalam kendalinya. Jika pemimpin naga pada saat itu memilih untuk menurut kepada Acnologia, maka tidak akan ada perang yang memakan banyak korban jiwa.
Semenjak saat itu, dirinya menyatakan kepada diri sendiri bahwa kebanyakan ras naga juga sama bodohnya dengan mereka kehadiran jelek. Hanya dirinya seorang yang pintar, hanya dirinya seorang yang harus memimpin dunia ini.
"Jika saja kami jatuh ke genggaman tanganmu, lantas apa bedanya dengan peperangan? Kamu memaksa naga murni untuk kawin silang dimana hal itu sangat memuakkan dan tidak dapat diterima. Kau bahkan memaksa semua ras memberikan darah mereka kepada naga kecil hasil perkawinan itu..."
Sedikit gerak namun tahu banyak hal, naga langit nampaknya tidak hanya sekedar diam dan bersembunyi. Fakta bahwa dia mengetahui informasi semacam itu, memunculkan kemungkinan adanya musuh dalam selimut.
Tidak lagi perlu bersusah payah memeriksanya, dirinya sudah tahu siapa saja yang kemungkinan besar menjadi penghianat.
"Hahaha, fakta bahwa aku dapat langsung mengetahuinya... Kau benar-benar buruk dalam berakting, naga langit atau harus aku panggil penghianat?"
Terhadap pertanyaan lembut yang memiliki kemarahan, dengan segera seekor naga beserta fraksinya terbang menjauh, menuju sisi lain dimana sisi umat manusia serta naga pengecut lain berada.
Untuk si penghianat itu sendiri, dia berdiri beriringan dengan naga langit, tunduk hormat dan mengerahkan kebencian kepadanya seutuhnya.
"Jika kau memiliki kemungkinan bahwa aku berkhianat, lantas berkat kenaifanmu yang tidak menyingkirkan diriku hal ini bisa terjadi."
Seakan hal ini menjadi kemenangan kecilnya, sikap naga langit mulai sedikit angkuh dan sombong untuk alasan tidak diketahui. Namun kenyataannya, Acnologia sama sekali tidak perduli terhadapnya.
"Untuk apa aku menghabisimu... Bahkan jika kau memberikannya informasi tentangku tidak akan merubah apapun, habisnya..."
Mendengus senang, mengangkat jari dan meletakkan cakarnya di leher dengan senyuman mengejek di bibirnya, dia berkata...
"Kalian sangatlah lemah."
Kata singkat namun sangat tajam untuk menusuk gendang telinga mereka, benar-benar memancing kemarahan. Bahkan dengan terungkapnya keberadaan penghianat tidak membuatnya memikirkan tempat dirinya akan kalah.
Amatsumi Rigel, beserta Pahlawan lain dan umat manusia hanya diam dan mendengarkan percakapan para naga. Meskipun tangannya mencapai batas untuk tidak memukul keparat itu, dia akan menanti dengan sabar selagi menyiapkan sesuatu.
"Aku juga punya hadiah untuk kalian, kita benar-benar memiliki pemikiran yang sama..."
Salah satu naga biru dengan duri es di punggung berjalan dengan santai mendekati Acnologia. Red dan rekannya terperangah, tidak mempercayai mata mereka sendiri.
"Naga es..., apa maksudmu dengan ini? Kau dipihaknya?!" tanyanya dengan marah, marah dan marah.
"Diriku tidak pernah berada disisi yang sama sejak awal. Bahkan sebelum perang dimulai, saya sudah menyerahkan kesetiaan kepada Kaisar Acnologia seorang."
Meninggalkan itu, dia memberikan hormat dengan menundukkan kepalanya dihadapannya. Terhadap kejadian itu, dipastikan bahwa naga es yang membocorkan informasi penaklukan kepada Acnologia.
Mereka sama-sama meletakkan penghianat dimasing-masing pihak, namun yang membuat Rigel penasaran adalah bagaimana cara mereka mengirimkan pesan.
"Jadi benar, bahwa ada penghianat..." Takumi bergumam lirih, mencengkram tombaknya dengan erat.
"Yea, aku telah menduga bila itu berada disisinya. Tidak mungkin bila manusia, orang-orang yang tahu penaklukan kita akan menjadi penghianat. Kemungkinan yang kumiliki hanya datang kepada rekan-rekan naga kampret itu."
Satu hal yang saat ini sudah dapat dirinya pastikan lagi dan tidak perlu tahan lagi. Karena sudah mengetahui siapa penghianat dan sebagian cerita dimasa lalu, alhasil adu jotos dan perang akan pecah.
"Kalau begitu, langsung saja...—"
Mematahkan jari-jarinya dengan lembut dan begitu berbunyi, sosoknya menghilang dari tempat, langsung muncul di punggung naga es yang menjadi penghianat.
Rigel menghantamkan tinju kanannya dengan sangat kuat kepada naga es dan menciptakan besi yang menghantam leher naga itu dari tanah. Naga itu tidak sempat bereaksi, sampai akhirnya kepalanya hancur tanpa dia ketahui.
"—lenyapkan penghianat dan para keparat ini!"
"Hoah!"
Perintah telah diturunkan, tidak ada waktu bagi mereka untuk terkejut. Pahlawan, kandidat Kaisar Surgawi dan yang lain beberapa saat tidak dapat memproses perintah, berbeda dengan tentara kematian yang langsung menerjang dengan liarnya.
Tentara kematian yang berisikan monster lemah seperti goblin hingga monster kuat seperti naga saling merangkul dan membasmi mereka yang hidup. Tentara milik Acnologia juga tidak hanya naga, tetapi monster lain yang nampaknya produk gagal dari perkawinan silang, alhasil melahirkan monster aneh jenis baru.
Bila harus dilihat dari lain sisi, akan tampak seperti pertarungan monster melawan monster, benar-benar mengerikan.
"Rigel telah bergerak, kita jangan sampai ketinggalan!" Ozaru memimpin pelarian dan memutar tongkat yang perlahan membesar.
Terhadap seruan, seseorang telah memulainya, maka yang lainnya akan mengikutinya. Naga es dengan mudah ditumbangkan tepat di depan matanya, Acnologia berkedut marah dan melancarkan tendangan namun tidak mengenai Rigel.
"Apa kau tengah menari balet? Lemah sekali..."
Memberikan ejekan yang bisa dia pikirkan, dia berputar di udara dan mengirimkan tinju kuat dengan tangan kanan yang diperban itu.
Acnologia tidak bersusah payah, cukup mengambil satu langkah mundur untuk menghindari pukulan Rigel. Terhadap sosok kecil yang menghantam tanah dan membuat lubang akibat pukulannya, perhatiannya teralihkan oleh tamu lain.
Para pengecut—naga yang menentangnya mulai berbondong-bondong datang selagi menghabisi mereka yang berdarah campuran. Beberapa mencoba untuk membujuk naga murni yang sudah dalam kendalinya, namun sebagian berusaha mengalahkannya.
"Naga api, badai dan langit... Nampaknya kalian benar-benar berpikir sanggup mengalahkanku. Lantas, akan kuhancurkan angan-angan yang terlalu tinggi itu!"
Acnologia merentangkan kedua tangan, menghentakkan kakinya keras-keras dan melesat menuju tiga naga di hadapannya, mengabaikan Rigel dan manusia lainnya.
Dia bergerak layaknya manusia, lantaran tubuhnya sendiri sangat berbeda dengan yang lain. Dia memang memiliki wujud naga, namun lebih mirip dengan sebuah robot berbentuk manusia.
Cakar panjang tumbuh, dirinya mengulurkan cakar tajam menuju naga badai yang paling dekat dengannya. Cakarnya merobek udara, tidak mencapai targetnya karena dihindari dengan begitu mudahnya.
Naga badai mengirimkan semburan angin hitam disertai listrik kuat langsung kepadanya, sementara dua lainnya melakukan hal serupa dengan menyemburkan api dan angin tajam.
"Heh, menggelikan."
Dengan santai Acnologia melambaikan tangan, menghapus setiap semburan yang menghampirinya. Tubuhnya yang bermandikan serangan, sama sekali tidak memiliki luka hingga goresan sekecil apapun.
Bila dirinya dapat semudah itu untuk dilukai, maka tidak akan pernah ada kesempatan baginya untuk mengalahkan Kaisar naga di masa lalu. Belum lagi, dirinya yang sekarang sudah sangat berbeda dengan yang dulu, semenjak kedatangan pria itu yang memberikannya kekuatan tambahan sebagai oleh-oleh.
"Akan kuperlihatkan perbedaan kekuatan diantara kita...Hikari!"
Kumpulan cahaya terang berkumpul di tangannya, membentuk bola energi bertegangan tinggi yang siap meledak begitu dilepaskan. Menampilkan taring-taringnya yang putih, tajam serta menjijikan, dia melemparkan bola cahaya di tangannya menuju tiga naga itu yang sama sekali tanpa perlindungan.
Slap!
Seorang manusia melompat, perisai di tangannya bersinar terang dan menahan bola cahaya yang melaju dengan cepat itu. Tubuhnya terhempas akibat laju serangan, namun dirinya berhasil menahannya dan menelan serangan ke dalam perisai lalu mengembalikannya dua kali lebih kuat.
"Full Counter!"
Bloosh!
Bola cahaya kembali di lemparkan, lebih besar dan kuat dari yang dia lemparkan. Acnologia menyilangkan lengannya dan mengambil sikap defensif, merasa cukup jengkel karena harus menerima serangannya sendiri.
Kabut menutupinya akibat ledakan, begitu kabut hitam menghilang, ujung tongkat raksasa menghantam tepat ke pengelihatannya. Dengan refleks cepatnya, dia mencondongkan tubuhnya ke belakang dan menemui tongkat raksasa yang terus memanjang jauh.
Berpikir bahwa tidak ada apa-apanya, dirinya menemukan seorang manusia yang berada pada tongkat besar yang terus memanjang. Dengan tali busurnya yang di tarik kuat-kuat dan mata yang saling menatap, ratusan anak panah ditembakkan langsung ke arahnya.
Doomb!
Kombinasi hebat antara Hazama, Ozaru serta Yuri cukup baik untuk membuat Acnologia jengkel. Mereka menjauh dari Acnologia, Ozaru menarik tongkatnya bersama Yuri dan menyaksikan tempat Acnologia sebelumnya untuk melihat apa yang terjadi.
Dirinya sama sekali tidak berharap serangan remeh seperti itu akan membunuhnya, namun setidaknya boleh berharap akan ada luka kecil yang diterima.
"Huh~, boleh juga, cukup menjengkelkan, yea!!"
Sosok Acnologia yang tertutupi sayapnya yang sangat lebar hingga membungkus seluruh tubuhnya mulai berkedip dan berada tepat di depan mereka dengan cakar yang terulur lebar.
Kecepatannya cukup membuat mereka terbelalak dan terlambat bereaksi namun bukan mereka saja yang berada di medan perang.
"Jangan lupakan kami, kadal dungu!" tombak raksasa dilempar langsung untuk mengincar kepalanya sementara ratusan duri tajam tumbuh di sekitar tiga Pahlawan dengan tujuan melindungi sekaligus menyerang.
Acnologia kembali didorong mundur oleh Rigel dan Takumi yang berdiri tidak jauh di belakang Red dan naga lainnya. Dia menyipitkan matanya dengan ganas sampai tiga naga itu berpencar dan menyerangnya dari tiga arah berbeda.
Salah satunya naga badai yang menerjang langsung ke arahnya, namun yang merepotkan adalah Pahlawan dengan cakar yang berdiri di kepalanya selagi berniat menggunakan skill-nya.
"Haha, tidak kusangka akan ada hari dimana manusia dan naga bertarung untuk tujuan yang sama!" naga langit memusatkan kekuatan pada sayap dan taringnya, melaju dengan cepat dan berniat menggigit sisi kiri Acnologia.
Red juga sama, menyerang dan menggigit Acnologia dari sisi lain. Tentunya bukan hal sulit baginya untuk mengatasinya, Acnologia mencengkram kepala naga langit dan Red menggunakan kedua tangan, namun menyadari senyuman di bibir mereka membuatnya memahami tujuan mereka yaitu menahan kedua tangannya.
Dengan naga badai yang melaju di depannya dengan mulut terbuka lebar, dia berhasil menggigit tepat di leher Acnologia namun tidak cukup kuat untuk memutuskan kepalanya.
Nadia yang sudah bersiap di kepala naga langit, melompat begitu naga yang ditunggangi saling bentrok. Dengan matanya yang mengeluarkan kilatan cahaya dan bilah cakarnya mulai memerah...,
"Rasakan ini..."
Dirinya berputar dan dengan kuat mengayunkannya ke sisi kiri wajah Acnologia hingga berhasil melukai salah satu matanya.
"Tikus kecil yang lancang!"
Acnologia mengaum marah, mencengkram Red dan naga langit lebih kuat selagi tubuhnya perlahan diselimuti bayangan hitam lalu meledak, mengusir mereka yang berada di sekitarnya.
Beruntung bahwa Red, naga langit dan badai berhasil kabur sebelum ledakan terjadi. Nadia sendiri berhasil kabur tepat waktu sebelum ledakan itu bisa melukainya. Namun tidak ada waktu merasa lega, kini Acnologia nampak marah, diselimuti bayangan hitam yang tampak jahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
InSaf
no comment... but epic....
2022-10-15
0