Bab 4

Di sebuah kamar yang luas dan sangat nyaman. Samar-samar terdengar de**han Ian yang tertahan karena perlakuan Rio padanya yang membuat tubuhnya merasakan sensasi geli dan nikmat dalam waktu bersamaan.

Rio menghentikan aktifitasnya dan tersenyum simpul melihat Ian yang kewalahan karena ulahnya. Bagaimana tidak, Rio sedari tadi asik bermain di kedua gunung kembar Ian yang menjadi lahan favoritnya. Dirinya sangat puas jika melihat rona merah yang muncul di pipi kekasihnya.

Ah.. bukan kekasih tepatnya. Entahlah kata apa yang tepat untuk menggambarkan hubungan dua sejoli ini. Karena sudah 2 tahun lamanya tidak ada kata berpacaran di antara mereka.

Mereka hanya menjalani hubungan yang ada mengalir begitu saja. Namun tidak pernah di antara mereka mencoba untuk membina hubungan dengan orang lain di saat hubungan mereka pun tidak memiliki ikatan yang jelas. Seharusnya mereka bebas jalan dengan orang lain. Tapi tidak mereka lakukan. Mereka sudah sangat nyaman satu sama lain. Saling mendukung, saling membantu, tertawa dan menangis bersama.

Rio beranjak perlahan dari atas tubuh Ian dan membenarkan kemeja Ian yang sudah berantakan akibat ulahnya.

"Kita nikah aja yuk?" Ucap Rio sambil menatap dalam mata Ian.

"Apa??? Coba lo ulang sekali lagi tadi bilang apa?". Tanya Ian.

Rio tersenyum gemas.

"Gw bilang tadi kita nikah aja gimana? Daripada kita begini terus sayang."

Ian terdiam. Melongo. Otaknya membeku seketika tidak ada satu katapun yang terpikirkan olehnya saat ini.

Rio membelai lembut rambut panjang Ian yang sudah berantakan karena aktifitas mereka tadi.

"Gw mau lo benar-benar jadi milik gw. Hanya milik gw. Lo enggak perlu menjawab sekarang. Gw tau lo perlu waktu untuk mikirin ini."

Rio pun beranjak keluar kamar meninggalkan Ian yang masih diam membisu.

Sementara di dalam kamar Ian menepuk pipinya perlahan dan mencubit kecil lengannya untuk menyadarkannya bahwa apa yang sudah dia dengar tadi bukanlah halusinasi semata.

Tadi apa?

Nikah?

Rio ajak gw nikah?

Ini enggak bercanda kan?

OH MY GOD....!!! Dia kerasukan apaan sih???

Keesokan harinya di kantin sebuah universitas swasta yang cukup bergengsi di ibu kota, Ian dan Cindi sedang melahap ayam kremes di tempat langganan mereka.

Sesekali Ian melihat hpnya seakan mengisyaratkan bahwa dia sedang menunggu seseorang menghubunginya dari tadi.

"Lo enggak bawa mobil ya hari ini?" Tanya Cindi.

"Tadi pagi tuh gw mau bawa mobil, tapi rio langsung nyamber aja kunci mobil gw dan narik gw masuk ke mobilnya." Sahut Ian kesal.

"Jadi sekarang lo nungguin dia jemput nih?"

"Iyalah mana boleh pakai taksi sama tuh orang. Lo taulah gimana dia cin..". Ujar Ian.

Cindi manggut-manggut.

"Dia jadi pindah dari rumah lo ke apartemen? Bokap lo izinin, yan?" Tanya Cindi lagi.

"Mau enggak mau harus izinin. Rio bentar lagi lulus S2 dan kerja. Waktu habis lulus S1 dia izin pindah ke apartemen yang disediain bokapnya tapi bokap gw enggak bolehin karena masih harus dipantau. Dan waktu itu bokap gw janji setelah S2 si Rio boleh tinggal sendiri".

"Asik dong makin bebas lo berdua" Cindi cengengesan menatap Ian.

"Asik apanya! Gw dan Rio juga enggak ngapa-ngapain kali cin.."

"Mungkinmemang belum terjadi gesekan sensasional sih. Tapi ngarah kesitu udah kali? hahahaha". Goda Cindi.

"Jangan rese lo ah!"

"Unik sih kalian. Apa ya istilahnya?Friends with benefits? Nah itu tuh yang tepat buat gambarin hubungan lo dan Rio. hahaha" Cindi tertawa puas menggoda Ian.

Nada dering dari ponsel Ian pun menengahi percakapan antar dua sahabat itu. Ian segera menggeser ikon hijau pada layar ponselnya.

Sesaat setelah percakapan di ponsel selesai. Ian segera beranjak ke wastafel untuk mencuci tangan dan memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.

"Cin, gue duluan ya! Rio udah di parkiran depan tuh" Sembari cipika cipiki berpamitan.

"Langsung pulang jangan ngamar!" Bisik Cindi.

Ian memukul lengan cindi seraya tertawa melangkah pergi dari kantin.

Di dalam mobil.

"Udah makan hm?" Tanya Rio ketika Ian masuk ke dalam mobilnya.

"Udah barusan bareng Cindi. Lo?"

"Belum sih.. Gw laper nih. Temenin gw makan dulu mau enggak? Lo pesen snack aja atau minuman apa gitu.."

"Ok. Kalau gitu ke mall sebelah aja deh"

Rio segera mengemudikan mobilnya keluar parkiran kampus menuju mall yang berada di sebelah kampus Ian.

Satu minggu kemudian

Ian dan sahabat-sahabatnya sedang berkumpul di apartemen milik Rio. Mereka saling gotong royong menata perabot baru. Rio memutuskan untuk mengisi apartemennya lebih cepat karena sayang jika dibiarkan kosong begitu saja.

Hampir seharian mereka mengatur perabotan dan membersihkan seluruh area di apartemen tersebut. Apartemen milik Rio memilki 2 kamar tidur utama dan 1 kamar tidur khusus ART yang luasnya sedikit lebih kecil di bandingkan 2 kamar lainnya. Terdapat juga ruang keluarga, ruang makan dan area pantry yang cukup luas. Berada di lantai 40 membuat pemandangan dari apartemen tersebut sangatlah memukau.

"Bro pesan makanan dong sekarang. Lapar nih gw!" Ucap Rivan pada Rio. Mereka semua kini tengah duduk di ruang tengah apartemen tersebut.

"Pada mau makan apaan lo semua? Pizza? Fried chicken? Sushi? Bakso? Mie ayam?" Tanya Rio.

"Samain ajalah semua makanannya. Pizza dan fried chicken kedengarannya menggoda ya kan?" Sahut Manda.

"Yang menggoda tuh cewek cantik bohay lewat depan gw hahaha". Sahut Eki sembari tertawa.

"Dih jones.. jomblo ngenes" Manda menjulurkan lidahnya meledek Eki.

"Ok fix ya pizza dan fried chicken gw pesan sekarang" Ucap Rio.

40 menit kemudian makanan yang mereka pesan datang dan diserbu sekelompok sahabat itu dengan sangat lahap seperti belum makan berhari-hari.

Pernah dengar istilah kenyang jadi be*o? 😂 Itulah yang mereka rasakan saat ini. Setelah perut terisi penuh maka mata terasa berat sangat mengantuk. Satu per satu tujuh orang sahabat itu merebahkan diri masing-masing di sofa yang empuk mencari posisi ternyaman.

"Gw jadi bego kalau kekenyangan. Habis berapa potong ayam ya tadi gw hahaha" Gilang memecah keheningan di antara mereka.

"Tau tuh si Rio pesan makanan udah seperti di kondangan. Banyak banget parah. Dibuang sayang. Dihabisin efeknya bego banyakan micin" Sahut Rivan.

"Lo emang udah bego dari sananya.. jangan nyalahin ayam sama pizza hahaha" Ucap Eca.

"****** hahahaa"

"Ada rencana mau pada balik enggak nih?" Tanya Eki pada mereka semua.

Rio mendadak tegang. Dia berpikir jika semua sahabatnya bermalam di apartemennya itu artinya dia tidak bisa memilki waktu berduaan dengan Ian.

Selama ini Rio dan Ian memang sembunyi-sembunyi di belakang sahabat mereka. Mereka hanya tidak mau hubungan yang tanpa kejelasan itu diketahui orang lain termasuk sahabat dan keluarga mereka.

Apa alasannya? Hanya mereka yang tahu.

"Balik deh lo semua. Pada capek kan? Disini hanya ada 3 kamar tidur. Kita bertujuh enggak muat men. Berbagi kasur sepertinya bukan waktu yang tepat saat badan lelah men" Rio berusaha membujuk.

"Iya juga benar kata lo." Ucap Rivan manggut-manggut.

"Yaudah gw pulang deh sekarang. Udah ngantuk juga nih. Lama-lama malah ketiduran disini nanti hahahhaa" Sahut Gilang beranjak dari duduknya.

"Eh tapi beresin dulu kali bekas makan kita" Ucap Eca sambil menunjuk tumpukan kotak makanan yang berserakan di atas meja.

"Gw aja yang beresin nanti gampanglah" Ucap Ian.

"Lo enggak pulang, Ian?"

"Pulang lah.. tapi nunggu adek gw jemput nih. Tadi kesini enggak bawa mobil"

"Bareng gw aja lah yuk!" Ajak Rivan.

"Enggak usah. Adek gw udah jalan kesini kok"

"Yaudah kalau gitu kita duluan balik deh. Pegel semua badan gw hahaha" Ucap Rivan sambil berdiri dan di ikuti oleh yang lainnya.

Setelah semuanya pulang, Rio segera membantu Ian merapihkan bekas makanan yang berada di atas meja dan mencuci peralatan makan.

Sesaat setelah semuanya bersih Ian segera menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang terasa lengket karena keringat setelah seharian gotong royong di apartemen Rio.

Karena tidak ada baju ganti terpaksa setelah mandi dia memakai lagi baju yang seharian dipakainya. Saat akan membuka bathrobe Ian di kejutkan oleh kedatangan Rio ke dalam kamar.

"Bisa ketuk pintu dulu kali yo! Untung gue belum buka nih bathrobe!" Omel Ian.

Rio nyengir menampakkan barisan giginya yang putih.

"Di buka juga enggak apa-apa kali. Gw udah lihat hehehe"

"Sinting lo! Dasar mesum!"

"Mesumnya sama lo aja kok. Nih pakai kaus gw aja. Bau kali tuh baju lo kalau dipakai lagi" Rio memberi kaus yang tadi dia ambil di tasnya.

Ian pun meraih kaus tersebut dan segera masuk kamar mandi lagi.

Di kamar Rio sedang rebahan di atas kasur sambil memainkan ponselnya. Tak sadar kalau Ian sudah keluar dari kamar mandi dan menghampirinya.

"Lo udah mandi?" Tanya ian.

"Udah tadi di kamar mandi luar. Kita pulang ke rumah?"

"Ya iyalah pulang. Bokap gw bisa ngamuk kalau gw enggak pulang! Yaudah yuk sekarang aja nanti keburu malam". Sahut Ian menarik lengan Rio untuk beranjak dari kasur.

"Cium dulu baru kita pulang"

"Enggak mau! Ada-ada aja lo."

"Cium dulu sekali baru pulang sayang" Bujuk Rio lagi seraya memanyunkan bibirnya.

Ian tergelak geli dan merasa gemas melihat lelaki di hadapannya itu. Ian pun mengecup singkat bibir Rio.

"Apaan itu! Itu ciuman anak kecil! Ulang" Sahut Rio masih memanyunkan bibirnya.

Ian pun mengecup lagi bibir Rio dengan cepat. Melihat ekspresi muka Rio yang kesal membuatnya tertawa terbahak-bahak.

Namun dengan cepat Rio meraih tengkuk Ian dan langsung ****mat bibir Ian. Ian yang tidak siap mencoba mendorong dada Rio dengan tangannya untuk menjauh. Namun apa daya tenaganya kalah besar dengan tenaga lelaki di hadapannya ini.

Rio menyudahi ciuman mereka dan menempelkan keningnya pada kening Ian.

"Ini yang namanya ciuman sayang" Bisik Rio.

Ian menatap mata Rio sambil mengulas senyuman manis. Tak tahan melihat itu, Rio pun ****mat lagi bibir Ian dengan lembut.

Li**h mereka saling beradu seperti ingin memakan satu sama lain. Tangan Rio terus menahan tengkuk Ian untuk lebih memperdalam ciuman mereka yang seakan menjadi candu untuknya.

Tanpa sadar kini posisi mereka sudah berbaring di atas kasur yang empuk. Ian yang berada di bawah kungkungan tubuh Rio pun hanya bisa pasrah.

Tangan Rio pun menjelajah semakin ke bawah. Ian yang memang hanya memakai kaus dan cd merasa kegelian dengan ulah Rio yang mengelus lembut pa*anya.

"Yoo.. geli" Bisik Ian di sela ciuman mereka.

"Hmm.." Rio menggumam tanpa menghentikan aktifitas tangannya.

Tangan Rio semakin ke atas dan meraih ujung kaus Ian dan dengan cepat menariknya ke atas. Terbentanglah dua gunung kembar favoritnya. Dengan lahap dia ****mat salah satu puncak gunung di hadapannya dan membuat Ian men***ah. Tak lupa pula tangan lainnya dimainkan di gunung sebelahnya.

Ian meliukkan tubuhnya dan meremas rambut Rio. Tanpa sadar pula mulutnya mengeluarkan lenguhan yang terdengar seksi di telinga Rio.

Masih bermain di puncak gunung, namun tangan Rio menuju ke bawah membelai perut Ian yang rata. Semakin ke bawah, tepat berada di atas kain kecil berbentuk segitiga yang menutup area sensitif Ian.

Rio membelai lembut di atas kain segitiga tersebut. Semakin ke arah dalam, jari jemarinya Ia mainkan dengan lembut namun tetap dihalangi oleh kain tipis segitiga itu.

Ian yang baru kali ini merasakan area tersebut di sentuh orang lain merasakan sensasi aneh di tubuhnya. Ia meliuk-liukkan tubuhnya tanpa sadar. Menarik Rio untuk lebih dekat menempel pada tubuhnya.

Rio terus memainkan jarinya di area tersebut.

"Lo udah basah.." Bisik Rio.

Ian tak menjawab itu. Ia hanya merasa malu karena baru kali ini mereka melakukan sampai sejauh ini dan rasanya sangat memabukkan.

Rio mengecup bibir Ian dengan lembut.

"Boleh? Gw akan ngelakuin dengan aman.." Ucap Rio sembari membelai wajah Ian dengan sayang.

Ian menatap mata Rio dengan dalam. Sesaat kemudian Ia menganggukkan kepalanya

Rio pun tersenyum dan *****at kembali bibir manis wanita yang di cintainya tersebut.

🦁🦁🦁🦁🦁🦁🦁🦁

Aku capek banget lho ya ampun udah ketiga kalinya bab 4 ini di tolak!!😭😭😭

Memangnya vulgar banget ya???

Masih banyak kok yang lebih vulgar dari ini tapi lolos huhuhuhu sediiiihhhhh

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kalo hanya berdua ketiga nya pasti syaiton..Kenapa gak nikah aja,Ian di ajal Rio nikah gak mau,Bodoh..🤦

2024-04-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Pengumuman
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
113 Bab 112
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115
117 Bab 116
118 Bab 117
119 Bab 118
120 Bab 119
121 Bab 120
122 INI BUKAN UPDATE
123 New!
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Pengumuman
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111
113
Bab 112
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115
117
Bab 116
118
Bab 117
119
Bab 118
120
Bab 119
121
Bab 120
122
INI BUKAN UPDATE
123
New!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!