Bab 2

"Selamat ulang tahun.. Selamat ulang tahun.. Selamat ulang tahun Ian.. Selamat ulang tahun.. Horrreeeeee.. Ayo tiup lilinnya sekarang!"

Nyanyian ucapan ulang tahun menggema di ruangan yg luas dan mewah. Orang tua, adik-adiknya dan teman-teman dekat Ian termasuk Rio berkumpul pada malam bahagia itu. Ian sedang merayakan ulang tahunnya yang ke 16 tahun. Ia merasa bahagia dikelilingi oleh orang-orang yang ia sayangi. Ian pun memeluk satu per satu orang-orang yang hadir di sana.

Ketika tepat di hadapan Rio dan akan memeluknya, Rio hanya mengulurkan tangannya sebagai simbol untuk mengucapkan selamat. Ian dengan wajah memberengut terpaksa menerima uluran tangan Rio. Rio yang melihat itu hanya menyengir kuda menampakkan barisan giginya yang putih.

Imran papanya Ian menghampiri anak gadisnya dan mencium kedua pipinya. "Karena kamu sudah 16 tahun, papa akan tepati janji papa. Kamu boleh belajar menyetir mulai sekarang." Ucap Imran pada Ian.

Ian menatap papanya dengan mata berbinar mengingat selama ini papanya itu selalu melarang Ian duduk di belakang kemudi.

"Serius pa?".

"Iya sayang.. kamu boleh belajar nyetir. Nanti cari saja tempat kursus yang bagus dan kalau sudah dapat kamu beritahu papa biayanya". Ucap Imran.

"Jangan di tempat kursus, Om. Biar Rio aja yang ajarin Ian nyetir". usul Rio. Ian mendengar itu langsung menengok pada Rio dengan mengerutkan kening.

"Serius nih dia mau ajarin gue nyetir mobil? Aaaaaakkk betapa senangnya!!!" batin Ian.

"Lho tapi kamu kan sibuk kuliah.Nanti mengganggu waktu kuliah kamu. Biar aja Ian ambil kursus." Ucap Imran pada Rio. Ian mendengar itu mencebikkan mulutnya. Hal itu tidak terlepas dari pandangan Rio dan membuatnya menahan tawa.

"Gak apa-apa, Om. Jadwal kuliah Rio juga gak setiap hari. Sabtu atau minggu kan bisa. Sudah biar Rio aja yang ajarin Ian." Rio meyakinkan Imran sekali lagi.

"Ya sudah kalau itu mau kamu. Nanti pakai saja mobil-mobil Om. Jangan mobil kamu takut Ian nabrak. Ringsek nanti mobil kamu, Rio. Hahaha.." Imran tertawa meledek anak gadisnya.

Rio ikut tertawa dengan lantang.

"Ish Papa belum apa-apa udah di doain yang enggak-enggak gitu sih!". Ian cemberut. Imran mengacak-ngacak rambut Ian dengan sayang dan menyuruhnya untuk membuka setiap kado yang menumpuk di tengah ruangan.

Dini hari..

Ian sedang duduk santai di sebuah gazebo yang berada di halaman belakang rumah persis sebelah kolam renang. Ian hanya melamun memandang pantulan cahaya di atas air. Entah apa yang sedang gadis remaja itu pikirkan tengah malam seperti ini. Sesekali ia menyeruput jus alpukat yang sebelumnya Ia buat di dapur.

tap tap tap..

Suara langkah kaki seseorang terdengar sedang menuju ke arahnya. Ian pun menoleh dan melihat Rio sedang berjalan ke gazebo.

"Kok disini? Kenapa lo belum tidur?". Tanya Rio.

Ian pun tersenyum tipis. "Gue belum ngantuk, Yo. Lo sendiri kenapa belum tidur?".

"Gue juga belum ngantuk".

Ian tidak bertanya lagi dan keduanya hanya duduk bersampingan terdiam membisu sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Sudah beberapa bulan ini Rio tinggal di rumahnya. Awalnya Rio menjaga jarak dan tidak begitu memperhatikan Ian di tambah padatnya jadwal kuliah mahasiswa baru di kampusnya begitu menyita waktunya. Namun seiring waktu berjalan, Ian yang supel dan cerewet menarik perhatiannya juga.

Terkadang Rio bisa tersenyum sendiri jika mengingat tingkah anak itu. Meledek Ian saat pulang sekolah dengan menyebutnya bau matahari. Ian pun mempunyai panggilan berbeda untuk Rio yaitu Yoyo. Karena menurut Ian jika selalu menyebut nama Rio itu terasa formal di lidahnya. Ya hubungan mereka makin hari memang makin akrab.

"Besok kan hari minggu, lo mau mulai belajar nyetir mobil gak?". Ucap Rio memecah keheningan di antara mereka.

Ian menoleh terkejut. "Serius besok yo? Lo gak akan pergi kemana-mana emangnya?"

"Mau apa gak? Jangan jawab pertanyaan dengan pertanyaan lagi". Sahut Rio kesal dengan kebiasaan Ian yang selalu menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lagi.

"Ya mau lah! Bener besok ya! Berangkat jam berapa?".

"Jam 10 aja. Yaudah sekarang lo balik ke kamar dan tidur. Kalau terlambat bangun itu artinya kita batal pergi". Ucap Rio sambil bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan Ian.

Ian pun bergegas menyusul Rio untuk masuk ke dalam rumah dan segera tidur.

Keesokan harinya...

"Tan, Ian udah bangun belum? Rio janji mau ajarin dia nyetir mobil hari ini dan berangkat jam 10." Tanya Rio pada Dewi, Mamanya Ian.

"Kayaknya belum deh. Kamu tau kan itu anak kalau hari libur kayak kebo tidurnya. Kamu naik aja ke atas deh ketok-ketok kamarnya. Ini udah jam 9 lho". Sahut Dewi pada Rio.

Rio pun segera pergi ke atas menuju kamar Ian.

"Ian! Ian bangun!!!". Rio bukan lagi mengetuk pintu kamar di depannya melainkan menggedor gedor dengan keras.

Berulang kali Rio melakukan hal itu namun pintu di hadapannya masih tertutup rapat itu tandanya penghuni di dalamnya masih di alam mimpi. Rio menggaruk rambutnya kasar bingung dengan cara apalagi Ia harus membangunkan Ian. Diraihnya ponsel dalam saku jeansnya dan mencoba menelpon nomor Ian. Berulang kali Ia menelpon namun hasilnya nihil. Ian tidak menjawab panggilannya satupun.

Rio mencoba menggedor gedor lagi pintu kamar di depannya dan tak berapa lama terbukalah pintu itu dengan Ian di baliknya yang masih memakai piyama dan rambutnya yang kusut.

"Berisik banget sih pagi-pagi ganggu gue tidur aja, Yoyooooo!". Ucap Ian kesal dengan tingkah Rio.

Rio yang mendengar itu langsung menajamkan matanya.

"Lo tau gak ini jam berapa?!". Cecar Rio.

"Mana gue tau! Orang gue lg tidur pules sebelum lo gedor-gedor pintu kamar gue!".

"30 menit waktu lo untuk siap-siap. Gue tunggu di bawah!".

Ian melongo.. maksudnya siap-siap untuk apa? Memangnya mereka ada rencana pergi kemana hari ini?

Ian berpikir dan seketika itu juga menepuk dahinya.

"Mampus gue lupa! Belajar nyetiiiirrrr!!!". batin Ian.

Ia pun menutup pintu kamarnya dan bergegas menuju ke kamar mandi.

Di bawah tepatnya di garasi, Rio berjalan menuju mobilnya untuk menunggu Ian. Ia memutuskan untuk memakai mobilnya sendiri untuk mengajari Ian menyetir.

Saat menunggu di dalam mobil, terdengar sebuah ketukan di kaca mobilnya. Rio menoleh dan melihat ada Rivan. Ia pun membuka kaca mobilnya.

"Mau kemana lo bro udah rapih jam segini di hari minggu? Pergi kencan?". Ledek Rivan.

"Sialan..Kencan apanya.. Cewek aja gue gak punya. Gue mau ajarin si Ian nyetir hari ini"

"Hah si Ian udah di izinin sama Om Imran buat nyetir? Gue ikut dong boleh gak?". Tanya rivan.

"Terserah lo bebas gue sih..".

"Ya udah tunggu sebentar gue ganti baju dulu bro!". Rivan berlari kecil menuju rumahnya.

Rivan adalah tetangga Ian sedari kecil. Ia seusia dengan Rio. Sejak Rio tinggal di rumah Ian. Mereka menjadi teman akrab dan sering menghabiskan waktu bersama.

Ian membuka pintu mobil Rio dan segera duduk manis di kursi penumpang samping kemudi. Rio memperhatikan Ian dari atas sampai bawah dan tersenyum simpul.

"Kenapa perhatiin gue kayak gitu?" Ian mengerutkan keningnya heran dengan sikap Rio.

Rio menggelengkan kepala tanpa menjawab. Tidak berselang lama pintu belakang mobil terbuka dan duduklah Rivan disana.

"Ayo kita jalan!". Ucap Rivan.

"Lo ikut, Riv?" Tanya Ian menoleh ke belakang.

"Iyalah gue bete di rumah mendingan liatin lo belajar nyetir hahaha".

Rio pun segera mengemudikan mobilnya menuju lokasi yang sepi dan lapang.

Sesampainya di tempat tujuan Rio menyuruh Ian untuk bertukar tempat. Ketika di belakang kemudi, tangannya langsung terasa dingin karena gugup. Rio yang duduk di sebelahnya langsung memberi petunjuk pada Ian.

"Tekan koplingnya dulu masukin gigi 1 nya.." Ucap Rio tenang.

Ian langsung mengikuti instruksi dari Rio.

"Lepas rem tangan lalu lepas kopling pelan-pelan sambil injak pedal gas dengan perlahan". Lanjut Rio pada Ian.

Namun tidak berselang lama mobil melompat dan mesin mati seketika. Rasanya Ian terlalu cepat melepas kopling tanpa menyelaraskan dengan pijakan pada pedal gas sehingga menyebabkan mesin mobil mati mendadak.

Rio dengan sabar berulang kali mengajari Ian dan Rivan hanya memperhatikan interaksi keduanya dari kursi belakang.

Sampai akhirnya Ian sudah lancar menyelaraskan ketiga pedal itu dengan gigi. Rio meminta Ian untuk meningkatkan kecepatan laju mobil. Karena sejak tadi Ian hanya mengemudikan mobil dengan kecepatan di 20 km/jam saja. Rivan yang merasa mobil melaju sanhat lambat pun meledek Ian.

"Yan kayaknya lebih cepat keong jalannya dibandingin lo nih!". Ucap Rivan.

"Berisik lo jangan ganggu konsentrasi gue dong!". Ketus Ian kesal.

Rivan tertawa terbahak-bahak puas. Rio mendelik tajam pada Rivan seakan memberikan peringatan untuk tidak mengganggu konsentrasi Ian yang sedang mengemudikan mobil.

Beberapa jam kemudian..

Mereka bertiga sedang berada di sebuah restaurant jepang untuk makan siang. Suasana cukup ramai pada siang itu. Rio yang duduk berhadapan dengan Ian terlihat mengamati sekitar dengan seksama sedangkan Ian dan Rivan terlihat sibuk dengan ponselnya masing-masing.

Tak berselang lama makanan yang mereka pesan pun datang dan ketiganya mulai menyantap makanan mereka.

"Bro, Lo rabu malam ada jadwal kosong gak?". Tanya Rivan memecah keheningan di tengah asyiknya makan.

Rio terlihat berpikir sejenak.

"Gak ada sih kenapa memangnya?". Tanyanya kemudian.

"Bagus deh! Lo ikut gue ya rabu malam ke party temen kampus gue bro!".

"Dimana?"

"Club Queen". Jawab Rivan.

"Oke sip". Rio manggut-manggut.

Ian yang mendengar obrolan kedua lelaki di depannya dan merasa diacuhkan menatap keduanya dengan cemberut

"Gw gak di ajak nih?". Ucap Ian pada keduanya.

"Lo masih di bawah umur. Bobo aja meluk guling ya.. hahaha". Ledek Rivan.

Ian tidak habis akal Ia pun beralih pada Rio dan menatapnya tajam.

"Apa?". Tanya Rio yang heran mendapatkan tatapan tajam dari Ian.

"Gw mau ikut yooooo.."

"Gak boleh!".

Mendengar itu Ian pun mencebikkan bibirnya dan menyantap lagi makanannya dengan asal.

Terpopuler

Comments

Rina Wati

Rina Wati

cerita nya menarik,dan ku putus kan untuk malanjutkan baca nya

2023-01-10

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Pengumuman
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab 59
61 Bab 60
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101
103 Bab 102
104 Bab 103
105 Bab 104
106 Bab 105
107 Bab 106
108 Bab 107
109 Bab 108
110 Bab 109
111 Bab 110
112 Bab 111
113 Bab 112
114 Bab 113
115 Bab 114
116 Bab 115
117 Bab 116
118 Bab 117
119 Bab 118
120 Bab 119
121 Bab 120
122 INI BUKAN UPDATE
123 New!
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Pengumuman
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab 59
61
Bab 60
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101
103
Bab 102
104
Bab 103
105
Bab 104
106
Bab 105
107
Bab 106
108
Bab 107
109
Bab 108
110
Bab 109
111
Bab 110
112
Bab 111
113
Bab 112
114
Bab 113
115
Bab 114
116
Bab 115
117
Bab 116
118
Bab 117
119
Bab 118
120
Bab 119
121
Bab 120
122
INI BUKAN UPDATE
123
New!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!