[5] Untuk pertama kalinya

Sasha memasuki ruang kamar yang cukup luas. Ia tidak pernah bermimpi bisa menempati ruangan yang begitu luas ini. Namun sekarang kamar ini menjadi miliknya.

"Ini kamar Nona, di lemari sana sudah ada beberapa pakaian yang bisa nona gunakan. Jika nona butuh sesuatu nona bisa panggil kami," ucap pelayan itu pada Sasha.

"Terima kasih," balas Sasha pada pelayan itu.

"Sebentar lagi Tuan Arion akan makan malam. Sebaiknya nona segera membersihkan diri," tambah si pelayan dan Sasha mengangguk mengerti.

Setelah menutup pintu, Sasha duduk di bibir ranjang. Ia melihat ke arah barang belanjaannya yang banyak itu. Ia hendak merapikan itu semua, namun ia teringat akan pesan yang dikatakan oleh pelayan tadi.

Setelah mandi, Sasha melihat beberapa pakaian yang ada di walk in closet. Karena pelayan tadi mengatakan bahwa ia bisa menggunakan pakaian yang ada disini, akhirnya Sasha mengambil pakaian dalam disana. Karena ia sendiri lupa membawanya.

Setelah menggunakan pakaian dalamnya, Sasha memilih pakaian yang dibelikan oleh Zico. Pilihannya jatuh pada dress selutut berwarna tosca. Ia rasa ini tidak terlalu mencolok untuk digunakan.

Selanjutnya Sasha duduk di meja rias. Memperhatikan semua yang ada di meja itu. Kamar ini begitu lengkap layaknya kamarnya sendiri.

"Sejujurnya aku tidak bisa menggunakan riasan wajah, sebaiknya aku menggunakannya sedikit saja," ucap Sasha pelan.

Ia memoleskan sedikit bedak di wajahnya dan menggunakan lipstick yang berwarna nude pink agar tidak terlihat pucat.

Sasha kembali memperhatikan penampilannya lagi sebelum keluar. Jangan sampai ia mempermalukan dirinya sendiri.

Ceklek

"Mari Nona, Tuan Arion sudah menunggu." Seorang pelayan membuka pintu.

"Iya" Jawab Sasha singkat.

Ia beranjak dari tempatnya dan menggunakan heels yang sudah tersedia disana. Heels yang tidak terlalu tinggi dan menurut Sasha lebih nyaman digunakan.

Sasha berjalan pelan mengikuti langkah si pelayan. Ia menuruni anak tangga dengan perlahan. Jantungnya kembali berdetak saat matanya tertuju pada meja makan.

"Kenapa aku berpenampilan seperti ini? Apa aku sedang berusaha menggodanya?" tanya Sasha pada dirinya sendiri sembari memperhatikan kembali pakaian yang ia kenakan.

Tanpa disadari Sasha sudah sampai di meja makan. Lebih tepatnya di samping Arion. Arion menatap penampilan Sasha dan ia hanya menyunggingkan senyum di wajahnya.

Arion menatap mata Sasha dan kemudian menatap kursi yang ada disampingnya seolah memberi perintah agar Sasha duduk disana.

"Lain kali jangan membuatku menunggu terlalu lama. Aku tidak suka menunggu," ucap Arion dingin.

Sasha menatap wajah pria blasteran itu dan mengangguk kepalanya, "Baik tuan."

Ia lebih banyak diam di rumah ini karena ini bukan kawasannya.

Sasha juga menatap orang yang tepat berada si depannya, Zico. Mereka bertiga makan malam layaknya adik-kakak yang sedang menikmati waktu kebersamaan mereka. Namun pada kenyataannya Sasha adalah budak disini.

Setelah selesai makan malam, Sasha kembali ke kamar. Ia mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih nyaman untuk tidur. Lama Sasha menunggu Arion memanggilnya, tapi pria itu tak kunjung datang dan juga tidak ada pelayan yang memanggilnya.

Ceklek

Pintu terbuka menampakkan seorang pelayan menghampiri Sasha. Jantung Sasha kembali berdetak begitu cepat, ia takut yang masuk adalah Arion sedangkan dirinya belum terlalu siap dengan semua ini.

"Nona, Tuan Arion memintamu untuk mengonsumsi obat ini setiap kau berada disini. Obat ini akan melindungimu," ujar si pelayan.

Sasha menerima sebotol obat dari si pelayan, "Terima kasih."

Pelayan itu menundukkan tubuhnya, " Permisi Nona."

Akhirnya Sasha kembali sendiri di ruang ini. Dengan segera, Sasha mengambil air putih yang ada di meja nakas dan meminum obat yang barusan ia dapat. Setelah itu ia menaruh obat itu di laci meja nakas agar nanti ia bisa meminumnya dengan mudah.

Sasha mematikan lampu dan menyisakan lampu untuk tidur. Mungkin malam ini tidak akan terjadi apa-apa sehingga membuat Sasha bisa bernafas lega.

Baru saja hendak memejamkan matanya, Sasha dikejutkan dengan suara pintu yang kembali terbuka. Karena lampu sudah Sasha matikan, Sasha tidak bisa melihat jelas siapa yang masuk.

"Siapa? Zico?" Sasha berdiri dan hendak memastikan siapa yang bertamu ke kamarnya malam ini.

Orang itu semakin dekat, Sasha bisa melihat wajah itu walaupun dengan lampu remang-remang dari lampu tidur.

"Tuan Arion?" ucap Sasha pelan dengan wajah terkejutnya.

Arion semakin dekat ke arah Sasha. Ia membalikan tubuh Sasha agar bisa memeluk Sasha dari belakang. Ia mulai mengendus leher putih Sasha.

Sasha bisa memastikan bahwa Arion tengah mabuk. Entah apa yang sudah pria itu minum, namun dapat dipastikan bahwa Arion telah meminum minuman beralkohol.

"Kau sangat cantik. Bermainlah bersama ku," ucap Rion yang masih mencium leher Sasha.

Sasha hanya berdiri mematung menikmati apa yang dilakukan pria itu. Pelukan erat tangan Arion di pinggangnya membuat Sasha tidak bisa berkutik sedikit pun.

Dengan satu gerakan Arion berhasil membuat tubuh mungil Sasha menghadap dirinya. Sasha harus sedikit mengangkat wajahnya menatap pria tampan di depannya ini.

Garis wajah yang terlihat sangat sempurna membius Sasha. Ia sangat terpesona dengan pria di depannya ini.

Arion menyambar bibir Sasha. Saling memejamkan mata menikmati sensasi yang dirasakan masing-masing. Ini adalah pertama kalinya untuk Sasha dan ia hanya mengikuti alur yang sudah diciptakan Arion.

Sasha terbuai akan setiap sentuhan yang diberikan Arion. Ia melingkarkan pergelangan tangannya pada leher Arion dan berjinjit untuk mempermudah Arion.

Reaksi tubuh Sasha sangat bertolak belakang dengan hati nuraninya. Namun dengan sepenuh hati Sasha melayani Arion, membiarkan pria itu menjamah setiap inci tubuhnya.

Arion mendorong tubuh Sasha ke ranjang berukuran king size itu. Keduanya sama-sama berada di puncak gairah, dan lupakan kenyataan bahwa Sasha hanyalah seorang selir untuk Arion.

Ruangan ini menjadi saksi penyatuan antara mereka berdua. Mereka terus berusaha untuk mencapai kenikmatan dunia. Baik Sasha maupun Arion tidak ada yang bisa menyangkal akan kenikmatan yang diberikan masing-masing.

Hampir satu jam telah berlalu, erangan keduanya terdengar hingga sudut ruangan. Arion merebahkan tubuhnya di samping tubuh Sasha.

Ia menatap wajah lelah Sasha serta air mata yang terus mengalir dari pelupuk matanya.

Dengan keadaan yang masih sedikit mabuk, Arion menggeser tubuh Sasha ke dalam dekapannya. Ia menghapus jejak air mata yang ada di pipi Sasha. Ia masih punya hati untuk memperlakukan perempuan dengan baik.

"Jangan menangis, nanti kau juga akan terbiasa," ucap Arion berbisik pada Sasha.

Sasha hanya diam menatap wajah Arion tanpa ekspresi. Tubuhnya terasa sangat remuk. Ia kesulitan walaupun hanya untuk bergerak.

Mereka tenggelam di selimut putih yang menutup hampir seluruh tubuh mereka. Arion masih setia memeluk tubuh Sasha, setelah itu mereka sama-sama tenggelam ke alam bawah sadar.

Kegiatan malam ini sangat menguras tenaga. Apalagi Arion harus memimpin untuk malam ini mengingat Sasha bukanlah orang yang berpengalaman.

Terpopuler

Comments

Nurhayati

Nurhayati

maka terjadilah yang harus terjadi

2022-03-23

1

Cinta Suci

Cinta Suci

lho kok langsung mau kan perawan susah masuknya ada2 aja

2021-08-28

1

IdaDaliaMutiara

IdaDaliaMutiara

iya,, hrs nikah siri dulu baru Shasha ada nilainya...

2021-08-24

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!