[4] Arion Wilson

Hari ini Sasha memilih untuk cuti dari semua tempat kerjanya. Ia akan ke salon, setelah itu ia akan ke rumah sakit untuk check up kesehatannya. Walaupun Sasha bisa memastikan bahwa ia sehat-sehat saja tapi sepertinya Zico akan menagih surat dari rumah sakit nanti.

"Kak, aku mau potong pendek rambutku. Untuk modelnya terserah kakak saja. Setelah itu aku juga ingin mewarnai rambutku warna cokelat tua," seru Sasha pada pelayan yang ada di salon itu. Ia harap ini akan membuat penampilannya lebih baik.

"Oke kak," jawab si pelayan.

Sasha mengikuti semua instruksi yang dikatakan oleh si pelayan. Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya Sasha selesai dengan penampilan barunya. Senyum melengkung di wajah cantiknya saat melihat pantulan dirinya di cermin.

"Cantik," lirih Sasha

Si pelayan dan beberapa orang yang ada di salon itu juga ikut menatap ke arah Sasha. Mereka sangat kagum dengan kecantikan Sasha.

"Terima kasih kak," ucap Sasha sangat senang pada pelayan yang telah melayani Sasha. Pelayan itu juga senang melihat pelanggannya senang dengan hasilnya.

Setelah membayar di kasir, Sasha keluar dari salon itu menuju rumah sakit. Karena uang yang diberikan Zico masih cukup banyak, Sasha lebih memilik naik taksi saja menuju rumah sakit.

Menempuh perjalanan hingga sepuluh menit, Sasha sampai di rumah sakit yang ada di pusat kota, rumah sakit dengan pelayanan terlengkap di kota ini.

Sasha mendaftarkan dirinya di resepsionis. Setelah itu ia harus menunggu gilirannya untuk mengecek seluruh kesehatannya. Ia ditemani oleh suster yang sangat ramah padanya sehingga Sasha tidak perlu kebingungan lagi dengan apa hang harus ia lakukan.

...***...

Setelah mengecek seluruh kondisi tubuhnya. Sasha menerima kertas pemeriksaan tersebut. Membutuhkan biaya yang mahal hanya untuk beberapa lembar kertas yang ia dapatkan.

Hari beranjak sore, matahari mulai terbenam, Sasha sudah selesai dengan semua urusan yang berhubungan dengan pekerjaannya.

Tidak lupa Sasha membeli beberapa makanan untuk ia bawa pulang. Sudah lama sejak terakhir kali ia bisa menikmati makan malam bersama keluarga.

Sasha pulang menggunakan bus kota. Menikmati semilir angin yang menyentuh kulitnya. Rasanya semua lelah dan letih sudah lepas di hari ini.

"Aku pulang," ucap Sasha membuka pintu rumahnya.

Tampak dua adiknya sedang menonton tv. Harta benda satu-satunya yang ada di rumah ini hanyalah tv kecil ini.

"Woah... siapa ini?" sapa Lily menyambut Sasha. Tidak hanya Lily, Lila pun juga kaget dengan penampilan baru dari kakaknya ini.

"Kakak semakin cantik. Apakah kakak akan pergi ke suatu tempat?" tanya Lila yang memperhatikan Sasha dari kepala hingga kaki.

"Tidak. Kakak hanya ingin mencoba berpenampilan baru. Rambut panjang sangat membuat kakak kesulitan untuk bekerja," ujar Sasha. Lila dan Lily mengangguk mengerti.

"Ini untuk makan malam. Kalian bantu siapkan, kakak panggil ibu sebentar," seru Sasha pada dua adiknya itu.Ia berlalu menuju kamar tempat ibunya istirahat.

"Bu, Sasha bawa makanan. Ayo kita makan di luar," Ajak Sasha pada ibunya yang masih terbaring lemah.

"Iya Sha, bantu ibu berdiri" seru sang ibu membuat Sasha langsung memapah sang ibu menuju meja makan.

Nina sangat senang melihat penampilan Sasha malam ini. Anak kecilnya sudah tumbuh menjadi perempuan yang sangat bertanggung jawab pada keluarga.

Namun Nina sedih melihat Sasha harus bekerja hingga larut malam untuk keluarga ini, sedangkan dirinya tidak bisa melakukan apa-apa selain berbaring di rumah.

"Kamu cantik Sha dengan rambut pendek itu." Nina tersenyum pada Sasha.

"Iya bu, Lila setuju dengan ibu," sambar Lila setuju pada pendapat ibunya.

Sasha tersenyum malu atas pujian yang ia dapatkan dari adik dan ibunya.

"Ayo makan," ucap Sasha.

Mereka makan dengan sangat lahap. Senyum dan tawa menghiasi makan malam kali ini. Hal yang sangat jarang mereka lakukan adalah makan malam dengan Sasha. Sehingga malam ini rasanya begitu spesial.

"Ada hal ingin Sasha sampaikan. Sasha dapat kerja di tempat baru, tempat yang cukup jauh dari sini. Sasha dapat shift di hari sabtu dan minggu. Jadi, mungkin Sasha tidak bisa pulang di hari Sabtu, tapi Sasha akan usaha pulang di hari Minggu," ucap Sasha pada ibu dan adiknya. Sasha berharap mereka bisa mengerti.

"Ibu tidak melarang mu, tapi bukan sebaiknya kerja dekat dari sini saja? Ibu khawatir terjadi sesuatu pada dirimu," balas Nina dengan nada yang sangat khawatir. Walau bagaimanapun Sasha seorang perempuan yang harus dijaga. Ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada anak sulungnya itu.

"Sasha janji akan menjaga diri. Sasha kerja untuk ibu, Lila, dan Lily. Sasha akan baik-baik saja" Sasha mencoba menenangkan ibunya. Ia mengusap tangan sang ibu mencoba meyakinkan sang ibu.

"Maaf Sha. Ibu tidak bisa membantu" Nina menundukkan wajah sedihnya. Ia tidak bisa melindungi anak-anaknya. Ia bahkan tidak bisa membantu Sasha mencari uang.

"Sudah bu, yang perlu ibu lakukan hanya fokus pada kesehatan ibu. Biar Sasha saja yang kerja." Sasha memeluk sang ibu yang ada di sampingnya.

Hanya senyum yang bisa terlukis di wajah Nina. Ia sangat beruntung memiliki anak yang begitu kuat seperti Sasha. Sasha yang tidak pernah mengeluh ataupun menyerah dengan keadaan keluarga kecilnya.

"Kalian juga, Kak Sasha sudah kerja begitu keras. Jangan lalai dengan sekolah kalian. Kalian harus menjadi orang yang sukses supaya bisa bantu Kak Sasha dengan ibu nanti" ucap Sasha pada kedua adiknya yang masih sibuk makan.

"Siap kak" Jawab Lila dan Lily kompak.

...***...

Sore jam lima shift siang di restoran berakhir. Sasha keluar dari restoran. Ia melihat ke kanan dan ke kiri menunggu kedatangan Zico. Seharusnya pria itu sudah sampai di tempat ini.

"Hei!" Teriak Zico dari seberang jalan.

Sasha menyipitkan matanya, memastikan orang itu memanggilnya. Benar saja, itu adalah Zico. Setelah menunggu lampu merah menyala, Sasha menyeberangi jalan dengan hati-hati.

Zico memerhatikan Sasha dari atas hingga bawah, "Cantik juga," ucapnya pelan.

Zico memberi kode agar Sasha langsung masuk ke dalam mobil. Sasha pun mengangguk. Jantungnya berdebar dan nafasnya memburu ia sangat takut saat ini.

"Jika kau perlu sesuatu, kau bisa menemui ku di perusahaan ini. Aku bekerja disini dan jangan terkejut bahwa kau akan bekerja dengan pemilik perusahaan ini." Ucapan Zico berhasil membuat Sasha membulatkan matanya. Bukankah sangat berbahaya jika mereka bertemu di luar. Sasha pasti sangat malu.

"Ini hasil check up kemarin." Sasha memberikan dokumen itu pada Zico. Zico hanya menerimanya tanpa berniat membaca ataupun membukanya.

Zico kembali memperhatikan pakaian yang digunakan Sasha. Ia yakin Arion tidak akan suka dengan perempuan yang berpenampilan seperti ini.

"Kita ke butik dulu," Ucapan Zico hanya dibalas anggukan oleh Sasha.

Sesampainya di butik, Zico turun dari mobil dan diikuti oleh Sasha. Sasha yang merasa ia tidak memiliki urusan dengan butik ini hanya diam di depan mobil.

"Hei cepatlah!" Panggil Zico. Zico sedikit berteriak melihat Sasha yang begitu lamban.

"Tolong berikan pakaian yang cocok untuk perempuan ini," seru Zico pada pelayan di butik itu.

Sasha berdiri di tengah kerumunan para pelayan yang mengerumuninya. Ia menjadi pusat perhatian beberapa pelayan. Sedangkan Zico hanya memperhatikan dari kejauhan.

Setelah pelayan itu memilihkan Sasha pakaian dan Zico membayarnya di kasir.

"Bukankah ini terlalu banyak?" tanya Sasha melihat semua pakaian yang dibeli Zico. Bahkan hampir semua pakaian yang sesuai dengan ukuran Sasha dibeli oleh Zico.

"Aku tidak akan rugi" Ucap Zico.

Akhirnya mereka pergi dari butik dan segera pergi dari tempat itu ke rumah Arion.

Arion Wilson, satu-satunya pewaris dari Wilson Corp. Perusahaan yang bergerak di bidang kecantikan itu menjadi perusahan dengan keuntungan terbesar tahun lalu.

Sampailah mereka di rumah megah bak istana. Sasha sangat terkagum dengan luasnya rumah ini. Rumah ini menjadi rumah yang paling luas yang berada di perumahan itu. Apalagi pagar yang sangat tinggi menutupi tampilan dari rumah itu

Setelah menunggu penjaga rumah membukakan pintu, mobil yang dikendarai masuk ke rumah. Sasha semakin takjub dengan rumah yang sangat indah itu.

Zico memarkirkan mobilnya di halaman rumah. Setelah itu mereka keluar dari mobil mobil. Sasha masih ternganga dengan rumah itu. Ia memutar tubuhnya untuk memperhatikan sekitar.

"Ayo masuk. Arion sudah menunggumu di dalam." Ucapan Zico menyadarkan Sasha. Seketika Sasha mulai takut kembali. Ia datang ke sini untuk menyerahkan dirinya bukan untuk berkunjung apalagi bertamu.

Seorang pelayan membukakan pintu untuk Zico dan Sasha. Lagi dan lagi Sasha dibuat kagum dengan rumah mewah ini.

"Aku membawakan seorang perempuan untukmu Arion," ucap Zico pada Arion yang sudah menunggunya di ruang tamu.

Zico langsung duduk di sofa yang ada di ruang tengah itu dan Sasha tidak tau harus bersikap seperti apa, ia hanya berdiri di depan pria asing yang ada di depannya. Jangan lupakan dengan belanjaan yang ada di tangan Sasha. Sangat banyak hingga membuat tangannya lelah

Sasha menunduk memberikan salamnya. Saat maniknya bertemu dengan manik sang pria, jantungnya berdebar sangat cepat. Benar kata Zico, pria itu sangat mempesona.

Tatapan tajam dan rahang tegasnya membuat Sasha lupa bahwa pria itu adalah tuan yang membeli dirinya untuk melayaninya.

"Kenapa jantungku berdetak begitu cepat dan pipiku rasanya memanas" - batin Sasha.

Arion memperlihatkan smirk di wajahnya. Ternyata perempuan yang ia lihat malam ini adalah perempuan yang menabraknya beberapa hari yang lalu.

"Menarik" ujarnya pelan.

"Tolong bawa perempuan ini ke kamar yang sudah disediakan untuknya. Bantu dia bawa semua pakaian itu" seru Arion pada pelayan yang berdiri di sisi sebelah kanan ruangan.

Suara berat yang sedikit serak itu membuat siapapun yang mendengarnya akan luluh dan jatuh cinta pada pria ini. Namun Sasha mencoba untuk fokus pada alasan mengapa ia berada disini.

Terpopuler

Comments

Nurhayati

Nurhayati

jadi Zico ini siapanya Arion ya, asisten atau teman atau apa

2022-03-23

0

Dewi rianti

Dewi rianti

zico kok jatohnya jd kaya germo ya yg mencari perempuan dan diberi imbalan 😂😂😂 tp semua terserah othor deh,kita hanya penikmat 😂😂😂semangat thor biar up nya sering

2021-10-20

0

Didit Mh

Didit Mh

palingan jg ujung" nya visual nya gx jauh" dr opa" ehhhh gx bangettt dhhhh gx sesuai SM cerita nya berbulu lh ap lh

2021-08-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!