Setalah kepergian Diki beserta uang yang ia bawa tadi Davina membantu Inah untuk masuk ke dalam rumah dan mendudukkannya di kursi ruang tamu, dan Davina pergi ke dapur untuk mengambil segelas air putih.
"Bu, Ibuk minum dulu ya biar agak tenang" kata Davina memberikan segelas air ke Inah, Inah pun meminum air yang di bawakan Davina tadi.
"Sekarang Ibuk sudah gak punya uang Vin, bahkan mungkin besok kita tidak bisa jualan gorengan hiks...hiks...kalo kita ngutang di tempatnya bu Remi pasti tidak akan boleh karna hutang kita di sana saja sampai sekarang belum lunas hiks... hiks..." kata Inah dengan menundukan kepalanya.
"Belum lagi, sebentar lagi kita harus bayar kontrakan, dan bayar hutang-hutang ayah mu di juragan Bandot, entah sampai kapan hutang itu akan lunas kalo ayahmu saja tidak pernah berubah hiks...hiks..." lanjut Inah.
"Buk, Ibuk tunggu sini sebentar ya Vina ke kamar dulu" kata Davina berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Sampainya di kamar Davina membuka lemari dan mengambil toples kecil yang biasanya ia gunakan untuk menyimpan sisa uang jajannya, setalah Davina mengambil apa yang ia cari ia keluar kamar dan masih melihat Inah yang menangis dengan kepala yang masih menunduk, Davina tau pasti ibuknya itu sedang sangat pusing sekarang, Davina ingin sekali mengeluarkan ibunya dari kondisi seperti ini tapi untuk saat ini ia tidak bisa melakukan apa-apa selain belajar dengan giat dan berdoa ke pada Allah supaya ia masih di beri kesempatan untuk membahagiakan Ibu dan Adik laki-lakinya.
"Buk...ini Vina ada sedikit tabungan Ibuk pakai ya buat modal gorengan" kata Davina, Inah pun menatap Davina dengan mata yang sembab.
"Enggak sayang ini uang tabungan kamu, kamu simpan aja ya buat keperluan kamu kuliah nanti" kata Inah.
"Itu masih lama buk, sekarang Ibuk yang lebih butuh uang ini dari pada Vina, insaallah semoga setelah ini Allah kasih kita rezeki yang lebih banyak lagi" kata Davina.
"Amin, makasih ya nak ibu usaha in bakal balikin uang kamu" kata Inah.
"Gak usah di kembalikan buk, Davina kasih uang ini buat ibuk uang ini gk seberapa dengan usaha ibuk untuk besar in Davina dan Alif" kata Davina memeluk Inah.
Inah pun membalas pelukan sang Putri dengan hangat dan mengusap kepala Davina dengan lembut, setelah itu Davina dan Inah berangkat ke warung untuk membeli bahan-bahan gorengan di warung dekat rumah.
"Buk Rem saya mau beli tempenya delapan,tahunya lima bungkus aja yang isinya lima, sama pisang nya dan tepung terigu sama beras ya Buk" kata Inah menyebutkan pesannya.
"Yang kali ini gk ngutang kan buk Inah?" kata Bu Remi pemilik warung sambil membungkus pesanan Inah.
"Enggak buk" kata Inah.
"Oh ya, Buk Inah masih punya utang dua ratus lima puluh ribu lho sama saya" kata bu remi sinis.
"Iyah buk kalo ada uangnya saya pasti bayar"
"Dari dulu ngomong nya juga gitu gitu aja tapi sampai sekarang gak di bayar-bayar, mending tuh si Vina ank ibuk suruh kerja aja dari pada kuliah" kata Bu Remi.
"Ini buk pesanannya totalnya lima puluh ribu" kata bu Remi memberikan belanjaan Inah.
"Ini uangnya buk" kata Inah memberikan uang lima puluh ribu.
"Ingat ya buk hutangnya saya juga butuh duit buat modal muter" kata bu Remi sebelum Bu Inah pergi.
"Iyah Buk" kaya Bu Inah dan langsung pergi.
Like & Vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Herlina Riansyah
sabarr ya Bu Inah 🥺🥺
2022-02-24
0
Titinsuharti Sarwan
kasian banget jangan sombong.rexeki berputet
2022-02-22
0
Edah J
Sedih bangettttt 😭
2022-02-02
0