You are mine

"Kurang ajar sekali gadis itu,aku bahkan belum melihat wajahnya." Ellard mengerutu di sepanjang koridor ke arah kelas 12B. Koridor yang sepi membuatnya bebas mengumpat siapa saja yang menganggu suasana hatinya pagi ini.

"Darren juga kenapa aku harus di kelompokkan dengan orang-orang bodoh?. Dia pikir aku tidak bisa sekelas dengan orang pintar!."

Ellard terus berjalan dengan gaya angkuhnya, kacamata dan earphone masih melekat di tempatnya.

Di depannya ada seorang siswi yang berjalan kearahnya dengan anggun.

"Hai Ellard." Sapanya dengan suara manja.

Ellard mengeryitkan dahinya siapa perempuan yang dengan berani menyapanya.

"Aku Michel Valengio." Ucap Michel sambil mengulurkan tangannya.

"Valengio?." Tanya Ellard mengacuhkan uluran tangan Michel.

"Ya, anak tuan Lengio, pemilik perusahaan Valen'Chompany." Ucap Michel bangga. Ia yakin setelah ini Ellard akan dekat denganya.

Ellard tersenyum sinis,ia tau siapa Lengio, orang tua itu terikat bisnis dengan ayahnya dan beberapa kali mengajak Darren juga dirinya untuk datang ke kediamannya dan Darren selalu menolak.

"Oh." Jawab Ellard lalu meninggalkan Michel.

"Ellard!." Teriak Michel mengejar Ellard.

Ellard mendengus kesal ia paling tidak suka dengan gadis yang selalu mengusiknya seperti ja*ang saja.

"Ell tunggu aku belum selesai bicara." Ucap Michel mengengam tangan Ellard.

Ellard menatapnya tajam lalu menghempaskan tanganya kasar sampai membuat Michel terhuyung ke belakang.

"Kau tau aku paling tidak suka di sentuh oleh wanita murahan sepertimu." Ucapnya penuh tekanan lalu meninggalkan Michel yang diam mematung.

"Tunggu saja Ellard kau akan menjadi milikku bagaimanapun caranya." Ucap Michel melihat kepergian Ellard.

"Kau baik-baik saja sayang?." Tanya Jhon tiba-tiba di belakangnya.

"Aku kesal Jhon, sangat kesal!!." Jawab Michel.

"Apa perlu aku memberikan hadiah pada pria itu?." Tanya Jhon sambil memeluk pinggang Michel.

"Kau yakin akan berurusan dengan tuan muda Walton?!." Ucapnya kesal sambil melipat kedua tangannya.

"Untuk mu akan ku lakukan apapun itu sayang asal kau bahagia. Walaupun berurusan dengan billionaire sekalipun." Jawabnya ambil mengelus wajah Michel.

"Sekarang aku belum membutuhkan bantuan mu Jhon." Jawab Michel lalu melangkah pergi.

****

Sebelum ke kelas 12B Ellard harus melewati kelas 12A terlebih dahulu. Senyum tipis tersunging di bibirnya,ia dengan langkah lebarnya mendekati kelas 12A.

Brak

Ellard menendang pintu kelas itu, dengan raut wajah tak bersalahnya ia melangkah masuk.

Semua siswi terpekik histeris melihat kedatangan pria berwajah bak pangeran. Di dalam ia tak melihat ada guru mungkin sedang pergi,tapi kelas ini tetap tenang walau tidak ada gurunya, benar-benar kelas membosankan pikirnya.

Pandangan Ellard menyapu semua ruangan kelas, sampai manik matanya melihat gadis berkerudung hitam sedang menundukan kepalanya saat mata mereka bertemu.

Ellard tersenyum kecil seperti hewan yang mendapat mangsanya. Ellard berjalan kearah gadis itu,saat sampai di depannya ia langsung menarik dagu gadis itu sampai membuat wajah mereka bertemu.

Ellard memandangi setiap inchi wajah gadis didepannya ini cantik satu kata yang langsung terfikir oleh otaknya. Kulit putih,mata bulat dengan manik mata hitam, hidung pesek, bulu mata lentik dan bibirnya merah muda alami tipis tapi pasti nikmat jika....

Dara bahkan menahan nafasnya saat melihat pria yang berada di depanya,ia ingin memberontak tapi entah kenapa ia hanya diam mematung memandangi pria tampan di depannya ini.

Sampai ia teringat dengan dosa lalu menarik kepalanya ke belakang.

"Astagfirullah maaf ya Allah." Ucapnya

Ellard terdiam saat mendengar lagi suara gadis ini ,sampai bibirnya tersungging senyuman indah menawan. Niatnya akan membalaskan kelakuan gadis ini di ruang kepala sekolah tadi ternyata dia mendapat kejutan yang tidak terduga.

I got you sweet girl. Ucap Ellard dalam hati. Dia sudah mengingat gadis ini. Gadis yang membantunya saat dia kecelakaan, gadis yang memarahinya karena ia mengumpat.

Seluruh siswa dan siswi yang melihat kejadian itu langsung berteriak histeris mereka tidak menyangka jika wanita yang mereka anggap sampah bisa di sentuh oleh putra tunggal keluarga Walton.

Seorang siswi yang melihat kejadian itu di ambang pintu mengepalkan tangannya sampai buku-buku jarinya memutih dan terdengar gemeletuk giginya. Dia langsung membalikkan badannya lalu melangkah pergi dengan perasaan kesal.

"Maaf anda tidak sopan." Ucap Dara pelan sambil menundukkan kepalanya.

"Tapi aku menyukainya." Jawab Ellard.

"Aku tidak." Jawab Dara.

"Aku suka." Ucap Ellard menarik kursi kosong di samping gadis itu lalu mendekat kearahnya.

"Tidak."

"Aku suka. Aku menyukaimu." Ucap Ellard menopang dagunya dengan kedua tangannya menghadap ke arah Dara.

"A-apa?." Tanya Dara terkejut.

"Ya aku menyukaimu Aldara." Bisik Ellard di telinga Dara.

"Hah?." Dara mematung.

"Aku menyukaimu, you are mine." Bisiknya lagi di telinga Dara membuat bulu kuduk gadis itu berdiri.

"Kau-." Ucapan Dara tepotong oleh teriakan seseorang yang baru saja masuk ke dalam kelas.

"Kau murid dari kelas apa!!." Teriak guru yang baru saja datang.

"Keluar sekarang!!." Teriak guru itu lagi.

"Bang*a*!!." Umpatnya di hadapan Dara.

"Astagfirullah al adzim. Jaga ucapanmu." Ucap Dara.

Ellard tersenyum saat melihat gadis itu kesal,ia langsung berdiri dari duduknya lalu berjalan keluar.

Saat sampai di samping guru dia memelankan langkahnya lalu berbisik.

"Kau tau aku siapa?, Ellard Graham Walton." Bisik pria itu lalu berjalan keluar kelas 12A.

Guru yang meneriakinya langsung terdiam mematung, murid-murid lain juga diam, mereka sedang mentertawakan guru killer itu dalam hatinya. Beraninya dia meneriaki putra keluarga Walton.

Hanya Dara yang tidak mengerti karena ia sama sekali tidak mengenal pria yang baru saja mendekatinya.

Di pojok belakang, seorang pria yang sejak tadi melihat drama itu mengepalkan tangannya. Ia mengenal Ellard, Ellard bukanlah pria yang sering bermain-main dengan sembarangan wanita. Lalu bagaimana bisa Ellard yang notabenya anak bad bisa kenal dengan seorang Aldara gadis manis berkerudung.

Dirinya yakin mereka berdua pernah bertemu sebelumnya dan pertemuan itu membuat Ellard langsung menyukai Aldara. Dan ini masalah untuknya, Ellard bukanlah pria yang akan menyerah dengan mudah. Jika dia sudah memilih dan menyukainya apapun itu harus menjadi miliknya.

*****

Bel istirahat HIS berbunyi semua siswa dan siswi keluar dari kelasnya.

Dara melangkah keluar dari dalam kelas menuju ke toilet, ia tak terlalu memikirkan ucapan pria tadi dia hanya mengira jika pria tadi sedang mempermainkannya seperti yang sering di lakukan oleh siswa lain.

Saat keluar dari dalam toilet Dara langsung di kejutkan dengan sebuah tamparan yang mendarat di pipinya.

Plakkk

"Dasar wanita murahan!!!."

Plakk

"Sampah!!. Tidak berguna!!!."

Plakkk

"*****"

Tiga tamparan keras mendarat di wajahnya membuat kedua sudut bibir gadis itu terluka.

"Michel." Ucapnya lirih.

"Kau beraninya kau mendekati Ellard hah!!. Apa yang membuat Ellard melirikmu!!!." Bentak Michel sambil menarik jilbab Dara.

"S-siapa Ellard?,aku t-tidak kenal Michel." Lirih Dara.

"Gak usah sok lugu Lo,dasar sampah!!!." Bentaknya sambil mengencangkan tarikan pada jilbab Dara sampai membuat rambut gadis itu terlihat. Untungnya di toilet itu hanya ada mereka berdua dan pawang Michel tidak mungkin masuk ke toilet wanita. Akan panjang urusanya jika ada murid lain yang melihatnya.

"M-michel." Lirih Dara memohon.

"Jangan sebut nama gue pakai mulut kotor Lo itu dasar jal*ng."

Plakk

Plakk

"Sudah sayang, ada murid lain kearah sini." Teriakan seorang pria di depan toilet yang Dara yakini suara Jhon.

"Kau menganggu ku Jhon." Jawab Michel.

"Sekarang kau bebas, sekali lagi aku melihatmu mendekati Ellardku akan aku hukum kau lebih dari ini." Ucap Michel lalu melangkah keluar dari toilet wanita.

"Sudah sayang?." Tanya Jhon sambil memeluk pinggang Michel.

"Aku belum puas." Jawabnya sambil cemberut.

"Akan ku puaskan kau malam nanti."

"Pikiranmu kotor sekali." Ucap Michel sambil tertawa.

"Kau juga menikmatinya." Mereka berdua pergi meninggalkan toilet ke arah kantin dengan Jhon masih memeluk pinggangnya.

Dara yang masih dalam toilet mencoba berdiri perlahan. Saat ia mendengar suara langkah kaki seseorang mendekat dan tawa wanita dia buru-buru masuk kedalam kamar kecil. Jangan sampai mereka melihat penampilannya yang kacau seperti ini atau masalahnya akan sampai di guru konseling.

"Bukankah Ellard sangat tampan?."

"Semua orang juga mengaguminya."

"Ya,tapi aku masih tidak percaya bisa satu sekolah dengan putra billionaire itu."

"Ya skandalnya dia tidak suka sekolah dengan banyaknya peraturan."

Para siswa saling bergosip sambil memoleskan make up di wajahnya. Mereka tidak mengetahui jika di salah satu bilik kamar kecil ada Dara yang sedang meringis menahan nyeri sambil memperbaiki jilbabnya.

"Maaf Ya Allah jika aku menguping." Ucap Dara pelan.

Saat ia sudah tidak mendengar suara gadis-gadis itu di luar. Dara membuka pintu kamar kecilnya lalu berjalan menghadap ke arah cermin sambil meraba lukanya.

Bel masuk kelas sudah berbunyi, Dara bahkan tidak sempat memakan roti yang dia bawa dari tempat kostnya karena kejadian ini.

"Bagaimana cara menutupinya." Ucap Dara pada dirinya sendiri.

"Sebenarnya siapa Ellard?,Kenapa Michel bisa marah besar padaku?." Pikir Dara.

Dara berjalan keluar dari toilet sambil menutupi lukanya dengan jilbab yang ia kenakan. Toh selama ini juga tidak pernah ada yang memperhatikannya walau ia di pukuli di hadapan murid lain, mereka juga sama sekali tidak mau menolongnya. Nanti juga saat di kelas dia tidak menutupi lukanya karena mereka tau alasannya. Hanya queen bullying yang berani melakukan itu terhadap murid lain dan Dara yang menjadi sasarannya sudah tidak asing lagi menurut mereka.

Dara berjalan kearah kelasnya halaman sudah sepi karena semua siswa sudah masuk kedalam kelas. HIS adalah sekolah dengan angka kedisiplinan yang tinggi. Mungkin sekarang yang sedang berlalu lalang hanya anggota piket Student Council (osis) yang berjaga itu pun hanya beberapa.

Saat melewati koridor kelasnya Dara melihat seorang pria yang mengganggunya pagi tadi sedang bersandar di dinding dengan tangan di masukkan kedalam saku celananya.

Dara terkesiap melihatnya sebenarnya siapa pria itu kenapa tampan sekali menurutnya. Eh?

"Astagfirullah sadar Dara sadar,dosa!!." Ucap Dara pelan.

Saat mata elang itu menoleh kearahnya Dara membeku di tempat. Tatapan tajam itu seolah akan menelannya hidup-hidup. Pria itu berjalan kearahnya tangan yang ia masukkan kedalam saku celana dia keluarkan.

"Kau dari mana?." Suara berat pria itu seperti sedang menahan kesal.

"Eh i-itu. Kenapa?." Tanya Dara.

"Kau dari mana? kenapa tidak ke kantin?." Tanya Ellard.

Sebenarnya kenapa pria di depanya ini, Dara mau kemana itu urusannya sendiri kenapa dia seperti seorang suami yang mengintrogasi istrinya. Pikir Dara lalu menggelengkan kepalanya.

Astagfirullah kenapa jadi kesitu pikiran ku. Batin Dara.

"Kau sakit?." Tanya Ellard khawatir.

"T-tidak." Jawab Dara menunduk.

"Kenapa kau menutup mulut mu?." Tanya Ellard.

"I-ini tidak apa-apa, aku harus kekelas pelajaran sudah dimulai sejak tadi." Ucap Dara lalu melangkah meninggalkan Ellard.

Ellard mencekal pergelangan tangan Dara yang masih

tertutup kain lengan panjangnya.

"Maaf tapi bisakah kau tidak sembarangan menyentuh ku. Kita bukan mahram." Ucapnya sambil menarik tangannya dari cekalan Ellard.

"Sorry." Ucap Ellard sambil mengangkat kedua tangannya.

"Sekarang katakan padaku kenapa kau menutupi mulutmu?." Tanya Ellard sekali lagi.

"Tidak apa-apa." Ucap Dara.

Ellard berjalan mendekati Dara lalu menyentuh kainnya dan menariknya perlahan. Dara langsung memundurkan langkahnya karena jarak mereka terlalu dekat.

Alhasil jilbab untuk menutup memar di mulutnya langsung tertarik dan Ellard bisa melihat jelas kedua sudut bibir Dara memar.

Kedua tangan Ellard mengepal, giginya gemeletuk menahan Amarahnya.

"Siapa?." Tanya Ellard dengan datar wajah pria itu sudah memerah.

"B-bukan siapa-siapa tadi terpeleset di toilet." Jawab Dara.

Maaf ya Allah aku bohong. Batinnya sambil menautkan kedua tangannya dan meremasnya.

Ellard tersenyum miring, ia tau itu bukan terpeleset,itu bekas tamparan seseorang tercetak lima jari tangan di pipi gadis itu. Terlebih saat melihat gadis itu gugup dan memainkan jari-jari tangannya terlihat jelas ia tidak bisa berbohong.

"Siapa?." Tanya Ellard sekali lagi.

Dara menunduk dan menggelengkan kepalanya cepat ia tidak mungkin memberitahu yang sebenarnya. Michel akan memberinya hukuman lebih dari ini.

"If you don't tell me, I'll give punishment to all the students here." Ucap Ellard.

(Jika kau tidak memberitahuku, aku akan memberikan hukuman kepada semua murid di sini)

Dara mendongak menatap wajah Ellard ia yakin jika pria ini hanya bercanda dengan kata-katanya. Tapi saat melihat kemarahan di wajah pria itu, Dara langsung menundukkan kepalanya lagi.

"Jawab!!!." Bentak Ellard sambil memukul dinding di sampingnya. Habis sudah kesabaran pria itu amarahnya meluap saat melihat pipi memar gadis itu.

Dara tersentak kaget walaupun sering di bentak, tapi saat pria di depanya ini marah lebih menakutkan dari apapun.

"TIDAK MAU MENJAWAB HAH BAIK-." Ucapan Ellard terpotong saat mendengar suara lirih gadis itu. Telinganya sangat tajam walupun suara gadis itu seperti berbisik.

"M-ichel." Cicit Dara dengan suara parau menahan tangis. Sungguh pria itu sangat menyeramkan bila marah, tidak seperti orang lain yang marah akan menamparnya atau memukul dirinya. Pria itu malah menyakiti dirinya sendiri membuat rasa bersalah di hati Dara.

Emosi Ellard memuncak, berani sekali ja*ang itu bermain dengan dirinya awas saja dia akan membalas yang apa yang sudah wanita itu lakukan terhadap gadisnya. Eh?,gadisnya yang benar saja. Ya!! ia sudah mengeklaim Aldara menjadi gadisnya siapapun yang menggangu gadisnya akan habis ditangannya.

Amarah pria itu mereda saat mendengar suara tangisan Dara. Ia lalu mendekat dan menarik dagu gadis itu dengan alas kain kerudung gadis itu tentunya. Ia masih mengingat tidak boleh sembarangan menyentuh gadis itu walaupun ia tidak tahu kenapa dan itu bisa dia pikirkan nanti.

"Kenapa?." Tanya Ellard lembut.

"Jangan marah-marah." Ucap Dara pelan.

Ellard terkekeh kecil melihat gadis itu takut padanya atau khawatir dengan luka di tangannya. Saat melihat arah pandang gadis itu ke arah buku-buku jarinya yang berdarah akibat memukul dinding tadi.

"Iya." Jawabnya.

"Jangan marahi Michel ya?." Cicit Dara pelan sambil menautkan kedua tangannya.

Emosi Ellard memuncak saat mendengar nama wanita itu. Rasanya ingin membunuhnya sekarang juga, tapi saat melihat wajah Dara memohon kepadanya Ellard langsung menganggukkan kepalanya.

Ia memang tidak akan memarahi wanita itu tapi mengembalikan tamparan yang di dapatkan gadisnya. Bukankah kita harus membalas budi seseorang yang sudah memberikan sesuatu kepada kita?,pikir Ellard.

Bersambung.....

Renungkan 🌱

“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran: 134)

Berdamai lah dengan masa lalu mu, jangan biarkan hatimu membatu. Hidup akan terasa lebih ringan jika kau belajar caranya mengikhlaskan.

Masalah datang dan pergi tanpa kita ketahui hanya ada satu solusi bersabarlah dan berdoalah meminta pertolongan kepada Allah. Karena sesungguhnya Allah tidak akan memberi cobaan yang lebih dari batas kemampuan umatnya.

Wallahu a'lam.

____________________________________________________

~Ingatlah jika kau tidak mempunyai bahu untuk bersandar ada sajadah untuk bersujud.~

#copas toktak.

Hehe

_____________________________________________________

Terpopuler

Comments

Saras Wati

Saras Wati

bagus banget ceritanya

2022-04-18

0

Nur Hafni

Nur Hafni

WOOWWW,,,,
hanya itu buat mu wahai engkau author!!

2022-02-27

0

💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖

💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖

Dara jangan diam aja klo.ditampar sm michel jangan lemah begitu...tunjukan klo gadis berjilbab itu tidak lemah mengalah boleh tapi jgn slalu jadi org yg kalah😐😐😐

2022-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Like Daddy Like Son
3 Masuk Sekolah
4 You are mine
5 Bertengkar
6 Kedatangan Darren
7 Hukuman?
8 Pembalasan
9 Menyapu Halaman?
10 Sepotong Sandwich
11 Tes Konseling?
12 Menikah?
13 Terlihat Mirip!
14 Marah
15 Masalah Lagi?
16 Paksaan Menikah
17 Muslim
18 Guru Agama
19 Cemburu
20 Keputusan tepat?
21 SAH!!!
22 Terlalu..?
23 Tempat kost
24 Selalu Menempel
25 Kekacauan dikafe
26 Memar
27 Rasa?
28 First Kiss
29 Sekolah
30 Teman Baru
31 Kuliah?
32 Kekacauan Malam
33 Meminta Izin
34 Sore Hari Dibalkon Kamar
35 California
36 California
37 Wanita Asing
38 Toko Buku
39 Memukulinya
40 Cemburu
41 Dia?
42 Diculik
43 Akhir?
44 Daminan
45 Terkurung lagi
46 Dia Datang!
47 Mad?
48 Permintaan Daminan
49 Jalan-jalan
50 Jalan-jalan 2
51 Hari Terakhir Daminan
52 Pengumuman
53 Kambuh?
54 Jebakan!
55 Jullie
56 Dara marah?
57 Sandiwara
58 Perubahan Sikap
59 Alasan Perubahan Sikap
60 Kenangan Darren
61 Pertanyaan
62 Manja
63 Tamparan
64 Menuduh
65 Susu
66 Kembali
67 Desa
68 Kampung
69 Pingsan
70 Ayah?
71 Wartawan
72 Come back
73 Cucu?
74 Sakit itu datang lagi
75 Bertingkah Kurang Ajar
76 Kebohongan Yang Terbongkar
77 7 months
78 Mengetahui Penyakit Itu
79 Amarah
80 Makan Malam
81 Malam Peresmian
82 Devan
83 Malam Yang Mengerikan
84 COMEBACK
85 Aldara
86 Tuan Muda Walton
87 Malam itu 1
88 Malam itu 2
89 Maafkan Aku
90 Kehancuran Ellard
91 Ester
92 Kembali Ke Pelukanku
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Like Daddy Like Son
3
Masuk Sekolah
4
You are mine
5
Bertengkar
6
Kedatangan Darren
7
Hukuman?
8
Pembalasan
9
Menyapu Halaman?
10
Sepotong Sandwich
11
Tes Konseling?
12
Menikah?
13
Terlihat Mirip!
14
Marah
15
Masalah Lagi?
16
Paksaan Menikah
17
Muslim
18
Guru Agama
19
Cemburu
20
Keputusan tepat?
21
SAH!!!
22
Terlalu..?
23
Tempat kost
24
Selalu Menempel
25
Kekacauan dikafe
26
Memar
27
Rasa?
28
First Kiss
29
Sekolah
30
Teman Baru
31
Kuliah?
32
Kekacauan Malam
33
Meminta Izin
34
Sore Hari Dibalkon Kamar
35
California
36
California
37
Wanita Asing
38
Toko Buku
39
Memukulinya
40
Cemburu
41
Dia?
42
Diculik
43
Akhir?
44
Daminan
45
Terkurung lagi
46
Dia Datang!
47
Mad?
48
Permintaan Daminan
49
Jalan-jalan
50
Jalan-jalan 2
51
Hari Terakhir Daminan
52
Pengumuman
53
Kambuh?
54
Jebakan!
55
Jullie
56
Dara marah?
57
Sandiwara
58
Perubahan Sikap
59
Alasan Perubahan Sikap
60
Kenangan Darren
61
Pertanyaan
62
Manja
63
Tamparan
64
Menuduh
65
Susu
66
Kembali
67
Desa
68
Kampung
69
Pingsan
70
Ayah?
71
Wartawan
72
Come back
73
Cucu?
74
Sakit itu datang lagi
75
Bertingkah Kurang Ajar
76
Kebohongan Yang Terbongkar
77
7 months
78
Mengetahui Penyakit Itu
79
Amarah
80
Makan Malam
81
Malam Peresmian
82
Devan
83
Malam Yang Mengerikan
84
COMEBACK
85
Aldara
86
Tuan Muda Walton
87
Malam itu 1
88
Malam itu 2
89
Maafkan Aku
90
Kehancuran Ellard
91
Ester
92
Kembali Ke Pelukanku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!