Dua minggu sudah Ellard berada di dalam mansion Walton. Dirinya tidak di perbolehkan keluar oleh Darren, dengan alasan penambahan hukuman.
"Tuan anda di tunggu di meja makan." Ucap Adam dari luar kamar Ellard.
"Tangan ku masih sakit Adam, aku akan berangkat besok saja!." Jawab Ellard dari dalam.
"Tuan Darren bilang jika anda tidak berangkat sekarang maka anda akan di daftarkan sekolah di rumah."
"Apa!!!, dasar Darren gila! katakan pada si pria tua itu aku akan keluar tiga puluh menit lagi!!." Teriaknya.
"Baik tuan." Jawab Adam lalu pergi dari depan pintu kamar Ellard.
****
"Bagaimana anak itu?." Tanya Darren sembari duduk di kursi meja makan.
"Tuan muda akan turun tiga puluh menit lagi." Jawab sambil Adam menundukkan kepalanya sebentar.
Darren mengangguk menjawabnya kemudian melanjutkan sarapannya.
Ting
Ellard keluar dari dalam lift dengan langkah malas, yang benar saja HIS? sekolah itu? ya ampun membayangkannya saja sudah membuatnya muak.
Sampai di meja makan ia menarik kursi dan mendudukkan dirinya disana . Melirik sekilas ke arah Darren yang sedang menikmati sarapannya tanpa melihat kearahnya.
"Dasar pria tua, dia membangunkan ku pagi-pagi buta seperti ini!." Gerutu Ellard pelan, dia diam saat para maid sibuk menyiapkan roti isi dan segelas jus untuknya.
Mereka sama-sama diam, dua puluh menit kemudian mereka selesai. Darren mengelap bibirnya lalu melihat ke arah anak semata wayangnya yang sedang minum.
"Aku tidak ingin ada panggilan dari sekolah karena kelakuan buruk mu." Ucap Darren serius sambil menunjuk putranya dengan jari telunjuknya.
"Aku tidak janji." Jawabnya lalu mengendong tas dibahu kirinya kemudian berdiri dan berjalan keluar.
"Brandal itu!!" Ucap Darren geram.
"Tuan, Kenric sudah ada di depan." Ucap Adam membuat Darren sadar, ia mengangguk lalu berdiri dan melangkah meninggalkan meja makan.
****
Ellard memakai kaca mata hitamnya sambil menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia tidak ingin terburu-buru masuk ke sekolah yang sudah ia hindari dari dulu.
HIS, Ellard dulu membujuk Darren agar dirinya tidak di sekolahkan di sana. Dengan segala bujukan Darren mengiyakan agar Ellard bersekolah di tempat lain selain HIS. Tapi usahanya dulu terbuang sia-sia, saat ini ia harus sekolah disana benar-benar menyebalkan.
Ellard membuka kaca mobilnya,lalu menghisap vape yang dia kalungkan di lehernya. Asap keluar dari jendela mobilnya. Mobil Ellard berhenti di lampu merah,ia kembali menghisap vapenya lalu menengok ke kanan dan kekiri.
Uhuk uhuk uhuk
Ellard tersedak vapenya sendiri saat menengok ke kiri terdapat mobil Darren yang berhenti tepat di sampingnya.
Walaupun kaca mobil yang di tumpangi Darren gelap dan tidak bisa terlihat dari luar. Ia yakin jika Daren dan Ken sedang memperhatikannya sedari tadi.
"Sialan!!." Umpat Ellard lalu menutup kaca mobilnya dan mengegas kendaraannya cepat saat lampu berubah hijau.
Ellard mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia menghindari mobil Darren jika sewaktu-waktu mobil itu menyalipnya. Tidak ada yang mustahil jika seseorang yang mengemudikannya adalah Kenric.Tapi saat melihat kaca ia tidak melihat mobil Darren dibelakangnya baru Ellard bisa bernafas lega.
"Sialan!!, apa lagi hukumanku setelah ini." Umpat Ellard sambil memukul-mukul kepalanya.
Bukan lebay tapi Darren melarang keras dirinya mengkonsumsi rokok apapun bentuknya. Entahlah ia tidak tau alasannya, padahal dirinya anak muda dan rokok adalah teman baiknya.
Mobil Ellard sampai di gerbang sekolah ternama Horace International School (HIS). Ellard mendengus kesal melihat jelas nama HIS yang terpampang jelas digedung sekolah itu. Sekolah yang ia hindari karena peraturannya sekarang ia harus menjadi muridnya.
Mobil Ellard terparkir di halaman sekolah, banyak siswa dan siswi bertanya-tanya mobil siapa yang baru saja masuk. Mereka menghentikan aktivitasnya hanya untuk menunggu sang pemilik mobil keluar.
Bagaimana mereka tidak penasaran? mobil yang di kendarai Ellard adalah mobil keluaran terbaru yang baru saja di resmikan satu bulan lalu. Harga lelang mobilnya juga tidak murah dan hanya keluarga Wilton yang berani mengatakan nominal yang tidak sedikit.
"Mobil siapa itu?."
"Ada murid baru ya?."
"Sepertinya, semoga saja dia pria. Agar banyak most wanted sekolah ini."
"Sepertinya plat mobil itu tidak asing ya?."
"Maksudmu?."
"Lihat lah plat mobilnya E1 L4 RD ."
"Iya benar siapa ya?."
Ellard masih berada di dalam mobilnya ia menatap malas para siswa dan siswi yang sedang berdiri tak jauh dari mobilnya. Sudah ada dalam pikirannya jika dia keluar akan seheboh apa sekolah ini. Seperti yang terjadi di sekolah lamanya. Mereka bagaikan lebah yang melihat bunga.
Ellard mengambil earphone lalu memakainya di telinganya, mencari lagu favoritnya dan menyetelnya dengan suara keras.
Perlahan Ellard membuka pintu mobilnya, saat pintunya terbuka ke atas Ellard keluar dari dalam dengan mengendong tas di bahu kirinya dan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.
Bertepatan saat Ellard keluar dari dalam mobilnya langsung terdengar suara riuh banyak siswi yang histeris kerena kehadirannya.
"Kyaaaa putra tunggal keluarga Walton!!."
"Ya Tuhan dia tampan sekali."
"Benar-benar pahatan wajah yang sempurna."
"Aku pernah melihatnya tapi lupa siapa namanya!."
"Ellard Graham Walton putra tunggal tuan Darren Levon Walton!!."
"Dia masuk HIS!!!."
Ellard berjalan santai ke ruang kepala sekolah, ia mensejajarkan dirinya pada seorang siswa yang terlihat acuh dengan kehadirannya.
"Wah lihat dua most wanted HIS jalan berdampingan!!."
"Mereka benar-benar sangat tampan."
"Dulu aku suka Devan tapi sekarang ada Ellard aku pindah haluan."
Mereka berdua tidak peduli dengan teriakan siswi-siswi di sana. Devan melirik sekilas ke arah Ellard lalu kembali menghadap lurus ke depan.
"Ternyata Devan Atletico juga jadi sasaran para lebah di sini." Ucap Ellard sambil terkekeh pelan.
"Mungkin kepopuleran ku disini akan turun karena kehadiran putra tunggal Walton." Jawabnya.
"Itu pasti tidak ada yang mengalahkan pesona Ellard Graham Walton." Ucapnya sambil mengusap rambutnya kebelakang.
Mungkin itu biasa menurut Ellard tapi para siswi langsung kembali histeris sampai ada yang pingsan karena tidak kuat melihat pesona Ellard.
"Omg mereka saling kenal!!!."
"Ya Tuhan ternyata mereka berteman!!, jika bisa memilih dua kenapa harus satu."
"Keluarga Atletico dan Walton adalah keluarga terpandang sangat mungkin jika mereka saling kenal."
Devan melirik malas kearah Ellard, "Kau membuat mereka bertambah gila." Ucapnya lalu meninggalkan Ellard.
Ellard berjalan menyusul Devan "Dmana ruang kepala sekolah?." Tanyanya.
"Lurus lalu belok kanan." Jawabnya.
Tanpa mengucapkan terimakasih Ellard langsung berjalan mendahului Devan. Melangkah dengan kaki panjangnya menuju ruang kepala sekolah.
*****
Ellard berjalan melihat ruang yang ia lewati, saat sampai di depan ruangan yang bertuliskan 'Principal's office HIS.' Ia langsung masuk ke dalam tanpa mengetuk pintunya.
"Tidak sopan sekali kau." Ucap kepala sekolah.
Ellard melihat kepala sekolah sedang berbicara dengan seorang gadis berhijab. Membuat Ellard mengeryitkan dahinya Kuno sekali gadis ini menurutnya. Ellard tidak bisa melihat wajahnya karena gadis itu membelakanginya dan sama sekali tidak menoleh padanya.
"Siapa namamu?." Tanya kepala sekolah.
"Ellard." Jawabnya singkat masih memandangi gadis berkerudung di depanya.
Kepala sekolah menggelengkan kepalanya saat melihat pria muda itu lalu membuka map data diri murid yang akan masuk HIS.
"Ah iya Dara kau ke kelas saja. Untuk materi olimpiadenya biar Bu Lily yang memberikannya." Ucap kepala sekolah itu menoleh ke arah Dara.
"Baik pak, saya permisi." Jawab Dara.
Ellard mematung saat mendengar suara halus gadis ini,sepertinya ia pernah mendengarnya tapi dimana. Saat gadis itu membalikan badannya dan akan melangkah keluar Ellard mencekal pergelangan tangannya. Karena Dara memakai baju lengan panjang tangan Ellard tidak menyentuh kulitnya. Tapi tetap saja hal itu membuatnya terkejut lalu melepaskan cekalan tangannya kasar.
"Maaf, tapi anda tidak sopan." Ucap Dara menunduk lalu pergi keluar.
Ellard yang baru pertama kali diperlakukan seperti itu langsung naik darah, ia merasa harga dirinya terinjak karena ditolak oleh seorang gadis. Diluar mereka merengek minta disentuh olehnya tapi gadis itu dengan kurang ajarnya ia berani melepaskan tanganya.
"Ellard Graham Walton?Putra tunggal keluarga Walton?." Ucap kepala sekolah ragu.
"Hm ada yang salah denganku." Jawabnya datar, hatinya masih kesal dengan perilaku gadis tadi.
"Tidak baiklah sekarang kau masuk ke kelasmu 12B."
Ucap kelapa sekolah.
"Gadis tadi dia kelas apa?." Tanya Ellard.
"Dia kelas 12A."
"Aku ingin masuk kelas itu."
"Kelas itu kumpulan anak-anak pintar HIS. Kau yakin akan masuk di kelas itu?."
"Apa kau meragukan ku!."
"Jaga sopan santun mu Ell ini sekolah barumu dan ayahmu sendiri yang bilang padaku agar memperlakukan mu seperti murid lainya."
"Jika kau ingin pindah kelas 12A kau harus mengikuti tes, jika berhasil maka aku sendiri yang akan mengantarkan dirimu ke kelas barumu." Lanjut kepala sekolah.
"Darren sialan." Umpat dalam hatinya.
"Jadi kapan tesnya?." Tanya Ellard.
"Kau serius mau pindah ke sana?."
"Cepat tidak perlu basa-basi."
"Besok." Jawab kepala sekolah.
"Oke." Ucap Ellard lalu pergi keluar.
Kepala sekolah hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah putra keluarga Walton.
*****
"Ada apa kenapa ribut-ribut?." Tanya Michel sambil bersedekap dada melihat para siswi yang sedang menggerumun sambil menggosip.
"Ya ampun kau belum tau?. Benarkah?!." Ucap Feli heboh.
"Ck. Cepat bilang saja ada apa?." Ucapnya malas, ia masih kesal semalam ditinggal begitu saja dihotel oleh pria menyebalkan yang selalu menjadi partner ranjangnya.
"Iya-iya ada siswa baru-." Ucapnya terpotong oleh ucapan Michel.
"Ohh tidak penting." Jawabnya acuh kemudian bersiap melangkah pergi dari sana.
"Chel kau pasti kaget siapa murid baru itu."
"Gue ngak peduli."
"Kau serius?." Ucap Feli menggoda membuat Michel membalikan badannya.
"Aku sama sekal-."
"Putra tunggal keluarga Walton." Ucap Feli langsung membuat Michel terkejut setengah mati.
Matanya melotot hampir saja keluar saking terkejutnya. Dia benar-benar tidak bisa berkata-kata otaknya tidak bisa bekerja.
Feli mengangguk "Benar, Ellard Graham Walton." Ucapnya memperjelas.
"Kau bercanda mana mungkin. Ellard bersekolah di sini. Ia sekolah di HS." Ucap Michel menyangkal.
"Kau tidak percaya?, sekarang Ellard berada di ruang kepala sekolah."
"Apa benar?." Tanyanya Michel kurang yakin.
Felisa mengangguk menjawabnya.
"Ya ampun apa aku sudah cantik? kenapa kau tidak memberitahuku dari tadi. Aku harus kesana, sudah lama aku ingin bertemu putra tunggal Walton ayah ku selalu saja gagal setiap mengajak tuan Darren makan malam bersama dan kali ini kesempatan untukku lebih dekat dengannya." Ucap Feli lalu berjalan meninggalkan Feli sambil merapikan rambutnya yang semula sudah rapi
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖
seharusnya tokohnya Dara dibuat lebih strong dan berani serta tegas jangan terlalu lembek gitu,apalagi berjilbab jgn sampai jdi korban bullying trs sm michel cs 😣😣😣
2022-02-18
2
Arin
ktnya kelas dara anak pinter"tpi kok si setan Michel pada nyruh dara ngerjain tugas,owh ap Krn anak orng kaya jdi pada males,mris bngt si nasib dara....semoga nanti ada yg liat dara ngerjani tugas orng lain biar pada tau rsa tuh
2022-01-14
0
Dewi Zahra
lanjut kak
2021-12-19
0