Ellard mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang berada di sekitarnya. Saat kesadarannya penuh ia mengedarkan pandangannya ternyata dia berada di dalam kamarnya.
"Sudah bangun kamu." Suara bariton tegas itu membuatnya menoleh.
"Hmm." Jawabnya saat Ellard ingin bangun ia merasa tangan kirinya mati rasa.
Ia mencoba mengerakkan tangan kirinya ia meringis saat merasakan panas di tangan kirinya.
"Tidak perlu kau paksakan." Ucap Darren.
"Kenapa?!." Tanya Ellard cemas.
"Sepertinya mulai sekarang kau akan cacat." Ucap Darren santai sambil bermain ponselnya lalu menyenderkan punggungnya ke sofa.
"WHAT!!!." Pekiknya terkejut.
"Kau gila! tidak mungkin." Ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.
"Terima saja takdir mu mulai sekarang." Ucap Darren lagi.
"Kau- awsss." Ellard bangun dari tidurnya sambil meringis kesakitan.
Ceklek
Ellard mendongak melihat siapa yang memasuki kamarnya. Ternyata dokter pribadi keluarga Walton sekaligus teman Darren.
"Paman Nike kanapa tangan kiriku tidak bisa di gerakan hah!." Ucap Ellard cemas.
"Hei tenanglah kau ini kenapa?, apa Darren tidak memberi tahumu?." Ucap Nike menengok ke arah Darren.
"Kenapa jangan membuatku cemas! aku tidak cacat bukan? ah bagaimana jika mereka tau Ellard yang sempurna ini sekarang cacat." Ucap Ellard.
"Dih narsis." Ucap Darren berdiri lalu pergi keluar.
"Paman." Ucap Ellard.
"Tenanglah tanganmu hanya retak dan dalam beberapa minggu ini bisa kembali seperti semula."
"Retak?." Ucap Ellard sambil berfikir.
"Ya,kau pikir apa?." Tanya Nike.
"Tapi Darren bilang-. ."
Nike menggelengkan kepalanya.
"Pria tua sialan!!!." Ucap Ellard keras.
******
Saat ini Frank dan Ellard sedang bermain game diponsel mereka.
Ellard mencak-mencak sendiri karena sejak tadi ia kalah bermain. Gara-gara tangan kirinya ini membuat pergerakannya tidak leluasa. Ada yang diuntungkan dengan itu, siapa lagi jika bukan Frank. Ah akhirnya setelah sekian lama dirinya bisa mengalahkan Ellard pikir Frank sambil tertawa keras dalam hati.
"Ahh damn!!." Umpatnya lalu membuang ponselnya.
"Haha terima saja kekalahan mu Ell."
Ellard hanya mendengus kesal kemudian melihat kearah tangan kirinya yang dibalut biocrepe. Kapan ini bisa segera sembuh? dirinya masih memiliki banyak agenda kedepannya pikir pria itu sambil menghembuskan nafasnya kasar
"Ell inget kau harus menganti motorku." Ucap Frank dengan wajah serius sambil mengangkat alisnya.
"Minta saja pada Ken." Jawabnya malas.
"Tapi-."
Ceklek
Darren dan Kenric masuk ke dalam kamar Ellard, Ken menutup pintunya sedangkan Darren duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya
"Siap-siap Ell kau akan disidang." Bisik Frank ditelinga Ellard.
"Sialan Lo."
"Kalau begitu paman Darren dan paman Ken, aku mau pamit pulang dulu." Ucap Frank lalu mengambil jaket kulitnya.
"Kenapa Frank bukankah ada yang harus kau bahas masalah motormu itu." Ucap Darren membuat Frank menggaruk kepalanya.
"I-ituu sepertinya tidak perlu paman."
Ellard tersenyum puas melihat ketidak relaan raut wajah Frank. Frankie memang anak orang kaya tetapi ibunya tidak memperbolehkannya menaiki motor karena itu akan membahayakan keselamatan anaknya. Frank mendapatkan motor itu dengan bekerja keras dengan menjadi anak mami selama dua bulan dan akhirnya ibunya setuju lalu memperbolehkannya membeli motor.
Tentu seorang Frankie yang dasarnya bad menjadi anak mami bukanlah sesuatu yang mudah.
Dan hal itu di jadikan bahan ancaman Ellard selama sebulan. Frank harus menuruti semua kemauan Ellard, seperti anak ayam ia menurut karena aib
terbesarnya ada pada Ellard.
Frank melangkah keluar dengan langkah gontai ia mengumpat Ellard di dalam hatinya.
Setelah kepergian Frank, Darren membuka suaranya membuat Ellard beralih menatapnya.
"Ell, Daddy ingin berbicara sesuatu yang serius padamu." Ucap Darren.
Baiklah jika sudah ada kata Daddy maka ini bukan main-main. Dan Ellard paling tidak suka hal seperti ini Daddy nya dengan raut wajah serius.
"Katakan." Ucal Ellard malas. Ia sudah menduga apa yang akan terjadi. Pasti tidak jauh dari masalah di sekolah dan kecelakaannya.
"Kau di keluarkan." Ucap Darren.
"Apa?!, beraninya sekolah itu-."
"Daddy sendiri meminta agar kau dikeluarkan."
"Kenapa!!." Ucapnya tidak terima.
Holding School (HS) merupakan sekolah ternama tapi tidak banyak peraturan yang ada lebih tepatnya Ellard sudah biasa melanggar peraturan itu. Jadi khusus untuknya peraturan hanya sebuah angin lalu dan guru-guru yang pada dasarnya sudah lelah hanya bisa pasrah dengan tingkahnya.
"Daddy akan memasukan kau ke HIS."
"Kau gila?!, aku tidak mau! peraturan sekolah itu ketat sekali, benar-benar menyebalkan." Ucapnya tidak terima.
"Itu yang aky cari agar kau merubah sikap berandal mu itu."
"Tapi-."
"Tidak ada bantahan ataupun penolakan dan selama masa sekolahmu kau tidak ku ijinkan mengendarai motor."
"Apa!!!." Ucap Ellard keras tidak terima, entah apalagi yang ingin Darren lakukan padanya.
"Kau harus berangkat mengunakan mobil jika kau menolak atau tetap mengendarai motor. Akan ku bakar semua motormu dan aku akan memberikan dirimu sopir pribadi."
"Yaampun kau benar-benar gila!! aku-."
"Kau mau mengunakan sopir pribadi?." Tanyanya.
"Natuurlijk wil ik niet, ik ga liever niet naar school."
(Tentu tidak mau, lebih baik aku tidak sekolah). Ucap Ellard kesal.
"goede beslissing."
(Keputusan yang bagus.)
"Oke sekarang kita kepermasalahan mu."
"Hmm." Jawab Ellard malas kali ini dirinya benar-benar kesal pada Darren.
"Kenapa kau berkelahi?." Tanya Darren. Ia ingin mendengar yang sejujurnya dari mulut putranya. Saat Ken akan memberitahu dirinya ia menolak ia harus tau permasalahan putranya langsung dari pengakuannya.
"Dia membicarakan diriku." Jawab Ellard.
"Kau hilang kendali hanya karena it-."
"Dan mommy." Ucapnya pelan.
Ucapan terakhir putranya membuat Darren bungkam dan mengepalkan tangannya.
"Kenapa tidak kau bunuh saja hah." Ucap Darren emosi.
"Aku akan membunuhnya tapi mereka datang di saat yang tidak tepat."
Darren menghembuskan nafasnya pelan ia harus bisa memendam emosinya ini bukan waktu yang tepat untuk marah. Ia akan mengurus orang yang sudah berani membicarakan tentang istrinya. Sekarang ia harus mengetahui semua masalah putranya dirinya harus menjadi pendengar dan penasihat yang baik untuk putranya. Mungkin??.
"Lalu kenapa kau mengatai gurumu?." Tanya Darren saat mulai mengontrol emosinya.
"Aku tidak mengatainya, memang benar jika ia bicara air liurnya terbang kemana-mana lalu apa salahku jika aku mengingatkanya."
Darren memijit pelipisnya Ellard benar-benar duplikat dirinya. Kenapa tidak ada sifat yang ditinggalkan oleh istrinya mungkin dengan begitu Darren bisa lebih bersabar.
"Lalu bagaimana dengan kau mengatainya belum menikah?. Kau tau itu kata keramat bagi orang yang belum memiliki pasangan." Ucap Darren tak habis pikir dengan putranya. Seorang guru ia katai seperti itu bagaimana jika orang lain?. Pikir Darren.
Ellard memutar bola matanya malas, kenapa ayahnya ini harus membicarakan masalah itu juga pikirnya.
"Benar bukan jika ia belum menikah? lalu salahku dimana?!."
"Salahmu membuat guru itu langsung kena mental dia malu dan langsung mengirimkan surat pengunduran dirinya." Ucap Darren.
"Benarkah? apa kau merasa bersalah?." Tanya Ellard.
"Ya, aku seperti gagal mendidikmu jika kau selalu seperti ini. Sudah berapa kali kau membuat kesalahan, aku membiarkan mu sekolah bukan untuk membuat kekacauan. Sekarang bagaimana nasib guru itu? bisa-bisa dia gila karena terlalu malu." Ucap Darren serius.
Ellard terdiam memikirkan perkataan Darren tapi ucapan selanjutnya membuat emosi pria tua itu meledak.
"Jika begitu nikahi saja guru itu." Ucap Ellard santai kemudian mengambil ponselnya.
Darren melotot bahkan bola matanya hampir saja keluar, apa benar ini anaknya?, Ia sudah bicara panjang lebar dan berekspresi sebaik mungkin tapi jawaban yang anak itu berikan benar-benar membuatnya kesal.
"Tapi kau harus selalu menggunakan helm jika berbicara padanya jika tidak wajahmu akan berembun."
"Kau gila?!, dasar anak beranda tidak tahu diri, kurang ajar!!." Ucap Darren kesal lalu pergi keluar dari kamar Ellard.
"Ya sama-sama aku juga membenci mu." Ucap Ellard sibuk bermain ponselnya.
Ken yang berdiri disana hanya menghembuskan nafasnya pelan, selalu saja seperti ini ayah dan anak itu tidak pernah akur.
"Saya pamit keluar tuan muda." Ucap Ken membungkukkan sedikit badannya kemudian melangkah keluar.
Ellard mengangguk pelan menjawabnya ia masih berkutat dengan ponsel di tangannya.
*****
"Aku ingin kau memberi pelajaran pada orang yang sudah membicarakan istri, Ken. Siapa dia berani membicarakan Della dengan mulut kotornya itu." Ucap Darren mengeram marah. Berbanding terbalik dengan Darren yang beberapa menit lalu di kamar Ellard.
"Dan apa kau sudah mencari siapa yang hampir menabrak putraku?."
"Suruhan saya sudah menangkapnya tuan." Jawab Ken.
"Beri dia pelajaran lalu masukkan kedalam penjara pastikan dia mendapat kurungan penjara dengan waktu lama. Ini hukuman karena ia tidak bertanggung jawab."
Ken menganggukkan kepalanya menjawabnya, tanpa Darren memerintahkannya ia pasti akan memberinya pelajaran.
"Lalu bagaimana dengan gadis yang menolong Ellard?."
"Saya sedang mencari identitasnya tuan, yang saya tahu dia bukan warga asli New York. Gadis itu mengenakan seragam HIS itu berarti dirinya bersekolah di sana." Jawab Ken.
"Apa karena itu kau menyuruhku memasukkan Ellard keHIS."
"Ya tuan." Jawab Ken.
"Kenapa tiba-tiba kau ingin Ellard dekat dengan gadis itu?." Tanya Darren penasaran.
Pasti ada maksud lain jika Kendrick sudah mengajukan pendapatnya dan itu selalu yang terbaik untuk keluarganya, pikir Darren.
"Anda akan tau jika sudah bertemu dengannya tuan, mungkin anda akan langsung menyukainya." Ucap Ken.
"Kau menyukai gadis belia Ken?."
"Tentu tidak tuan, hanya gadis itu akan mengingatkan anda pada seseorang." Jawab Ken.
"Siapa?." Tanya Darren.
"Anda akan mengetahuinya saat saya berhasil mengumpulkan informasi tentang gadis itu dan anda bisa melihatnya langsung."
Darren mengangguk menjawabnya.
*****
"Hari ini lelah sekali." Ucap Dara sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur.
Ia baru saja pulang dari kerja part timenya menjadi seorang pelayan restoran.
"Aku belum menyelesaikan tugas Feli, jika besok aku tidak menyelesaikannya pasti dia akan memarahiku." Ucap Dara lalu bangkit dari tidurnya dan membuka bukunya lalu mengerjakan tugas yang sebenarnya bukan miliknya.
"Sabar Aldara hujan pasti berlalu,kau hanya perlu bersabar. Kupu-kupu juga memerlukan waktu untuk bisa terbang bebas." Ucap Aldara pada dirinya sendiri.
"Kau punya Allah di sisimu." Ucapnya lalu lanjut menulis.
Bersambung...
surat Al-Baqarah ayat 214 yang artinya:
Apakah kamu mengira kamu akan masuk surga? Padahal belum datang padamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa kesulitan dan kesempitan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Siti Zulaeha
smbil nunggu up bc ulang maniinggglaah ra papa..
2022-02-01
0
Arin
kok karakter cweny lemah ya...
2022-01-14
0
Dewi Zahra
novelnya bagus hangat kak
2021-12-19
1