#3

Angkasa POV.

Aku membeli sebuah perusahaan besar di Australia untuk memperluas bisnisku.

Sebenarnya bukan hanya itu saja tujuanku.

Setelah berjuang selama 4 tahun lebih dengan gangguan mimpiku setiap malam dan hampir setiap minggu selalu berbicara dengan para psikolog-psikolog bodoh itu, akhirnya aku dapat menghentikan mimpi-mimpiku itu, mimpi tentang wanita itu.

Aku melihat ponselku, melihat sebuah sebuah foto yang menampilkan seorang gadis melihat ke arah menara Eiffel. Siapa wanita ini?

Aku melihat sebuah kafe dengan pengunjung yang memenuhi setiap meja. Padre Cafe.

“Berhenti.”

Perintahku kepada Charles, asisten pribadi yang membawa mobilku.

Aku turun dari mobil, membuka pintu kaca yang menghubungkan kafe di depanku dengan jalanan di Royal Arcade, South Melbourne Market.

Aroma minuman kesukaanku beberapa akhir ini membuat hidungku menghirup dalam aromanya. Matcha latte.

Aku berdiri di depan kasir melihat menu-menu yang ditampilkan kafe ini untuk mencari tulisan matcha latte.

“Saya pesan matcha latte.” Ucapku tanpa melihat seorang kasir di depanku.

Tidak ada jawaban dari kasir itu membuatku melihat dengan malas seorang wanita yang menggunakan celemek berwarna hijau tua dengan rambut panjang yang diikat menjadi satu.

Mata itu, mata yang tiba-tiba membuat perasaan menjadi aneh. Perasaan apa ini.

Sampai salah satu temannya menyikut tubuh wanita di depanku yang membuatnya sedikit terkejut begitupun dengan ku.

“Apakah anda tuli?” Bentakku membuat wajahnya menunduk takut. “Ma…maaf Tuan, anda mau pesan apa?” Tanyanya dengan suara serak.

“Saya ingin memesan matcha latte.” Ucapku. “Ba…baik.”

Setelah membayar, aku berlalu meninggalkannya untuk mengambil pesanan ku, tetapi pandanganku tidak henti-hentinya melihatnya yang sedang sibuk mengerjakan pesanan ku. Lihat aku, aku ingin melihat

mata itu lagi.

Dia menyerahkan cup plastik minuman pesanan ku. “Silahkan, Tuan.”

Aku melihat mata itu lagi dan bibir mungil berwarna merah muda yang membuat tubuhku tiba-tiba menjadi panas dengan seketika.

Mengambil minumanku dan pergi meninggalkannya, aku tidak tahu kalau aku tidak segera pergi entah perbuatan asusila seperti apa yang akan aku lakukan kepada wanita itu.

Aku masuk ke dalam mobil dengan cup plastik yang aku pegang erat, aku ingin merasakan kehangatan kulitnya.

“Jalan.” Perintahku.

Mobil berjalan meninggalkan kafe itu, hanya saja sepanjang perjalanan aku selalu memikirkan wanita itu, mata itu, bibir itu dan bahkan bekas genggaman tangannya pada cup

plastik ditanganku membuatku gelisah.

“Sial, siapa wanita itu.” Gumamku kesal.

Mobil berhenti di depan salah satu gedung pencakar langit di Australia.

“Kita sudah sampai, Tuan.” Ucap Charles salah satu asisten pribadi kepercayaanku sekarang.

Saat hendak turun, pikiranku masih memikirkan wanita kafe itu, bahkan tatapan mataku tidak henti-hentinya melihat tulisan tangan “Tuan Angkasa.” Pada cup ku.

“Kembali ke kafe tadi.” Ucapku.

“Tapi, Tuan. Kita ada punya banyak meeting hari ini dengan investor baru.”

“Apa aku harus mengulanginya lagi, Charles Atau memang kamu sudah tidak berkompeten untuk menjadi asisten pribadiku?” Ucapku dengan tatapan tajam, membuatnya hanya dapat menganggukkan kepalanya. “Baik, Tuan.”

“Pindahkan semua jadwal meetingku besok, semuanya.” Perintahku.

Mobil berjalan kembali sampai berhenti di depan kafe. Cup yang berisi matcha latte buatannya selalu aku pegang, aku tidak ingin melepaskannya seolah ini adalah barang paling berharga yang aku miliki.

Aku turun dari mobilku, tetapi saat ingin membuka pintu kaca itu lagi. Aku merasa ragu. Ada apa dengan dirimu Kassa? Apa karena wanita itu membuatmu menjadi orang yang sangat bodoh sekarang.

Aku membalikkan tubuhku lagi untuk kembali ke mobil, tetapi aku merasa ragu kembali. “Aku akan mencari tahu siapa wanita itu.” Gumamku kecil.

Bruk!!!

Aku menabrak seseorang saat berbalik lagi, sehingga menumpahkan matcha latte berhargaku, membuatku ingin sekali membunuh orang di depanku ini sekarang.

“Maafkan saya, ini salah saya karena terburu-buru.” Ucapnya.

Aku melihat tubuhnya yang kecil dengan raut wajah yang terlihat merasakan banyak sekali kesedihan.

Aku ingin sekali memeluknya.

“Kamu lagi, selain tuli apakah kamu menjadi orang buta sekarang.” Ucapku yang sama sekali tidak sejalan dengan hatiku sekarang.

Dia menatapku lagi dengan mata dan bibir merah mudanya yang sedikit terbuka.

“Apa kamu memang sengaja untuk menggodaku.” Kataku.

Ya aku tergoda sekarang.

“Maaf, saya tidak…”

Aku segera pergi meninggalkannya dan masuk ke dalam mobilku. Ada apa denganku.

Aku melihatnya berlari kecil. “Ikuti wanita itu.” Perintahku kepada Charles.

Mobil kami mengikuti wanita itu secara diam-diam sampai dia berhenti di seberang jalan.

Dia melambaikan tangannya kepada seorang anak kecil yang digendong oleh seorang laki-laki. Apa itu suami dan anaknya?

Setelah itu mereka masuk ke dalam mobil dan aku masih mengikutinya, sampai mereka berhenti di sebuah restoran.

Laki-laki yang bersamanya itu sepertinya merupakan orang terkenal, karena banyak sekali orang-orang yang meminta fotonya.

“Charles cari tahu tentang laki-laki itu dan wanita itu.” Ucapku yang dijawab anggukan oleh Charles.

Aku merasa Charles seperti menyembunyikan sesuatu, dia terlihat terkejut melihat wanita itu saat bertabrakan denganku di depan kafe.

Setelah kurang lebih satu jam, mereka keluar dari restoran dan pergi menuju ke sebuah bangunan berlantai dua. Apa ini tempat tinggal mereka?

“Charles kita pulang.” Kataku, aku melihat lekat wanita itu saat mobil yang dikendarai Charles melewatinya sampai bayangannya benar-benar hilang dari pandanganku.

Aku sampai di apartemenku 30 menit kemudian, menghempaskan tubuhku lalu memejamkan mata.

Ponselku berdering menampilkan sebuah notifikasi email yang dikirimkan oleh Charles.

Aku membuka ponselku dan melihat lampiran yang dikirimkan Charles.

Aku membaca data diri wanita itu. Sarah Gibran.

“Wanita ini berasal dari Indonesia dan hanya lulusan SMA?” Gumamku.

Selebihnya dalam informasi yang dikirimkan Charles tidak ada yang berarti.

“Mengapa seorang wanita yang hanya lulusan SMA bisa sampai berada di negara orang seperti ini, bahkan tidak memiliki keluarga atau saudara sama sekali disini.”

“Langit. Apakah anak ini adalah hasil pernikahannya dengan pria itu.” Ucapku kepada diri sendiri.

Aku membaca data diri dari pria itu. Dave Franco.

Seorang model ternama di Australia dan belum menikah. “Belum menikah? Apa wanita ini adalah simpanannya?” Tanyaku heran.

Aku tertawa kecil di dalam kamarku yang sunyi. Sarah Gibran, Kamu wanita yang menarik.

***

Pagi-pagi sekali aku sudah duduk di sudut meja kafe, mengabaikan pandangan penuh minat dari semua pengunjung kafe ini bahkan para pelayan yang berbisik dengan menatapku.

Kemana wanita itu? Apa dia kelelahan setelah melayani pria itu.

Kemarahanku tiba-tiba saja memuncak, entah mengapa aku sangat tidak suka melihat wanita itu berada dekat dengan pria itu, ingin sekali aku menyarangkan satu buah peluru ke tengkorak kepala pria yang bernama Dave itu.

Matcha latte yang kemarin sempat aku rasakan tidak seenak lagi seperti kemarin. Aku melirik jam tanganku.

“Sudah hampir satu setengah jam aku menghabiskan waktuku hanya untuk menunggu wanita itu.” Ucapku dengan kesal.

Aku berdiri dari tempatku duduk dan mendekati meja kasir tempat wanita itu kemarin berdiri.

“Ada yang bisa saya bantu, Tuan?” Tanya seorang pria dengan gerakan lembut dan suara yang di buat aneh.

“Kemana wanita yang kemarin disini?” Tanyaku langsung.

“Hmm maksudnya Sarah, Tuan?” Tanyanya.

“Iya.”

“Sarah hari ini izin tidak masuk kerja, Tuan.” Ucapnya membuatku mendengus kesal. Sial.

Aku langsung melangkah pergi, membuka pintu kaca kafe dengan kasar. Memasuki mobil dengan pintu yang telah dibuka oleh Charles. “Jalan.” Ucapku membuat Charles langsung melajukan mobilnya meninggalkan daerah South Melbourne Market.

Pikiranku masih memikirkan wanita itu, tidak bertemu dengannya pagi ini membuat perasaanku menjadi tidak tenang, sampai tidak terasa mobil sudah berhenti di sebuah bangunan besar tempatku akan melakukan sebuah meeting dengan salah satu investor baruku.

BERSAMBUNG.

Terpopuler

Comments

🏕V⃝🌟🍾ᚻᎥ∂ ᶢᵉˢʳᵉᵏ 💃V@X💃

🏕V⃝🌟🍾ᚻᎥ∂ ᶢᵉˢʳᵉᵏ 💃V@X💃

ok skrng mulai mengerti angkasa berarti hilang ingatan ya bang

2021-07-02

0

Christine Noven Dwisofia

Christine Noven Dwisofia

semangat thor uploadnya💪saya setia menunggu sampai ceritanya tamat...hehe dari awal, sampai lari ke novel ini, karna memang ceritanya seru untuk dibaca👍jadi tidak sabar nunggu ke lanjutannya thor.

2021-07-02

1

Bell

Bell

lanjut thor.semangat

2021-07-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!