Hengky Adiva

Akhirnya Reyna kini tengah dihukum untuk membersihkan buku diruang perpustakaan sekolah. Perpustakaan yang begitu besar dan debu dimana-mana.

Reyna mendengus kesal, memperhatikan beberapa tumpuk buku diatas sana, perlahan ia menaiki tangga yang sengaja dipersiapkan bagi siswa-siswi ketika hendak mengambil buku yang lebih tinggi. Sambil membersihkan debu kotor yang semakin menebal, Reyna mengumpat dan bergumam dengan kekesalan yang ia rasakan saat ini.

"Dasar guru magang tengil, pak Nugroho aja nggak pernah hukum aku segini beratnya. Eh dia malah sok-sokan jadi pahlawan kesiangan" ujarnya dengan penuh kekesalan, tiba-tiba kaki tangga yg ia naiki bergoyang dengan cepat.

"Aaaaaaaaahhh!!aduh sakit"

Debug..

Debug...

Suara buku berjatuhan, menerpa tubuh Reyna yang kini telah terduduk di lantai, dengan beberapa buku yang menimpa tubuhnya.

"Ada apa ini Reyna!?" teriak bu Alin sang penjaga perpustakaan sambil menghampiri Reyna.

"Aelah buk, gak liat ya saya baru jatuh, lagian siapa suruh naruh buku diatas sana, mana tinggi tinggi sekali, kiri kanan kulihat saja, eehhh ngapa kok malah nyanyi ya ?" kata Reyna sambil menepuk jidatnya.

"Hadeeehhh Reyna.. Reyna, ceroboh sekali kamu, untung yang kamu jatuhkan hanya beberapa buku, coba kalau satu rak buku ini jatuh menimpa kamu, bisa-bisa ibu mengundurkan diri dari sini" kata bu Alin sambil menghela nafas.

"Lah kok ngundurin diri buk, gak nyambung banget".

Elak Reyna dengan pandangan yang penasaran.

"Ya iyalah, ibu nggak mau dihantui arwah mu yang gentayangan, mana mati pas dihukum lagi, kalo arwahmu tiap hari datang bagaimana?"

Ujar bu Alin dengan ketakutan.

"Wahhh sadis banget ekspetasinya."

Kata Reyna sambil menatap bu Alin keheranan.

"Yasudah, cepat kamu bereskan ini semua" suara bu Alin langsung diberi anggukan pasrah dari Reyna.

Teng Teng Teng...

Suara bel berbunyi diikuti kerumunan siswa-siswi yang kini keluar dari kelas mereka masing-masing.

"Yes! istirahat"

Teriak Reyna kegirangan.

"Ssstttt, dilarang brisik disini" kata seorang cowok yang pakai kacamata di balik rak. Ia bahkan mengabaikan peraturan untuk tidak berisik pada waktu memasuki wilayah peraturan. Masalahnya ia terlalu girang hingga membuat dirinya acuh tentang segala hal.

Reyna seolah tak perduli dan sesegera mungkin hendak keluar dari sana. Rasa laparnya mengalahkan kekesalannya yang sempat ia rasakan sebelumnya, belum lagi penat yang ia rasakan saat harus merapikan buku-buku setinggi bukit yang menyiksa jiwa dan raganya.

"Mau kemana kamu Rey?" suara itu menghentikan langkah Reyna seketika. Ditolehnya wajah cantik penjaga perpustakaan dengan tubuh seksi terbalut oleh seragam putih dan hitam roknya.

"Makan buk, kan udah jam istirahat" jawab Reyna dengan wajah polosnya, langkahnya yang semula ingin keluar dari ambang pintu terhenti kembali saat wajah garang bu Alin menatap Reyna dengan serius.

"Kata siapa kamu boleh keluar dari sini, cepat selesaikan hukuman kamu sekarang! wali kelas kamu sudah berpesan pada saya untuk tidak melepaskan kamu dari hukuman sebelum kamu kapok."

Suara bu alin pelan namun penuh penekanan, membuat Reyna mengerutkan kening, memohon pada wanita sang penjaga perpustakaan itu.

"Tapi buk."

"Lebih cepat lebih baik Reyna."

Ujar bu Alin lagi, dengan terpaksa dan langkah malas ia menuruti perintah bu Alin.

***

"Pak ke kantin yuk."

Ajak salah satu siswi kepada Yasya membuat pria itu menggeleng pelan sembari merapihkan bukunya setelah usai mengajar di kelas X IPA II.

"Tidak, terimakasih, saya masih harus membawa laporan ini kepada

Pak nugroho, lain kali saja ya" kata Yasya dengan senyum ramahnya

"Emmm beneran lo pak, saya harap bisa makan siang bareng bapak besok."

Ujarnya dengan genit lalu meninggalkan pria itu, membuat Yasya menggeleng sembari memutar bola matanya.

Pria itu bahkan mengabaikan tatapan para siswi yang menjurus padanya. Memang pesona pria itu tidak dapat ditolak oleh gadis manapun. Mengingat usianya yang masih muda dan juga wajahnya yang tampan rupawan bak artis korea yang magang di SMA Pelita Bangsa seperti drama Korea dadakan.

"Siang pak!" sapa satu siswi sembari menunduk malu-malu, membuat Yasya tersenyum dan mengangguk pertanda membalas.

"Hallo pak Yasya" sapa siswi lain sembari melambaikan tangan pada pria itu.

"Wahhh pak yasya" sahut siswi lain dibalik jendela kelas.

"Ganteng banget!"

"Eh liat tuh, itu guru magang jelas X IPA II ya? namanya siapa? comblangin dong? gw pengen jadi ceweknya" bisik salah satu siswi yang masih bisa ia dengar meski hanya samar-samar. Langkahnya bahkan acuh tak memperdulikan pandangan disekitarnya yang menjurus padanya seolah menghaturkan kekaguman pada sosok tampannya.

Hari ini adalah hari pertama Yasya magang disekolah SMA Pelita Bangsa. Ia menyerahkan data siswa kepada pak Nugroho sembari berbasa-basi ringan dengannya perihal KBM SMA Pelita Bangsa, tiba-tiba terdengar suara ponsel berbunyi dari dalam saku celana yang pria itu kenakan.

"Eh, permisi sebentar pak" pamit Yasya sembari melangkah agak sedikit menjauh dan segera mengangkat panggilan itu.

"Oh iya, silahkan" balasnya.

"Halo?" kata Yasya menyapa seseorang disebrang sana.

"Halo sayang, sudah makan siang belum? kita makan sama-sama yuk, hari ini kan hari pertama kamu kerja, sambil kamu ceritain pengalaman kamu itu" suara lembut dari sebrang sana membuat Yasya merasa sedikit lebih lega. Membuat pria itu kembali semangat lagi setelah beberapa saat dirundung kebosanan saat pertama kali datang ditempat magang yang terasa asing baginya.

"Oke, tapi istirahatnya hanya berlangsung setengah jam sayang, kita makan diluar sekolah ku yuk, yang dekat dengan lokasi magang ku, bagaimana?" tanyanya lembut sembari tersenyum sumringah yang menambah tampan wajahnya.

"Em oke, aku kesana sekarang, bye" jawabnya dengan ceria. Sepertinya mereka berdua sudah tak sabar lagi hendak bertemu. Meski sepasang kekasih itu tak pernah absen untuk jalan berdua sepanjang hari ditengah lengangnya kegiatan mereka masing-masing.

Sesampainya di cafe dekat sekolah.

tidak butuh waktu lama pacar Yasya sudah datang menghampirinya. Dengan wajahnya yang cantik dan rambutnya merah digerai ia menghampiri Yasya dengan senyuman mengembang.

"Sayang" panggilnya manja dan langsung duduk didepan pria itu.

Beberapa orang melirik mereka, pasangan yang biasa menjadi perbincangan karena mungkin mereka beranggapan mereka adalah pasangan yang cocok. Seorang pria tampan dengan kekasihnya yang cantik dan seksi.

Ya, begitulah anggapan pasang mata yang seringkali melirik kemesraan mereka ditempat umum. Pasangan yang membuat iri para makhluk jomblo ataupun hubungan kekasih yang tidak se-mesra mereka.

"Syahbila...akhirnya kamu datang juga, mau pesan apa?" tanya Yasya sembari menyodorkan buku menu pada gadis itu.

"Em yang ini aja deh noddle salted egg" katanya sembari tersenyum ceria.

Setelah selesai makan dan berbincang-bincang tentang pengalaman pertama Yasya hari ini, mereka pun bergegas masing-masing untuk kembali menjalankan kegiatan mereka.

***

teng teng

"Akhirnya pulang juga"

Suara lega Reyna sambil meregangkan tubuhnya, dia segera bergegas menuju kelas dan mengambil tasnya. Wajahnya lega meski sedikit pucat membuatnya tampak seperti tak bernyawa.

"Reyna!"

Panggilan suara maskulin dari belakangnya membuat Gadis itu menoleh dengan tatapan malas.

"Apa?" jawabnya datar setelah membalikkan badan.

"Kamu darimana saja?" tanya Yasya mengintimidasi, membuat gadis itu menatap tajam wajah pria tampan yang kini menjadi guru magang dikelasnya.

Mungkin wajahnya memang tampan, tapi Reyna tidak tertarik sama sekali dengan penampilannya. Malahan dia semakin kesal akan hukuman yang ia terima hari ini. Benar-benar keterlaluan menurutnya, jangankan pelajaran yang sama sekali tidak ia ikuti seharian, makan saja dia tidak bisa.

"Apa bapak lupa? bapak kan yang hukum saya tadi" ucapan Reyna datar dan langsung pergi tanpa pamit. Membuat pria itu mengernyitkan dahinya.

"Kok gue bisa lupa ya? apa jangan-jangan gue udah mulai pikun" gumam Yasya pelan.

Reyna berjalan lunglai melewati lorong yang kosong, wajahnya pucat sekali. Seperti gadis yang kelaparan tidak makan beberapa tahun belakangan ini.

"Ohh" lenguhnya dan tanpa sadar dia terjatuh kelantai.

"Sial" gumam Reyna sembari mengumpat tak karuan.

Dia merangkak dan bersandar di kursi yang berada tak jauh dari tubuhnya saat ini, dia terus memegangi perutnya yang sedari tadi menyiksanya. Bahkan saking laparnya suara bak gemuruh sepertinya sudah bosan dengan kelaparannya yang melanda.

"Reyna!" suara seorang lelaki memanggilnya dan langsung berlari menghampirinya.

"Kamu kenapa Rey?" tanya Hengky salah satu teman gadis itu.

"Aku, aku gak apa-apa kok" jawab Reyna dengan lemas dan masih menatap santai sahabatnya itu.

"Gapapa gimana? orang kamu aja udah kaya mayat hidup gini kok, ayo cepet, aku gendong"

ujar Hengky sambil pindah posisi didepannya dan hendak menggendong dari belakang. Namun Reyna menggeleng sembari membelalakkan matanya yang semakin terlihat matanya yang semakin besar.

"Ky, mau apa kamu?" tanya Reyna tampak ragu. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari menatap Hengky yang kini terlihat kekeuh dengan keputusannya.

"Udah nggak usah banyak nanya cepet!" dengan terpaksa Reyna menuruti paksaan dari Hengky dan naik dipunggung pria itu. Menggendongnya sampai parkiran.

Hengky kemudian membawa gadis itu keluar dari sekolah dan memboncengnya dengan motor besar miliknya.

"Ky, anterin aku pulang aja ya" kata Reyna masih lemas seraya merengek memegangi kain punggung Hengky.

"Kita makan dulu, baru nanti aku antar kamu pulang oke" kata Hengky meyakinkan, Reyna hanya diam dan pasrah, menikmati hembusan semilir angin ditengah laju motor besar Hengky ditengah panasnya dan macetnya ibukota kala itu.

Terpopuler

Comments

Yucaw

Yucaw

sepi amat komennya..sejauh ini bagus menurut ku

2022-04-18

0

Dianherlina Siswoyo

Dianherlina Siswoyo

bagus

2022-03-02

0

Jumini Bsi Ijum

Jumini Bsi Ijum

cerita nya keren

2019-12-05

0

lihat semua
Episodes
1 Hari pertama guru magang
2 Hengky Adiva
3 Flashback: Bullying
4 Pertemuan singkat
5 Abang ku, Reyhan Malik
6 Trauma
7 Kantor polisi
8 Perasaan yang Nyaman
9 Senyumku dan Tangisku
10 Kecelakaan
11 Perasaan yang bimbang
12 Hancur
13 Prom night
14 Setelah malam prom
15 Ada apa dengan Reyna???
16 Reyna diusir
17 Satya Mahendra
18 Zayn dan Reyhan???
19 Ciuman Hangat
20 Biografi singkat pemeran
21 My teacher is my love
22 Keyla
23 Malam yang dingin ditengah kehangatan pelukanmu
24 Hari Minggu untuk piknik kecilku
25 Semangat untuk Reyna
26 Luka yang terbuka kembali
27 Rapuh
28 Konspirasi
29 Rona dipipinya
30 Gadis yang kuat
31 Zayn Iryasya
32 Cemburu itu cinta
33 Hari pertama untuk ujian
34 Perasaan ku tak sekuat baja
35 Jangan biarkan ketakutan menguasai dirimu
36 Gadis yang selalu menjadi kebanggaan
37 Angin laut yang romantis
38 Dendam
39 Apa yang salah??
40 Sakit
41 Sepucuk surat untuk Reyna
42 Kelemahan yang sesungguhnya
43 Sebuah kesempatan
44 Kejutan besar
45 Pertunangan
46 Hati yang tersakiti
47 Antara perasaan dan logika
48 Reynaldi dan hatinya
49 Ternyata aku hanya sebatas bayangan
50 Pengorbanan
51 Sebuah hati
52 Reyna gadis tercantik di dunia
53 Kenyataan pahit
54 Flashback: kenyataan yang menyakitkan
55 Pindah
56 Kebimbangan hati
57 Senyum palsu
58 Superman dan Sang Peri
59 Hengky dan Keyla
60 Persahabatan yang hilang
61 Cinta yang terungkap
62 Ketika cinta datang untuk bersemi
63 Flashback: Konspirasi Keyla
64 Karena sebuah perasaan
65 Ketika tiada yang berpihak
66 Karena Kamu adalah kenyamanan
67 Menjagamu selamanya
68 Bayangan itu seperti setahun lalu
69 Hati untuk Papa
70 Sebuah Akhir dari Kehidupan
71 Bagian dari akhir
72 PERHATIAN!!!!!
73 KARYA BARU
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Hari pertama guru magang
2
Hengky Adiva
3
Flashback: Bullying
4
Pertemuan singkat
5
Abang ku, Reyhan Malik
6
Trauma
7
Kantor polisi
8
Perasaan yang Nyaman
9
Senyumku dan Tangisku
10
Kecelakaan
11
Perasaan yang bimbang
12
Hancur
13
Prom night
14
Setelah malam prom
15
Ada apa dengan Reyna???
16
Reyna diusir
17
Satya Mahendra
18
Zayn dan Reyhan???
19
Ciuman Hangat
20
Biografi singkat pemeran
21
My teacher is my love
22
Keyla
23
Malam yang dingin ditengah kehangatan pelukanmu
24
Hari Minggu untuk piknik kecilku
25
Semangat untuk Reyna
26
Luka yang terbuka kembali
27
Rapuh
28
Konspirasi
29
Rona dipipinya
30
Gadis yang kuat
31
Zayn Iryasya
32
Cemburu itu cinta
33
Hari pertama untuk ujian
34
Perasaan ku tak sekuat baja
35
Jangan biarkan ketakutan menguasai dirimu
36
Gadis yang selalu menjadi kebanggaan
37
Angin laut yang romantis
38
Dendam
39
Apa yang salah??
40
Sakit
41
Sepucuk surat untuk Reyna
42
Kelemahan yang sesungguhnya
43
Sebuah kesempatan
44
Kejutan besar
45
Pertunangan
46
Hati yang tersakiti
47
Antara perasaan dan logika
48
Reynaldi dan hatinya
49
Ternyata aku hanya sebatas bayangan
50
Pengorbanan
51
Sebuah hati
52
Reyna gadis tercantik di dunia
53
Kenyataan pahit
54
Flashback: kenyataan yang menyakitkan
55
Pindah
56
Kebimbangan hati
57
Senyum palsu
58
Superman dan Sang Peri
59
Hengky dan Keyla
60
Persahabatan yang hilang
61
Cinta yang terungkap
62
Ketika cinta datang untuk bersemi
63
Flashback: Konspirasi Keyla
64
Karena sebuah perasaan
65
Ketika tiada yang berpihak
66
Karena Kamu adalah kenyamanan
67
Menjagamu selamanya
68
Bayangan itu seperti setahun lalu
69
Hati untuk Papa
70
Sebuah Akhir dari Kehidupan
71
Bagian dari akhir
72
PERHATIAN!!!!!
73
KARYA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!