Keesokan harinya Kei bangun lebih dulu dari Ken, ia melihat Ken tidur di sampingnya. Kei menelusuri wajah tampan Ken dengan jari jemarinyanya.
"Pria tampanku" ucapnya lembut.
Seketika kei terkejut ketika ken tiba-tiba membuka matanya "Kamu ngapain Kei?" tanya Ken sambil tersenyum melihat kekasihnya salah tingkah.
"Kamu mengagetkanku saja" Kei bersembunyi di balik selimut.
"Mengapa di tutup? aku sudah melihatmu sepanjang malam" Ken menarik selimut yang menutup wajah Kei.
"Aku malu Ken, aku belum cuci muka" Kei mempertahankan selimutnya namun Ken menariknya dan membuang sembarang sehingga Kei menutup wajahnya dengan telapak tangannya.
"Kamu tetap cantik dalam keadaan apa pun sayang" Ken menyingkirkan tangan Kei kemudian ia mendekatkan wajah ke wajah Kei, memberikan kecupan manisnya di bibir Kei.
"Besiaplah, hari ini kita mau ke percetakan dan mencari booth container" Ken beralih mencium kepala Kei, kemudian meninggalkan kamarnya.
Sesaat Kei tersenyum dengan perlakuan manis Ken kemudian ia beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, saat selesai mandi ia baru ingat lupa membawa handuk.
'Astaga aku lupa mengambil handuk' gumam Keiza.
Dengan tubuh yang masih basah Keiza keluar dari kamar mandi.
Ceklek...
Ken membuka pintu kamarnya, kemudian masuk ke dalam. Ken melihat tubuh polos Keiza tanpa sehelai benang pun keluar dari kamar mandi.
Sesaat Ken menikmati pemandangan indah di depan matanya, kemudian ia mengambil handuk di lemarinya dan menghanduki tubuh kekasihnya, Keiza hanya terdiam membiarkan Ken mengelap tubuhnya yang basah.
"Ini bajumu yang kemarin sudah bersih"
"Terima kasih ya sayang" ucap Kei.
Ken menganggukan kepalanya kemudian keluar dari kamarnya, ia menunggu Kei sarapan di ruang makannya.
Usai sarapan ken dan kei bersiap mencari booth container dan mencetak banner, sebelum berangkat Ken memakaikan Kei hoodie agar Kei tidak kepanasan, tidak lupa juga ia memakaikan Kei helm di kepalanya agar aman.
"Thank you baby" Kei mengecup bibir Ken kemudian ia duduk di belakang Ken dan memeluknya.
Tiga hari kemudian setelah booth dan banner siap, Ken dan Kei memulai usahanya. Mereka berjualan tidak jauh dari kampus, sehingga tidak mengganggu jam mata kuliah lainnya yang tetap mereka harus ikuti.
Semula mereka hanya mematok laba 35% dari modal yang mereka keluarkan, namun seiring banyakanya permintaan yang masuk mereka berdua pun menambah jumlah porsi penjulannya sehingga laba yang di dapatkan pun lebih banyak.
"Ken, bagaimana jika usaha ini kita teruskan saja. Aku pikir usaha ini cukup menjanjikan" ucap Kei.
"Tapi kita tidak punya waktu banyak sayang."
"Kita bisa bayar orang untuk menunggu boothnya dengan begitu kita tetap bisa kuliah, lagi pula jika kita membayar orang untuk menjaganya maka waktu penjualannya lebih lama dan jumlah porsinya bisa lebih banyak, dan kita bisa juga mengurangi angaka pengangguran. Ya walaupun hanya satu atau dua orang hahaha... Bagaimana?"
Setelah berfikir akhirnya Ken pun setuju dengan usulan yang di berikan kekasihnya, sebagai modal awal usaha mereka, keduanya patungan dari uang tabungan pribadi mereka berdua.
"Kita rintis bersama ya sayang" ucap Ken.
Kei tersenyum menganggukan kepalanya, ia percaya jika usaha yang di jalani bersama kekasihnya ini bisa menjanjikan untuk masa depan mereka berdua.
Tiba di hari mereka presentasi mereka berdua mampu mempresentasikan usahanya dengan baik dan mereka juga mampu menjawab pertanyaan yang datang baik dari dosen maupun dari teman-temannya dengan detail sehingga mereka berdua mendapatkan nilai sempurna.
Hampir satu bulan sekali mereka berinovasi dengan menambah menu baru. Dengan seluruh tabungan yang mereka punya, mereka menambah modal usaha mereka untuk menambah beberapa booth yang mereka taruh di wilayah lain seperti di wilayah Sleman, Bantul dan Kulon Progo.
Siapa sangka berawal dari tugas kuliah, kini usaha tersebut menjamur, mereka memiliki ratusan booth yang tersebar di seluruh Pulau Jawa dan Sumatera, dengan omset ratusan juta perbulan mereka bisa membeli unit apartement dan sebuah mobil.
Dari hasil usaha tersebut mereka juga dapat mempersiapkan acara pernikahan yang rencananya akan di gelar pekan depan, semua persiapannya sudah 95% siap, namun sayangnya harus batal begitu saja, lantaran Zee tengah mengandung anak Alex sehingga Zee dan Alex harus segera menikah.
Dalam adat/mitos yang mereka anut tidak pernankan Ken menikahi Kei, jika Alex telah menikah dengan Zee karena akan ada salah satu pasangan yang kalah, sehingga mau tidak mau Ken dan Kei harus mengalah untuk membatalkan pernikahan mereka. Baik orang tua Ken maupun Kei meminta keduanya untuk mencari pasangan lain, namun bagi Ken dan Kei tidak semudah itu.
Masih jelas tergambar di ingatan Ken saat dirinya melamar Kei, saat itu Ken dan Kei baru saja di nyatakan lulus skripsi, mereka berdua sedang di kerja dateline lantaran skripsi mereka berdua lulus dengan revisi.
"Kei, maukah kamu menikah denganku?" Ken menyodorkan cincin emas di hadapan Kei.
Kei langsung melirik ke arah Ken dengan wajah yang nampak kesal dengan kekasihnya.
"Ken tidak bisakah kamu melamarku di tempat yang romantis atau di saat yang tepat?"
"Ya sudah jika kamu tidak mau menikah denganku" Ken memasukan lagi cincinnya kedalam kantong celananya.
"Bukan tidak mau, tapi aku ingin wedding proposalmu sedikit romantis meskipun kamu tahu aku pasti akan menerimanya"
Ken tak menjawab penyataan Kei, ia kembali menatap laptopnya mengerjakan revisi skripsinya.
"Iya aku mau menikah denganmu" Kei mengambil cincinnya dari celana Ken kemudian ia memakaikan sendiri di jarinya, Ken tersenyum lebar memandangi wajah Kei yang masih cemberut.
"Mengapa melihatku seperti itu Ken? ayo kerjakan skripsi kita" ucap Kei yang masih kesal dengan ketidak romantisan Ken.
"Punyaku sudah selesai, sini aku bantu punyamu." Ken mengambil laptop Kei kemudian membantunya hingga selesai.
Flashback off
Drrrtt... drrrrtt... drrrrtt..
Getaran handphonenya membuyarkan lamunan Ken, ia mengambil handphonenya di saku celanannya kemudian mengangkatnya.
"Hallo Tante" ucap Ken kepada Livia.
"APA?!!! Di rumah sakit mana tante? Ken akan segera ke sana"
Mendengar kabar jika Kei masuk ke rumah sakit akibat percobaan bunuh diri, Ken sangat panik, Ia langsung berlari ke parkiran dan menyalakan motornya.
Ken memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi agar ia cepat sampai ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit ia menuju pusat informasi menanyakakan kamar rawat inap Kei, setelah mendapatkan informasi lengkap Kei berlari menuju kamar rawat inap Kei.
Begitu tiba di depan ruang rawat inap kei, tiba-tiba pintu terbuka.
"Kei ada di dalam, kamu masuklah" ucap Randy.
"Terima kasih Om" Ken pun langsung mendekat ke arah Kei yang terbaring lemah karena ia kehilangan banyak darah.
"Kei..." Ken membelai wajah Kei dengan lembut.
Perlahan Kei membuka matanya, ia melihat keadaan sekelilingnya.
"Kei kenapa kamu berbuat seperti ini?" tanya Ken, dengan wajah yang sangat sedih.
"Please jangan berbuat seperti ini lagi, aku tidak ingin kehilangan kamu sayang" Ken mengecup kening Kei.
"Aku tahu ini berat untukmu, aku pun merasakan hal yang sama. Kita lewatin semuanya sama-sama ya."
Kei hanya bisa menangis di pelukan Ken, Ken mengelus punggung Kei dengan lembut menenangkan hati kekasihnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Borahe 🍉🧡
sakit sih di posisi seperti itu. mencintai namun sulit bahkan tak mungkin lg bersatu.
2022-11-22
0
🍒⃞⃟🦅ᶠˢ 🄰🅁ₛᵢₑ💫
mampir
2021-07-02
0
𝕾𝖓𝖞
next kak 🙈
2021-07-02
1