Putus Kontak

"Kenapa sih kamu cuek banget sama aku?" tanya papa

"Maksudnya? Cuek gimana Mad?"

"Ya kamu tu jarang banget balas whatsapp dari aku, panggilan aku aja nanti berapa kali baru di angkat"

"Hmm.. Maaf bukan bermaksud, aku cuman emang sekarang lagi jarang pegang HP aja. Aku lagi fokus sama kerja di kantor yang semakin menumpuk. Banyak project baru yang harus ke handle semua"

"Iya aku bisa ngerti kok, cuman aku berasa aja kamu tu emang cuek banget."

"Eh, ini sudah jam 10 malam loh. Pulang yuk? besok aku harus bangun pagi soalnya ada janjian meeting buat pembahasan anggaran dari beberapa project."

Papa akhirnya mengantar mama pulang ke rumah, di perjalanan sama seperti yang lalu papa kembali menanyakan hal yang sama kepada mama.

"Gimana jawabannya? tanya papa

"Jawaban apa?"

"Jawaban atas pertanyaan yang sering ku tanyakan ke kamu, mau nggak jadi pacar aku?"

"Aku belum mau pacaran dulu sekarang"

"Karena?"

"Aku lagi ngejar karir dulu, nanti deh kalau udah siap nikah baru pacaran"

"Alasan aja"

"Di depan lorong aja ya, nggak usah masuk"

"Disini?"

"Iya, disini aja. Aku duluan ya?"

"Iya, nanti kabari aku ya"

"Iya, makasih. Kamu hati-hati di jalan"

"Ok."

Piipp.. bunyi klakson mobil papa yang menandakan bahwa papa pamit pulang. Setelah papa pergi, mama berjalan masuk ke rumahnya. Dan tidak ada bekas sama sekali yang tertinggal di pikiran mama tetang malam bersama papa kali ini. Mama hanya terus memikirkan Marcel.

Satu bulan berlalu sejak malam itu, Mama dan papa sudah tidak bertemu lagi. Bahkan semua chattingan dan panggilan dari papa tidak di respon sama sekali oleh mama.

Hingga akhirnya mama dan papa bertemu kembali di jalanan. Saat itu mama sedang bersama temannya di atas motor untuk kembali ke rumah, tiba-tiba di perempatan mama yang saat itu tujuannya harus lurus kedepan bertemu dengan papa yang sedang mengendarai mobilnya dari arah samping.

Mama pun terkejut melihat papa, dan mama langsung saja membawa motornya dengan sangat kencang. Tapi papa juga yang melihat mama langsung saja mengejar mama dengan mobilnya, dan kendaraan mereka hampir sejajar.

Saat papa ingin membuka mobilnya mama pun sengaja membuat motornya melambat hingga papa berada di depan, kemudian mama kembali menyalip mobil papa.

Papa merasa tertantang kembali, hingga dia berusaha juga untuk mengejar mama. Hingga akhirnya mama memang sengaja membuat motornya benar-benar berhenti karena tidak ingin bertemu papa.

Papa yang saat itu harus cepat-cepat karena ada urusan akhirnya meninggalkan mama. Malam harinya papa mengirim whatsapp ke mama.

"Malam, tadi dari mana mau kemana?"

"P"

"P"

"Maaf ya tadi aku nggak berhenti pas kamu berhenti soalnya udah terlanjur jauh, aku pikir kamu ngejar aku lagi buat nyalip eh ternyata kamu berhenti. Tadi aku juga kebetulan lagi buru-buru banget jadi nggak bisa temuin kamu"

"Sumpah, kamu tuh ya bawa motor kenceng banget padahal belum lama belajar. Kamu nggak boleh gitu lagi ya, apalagi ajak aku buat ugal-ugalan"

"Sudah tidur ?"

"Yaudah, maaf ya kalau aku ganggu"

Semua chattingan whatsapp dari papa, sama sekali tidak di respon oleh mama. Hingga akhirnya mama sudah tidak pernah lagi menerima chattingan dan panggilan dari papa, mama pun memutuskan untuk menghapus kontak papa.

Tapi bagi mama itu bukan suatu masalah, mama tida memikirkan dan bersedih saat tidak menerima kabar tentang papa.

Semakin hari mama semakin bersemangat menjalani kehidupannya walaupun jauh di dalam hatinya masih ada nama Marcel. Mama masih berharap Marcel untuk kembali.

Tahun 2019 pun berlalu, dan memasuki tahun 2020 Seluruh dunia termasuk Indonesia di gemparkan dengan adanya virus covid-19. Saat itu pun semua orang untuk keluar masuk dalam Kota harus melalui protokol kesehatan, dan papa ditugaskan untuk berada di posko tersebut.

Saat itu mama yang baru saja kembali dari tugas luar daerah harus melewati posko pemeriksaan protokol kesehatan, namun siapa sangka mama saat itu bertemu dengan Marcel.

Marcel saat itu juga baru datang dari luar daerah, dan mereka harus sama-sama melalui posko tersebut agar bisa masuk ke dalam Kota.

Saat itu mama sempat melihat papa. Tapi karena mama bertemu juga dengan Marcel, papa hanya di anggap angin lalu begitu saja.

"Hei.." sapa Marcel

"Eh.. Hei" sambil tertegun mama membalas sapaan Marcel.

"Apa kabar ?"

"Aku baik, kamu?" Mama pun terlihat sangat senang sekali ketika bertemu dengan Marcel.

"Sama baik juga, hm abis ini kemana?" tanya Marcel ke mama saat akan melakukan instruksi protokol kesehatan.

"Nggak tahu, tapi katanya harus cuci tangan dulu baru pengecekan suhu tubuh. Kamu udah di sini?"

"Oh yang disana ya? iya rencananya sih udah mau stay disini"

"Iya yang disana, semangat ya.. Aku duluan"

"Iya, makasih.. Siap" kata Marcel

Pertemuan mama dan Marcel begitu singkat, karena saat itu mama bersama teman-teman harus segera balik ke kantor, karena sudah di tunggu oleh atasan mereka.

Tidak banyak kata-kata yang terucap saat pertemuan itu. Namun kata "Hei" saja dari Marcel mampu membuat tembok yang mama bangun untuk melupakannya runtuh seketika.

Dalam pertemuan itu, mereka tidak saling bertukar nomor telepon. Mama juga tidak sempat menanyakan perihal kenapa Marcel harus memblokir mama.

Mama berharap ketika bertemu malam itu, hubungan mereka akan baik-baik saja minimal untuk berteman. Ternyata tidak, Marcel sama sekali tidak membuka blokiran semua media sosial mama.

Mama sangat kecewa, dan berusaha kembali untuk membangun tembok yang telah runtuh akibat kata "Hei" tersebut.

Saat mama berusaha mencari nama facebook Marcel, mama hanya menemukan nama papa yang saat itu sedang berkicau di beranda mama.

Mama spontan saja memberikan like terhadap postingannya dan membuka profilnya.

Dan benar dia sama sekali tidak pernah memposting lagi tentang keluarganya, terutama istrinya.

Mama kembali ke halaman berandanya, ternyata mama memang sama sekali hanya penasaran dan tidak berniat untuk berhubungan dengan papa.

Setelah kejadian tersebut sampai dengan tahun 2020 berlalu, mama benar-benar tidak berkomunikasi lagi dengan Papa maupun Marcel.

Hingga akhirnya di akhir tahun 2020 mama bertemu dengan seorang laki-laki baru. Yang ternyata, dia mampu membuat mama lupa akan inginnya terhadap Marcel. Mengingat Marcel pun tidak.

*Bersambung*

Hayo, kira-kira siapa ya laki-laki tersebut?

Setelah itu akan ada kejadian apalagi?

Jangan lupa untuk terus membaca Novel 11 Weeks ya, kritik, saran serta dukungan mu akan semakin membuat author selalu berusaha untuk menjadi lebih baik lagi dalam menyajikan tulisan-tulisannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!