Pertemuan Pertama Papa dan Mama

...Bab 3...

...Pertemuan Pertama Papa dan Mama...

17 Desember 2018, sehari setelah mama mendapat kabar bahwa Marcel mengalami kecelakaan. Di hari itu juga, papa hadir di kehidupan mama.

"Orang mana?" tanya papa melalui messenger facebook,

Mama yang sedang bekerja dan menerima sapaan pertama dari orang tak di kenalin nya merasa sangat terganggu. "Manado." balas mama dengan cuek

"Manado dimana? kerja dimana?" tanya papa sih playboy cap gajah.

"Di Perusahaan penyedia jasa. Kamu ?"

"Oh iya, Manado juga. Umur berapa? punya whatsapp? Sudah nikah? haha, sorry sudah sensus" ucap papa, yang merasa bahwa pertanyaannya sudah seperti petugas BPS yang sedang mau melakukan sensus penduduk.

"24 tahun. Serius kalau aku bule pasti kamu sudah ku marahi. Tapi, sayang aku bukan bule. Aku belum menikah, Kamu ?" balas mama yang sudah mulai hangat dengan pesan-pesan papa.

"Iya, mana nomor whatsapp kamu"

Setelah mama memberikan nomor whatsapp-nya kepada papa, tanpa menunggu waktu lama, papa langsung saja mengirim chat ke mama.

Papa juga beberapa kali melakukan video call saat mama sedang bekerja. Karena tidak ingin di ganggu terus saat bekerja, mama memutuskan untuk mengangkat video call dari papa. Saat itu pun papa langsung tersenyum lebar.

"Ya, Hallo.." Jawab mama, sambil menghadap ke kamera HP-nya

"Hai.. lagi dimana?

"Ini di lagi di kantor, kenapa?" jawab mama

"Oh, lagi kerja? aku ganggu nggak?

"Iya ini lagi kerja, hmm.. iya sih"

"Oh yasudah, lanjut aja kerjanya. Nanti aku video call lagi ya"

"Oke, baik"

"Dahh.." tutup papa.

Sejak saat itu, papa dan mama sering berhubungan baik lewat chattingan maupun video call.

Papa, dialah orang yang pertama dan selalu duluan untuk menghubungi mama. Sedangkan mama, dia hanya biasa saja. Membalas yang perlu dibalas dan tak akan menghubungi sama sekali jika tidak penting.

Akhir tahun 2018 pun hampir tiba. Saat itu seperti kebanyakan orang, mama pergi bersama kakak-nya untuk berbelanja. Sedangkan papa, karena dia seorang polisi lalu lintas dia sedang sibuk berjaga di Pos operasi lilin.

"Hi lagi dimana ? ngapain ?" tanya papa

"Ini aku lagi di dalam toko, di kawasan. Kamu ?"

"Oh iya, aku lagi di Pos operasi lilin. Lagi piket. Ketemuan yuk?"

"Kan kamu lagi piket, emang bisa?"

"Bisa dong, udah selesai dari tadi sih jadwal aku. Cuman emang masih suka disini aja"

"Oh begitu, boleh sih"

"Oke, aku kesitu ya?"

"Oke" tutup mama.

Sambil mengendarai mobilnya, papa pun beranjak pergi dari pos lilin ke tempat mama. Saat papa sudah berada di depan toko yang mama kunjungi, papa pun menanyakan keberadaan mama dimana.

"Kamu dimana? aku udah di depan toko."

"Di bagian mana ? aku di dalam, bentar aku keluar"

"Pas di depan toko, mobil avanza hitam ya"

"Oke"

Mama keluar dari toko tersebut meninggalkan kakak-nya dan berjalan menghampiri papa. Setelah sampai di depan mobil papa, papa langsung keluar dari mobil untuk mengajak mama masuk ke dalam mobil.

"Jadi, kita mau kemana ?" tanya papa

"Hmm, terserah kamu aja. Aku nggak tau. sudah lama nggak jalan"

"Hehe oke.."

Papa pun berjalan berkeliling Manado tapi tidak menemukan tempat untuk nongkrong, akhirnya papa membawa mama ke tepi laut yang ada di kawasan. Papa memarkirkan mobilnya, dan kemudian bercerita dengan mama.

"Pacar kamu kemana?"

"Baru putus, dia anggota juga." jawab mama

"Tugas dimana?"

"Sekarang si dia lagi dinas di Bogor. Tapi, papanya tugas di tempat kamu."

"Oh ya, siapa ? siapa nama papanya?"

"Pak Londok."

"Lah, bukannya baru meninggal?"

"Bukan, itu kakak-nya. Aku pacaran sama adik-nya."

"Gitu toh, jadi kamu pernah pacaran juga sama anggota. Kenapa putus?".

Mama pun menjelaskan kenapa dia bisa putus dengan Marcel.

"Iya, aku nggak suka aja. Takut nanti terlanjur pakai hati. Kan anggota kalian banyak yang tukang selingkuh. Sebelum nantinya aku terlanjur pakai hati lebih baik harus di hentikan dari sekarang, daripada nangis-nangis, susah move on nantinya. Kamu gimana ?" kata mama

"Aku sudah nikah. Punya anak, tapi sudah cerai sama isteri saya."

Saat mendengar pernyataan papa yang mengatakan dia sudah menikah, mama sangat terkejut. Namun, ekspresi mama tetap seperti biasa.

Mama mencoba santai dan tidak memberikan reaksi terkejut dari pernyataan papa. Mama sangat takut sekali jika ekspresi atau sikapnya nanti membuat papa tersinggung.

"Cerai ? Kenapa cerai?" tanya mama dengan tenang dan berusaha mencairkan suasana agar tidak kaku saat mengetahui papa sudah pernah menikah.

"Iya, ada masalah. Dia nggak bisa ngurus rumah tangga. Bangun telat dan ngatain orang tua ku. Seragam untuk aku dinas saja, aku yang nyiapin."

"Oh.. kamu nikahnya udah berapa lama?" tanya mama

Papa akhirnya menjelaskan semuanya kepada mama, bagaimana dia sampai bertemu, berpacaran dan akhirnya menikah dengan isterinya.

Papa juga menceritakan banyak hal yang membuat dia bercerita dengan isterinya itu. Sampai akhirnya waktu di HP mama dan di mobil papa menunjukkan jam 11 malam. Mama yang tersadar hari sudah semakin larut. Akhirnya mengatakan kepada papa bahwa dia harus pulang.

Papa mengantar mama pulang, dalam perjalanan papa banyak bercerita soal kerjaan papa yang mengatur lalu lintas. Papa sangat hafal semua nama jalan dan perempatan di kota Manado.

Mama hanya tertawa dan sangat mengapresiasinya. Setelah itu papa mulai beraksi, dia menyelipkan kalimat tembakan untuk mama. Namun mama hanya tertawa dan tidak menghiraukan perkataan itu.

Setelah tiga puluh menit perjalanan, mama dan papa tiba juga di depan rumah mama.

"Eh, disini aja. Nggak usah masuk lorong." kata mama

"Kenapa?"

"Iya, biar nggak merepotkan kamu."

"Nggak apa-apa, emang dimana rumahnya?" sambil membawa mobil masuk ke dalam lorong.

"Iya, disini. Disini aja. Rumah aku di depan yang sebelah kanan."

"Gimana ? kamu mau kan jadi pacar aku?"

"Hmmm.." Mama hanya terdiam, kemudian papa bertanya lagi

"Gimana ? kalau kamu nggak mau, nanti aku bakalan nilang kamu di jalanan"

"Haha.. Emang bisa ?" tanya mama sambil sedikit mengejek

"Bisa dong, aku bakalan nilang kamu dan akan ke bebaskan sampai kamu menerima cinta aku dan mau jadi pacar aku." kata papa

"Haha, kamu bisa aja. Tilang aja, aku nggak bisa bawa kendaraan kok." Mama pun membuka pintu mobil dan keluar dari mobil papa.

"Gimana ? Mau kan ?"

"Trimakasih ya, hati-hati di jalan" mama pun tidak merespon perkataan papa dan berjalan menuju rumahnya meninggalkan papa

"Gimana ???? serius kalau nggak, aku bakalan nilang kamu." Papa terus meneriaki mama dari dalam mobil, namun tak juga direspon oleh mama.

Papa akhirnya memundurkan mobilnya dan pergi dari tempat mama.

Besok harinya papa mengirim chat di WhatsApp mama, menanyakan perihal pertanyaan semalam yang di tanyakan. Namun, mama tidak menjawab sama sekali. Karena mama masih belum melupakan Marcel.

Mama juga berpikir bahwa papa hanya bermain-main saja dan papa juga ternyata telah menikah serta keyakinan mereka berbeda.

Mama tidak ingin terjebak dalam suatu hubungan yang rumit yang tidak bisa di pertahankan bahkan di perjuangkan.

Terpopuler

Comments

Nurhalisah Bachmid

Nurhalisah Bachmid

Gatal, buaya

2021-09-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!