...Bab 2...
...Desember 2018...
Bulan Desember tahun 2018 adalah tahun dimana, papa dan mama aku pertama kali bertemu.
Sebelum mama dan papa bertemu, mama memiliki seorang pacar yang bernama Marcel Londok. Marcel, dia juga adalah seorang polisi.
Mama dan Marcel menjalani hubungan pacaran selama 7 bulan. Dan itu dilakukan secara Long Distance Relationship (LDR). Marcel berada di Bogor untuk menjalani masa dinasnya, sedangkan mama berada di Manado.
Waktu Marcel mengatakan cinta kepada mama, mereka sudah tidak bertatap muka sampai dengan 7 bulan. Tapi, jauh sebelum mereka memutuskan untuk pacaran. Mereka telah kenal lama. Mereka berdua adalah teman baik.
"Sayang kamu lagi ngapain?" pesan Marcel kepada mama melalui whatsapp.
"Ini aku lagi mau turun lapangan. Kamu lagi apa?" balas mama.
"Oh iya, aku lagi istirahat siang. Sudah makan?"
"Aku sudah makan. Kamu jangan lupa makan ya."
"Iya sayang." tutup Marcel.
Sebetulnya saat menjalani hubungan dengan Marcel, mama sangat berhati-hati. Mama tidak ingin menggunakan hatinya dan terjebak dalam perasaan cinta.
Karena mama termasuk salah satu perempuan yang susah untuk move on saat putus cinta.
...****************...
18 November 2018
Mama sedang ditugaskan ke luar daerah.
"Malam. Sayang, kamu lagi apa?" isi whatsapp Marcel kepada mama
Mama yang saat itu sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk, langsung mengambil ponselnya yang menyala.
"Aku baru saja habis mandi. Kamu sendirian lagi ngapain?" balas mama, yang masih memegang handuk ditangan kirinya.
"Pantesan aja. Aku cuman main ponsel sambil tiduran. Tanggal 1 Desember aku pulang ke Manado."
"Serius? Benar serius kan?" Terkejut dan merasa sangat bahagia, itulah perasaan mama ketika membaca pesan Marcel akan pulang. Selama 7 bulan pacaran mereka belum bertatap muka, tentu ini adalah berita yang sangat gembira bagi mama.
"Iya sayang. Kamu balik Manado kapan? kita ketemuan ya. Aku kangen banget sama kamu."
"Yes, akhirnya. Iya kita ketemuan. Aku juga kangen banget. Aku balik Manado tanggal 1 juga. Tapi sampai disana tanggal 2, kan naiknya kapal bukan naik pesawat."
"Iya sayang ku, akhirnya ya. Ok, berarti aku yang duluan sampai ke Manado. Aku tunggu kamu. Hehe."
"Iya kamulah, kan kamu naik pesawat."
"Sayang, kamu mau nikahnya kapan?" tanya Marcel.
"Eh, kok tiba-tiba dia tanya begini. Emangnya dia serius sama aku?" batin mama saat mendapat pesan dari Marcel yang menanyakan soal pernikahan. "Aku maunya nikah tahun depan hehe. Kenapa? Kamu mau melamar aku?" jawab mama sambil bercanda.
"Iya dong, kira-kira tahun depan maunya di bulan apa?"
"Terserah kamu aja."
"Bulan Juni atau bulan Juli aja ya? gimana ? Waktunya pas, aku sudah selesai masa dinasnya.
"Iya bisa, terserah kamu"
"Ok. Kamu ikut aku ya?" tanya Marcel kepada mama. Marcel dan mama memiliki kepercayaan yang berbeda. Mama seorang Kristen sedangkan Marcel Katolik.
"Iya, aku juga nggak terlalu fanatik kok. Kan kita juga masih se-amin."
"Siap sayang, hehe.. Ciye yang sudah mau jadi ibu bhayangkari. jawab Marcel dengan candaan
"Hehe iya dong sayang."
Mama nampaknya tidak terlalu menganggap pembicaraan itu sesuatu yang bersifat serius. Karena setelah hati dan pikirannya bergejolak, mama mendapatkan jawabannya "Hmm pasti cuman sampai di pesan whatsapp aja, biar menyenangkan aku." ujar batin mama
Sehari sebelum tanggal 1 Desember, tugas mama di luar daerah diberitahukan akan di perpanjang lagi. Selama 2 minggu.
Mama ingin sekali tetap berada disana tapi, mama juga ingin sekali kembali karena akan bertemu dengan Marcel. Walaupun tidak cinta, tapi tetap juga Marcel adalah pacarnya yang selama ini dia banggakan.
Marcel sendiri hanya mempunyai waktu sebentar di Manado. Waktunya tidak lebih dari seminggu dan harus langsung balik lagi ke Bogor.
"Sayang, besok gimana? jadikan pulangnya?" pesan Mama ke Marcel.
"Iya jadi dong. Kamu pulang besok juga kan?"
"Aku nggak tahu sayang. Aku di perpanjang lagi selama 2 minggu disini."
"Loh kok gitu sih, kan udah janji mau ketemu. Kita kan selama ini belum ketemu."
"Iya, maaf. Kamu di Manado berapa lama?
"Aku cuman seminggu, tanggal 7 harus langsung balik lagi sayang. Aku sudah beli tiket pesawatnya. Besok siang aku terbang ke Manado. Kamu pulang aja, nggak usah di perpanjang." pesan Marcel yang nampaknya sudah agak kecewa.
"Sepertinya Tuhan memang tidak merestui kita." batin mama saat membaca pesan Marcel
Saat sedang memikirkan jalan keluar, tiba-tiba saja mama mendapat pesan dari pihak kantor. Pihak kantor ternyata sudah tidak bisa memberikan izin lagi untuk mama bertugas disana. Malam itu juga, atasan mama langsung menginstruksikan mama untuk pulang ke Manado pada besok harinya.
Mungkin ini adalah tamparan keras untuk mama yang sudah mengeluh dan berprasangka buruk kepada Tuhan.
Mendengar info tersebut, mama langsung mengambil ponselnya, dan mengetik pesan singkat untuk Marcel. "Sayang, aku jadi pulang besok. Aku tidak diberikan izin oleh Pak Siby untuk melanjutkan tugas disini."
"Benar? Jadi besok kamu pulang kan?"
"Iya besok aku pulang, tapi sampai di Manado tanggal 2 ya. Aku naik Kapal malam. Aku kabari kamu besok ya. Aku harus siap-siap buat packing barang-barang aku dari sekarang biar besok hanya mengurus administrasi aja."
...****************...
Tanggal 1 Desember 2018
Pagi-pagi, Mama telah mengurus segala administrasi dan membeli tiket kapal untuk kembali ke Manado. Sedangkan Marcel telah memberi kabar kepada Mama, bahwa dia sudah di jalan menuju Bandara untuk kembali ke Manado.
Segala sesuatu pun telah selesai di urus mama termasuk tiket kapalnya. Sore itu dari tempat tugas, mama langsung diantar temannya untuk pergi ke Pelabuhan Kapal.
"Sayang aku sudah sampai di Manado." Pesan Marcel yang baru saja landing di Bandara Sam Ratulangi.
"Oh iya sayang, sampai jam berapa? Aku sekarang sudah di kapal. Tapi, kapalnya belum berangkat mungkin sedikit lagi. Katanya sih jam 8 malam."
"Barusan sayang, belum lama. Ini di jalan ke rumah. Miss you sayang. Kirim foto kamu dong"
"Syukurlah. Hati-hati di jalan ya. Hmm, nggak mau ahh. Banyak orang disini. Aku malu kalau harus selfie dan diliatin banyak orang."
"Iya sayang, makasih. Kan nggak apa-apa sayang. Aku kangen banget! Mau liat kamu yang sekarang. Aku juga mau bikin story di whatsapp aku. Kirim ya? Mau dong.. Please" Bujuk Marcel sambil mengirimkan fotonya sendiri kepada Mama.
CEKREK
Bunyi suara kamera disertai lampu blitz yang menyala, nampaknya berhasil membuat mama menjadi sorotan. Kali itu lebih dari sepasang mata langsung melotot saat melihat aksi mama yang di nilai alay.
"Ini fotonya. Kamu harus tahu, betapa besarnya malu aku demi foto ini." balas mama sambil mengirim foto selfie-nya yang membuat ribuan pasang mata melotot ke arahnya.
"Haha masa sih? Nggak usah dipikiran. Kan nggak kenal. Sayang, aku belum pernah liat kamu bikin foto aku jadi story kamu. Kamu juga nggak pernah sama sekali bikin story tentang aku."
"Iya, nanti ya sayang. Sayang ini kapalnya sudah jalan. Baterai ponsel aku juga sudah lemah banget. Ditambah lagi dengan ombak. Ombaknya kenceng banget, bikin mau muntah. Aku mau tidur ya? Besok aku kabari kamu lagi. Love you."
"Hehe makasih sayang. Jangan lupa berdoa. Besok kabari aku, kalau sudah mau sampai. Biar aku yang jemput kamu di Pelabuhan ya. Love you too." Jawab Marcel dengan senang, karena fotonya habis di buatkan story oleh mama.
...****************...
Manado, 02 Desember 2018 pukul 06.00 WITA
Setelah berjuang melawan ombak yang besar, Kapal tersebut berhasil bersandar di Pelabuhan Mando.
Setelah turun dari kapal dan tanpa menghubungi Marcel, mama kembali kerumahnya sendiri dengan memesan taksi online.
Semalaman penuh kapal yang mama tumpangi terombang-ambing di tengah lautan. Tentunya mama pagi ini sedang mabuk laut. Mama masih merasakan pusing dan dunia seperti berputar. Sesampainya dirumah tanpa mandi dan makan, mama langsung tertidur. Dia tidak tahan lagi dengan kepalanya yang sakit.
Setelah beberapa jam tertidur mama terbangun dan langsung saja pergi ke kamar mandi untuk mandi, setelahnya mama langsung makan dan kembali tidur.
"Sayang"
"Sayang"
"Sayang, dimana? dah sampai? kok, nggak ada kabar"
"Yangggg... Sayang?"
Karena tidak ada balasan dari mama, Marcel mengirim pesan whatsapp ke mama berkali-kali. Namun tetap saja, semua pesan tak di balas maupun dibaca oleh mama. Hal tersebut semakin membuat Marcel menjadi lebih khawatir.
Hari sudah sore dan mama baru terbangun dari tidur panjangnya. Karena penglihatannya kurang jelas mama menggosok kedua matanya, dan langsung saja melihat ke jam dinding.
"Astaga Marcel" batin mama saat teringat kepada Marcel. Mama mencari dan membuka ponselnya untuk melihat pesan whatsapp yang masuk.
Dan benar, terdapat 11 panggilan tak terjawab serta 32 pesan dari Marcel.
"Sayang, aku minta maaf. Aku ketiduran. Aku sudah sampai dari jam 6 pagi di Manado. Aku sengaja nggak kabarin ke kamu, kamu kan masih lelah juga. Gimana jadi ketemuannya?"
"Syukurlah, aku pikir kamu masih di tengah lautan. aku takut kamu kenapa-napa. Nggaklah, kalau jemput kamu aku nggak lelah. Iya jadi dong.."
"Maaf ya? Jam berapa?"
"Iya sayang, nggak apa-apa. Jam 7 aja ya? Aku jemput kamu dirumah."
"Siap, Emangnya kita mau kemana ?"
"Kamu mau kita jalan kemana?
"Terserah." begitulah jawaban mama dan semua perempuan pada umumnya.
Marcel dan mama akhirnya pergi ke sebuah cafe yang cukup terkenal di Kota Manado, setelah makan Marcel dan mama berbincang-bincang.
Marcel mengajak mama berkeliling menggunakan motornya, untuk melepaskan rasa rindu mereka. Bagaimana tidak rindu, sudah 7 bulan pacaran dan ini baru bertemu.
"Pegangan yang kuat" kata Marcel menyuruh mama untuk berpegang dengan kuat, sambil menarik kedua tangan mama secara bergantian agar memeluknya tubuhnya yang kekar itu.
Marcel selalu saja mengendarai kendaraannya dengan begitu cepat. Baik mobil maupun motor.
Mama tampak sangat senang. Dan sesekali berteriak, ketika saat Marcel menjahili mama dengan sengaja memasukkan motornya kedalam lubang-lubang yang ada di jalan.
"Sayang.... kita sudah berapa lama pacaran?". tanya Marcel
"Apa??" kata mama sambil berteriak di samping telinga Marcel, karena angin yang cukup kuat sehingga tidak bisa mendengarkan suara Marcel.
"Kita sudah berapa lama pacaran" dijawab Marcel dengan teriakan juga
"Tunggu aku hitung dulu.. satu.. dua.. tiga, tujuh bulan" jawab mama sambil menghitung di jarinya dan mengingat kembali awal Marcel mengungkapkan rasa cintanya
"Sudah lama. Hehe tapi, kita baru ketemu. Besok kamu mau kemana ?"
"Iya, besok nggak kemana-mana. Kenapa?"
"Temani aku beli jaket, Jaket aku semuanya ketinggalan di Bogor"
"Iya boleh, jam berapa?"
"Jam 7 malam, aku jemput." Jawab Marcel sambil mengantar mama pulang ke rumah karena waktu sudah menunjukkan jam 11 malam.
"Makasih ya, kamu hati-hati dijalan" kata mama sambil masuk ke dalam rumahnya.
...****************...
Keesokkan harinya, Marcel menjemput mama untuk pergi membeli jaket. Dan setelah itu mereka berdua makan, lalu pulang.
Setelah seminggu berada di Manado. Sudah waktunya Marcel untuk kembali Bogor. Marcel pergi tanpa pamit kepada mama. Mama saat itu kaget melihat postingannya, postingan bahwa dia sudah ada di Bandara.
Entah apa alasannya tak memberi kabar. Apakah dia takut mama bersedia, atau dia ingin balas perbuatan mama, atau bisa jadi mungkin benar. Marcel tak pernah serius dengan mama.
Mama mengomentari story-nya dan bertanya apakah dia sudah mau balik ke Bogor. Marcel pun membalas dan menjawab Iya, dia harus balik saat ini juga. Dan sudah berada di dalam pesawat. Marcel menjawab kalau dia sudah sampai dia akan memberi mama kabar.
"Sayang aku sudah sampai di Jakarta, ini mau jalan ke Bogor" pesan Marcel untuk mama.
Mama hanya membacanya dan tidak membalasnya. Dibenaknya mama, mama merasa benar. Marcel tidak serius, buktinya saat di kembali ke Bogor dia tidak memberi tahu kepada mama.
"Sayang aku sudah sampai di Bogor, kamu lagi apa?" tanya Marcel.
"Oh iya, syukurlah. Ini cuman tiduran aja. Marcel?"
"Ya ?"
"Aku mau kita sampai disini saja, aku mau kita putus" kata mama.
"Kenapa ? Apa salah aku?"
"Aku takut nanti aku benar-benar mencintai kamu, aku takut pakai hati"
"Kok gitu sih, tapi kalau ini sudah kemauan dan keputusan kamu aku terima"
Mama pun hanya membaca pesan Marcel dan melihat story Marcel yang mengungkapkan kekecewaannya. Setelah itu, Mama kembali melihat ternyata WhatsApp mama telah di blokir. Mama pun tiba-tiba merasakan sedih.
"Ya Tuhan, ternyata aku sudah terlanjur pakai hati. Aku sudah terlanjur mencintainya." kata Mama
Kegalauan mama pun lebih bertambah ketika mengetahui Marcel juga memblokir IG mama, dan menghapus pertemanan di FB.
Tanggal 16 Desember mama mendapat info dari temannya Marcel, bahwa Marcel mengalami kecelakaan dan menyebabkan tangannya patah. Mama mencoba menghubungi Marcel tapi, Marcel malah lebih menghilang dan memblokir facebook mama.
Mama sama sekali sudah tidak dapat menghubungi Marcel. Mama pun mencoba untuk menghilangkan rasa galaunya dengan selalu berkata,
"Aku tidak terlanjur cinta, aku hanya terlanjur nyaman." Kata-kata itu pun selalu di ulangi mama hingga akhirnya papa masuk di kehidupan mama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Yati Surya
Ini yg nyeritain si anaknya y? Masih bingung..
2021-08-21
1