Bab 5. malam pertama

Zahra kembali ke kenyataan bahwa dia adalah seorang istri sekarang dari orang yang aneh dan ia harus terima dan mencoba mencintainya dan melakukan tugasnya sebagai istri.

Zahra kembali melihat pantulan dirinya di cermin dan menghapus make upnya.

Tidak lama terdengar suara pintu kamar mandi, Zahra menengok ke belakang. Keluarlah Sofian yang baru selesai mandi dan Cuma mengunakan handuk yang terlilit di pinggangnya yang hanya menutupi bagian sensitivenya.  Melihat itu, reflek balik dan menutup matanya.

“HAAAAH” Teriak Zahra.

Sofian hanya tersenyum dan mendekati Zahra yang duduk membelakanginya dan masih menutup wajahnya dengan tangan.

“Kenapa? Kau malu?” tanya Sofian di telinga Zahra.

Zahra yang mendengar itu dan juga dan nafas Sofian ditelinga nya. Ya pasti Sofian berada di dekatnya tepatnya di belakang.

“Ka.kau. seharusnya meng.. menggunakan pa…pakainan.. pa ..pakaianmu di dalam kamar mandi” kata Zahra terpotong-potong, malu dan gugup.

Zahra merasakan panas d ipipinya yang pasti pipinya merah di dalam tangannya yang menutupi. Jantung Zahra yang berdengup kencang.

Sofian tau kalau Zahra malu dan tersenyum

“Aku tadi lupa membawa baju ganti. Karena biasanya aku memang tidak bawa” jelas Sofian.

“Kenapa? kau malu?” lanjut Sofian dengan senyum.

“Kau akan terbiasa melihat ini? Mungkin malah kau akan melihat yang ada di dalam handuk ini” lanjut Sofian tanpa dosa.

Mendengar itu jantung Zahra semakin berdengup kencang dan tak karuan. Zahra mengaruk kepalanya frustasi.  Sofian hanya tersenyum.

“Ah. Tidak tau aku mau mandi saja” final Zahra untuk memutus kegugupannya.

Zahra berdiri dan jalan ke arah kamar mandi tanpa melihat dan melirik Sofian. Sofian hanya melihat langkah Zahra yang kesulitan harus mengangkat gaun pernikahan.

Zahra membuka pintu dan sebelum ia masuk Sofian menghentikan langkahnya.

“Kau tidak mau mencarikan baju untuk suamimu ini dulu, Zahra. Aku sangat kedinginan sekarang”

“Ah. Iya aku akan mencarikanya untukmu”

Zahra kembali ke lemari dan membuka lemari namun ia binggung mau mencari baju apa.

“Kau mau pakai baju apa?” tanya Zahra ia takut salah

“Pakaian santai saja. Kaos pendek dan celana pendek. Aku mau tidur”

Zahra mencari kaos pendek dan celana pendek pesanan Sofian.

“Ini.. jika kau tau suka..kau boleh cari yang lain” Zahra memberikan kaos pendek berwarna putih dan training hitam pendek.

Sofian mengambil itu, namun juga menarik Zahra. Hingga kepala Zahra membentur pada dada bidang Sofian.

“A..pa yang akan kau lakukan?” tanya Zahra gugup karena ia melihat pada dada bidang sofian yang baru pertama kali ia melihat hal seperti itu, bukan hanya dada sofian saja tapi juga perut sispack Sofian.

Zahra mencoba menjauh dari Sofian. Sofian menarik pinggang Zahra hingga Zahra semakin dekat dengan Sofian bahkan sangat dekat bahkan sebagian tubuh Zahra menempel pada tubuh Sofian.

“A..a..pa yang mau kau la..lakukan?” tanya Zahra yang gugup dan takut.

“Bisakah kau jangan panggil aku kau?”

“Apa?” tanya Zahra yang blang karena posisinya sekarang yang sangat dekat.

“Aku tak suka jika kamu memanggilku kau, sayang” kata sofian di telingga Zahra.

Lalu?”

“ Panggil aku sayang atau mas” tawar sofian

“ Baiklah mas. Aku mau mandi.. Lepaskan aku!" ronta Zahra.

Sofian mempererat pelukannya dan salah satu tangannya di rekseleting gaun Zahra. Zahra yang merasakannya semakin gugup bunyi jantungnya sangat keras bahkan Sofian mendengarnya. Dan Zahra juga mendengar

detak jantung sofian.

“A..pa yang mas lakukan?” tanya Zahra yang terpotong-potong..

“Membantu kamu membukanya. Aku tau itu akan sangat sulit” jawab Sofian setelah rekseleting Zahra turun sempurna.

Sofian melepaskan pelukannya pada Zahra.  Zahra yang terlepas langsung mengangkat gaunnya dan lari ke kamar mandi. Zahra menutup kamar mandi dan menyenderkan tubuhnya dipintu

“Huhs jantungku.. rasanya mau meledak” gumam Zahra sambil mengusap dadanya di mana jantungnya masih berdetak sangat kuat. Jangan ditanya wajah zahra yang sudah mereh seperti kepiting rebus, tomat matang,

atau udang goreng dan sangat panas.

Sofian yang ditinggalkan Zahra masuk kamar mandi hanya tersenyum bahkan tertawa yang kecil melihat kelakuan Zahra yang gugup.

Setelah itu ia mengumpat.

“Ah. Sial.. aku harus kebawah untuk mandi lagi” umpatnya.

Sofian mengambi jubah besar dan mengunakannya dan mengambil pakaian yang Zahra siapkan pergi kebawah.

Asisten rumah tangga yang masih membersikan bekas pesta pernikahan

meliat Sofian majikannya yang turun langsung memberi hormat.

Mereka heran dengan seyum yang dipancarkan di wajah majikan mereka itu. Yang jarang sekali tampak bahkan mungkin tidak pernah. Walaupun pernah itu hanya senyum yang menyeramkan atau tanpa semangat.  Tapi senyum yang sangat indah bahkan kadang terlihat deretan gigi putih

Sofian.

Kamar mandi di Maesion Sofian banyak namun yang sering ia gunakan adalah di dalam kamarnya atau kamar mandi yang ada di bawah.  Selain Sofian tidak ada yang mengunakannya bahkan keluarga Sofian sendiri. Bila kedua tempat itu tidak bisa digunakan ia akan menyuruh pelayan

membersihkan kamar mandi yang akan dia gunakan dan merubah kamar mandi itu sesuai keinginan baru dia mandi.

####

Zahra yang merasa lengket ia mandi sampai 45 menit.  Selain membersikan diri Zahra menyiapkan diri untuk tinggal sekamar dengan seseorang laki-laki.  Bukan hanya sekamar bahkan seranjang.

Saat Zahra selesai ia baru sadar ia tidak membawa baju ganti karena di goda sofian.

“Astaga aku tidak membawa baju ganti sekarang. Tadi aku menyuruhnya menganti pakaian di kamar mandi, dan sekarang… ahk” gumam Zahra sambil mengacak rambutnya.

“Bagaiman ini, Cuma ada handuk ini saja.. apa aku harus mengenakan ini?" Zahra semakin mengarut kepalannya frustasi.

5 menit berlalu. Zahra mengambi handuk tersebut dan mengenakannya. Zahra melihat pantulan dirinnya di cermin kamar mandi.

“ Sangat seksi.. apa aku harus mengenakan ini” gumamnya. Bagaimana tidak handuk itu hanya bisa menutupi dadanya sampai setengah paha Zahra. Tidak ada pilihan lain ia tidak bisa meminta bantuan apalagi pada Sofian karena pernikahan mereka yang tidak normal.

Zahra memberanikan diri untuk keluar. Ia membuka pintu kamar mandi dan mengeluarkan kepalannya untuk melihat keluar. Dilihatnya Sofian yang tertidur diatas ranjang

“Ah syukurlah dia tertidur, kalau tidak apa yang akan terjadi? ” guman Zahra

Zahra keluar pelan-pelan jalan ke lemari dan mengambil pakaian. Zahra menutup lemari pelan-pelan dan melihat Sofian yang tertidur ia takut menganggu.

“Apa dia berkerja tadi?” tanya Zahra yang melihat suaminya tertidur dengan memeluk Ipadnya.

Zahra tidak tega dan berjalan ke arah Sofian. Mengambil ipad yang dipelukan Sofian dan menyelimuti Sofian dengan selimut.  Zahra

meletakan Ipad Sofian di nakas.

Kemudian Zahra kembali masuk ke kamar mandi untuk mengunakan pakaian.

Setelah pintu kamar mandi tertutup Sofian kembali membuka mata dan tersenyum.  Sebenarnya dia tidak tertidur.

Setelah ia mandi di bawah ia kembali ke kamar dan ternyata Zahra belum selesai mandi.

Sofian berniat tidur namun sebelum ia keranjang HP Sofian berbunyi dan ternyata sekertarisnya. Sekertarisnya bilang ia harus mengecek E-mail karena ada laporan dari pembangunan hotel di Bali dan besok harus

sudah ia tandatangani.

Sofian mencari Ipadnya dan mengecek E-mail sambil tidur-tiduran. Belum selesai pintu kamar mandi terbuka.

Sofian langsung menutup mata dan memeluk ipadnya yang memang ada di dadanya. Ia berniat mengangu Zahra ketika Zahra berbaring kekasur.

Namun Sofian malah mendengar lemari yang dibuka.  Sofian membuka perlahan matannya dan melihat istrinya yang seperti pencuri membuka lemari pelan-pelan.

Bukan itu masalahnya Sofian meliat Zahra yang membelakanginya hanya mengenakan handuk hingga dapat dilihat punggung

mulus Zahra, rambut sebahu Zahra yang masih basah dan meneteskan air kebahunya membuat Sofian terpanah. Bukan hanya itu kaki jejang dan mulus Zahra yang terlihat seakan menggoda Sofian .

Saat Zahra menutup lemari dan berbalik Sofian reflek menutup mata.

Mendengar Zahra yang melangkah kearahnya membuat jantung Sofian berdegup kencang. Apa lagi saat Zahra menentuh tangannya tidak sengaja karena mengambil Ipad dipelukannya dan juga Zahra menutup tubunya dengan selimut. Sofian hanya berharap Zahra tidak mendengar suara

jantung Sofian.

Setelah suara pintu kamar mandi tertutup. Sofian membuka mata

“Sial” umpat Sofian sambil mengelus dadanya dan bernafas keras.

Sofian duduk di pinggir kasur dan masih berdengus kasar dan mengusap dadannya dang tidak mau berhenti berdetak kuat.

“Dia benar-benar mengoda. Dia sendiri yang menyuruhku menganti pakaian dikamar mandi. Ah.. sial...sial sial” gerutu Sofian sambil mengingat kejadian tadi.

“Ah. Aku harus mandi lagi” umpatnya sambil mengacak rambutnya frustasi.

“Aku bisa langsung masuk angin kalau seperti ini” umpatnya lagi sambil berdiri dan melangkah keluar kamar.

####

Saat Zahra selesai mengunakan pakaian ia keluar dan tidak melihat Sofian.

“Eh.. kemana dia pergi? Apa ada perkerjaan penting?” tanya Zahra pada dirinya sendiri

“Bahkan tadi ia memeluk Ipadnya” lanjut Zahra mengingat Sofian yang tidur memeluk Ipad.

Zahra menjalankan Sholat Isya. Namun setelah selesai Sofian tidak kunjung datang.

Zahra keranjang dan mencoba tidur sebelum Sofian datang. Namun ia tidak bisa tidur.

Pintu kamar terbuka. Zahra tidur membelakangi kasur yang kosong dan pura-pura menutup matanya dan zahra. Sofian yang melihat wajah Zahra tertidur hanya tersenyum.

Sofian melangkah kakinya  ke kasur yang kosong tempat ia tidur tadi. Dan masuk keselimut yang kini Zahra gunakan.  Sofian berbaring dan memeluk Zahra dari belakang dan menegelamkan wajahnya ditekuk leher

Zahra.

Zahra gugup benar- benar gugup akan perlakuan Sofian bahkan suara deru nafas Sofian di tekuk lehernya menambah kegugupan Zahra namun ia terus berpura-pura tidur. Jantung Zahra berdengup kencang bahkan Sofian pun mendengarnya.

Sofian tau Zahra hanya pura-pura tidur namun ia tidak mau mengoda Zahra karena ia lelah menyipakan pernikahan dan dia juga harus mandi 3 kali.

Suara jantung Sofian juga sangat kencang bahkan Zahra menengarnya. Namun lama-kelamaan suara jantung Sofian hilang dan deru nafas yang memburu di tekuk leher Zahra tidak lagi memburu namun menjadi teratur. Yang artinya Sofian telah tertidur.

Zahra tidak bisa tidur lama dengan posisinya ini, namun lama-kelamaan ia merasa nyaman dan juga ikut tidur dengan Sofian..

####

Saksikan kelanjutannya di Sifat Tersembunyi My Husban.

Jangan lupa baca juga novel karya Autor juga I hate You Status.

Autor minta maaf jika ada yang menyinggung dan tulisan typo. Kalau ada nama siska itu nama pemeran utama di novel pertama autor I hate You Status. Heheh sorry ya kalau Zahra jadi Siska sudah terbiasa ketik nama siska.

Autor tunggu  komen dan like nya

autor ucapkan terima kasih pada semua pembaca baik di I hate you status maupu sifat tersembunyi my husban.

see you next time.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

apa Sofian orang baik atau jahat sih Thor🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔

2021-07-18

0

Yani mulyani

Yani mulyani

ngapain mesti mandi 3 x...blom nikah aja nyosor melulu giliran udah halal malah maen air trus kan ga lucu banget...anehhhhh

2021-06-29

0

Fiietrie Mauza

Fiietrie Mauza

knp mandi berulang...., masa liat gitu aja langsung ....... 😁😁😁

2020-10-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!