Zahra prof...
Suara pintu menyadarkan aku akan lamunan Zahra. Zahra melihat kearah pintu masuklah dua orang gadis muda yang cantik.
“Maaf Nyonya.. tuan sudah menunggu anda di bawah?” kata salah satu dari mereka.
“ Kalian siapa?” jawab Zahra lesu.
“ saya andin dan ini adik saya Afika, kami pelayan dirumah tuan ini” jawab Andin memperkenalkan diri.
“Ayo nyonya. Tuan sudah menunggu dari tadi dan penghulu sudah lama datang” kata Afika.
Zahra Pun berdiri dan melangkah. Afika dan Andin mengikuti Zahra dari belakang. Zahra membawa bungga ditanggannya. Zahra melangkah dengan lesu dan kosong.
“ Ya Allah ku pasrahkan semuanya padamu dan tolong kuatkanlah diri hambamu ini. Aku ingin ayah. Ya Allah.. Aku mau ayah yang
melakukannya”.
“Hati-hati nyonya" Kata Andin dan memegang salah satu tanggan Zahra karena mereka akan turun tangga sedangkan Afika menggangkat gaun Zahra yang mengeser dilantai takut Zahra jatuh.
Zahra hanya menjawab dengan senyumannya.
“Sebelum Zahra berada dilantai bawah. Masih ada 3 lantai lagi. Ada tangan yang tergadah di depan Zahra. Zahra menonggak dan memandang pemilik tangan..
“A.. a… ayah?” kata Zahra melihat orang itu dan mulai menangis air mata Zahra tidak dapat ia bendung. Ia benar-benar rindu ayahnya.
Orang itu adalah Ramli Soleh trustan ayah kandung serta Orang tua tunggal Zahra. Yang menyayangi Zahra sepenuh hati.
“Iya.. ini ayah sayang?”kata Ramli.
Zahra langsung memeluk ayahnya untuk menghilangkan rasa rindunya selama ini. Ayah Zahra membalas pelukan anaknya.
Pasalnya selama di Amerika Zahra dan Ramli sulit untuk berkomunikasi karena panggilan luar negeri sangat mahal
Apalagi saat Zahra pulang ke Indonesia belum sempat bertemu Ramli ayahnya dikarena ia langsung di culik laki-laki gila yang akan menjadi suamimnya.
-Flasback-
Dari pertemuannya dengan Sofian hari itu, Zahra tidak pernah bertemu Sofian sekali pun. Zahrapun sudah melupakan kejadian itu. Zahra menganggap itu hanya lelucon yang diberi tuhan untuk menghiburnya.
Tepat 2 bulan kemudian adalah hari wisuda Zahra. Ia akan langsung pulang dan menemui ayahnya. Dia sudah rindu ayahnya. Karena dia di Amerika sudah 3 tahun 10 bulan. Rindu? Ini sanggat rindu. 3 hari setelah wisuda ia pamit pada Sansain akan pulang ke Indonesia dan bilang Sansain main ke indonesia untuk mampir dirumahnya. Zahra juga memberi alamatnya di Indonesia kepada Sansain.
Sesampainnya di bandara Sukarno Hatta. Zahra sudah tidak sabar untuk bertemu sang ayah. Zahra berniat pulang dengan taksi.
Didepan bandara Sukarno Hatta.
“Taksi.. nona?” kata seseorang laki-laki supir taksi.
“Ia..” jawab Zahra Mengiyakan.
“Tolong, pak barang-barang saya” kata Zahra meminta tolong supir tadi untuk memasukkan barang-barangnya.
Setelah Zahra di dalam taksi. Sopir taksi menjalankan taksinnya.
“Tujuannya kemana non?” tanya sopir itu.
“Ini pak” Zahra memberikan kertas yang berisi catatan alamat rumahnya dan pak sopir mengambilnyam
“Oh di jalan kali licin, Depok non?" Tanya sopir itu meyakinkan setelah membawa tulisan yang diberi Zahra.
“ Ia pak” Jawab Zahra membenarkan.
Taksipun berlalu sesuai kearah tujuan Zahra. Kadang supir taksi menanjakan sesuatu agar mengurangi sepi.
“ Non dari mana? dan ke depok ketemu siapa, non?” tanya supir taksi itu
“ Saya dari Amerika pak. Ke depok mau pulang ke rumah ayah” jawab Zahra.
“ Dari Amerika non? Wah hebat ya non. Di sana ngapain non?”
“ Saya kuliah pak” jawab Zahra.
“ Biaya kuliah disini aja besar apalagi di Amerika ya non? saya juga punya anak kuliah di Univeritas jakarta kualahan membayar uang semesternya” jelas pak supir.
“Ah.. tidak juga pak saya dapat beasiswa disana dan beasiswannya full. Ya walau kadang saya harus berkerja juga untuk menambah uang jajan” jawab Zahra.
“Beasiswa non. Berarti non pintar sekali bisa dapet beasiswa di luar negeri lagi” kata supir itu kagum.
“ Ya begitu lah pak. Allah masih sayang sama saja. Semua ini juga karena Allah” jawab Zahra.
“Waw. Sudah cantik, pintar, soleha lagi” kagum supir taksi itu pada Zahra.
Tiba-tiba ada yang memberhentikan taksi yang Zahra tumpangi dengan menghalingnya menggunakan mobil. Pak supir mengerem mendadak.
“ Non, tidak apa-apa?” tanya supir taksi pada Zahra.
“Alhamdulillah. Bapak sendiri?” tanya Zahra
“Baik non" jawab supir taksi..
Dari mobil yang menghalangi mereka keluar seseorang menggunkan jas hitam dengan kemeja putih di dalamnya dan celana dasar warna hitam, serta sepatu kulit hitam. Ia keluar mobil dengan elegan. Serta kaca mata hitam yang menambah karismanya.
“Non. Kenal orang itu?’ tanya supir pada Zahra.
“Tidak!! Tapi sepertinya pernah lihat” jawab Zahra karena belum jelas muka lelaki itu.
Laki-laki itu berjalan kearah taksi yang ditumpangi Zahra. Sebelum laki-laki itu sampai ada beberapa orang laki-laki dengan jas hitam dan kacamata hitam mengedor pintu taksi yang ditumpangi Zahra. Zahra dan supir taksi terkejut dan sedikit takut. Karena jalanan yang mereka lalui sangat sepi.
“Bagaimana ini pak?” tanya Zahra yang takut.
“Tidak tau non” jawab supir taksi itu tak kalah ketakutan.
Lelaki itu membuka paksa taksi. Akhirnya pintu taksi tempat Zahra terbuka.
“Mau apa kalian?” tanya Zahra.
“Tuan” kata orang-orang yang beras hitam dan menunduk hormat pada lelaki yang keluar dari mobil didepan taksi Zara.
Lelaki itu menunduk dan memasukkan kepalannya ke dalam taksi. Zahra.. melihat itu Zahra ketakutan.
“A… pa yang akan kamu lakukan.” Tanya Zahra terpotong-potong karena takut.
Lelaki itu tidak menjawab pertannyaan Zahra dan terus menatap dingin pada Zahra.
Kemudian lelaki itu membawa Zahra dalam gendongan. Zahra memberontak.
“A..pa yang kamu lakukan? Lepaskan saya!!” kata Zahra dan terus berusaha lepas dari gendongan lelaki itu..
Supir taksi berusaha menolong Zahra namun terhalang oleh bodyguard atau lelaki- lekaki berjas hitam
Lelaki itu memasukkan Zahra ke dalam mobil yang ada di depan taksi dan ia juga masuk kebdalam mobil.
“Jalan pak” kata lelaki itu pada sopir yang sedari tadi di dalam mobil. Mobilpun berjalan.
“ Siapa kamu? Kamu mau apa?” tanya Zahra dengan ketakutan.
“ Kau tidak mengenaliku, sayang?” jawabnya dengan menekan kata sayang.
“Jangan panggil saya sayang.. Siapa kamu?” ronta Zahra.
“Suts” kata orang itu meletakkan telunjuknya di bibirnya menyuruh Zahra diam.
“Hiks hiks.. Apa yang kamu lakukan?… Apa salahku hiks-hiks?.. aku..” kata Zahra sambil menangis dan terpotong saat lelaki itu menarik leher Zahra mendekatnya. Zahra langsung memberonta dengan keras.
“Lepaskan saya. Aku mohon. Lepaskan saja” ronta Zahra..
Lelaki itu menarik tekuk leher Zahra semakin mendekat dan keras. Zahra kesakitan.
“AAAU” terak Zahra. Saat Zahra membuka mulut lelaki itu memasukkan sesuatu ke mulut Zahra dan langsung tertelan oleh Zahra. Rasannya cukup pahit. Lelaki itu memberi minum kepada Zahra. Tetapi Zahra tidak mengambilnya.
“MINUM!!!” bentak lelaki itu.
Zahrapun menurut dan meminum air itu karena lidahnya juga masih terasa pahit. tidak lama itu Zahra langsung merasa pusing dan tertidur.
Lelaki itu menarik kepala Zahra ke bahunya karena posisi kepala Zahra yang mangut-manggut hampir jatuh atau mendekat ke arah jendela.
“Kau terlalu berisik sayang. Aku tidak melakukan ini jika kamu tidak berisik. Apa Kau tidak mengenaliku lagi? Kita baru 2 bulan tidak bertemu” kata lelaki itu. Ya lelaki itu adalah Sofian Albarnista calon suami Zahra
-Flasback off”
“ A..ayah kenapa bisa disini ?” tanya Zahra pada Ramli setelah melepaskan pelukan.
“Gadis bodoh ya menjadi walimu dalam pernikahan?” kata Ramli santai dan senyum.
“A.. ayah ak..”kata Zahra yang terpotong Ayahnya.
“Sudah.. Calon suamimu sudah memberi tau semuannya. Ayo dia sudah menunggu lama” kata Ramli pada Zahra
“Kenapa ayah mensetujui pernikahan ini kenapa ayah tidak menolak. Apa yang dilakukan lelaki itu?” tanya Zahra dalam hati
Zahra melihat sekeliling ada banyak orang. cukup ramai yang melihat kearahnya
Mereka berbisik-bisik
“Cantik.. pantas tuan tergila-gila"
“Benar-benar cantik”
“Pasangan yang serasih”
Dan masih banyak lainnya
Zahra kagum dengan hiasan ruangan yang cukup ilegan berwarna putih yang dihiasi berbagai bunga yang mempercantik ruangan. Zahra cukup kagum. Dari tadi ia tidak melihat ruangan itu karena ia terus melihat kebawah.
Lelaki yang akan menikah dengannya berdiri diatas altar pernikahan siapa lagi kalau bukan Sofian. Sofian pun memakai serba putih dari
jas, celana dan kemejannya. Sama seperti ruangan dan Zahra yang juga putih dari gaunnya dan jilbabnya. Bahkan bunga yang Zahra bawa juga mawar putih.
“Lelaki itu sudah menyiapkannya, huh”
“Ayo!" kata Ramli menyadarkan Zahra dan menggulurkan tanganya ke Zahra. Zahra menyambut tangan ayahnya dan ikut berjalan bersama dengan ayahnnya.
Sofian tersenyum melihat Zahra dan terus terpukau dengan kecantikan Zahra. “aku tidak salah mencari wanita” Kata sofian dalam hati
Ramli mendudukan Zahra dan Sofian duduk disamping Zahra. Ramli duduk di depan Sofian dan di samping Ramli ada penghulu. Semua orang melihat mereka.
“Sudah siap?" kata penghulu.
“Ia” Jawab sofian
“Mari saya mulai..” pengghulu mulai membaca ayat al-qur’an
“Sekarang untuk ayah sang gadis dan calon menatunya berjabat tangan” kata penghulu itu mempersilahkan Ramli dan Sofian berjabat tangan. Ramli dan Sofian berjabat tangan. Penghulu menyuruh Ramli membac ijab kabulnya
“ Saya nikahkan dan kawinkan putri saya yang bernama Zahra Soleha Trustania dengan ananda Sofian Albarnista bin alm Yusuf ali albarnista dengan mas kawin emas seberat 1 kg dan sebuah rumah dibayar tunai” kata Ramli membaca itu
“ Saya terima nikah dan kawinnya Zahra Soleha trustania binti Ramli Soleh Trustan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai” kata Sofian dengan sekali tarikan nafas.
“Bagaimana dengan saksi?” tanya penghulu.
“Sah” jawab mereka kompok.
“Selamat nak kalian resmi menjadi pasangan suami istri” kata penghulu itu diiringi dengan tepuk tangan.
Setelah itu Sofian memasukkan cincin ke jari Zahra dan kemudian Zahra memasukkan cincin ke jari Sofian. Zahra mengambil tangan Sofian dan menciumnya. Kemudian Sofian mencium kening Zahra. Yang diakhiri dengan
tepukan yang meriah.
Pandangan Zahra dan Sofian melihat Ramli yang meneteskan air mata bahagia. Sofian menyalami Ramli.
“Jaga putri ayah satu-satunya ini ya. Bimbing dia menjadi istri yang soleha. Bila Zahra tidak patuh dan mungkin bandel tolong tegur dia. Ini salah ayah yang tidak mengajari dia dengan benar” kata Ramli kepada
Sofian.
“Baik yah” jawab Sofian dengan senyuman manisnya. Tapi bagi Zahra itu senyuman yang menyeramkan.
“Si raja ekting”
Sekarang gantian Zahra menyalami ayahnya.
“Jadi Istri yang soleha ya sayang. Ayah selalu mendoakan kebahagian kalian berdua. engga nyangka anak ayah sudah dewasa sekarang. Patuh ya sayang dengan suamimu. Kini surgamu sudah bersamanya suamimu” kata Ramli mengusap kepala anaknya.
“Ia ayah. Zahra sayang ayah” Zahra memeluk Ramli. Ramli membalas pelukan putrinya dan mengusap kepala jahra.
Zahra dan sofian duduk di atas panggung. Sofian mendekatkan tubuhnya ke Zahra dan berbicara di kuping Zahra.
“Kamu pasti binggung kenapa Ayahmu setuju.” Kata Sofian membuat Zahra kaget.
“A..pa yang kau lakukan kepada ayah?” Tanya Zahra
“Apalagi kalau bukan mengancamnya” jawab Sofian dengan senyum devilnya.
“KAU…!" Zahra melotot pada Sofian. Kemudian ia tertunduk frustasi.
"Astafirullah dia suamiku sekarang”
"Apa kini aku akan menjadi ****** yang menghangatkan ranjang saja” batin Zahra yang sedih.
“Kenapa? Apa sekarang kau pusing.. Ini baru permulaan sayang. Setelah ini kamu akan menderita seumur hidupmu” kata Sofian membuat sedih Zahra bertambah
“KENAPA ? Apa salahku?” tanya Zahrah
“Pelankan suaramu. Kesalahanmu banyak sayang yang pertama kau menolakku yang kedua kau melupakan aku” balas Sofian.
Emm emm deheman seseorang menyadarkan mereka berdua. Dan membuat Sofian dan Zahra berdirim
“Aduh pengantin baru. Bermesraannya nanti saja di kamar” kata salah seorang laki-laki paruh baya memberi salaman kepada Sofian dan Zahra. Zahra hanya meletakkan kedua tanggan di depan dada, sebagai tanda salamnya.
“Aduh paman..bisa aja.” Jawan Sofian dengan menggoda.
“Eh kalian pasangan yang serasi. Cantik dan ganteng. selamat ya” kata perempuan paruh baya. Menyalami Sofian dan Zahra.
“Terima kasih..” jawab Zahra
“Mereka Om dan tante ku. Om Ramdan dan tante Aisyah” kata Sofian memperkenalkan
“Terima kasih om dan tante” jawab Zahra lagi.
“Sukses ya Bro akhirnya loe engga jomblo lagi” kata seseorang yang baru naik dan menyalami Sofian.
“Ia teman Sofian anak on Ramlan dan tante Aisyah namannya Dedy Saputra” kata Sofian mengenalkan Dedy kepada Zahra
“Om dan tante turun dulu ya. Selalu bahagia” kata tante Aisyah pamit
“Terima kasih om tante” jawa Zahra
“Hai kakak ipar. Aku Dedy” kata Dedy menjulurkan tangannya.
Zahra tidak membalas tangan Dedy dan salaman dengan cara dia.
“ Hai Dedy aku Zahra” balas Zahra.
Melihat itu Dedy binggung bagaimana bisa orang Alim mau dengan Sofian yang suka bermain ONS.
“Hai kak. Kok bisa dapat orang alim? Apa kakak ipar tau kakak suka main ONS?” tanya Dedy pada Sofian sambil berbisik namun masih didengar Zahra. Sofian tidak menjawab.
“ONS? Cobaan apalagi ini tuhan”
“Udah turun lo. Masih banyak yang antri mau beri selamat” kata Sofian menyuruh Dedy pergi.
“Hist” jawab Dedy kesal dan turun.
Sesi salaman pun berakhir kini jam 22.00 tamu mulai pergi. Kini tinggal pembantu, asisten dan juga ayah Zahra.
######
Apa yang akan terjadi?
Tunggu dikelanjutannya
Jangan lupa like dan komen 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
wah rugi donk Zahra dpt bekas
2021-07-18
0
Munchan Otsutsuki
zahra ko gk terbuka pikirannya, kan amrik bukan negara islam, ya ga usah ngegas kalo ada orang sana yang nggak salam, gk semua orang amrik/non islam tau gimana salam. Lagian klo sok2an salam nanti juga di hujat kalo pengucapannya salah, dibilang ini lah itu lah
2021-04-11
0
Ainur Cutee
ada visual ny g' Thor,,,
2021-03-11
0