Setelah selesai mereka merias Zahra semua orang pamit meninggalkan Zahra.
“Sudah selesai nyonya” kata Indri menghancurkan lamunan Zahra. Pasal Zahra tidak mempedulikan semua orang terus berdoa agar Allah menggiatkan nya dan berharap pernikahan ini tidak akan pernah terjadi.
“Lihatlah nyonya anda terlihat sangat cantik” kata Sandra. Dan membuat Zahra melihat pantulan dirinya di cermin.
Zahra terbalut dengan busana pernikahan berwana putih elegan. Baju dengan bagian bawah yang sangat mekar dengan manik-manik bunga diseluruh gaunnya. Hijab yang dibentuk dengan indahnya. Namun bagi
Zahra jilbabnya kurang besar, karena selama ini jilbab yang ia gunakan selalu menutupi dadannya. Riasan yang sederhana diwajahnya. Zahra menang terlihat sangat cantik bahkan Zahrapun kaget dengan
perubahan dirinnya.
“ini mah karena nyonyanya yang memang sudah cantik” kata Sandra.
Membuat Indri dan Cantika manggut-manggut mengiyakan. Sedangkan Zahra hanya bisa tersenyum.
“ Bagaimana nyonya apakah sudah puas dan suka dengan penampilannya?” tanya Sandra memastikan takut Zahra tidak suka.
“Ya. Terima kasih” jawab Zahra tersenyum.
“Baiklah kalau begitu kami pamit. Nyonya harus menunggu tuan menyemput nyonya.” Kata cantika undur diri.
“OK. Terima kasih” kata Zahra lagi
“Tidak usah sungkan nyonya. Bila butuh kami hubungi kami saja” jawab Sandra.
Mereka menunduk memberi hormat kepada Zahra sebelum mereka semua keluar dari kamar. Kamar ini kembali seperti semula. Berubah sedikit dimana berubah letak kursi dan meja. Karena mereka langsung membawa barang yang mereka bawa.
Setelah mereka semua pergi Zahra kembali duduk di sofa.
“Apa yang akan terjadi setelah ini? Aku..aku akan menikah dengannya?" kata Zahra yang masih tidak percaya dengan kenyataan.
Pasalnya Zahra dan lelaki yang akan dia nikahi orang yang baru ia temui 1 bulan yang lalu. Oh tidak lebih tepatnya 3 bulan yang lalu
di amerika tepatnya di taman Harvard university di situ kamipun tidak saling mengenal, karena hanya lelaki itu yang menyebutkan namanya sedangkan Zahra tidak.
Mereka hanya bertemu 1 kali disitu pun hanya
berbincang sedikit. Dan kembali bertemu 1 bulan yang lalu setelah di Indonesia.
-Flashback-
Pertemuan mereka memang aneh yang dimana datang seorang laki-laki yang langsung mengajaknya pacaran. Ini memang gila.nSaat itu Zahra lagi menunggu Sansain sahabat satu-satunya Zahra selama di kuliah Harvard university.
Pada saat kecil cita-cita Zahra adalah menjadi seorang dokter. Ia selalu tekun belajar disela-sela membantu ayahnya. Pasalnya ia mengantikan ibu yang telah meninggalkannya yaitu mengurus rumah, sedangkan ayah sibuk dengan berkerja. Selain itu, Zahra pada saat SMA ia membuka toko Aksesoris untuk menambah uang tabungan karena ia tau uang kuliah di jurusan kedokteran sangatlah tinggi.
Allah sayang pada Zahra. Zahra diberi otak yang cerdas. Zahra mencoba mendaftar di Harvard university dengan prestasi Zahra pada saat SMA dimana dia pernah mengikuti lomba internasional dan ia juara 3. Walau hanya juara 3 itu sudah menjadi pencapaian yang luar biasa. Selain itu, ia juga memenangkan beberapa kejuaraan tingkat nasional. Bahasa inggris Zahra
yang lancar memudahkan dia masuk ke Harvard university. Selain itu, Zahra juga mendapatkan beasiswa full di Harvard university.
Selama 3,5 Zahra di Amerika semua berjalan dengan cukup lancar. Walau kadang ada yang memandangnya aneh karena hijab yang digunakan Zahra berukuran besar. Sahabat Zahra Cuma 1 orang Sansain Princess Logains.
Zahra sudah menunggu di taman selama 5 menit namun Sansain belum juga datang.. Sansain tadi bersama Zahra yang akan makan, namun ada barang Sansain yang tertinggal di laboratorium, sehingga ia masuk lagi.
Karena Sansain tidak datang-datang Zahra mencari tempat duduk dan membuka handphone untuk membuka Aplikasi Al-qur’annya.
Zahra lagi membaca Al-qur’an dengan nada yang sangat kecil. Kemudian datang seseorang laki-laki berdiri dihadapan Zahra.
Selama di amerika mengunakan bahasa inggris ya.
“Excuse me (Permisi)” kata lelaki itu dengan bahasa inggrisnya. Karena ayat Zahra belum selesai ia melanjutkannya terlebih dahulu.
“Excuse me (Permisi)” kata lelaki itu lagi dan Zahra tetap diam karena ayatnya belum selesai.
“Are you deaf? Does the cloth that covers your waist make you unable to hear? (Apa kau tuli? apa kain yang menutup telingamu membuatmu tidak bisa mendengar?)” kata orang itu sedikit kesal karena tidak
mendapat jawaban dari Zahra.
“ Ya?” tanya Zahra setelah selesai ayatnya dan menutup aplikasi Al-qur’annya. Dan melihat sekilas lelaki itu.
“Oh kau tidak tuli" kata orang kesal itu dengan bahasa Indonesia.
“Dia bisa bahasa Indonesia? Apa dia orang Indonesia?” tanya Zahra dalam hati.
“What is wrong? Is there anything I can help? (ada apa? Ada yang bisa saya bantu?)” tanya Zahra pada pada lelaki itu.
“Ya .. from now on you become my lover..( ya… mulai sekarang kamu jadi kekasihku) ” jawab lelaki itu santai. Zahra kaget dengan pernyataan lelaki itu dan melihat wajah lelaki yang mengatakan kata-kata yang tidak masuk akal.
“What did you say? Are you crazy? (apa yang kamu katakan? Apa kamu gila?)” tanya Zahra yang tidak percaya.
“What reaction is that? Is this a happy reaction because I was shot with a handsome and rich person like me? (Reaksi apa itu? apa ini reaksi senang karena ditembak dengan orang tampan dan kaya sepertiku?)” kata lelaki itu sombong.
“Apa lelaki ini baru lari dari RSJ (Rumah sakit jiwa)”
“Sorry. It looks like you're wrong people ... we just don't know each other. (Maaf. Sepertinya kamu salah orang... kita saja tidak saling
mengenal.)” kata Zahra yang kebingungan.
“No.. I'm not wrong (tidak! aku tidak salah)” jawabnya
“Do we know each other? (apa kita saling mengenal?)” tanya Zahra mencari informasi kenapa laki-laki ini mengatakan it.
“Ya..” jawab lelaki itu singkat.
“then? (lalu?)” tanya
“ Aku bisa gila bila disini terus. Dia menguji ku sekarang. Aku takut menambah dosa”
Zahra mengambil tasnya dan berdiri
“ Sorry. Assalamualaikum” kata Zahra dan melangkah.
Baru mulai melangkahkan kakinya laki-laki itu memegang tangannya. Zahra langsung melepaskan tangannya dengan kasar dan berbalik melihat laki-laki yang memegang tanganya.
“Are you crazy? you know this is sin. (Apa kau gila? kau tau ini dosa?)” kata Zahra marah.
“Where are you going? (kamu mau kemana?)”tanya lelaki itu tak kalah marah.
“ GO..(pergi).. I don't want to serve crazy people like you. (Aku tidak mau meladeni orang gila sepertimu” kata Zahra marah.
“ GO?? Your boyfriend is here. Where are you going? (pergi pacarmu ada disini kamu mau kemana?) ” kata lelaki itu.
“My boyfriend?” jawab Zahra sambil menggeleng-gelengkan kepala.
“We just don't know each other (Kita saja tak saling mengenal)” jelas Zahra dan berbalik dan melangkah menjauh..
“Tunggu!” Kata lelaki itu dengan bahasa indonesia dan menghentikan langkah Zahra dan berbalik melihat lelaki itu
“Kau bisa bahasa indonesia?” tanya Zahra yang penasaran.
“Ya. “ jawab lelaki itu singkat.
“Kau tadi bilang kita tidak saling mengenal? Mana mungkin kau tidak mengenalku?" kata lelaki itu sombong.
“Aku tidak mengenalmu dan aku tidak ingin mengenalmu. ” jawab Zahra.
“Assalamualikum” kata Zahra lagi kemudian berbalik dan melangkah lagi.
“ Tunggu!” kata lelaki itu dan lagi-lagi Zahra harus berhenti
“ Ada apa lagi sih dengan cowok satu ini?”
“APA LAGI? Apa ada yang bisa saya bantu?” tanya Zahra menahan emosinya.
“Perkenalkan nama saya Sofian Albarnista. Panggil saja Sofian..” kata lelaki itu memperkenalkan diri.
“Sudah? . Assalamualikum” Zahra berbalik lagi dan melangkah.
“Tunggu!" kata lelaki itu dan Zahra harus berhenti lagi . Zahra hanya menghela nafas panjang.
“Kau sudah mengenalku sekarang kau tau aku pewaris Albar grup” kata lelaki itu sombong.
“Dan sekarang kita bisa pacaran?” lanjutnya. Zahra berbalik dan melihat lelaki itu.
“Dalam agamaku tidak ada pacaran” jelas Zahra. “Apa agama mu?” tanya Zahra
“Islam” jawab Sofian singkat .
“Harusnya kau mengucap salam saat pertama kali menyapa bukan Excus me. Sebaiknya kita tidak usah bertemu lagi. Assalamualaikum” kata zahra dan berbalik dan melangkah menjauh.
“Setidaknya beri tau aku namamu?” teriak laki-laki itu karena Zahra semakin jauh. Zahra tidak mengindahkan pertanyaan Sofian dan pergi melangkah menjauh
Zahra melangkah untuk ke laboratorium mencari Sansain. Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya.
“Zahra" Kata orang itu dan Zahra langsung berbalik.
“OMG Zahra. Why I call you don't look ? (Kenapa aku panggil kamu tidak menengok?)” tanyanya dan Zahra hanya diam.
“Is there any problem? (Apa ada masalah?)” lanjutnya karena tidak ada jawaban dari Zahra.
“Nothing” jawab Zahra singkat.
“Where have you been? (Kemana saja Kamu?)” tanya Zahra karena temannya
iya yang datang adalah Sansain.
“Sorry ... there was a lecturer who asked me for help in the
laboratory (Maaf.. tadi ada dosen yang meminta bantuan aku di
laboratorium)” jelas Sansain.
“OK. let's eat ... I'm hungry.(Ok.. ayo makan… aku sudah lapar)" jawab Zahra.
“Ok” jawab Sansain dengan senyum dan tangan yang dibentuk seperti huruf O
Zahra dan sansainpun makan…
-Flasback off-
#######
dan apa yang akan terjadi?... nantikan episode berikutnya 😚😚😚
sorry ke tipo an outor sudah mendarah daging hehehe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Sofian gercep lngsng ngajak pacaran ya pasti di tolaklah sama Zahra kan baru kenal🤦🤦
2021-07-18
0
bubbletea
Sofian😂
2021-07-16
0
❄️ sin rui ❄️
gak ada nama lain apa selain sofian, ndeso tau
2021-01-05
0