“Yah. Ayah mau kemana?” tanya Zahra melihat Ramli telah rapih dengan jaket dan tasnya dan keluar rumah.
“Pulang, sayang”
“Pulang. Ini sudah malam. tinggallah malam ini di sini yah. Zahra masih rindu”
“Tidak bisa Zahra ayah besok ada pekerjaan”
“Apa ayah tidak rindu Zahra?” Tanya Zahra sedih
“Ayah akan selalu merindukanmu sayang, Tapi ayah besok ada perkerjaan yang tidak bisa ditinggal. Ayah akan mengunjunggimu secepatnya” Bujuk Ramli dan memeluk anak kesayanganya.
Zahra yang di peluk ayahnya menangis sejadi-jadinnya.
“ Yah Zahra takut, apa setelah ini Zahra masih bisa melihat ayah? Apa akan terjadi nanti hisk.)? Apa aku akan mati mengenaskan di tangan suamiku sendiri? Apa aku akan mati secara perlahan di tangannya? Aku takut yah. Aku mohon temani Zahra. Zahra tidak mau tinggal di rumah ini sendiri” Kata Zahra yang hanya di dalam hati..
Ramli melihat anaknya menangis hanya memakluminya karena memang bisanya begini bila wanita baru menikah. Selain itu, mereka juga masih sangat saling rindu hampir 4 tahun tidak bertemu. Walau sebenarnya Ramli juga sangat rindu pada Zahra putri satu-satunya, anak satu-satunya dan keluarga satu-satunya bagi Ramli, namun Ramli sudah berjanji kepada seseorang untuk perkerjaannya ia tidak bisa melanggar janjinya.
Zahra merasakan ayahnya mengusap di belakang kepalannya, namun ada juga tangan yang mengusap pungungnya. Zahra menoleh dan melihat yang mengusapnya di sana ada suaminya lelaki yang sangat Zahra ingin jauhi, namun kini ada tali pernikahan yang mengikatnya pada lelaki itu.
Ramli melepas peluknya begitu pula Zahra.
“Tapi yah ini sudah malam, ayah naik apa pulang?” tanya Zahra.
“Sofian sudah menyiapkan segalanya” jawab Ramli dan mengusap puncak kepala Zahra.
Zahra mendengar ucapan Ramli langsung melihat kearah Sofian.
“Aku mengusirnya sayang” bisik Sofian di telinga Zahra.
“Kenapa? Kenapa kau melakukan itu?” Zahra dengan nada rendah agar Ramli tidak mendengar mereka.
“ Ia akan menjadi penggangu sayang. Bukankah ini malam pertama kita?" Kata Sofian dengan nada menjijikan bagi Zahra yang masih di telingga Zahra.
“Apa kalian tidak bisa bermesraannya tidak di depan ayah?” tanya Ramli melihat tingkah putri dan menantunya itu.
“ Tidak se..”
“Ah maaf ayah. Aku hanya suka mengoda Zahra dia sangat lucu” potong Sofian sebelum Zahra menyelesaikan kalimatnya.
“Hust dasar aktor hebat” batin Zahra
“Kalau begitu ayah pamit. Sebelum semakin malam” pamit Ramli
Zahra mencium tangan Ramli.
“Jaga dirimu baik-baik ya sayang dan jadilah istri yang soleha” kata Ramli sambil mencium kening Zahra.
Kini bergantian Sofian yang mencium tanggan Ramli.
“Jaga Zahra ya. Dia anak kesayangan ayah” kata Ramli sambil mengusap kepala Zofian.
“Tenang ayah aku akan menjaga Zahra dengan baik” jawab sofian.
“Assalamualaikum” salam Ramli dan berjalan kearah mobil yang tidak jauh dari mereka.
“ Walaikum salam” jawab Sofian dan Zahra.
Ramli berlalu dengan mobil itu. Sofian dan Zahra hanya melihat kepergian Ramli. Zahra langsung sedih melihat mobil itu telah hilang
dikejauhan. Sedangkan Sofian tersenyum.
“ Ayo kita masuk sekarang” kata sofian di telingga Zahra sambil merangkul.
Zahra hanya mengikuti langkah suaminya untuk ke dalam rumah (maesion)
dan ke kamar.
Sesampai di dalam kamar Sofian melepas rangkulanya.
“Aku akan mandi” kata Sofian yang dijawab anggukan oleh Zahra.
Sofian masuk kamar mandi. Zahra ke meja rias untuk menghapus make up.
Sebelum itu, ia melepas hijabnya terlebih dahulu dan memperbaiki ikat rambutnya. Saat Zahra akan mengapus make up ia melihat pantulan dirinnya di cermin.
Zahra kembali menurunkan tangannya dan melihat pantulan itu
“Ya Allah apa yang kau inginkan? Aku tidak mengerti ya Allah. Dia sekarang suamiku, aku bisa apa jika dia mengikatku dengan tali
pernikahan atas namamu” lirih Zahra dan air mata yang kini menemaninya.
Zahra mengingat selama ini dan sekarang yang menyedihkan bagi Zahra dia suami Zahra.
Flasback.
Zahra membuka matanya dan melihat sekelilingnya. Ia berada di kamar dindingnya berwarna abu abu. Kamar itu berukuran sangat luas dengan ada TV berukuran jumbo, meja dan Sofa. Lampu tidur di nakas dan lampu besar dan megah di atas atap. Dari sekali lihat sudah tau kalau itu ruangan yang megah dan pasti milik orang kaya.
Zahra mengigat-ingat kenapa dia bisa disini? Ia ingat dia di culik sesorang dan di dalam mobil dia di beri obat dan minum, hingga ia
tidak sadarkan diri. Menggingat itu Zahra melihat tubuhnya dan ia lega semua pakaian dan hijabnya masih utuh.
“ Kau sudah bangun?" tanya seseorang yang baru masuk dan mengagetkan Zahra.
“Siapa kamu? Aku ingin pulang” tanya Zahra tidak mengindahkan pertanyaan orang itu yang tidak lain Sofian. Sofian tidak menjawab.
Zahra dan berjalan mendekat.
"A..pa yang kau lakukan? Tetap disitu!” Zahra takut mencoba menghentikan langkah Sofian. Tapi Sofian terus melangkah dan duduk di samping zahra. Zahra langsung mengeser tubuhnya menjauh dari
Sofian.
Sofian malah menarik pinggang Zahra dan memegang dagu Zahra agar melihat wajahnya.
Zahra mencoba untuk tidak melihat wajah Sofian. Sofian malah mengencangkan pengangannya di dagu Zahra hingga mata coklat Zahra dan mata biru Sofian bertemu.
“ Kau tidak mengenaliku? Aku tidak pernah melupakanmu dari pertama kita bertemu, namun kau melupakan aku” kata sofian sambil melihat mata coklat Zahra yang ada ketakutan disana. Sofian hanya tersenyum miring melihat itu.
“Aku benar-benar tidak tau kamu” jawab Zahra jujur.
“Nama ku Sofian. Sofian Albarnista”
“HAH? Aku tidak ingat dengan nama itu. Kapan kita bertemu?” tanya Zahra sambil mengingat.
“Apa tadi Sofian Albarnista Mungkin salah satu temannya di Indonesia, mungkin teman SD, SMP,SMA. Apa teman bermanin?” Batin Zahra. Namun tidak ada namanya Sofian Albarnistan kalau Sofian banyak.
Sofian melepaskan pelukannya di pinggang Zahra dan melepas cengkramannya dan berdiri akan pergi keluar kamar.
“Tunggu” Zahra menghentikan langkah Sofian dan melihat Zahra.
“Apa? Apa kau sudah rindu padaku?” tanya Sofian mengoda Zahra.
Aku ingin pulang”.
“Tidak! kau selesaikan dulu PR mu”
“PR? PR apa?” tanya Zahra tidak mengerti.
“Kau harus mengingat kapan kita bertemu. Sebelum kau ingat kau akan tinggal di sini.”
“AKU TIDAK MAU! AKU INGIN PULANG”
“Kau jangan uji kesabaranku, sayang” Sofian kembali berjalan mendekat pada Zahra.
Setelah sampai di samping Zahra. Sofian menunduk dan mendekatkan tubuhnya pada Zahra. Zahra langsung menjauhkan tubuhnya dari tubuh Sofian. Tubuh Zahra mentok di atas kasur
“A..pa yang akan kau lakukan?” tanya Zahra gugup. Sofian semakin mencondongkan tubuhnya dan bertumpu dengan kedua tangan kini Zahra berada di kungkungan tubuh Sofian
“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Zahra lagi tapi yang ini dengan nada takut.
“ Aku akan memberi tahumu kapan kita bertemu, namun setelah itu kau jadi makananku malam ini” jawab Sofian dengan senyum iblisnya.
“Ja..jangan aku mohon. Aku mohon. Aku akan mencoba mengingatnya hiks hiks” mohon Zahra sambil menangis.
Sofian tersenyum devil dan berdiri kembali.
“Bagus” Sofian tersenyum dan mengusap puncak kepala Zahra dan kemudian pergi meninggalkan Zahra.
Zahra yang ditinggal oleh Sofian terus menangis. Ia mencoba mengingat
bagaimana dia bisa mengenal Sofian tepatnya Sofian Albarnista?
Sudah 3 minggu Zahra tidak mengigat orang itu. Kapan bertemu? Kenapa mereka bisa kenal. Disela- sela ia menggingat Zahra berdoa semoga tuhan membuatnya ingat dan memberi perlindungan padanya. Zahra tidak
lupa Sholat, berzikir dan mengaji.
Ini sudah 2 hari dari Sofian berkunjung namun sofian tak kunjung datang. Hanya ada pembantu wanita yang sudah tua yang memberi Zahra makanan. Untuk pakaian Zahra sudah disiapkan oleh lelaki itu di lemari.
Biasannya 2 hari sekali Sofian datang melihat Zahra dan menanyakan apakah Zahra sudah ingat? Namun menanyannya tidak hanya berhadapan tapi kadang mengukung Zahra di kasur atau di tembok.
Pernah sofian mengukungnya di tombok. Tubuhnya sama Sofian sangat dekat dan lelaki itu mendekatkan wajahnya sangat dekat dimana Zahra bisa mendegar deru nafas Sofian diwajahnya. Dan Alhamdullilah tidak terjadi apa-apa. Karena lelaki itu kemudian berbisik ditelingga Zahra
“Bagaimana? Apa kamu sudah menggingatku?” itu pertanyaan yang selalu
Sofian tanyakan pada Zahra. Dan selalu di jawab gelengan dan “ Aku masih belum ingat".
Maka sofian hanya tersenyum devil dan bilang
“Kau harus berkeja keras sayang”
“Kau jangan uji kesabaranku sayang”
“Aku sudah sulit menunggunnya sayang!”
“ Apa perlu aku memberi taumu namun kau harus rela aku makan?”
Itu jawab Sofian. Yang paling membuat bulu kuduk Zahra berdiri adalah jawaban terakhir. Dan Zahra masih bersyukur karena Sofian hanya berkata dan tidak melakukannya. Zahra pernah meminta clu agar ingat, namun Sofian tidak memberi tau.
“ Satu clu satu ciuman 5 klu aku akan melakukannya” jawab Sofian menjijikan dengan senyum devil. Dari situ Zahra tidak menanyakan clu lagi.
3 hari sebelum pernikahan.
Entah apa yang terjadi pintu kamar Zahra tidak terkunci, mungkin pelayan memberi makan Zahra lupa menutupnya dan entah apa yang membuat Zahra ke pintu dan mengetahui pintu tidak terkunci biasanya Zahra tidak mencobanya lagi setelah 3 kali mencoba ternyata terkunci.
Zahra juga mencari jendela yang terbuka namun nihil. Jika ada jendela yang
terbuka juga tidak bisa kabur karena ia ada dilantai 4. Rumah yang sangat-sangat besar walau Zahra tidak pernah melihat ruangan selain kamarnya ini.
Mengetahui itu, Zahra keluar kamar ya untuk kabur apalagi. Namun sialnya belum keluar gerbang Zahra sudah tertangkap oleh Sofian.
Sofian yang marah menarik tangan Zahra kembali ke dalam rumah dan masuk kamar. Kamar yang di masuki Zahra bukan kamarnya tadi. Kamar ini berada di lantai 2. Sofian yang marah melempar Zahra dan mengukungnya diantara kedua tangannya dan langsung melepas jilbab Zahra paksa dan mencium leher Zahra .
Karena perlakuan Sofian yang melecehkannya Zahra menangis.
“Aku mohon Sofian. Aku janji tidak akan kabur lagi. Tolong jangan begini” mohon Zahra sambil menangis dan mendorong dada Sofian. Namun tenaga Zahra tidak sekuat Sofian. Sofian terus menciumi leher Zahra
bahkan meninggalkan jejak kissmark disana. Zahra terus menangis dan mencoba melawan.
Seakan sadar Sofian berdiri dan melihat Zahra yang acak- acakan. Sofian berdiri dan mengambil jibab Zahra tadi.
“ Pakai!" kata Sofian sambil memberi jilbab pada Zahra. Zahra langsung mengambilnya dan masih terus menangis.
“Ya Allah tubuhku sudah disentuh oleh laki-laki bukan muhrimku. Tolong maafkan aku. Ya Allah” batin Zahra yang memakai jibab dan terus menangis,
“Itu hukumannya jika kau berani pergi tanpa izinku.. Aku masih bisa melakukan yang lebih parah jika kau melakukan itu” ancam Sofian dan pergi meninggalkan Zahra yang masih menangis.
Tidak berselang lama Zahra yang masih duduk di atas ranjang sambil melamun mengingat kejadian yang telah terjadi seakan memori itu memutar seperti kaset yang cepat dari SD yang masih bahagia dengan
sang ayah hingga hari ini.
tidak lama kemudian zahra dikagetkan kedatangan Sofian yang langsung duduk disamping Zahra dan menarik tanggan kiri Zahra.
“A..pa yang kau lakukan?. LEPASKAN AKU!!” kata Zahra mencoba gengaman Sofian.
Namun tenaga sofian lebih besar menarik tangan Zahra ke penjangga ranjang kemudian memborgolnya.
“Sof..Sofian apa yang kau lakukan? Lepakan aku?” mohon Zahra melihat tangannya yang telah terborgol.
“ini cara satu-satunya agar kau tidak pergi. Tangan kananmu di gunakan untuk makan jadi aku tidak bisa mengikatnya, maka aku
menggunakan borgol agar kau tidak bisa melepasnya" Jelas Sofian
“Aku mohon Sofian jangan seperti ini, tolong lepaskan aku.. Aku berjanji tidak akan melakukan itu lagi”
“Aku tidak tau hati seseorang”
Sofian meninggalkan Zahra.
Sudah 3 hari sofian tidak datang. Dan datang-datang mengajak menikah sekarang juga.
######
Saksikan kelanjutannya
Autor tunggu komen dan likenya ya…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫
Sofyan itu siapa thor???kok aku ngeri sendiri ya,gila ga sih dia????
2022-09-18
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
maksud Sofian nyulik Zahra apa ya motifnya
2021-07-18
0
sibiru_mempesona
lieur ahh tor bacanaya berbelit, kebanyakan flashback
2020-11-04
1