Marwa pulang ke rumah besarnya dengan mengajak temannya Yuni. Dia ingin belajar bersama Yuni untuk ulangan matematika besok. Saat masuk ke rumah Marwa, Yuni takjub melihat rumah Marwa besar dan megah. Dia sampai bengong melihat segala hal yang ada dirumah itu.
"Besar sekali rumah Marwa, dia beruntung sekali.
Beda denganku tinggal dirumah petakan yang kecil dan kumuh"batin Yuni.
"Yuni, kamu mau minum gak?"tanya Marwa.
Yuni hanya mengangguk mendengar pertanyaan Marwa. Mereka berjalan menuju ke ruang makan. Sambil jalan Yuni memperhatikan foto keluarga Marwa di dinding.
"Marwa, itu foto Papa dan Mamamu?"tanya Yuni.
"Ooh, iya itu Papa, Mama, dan Kak Raka"ucap Marwa.
"Papamu masih muda ya"ucap Yuni.
"Masa sih? Papaku itu usianya udah 39 loh"ucap Marwa.
"Tapi kelihatan masih muda dan ganteng ya"ucap Yuni.
"Kata orang sih begitu, tapi Papaku dari dulu memang ganteng dan keren, kadang kalau jalan berdua sama Papa dikiranya kakakku"ucap Marwa.
"Mamamu juga masih muda dan cantik"ucap Yuni.
"Iya dong, mereka itu pasangan serasi"ucap Marwa.
"Kakakmu juga ganteng banget ya Marwa"ucap Yuni.
"Dia memang ganteng banget tapi ngeselin, sok cool, muka tembok, irit bicara dan cuek banget" ucap Marwa.
"Andai aku yang dilahirkan dikeluarga ini, pasti hidupku gak akan sengsara, Marwa enak banget sih, bikin aku iri"batin Yuni.
"Ayo Yun, aus banget aku"ucap Marwa.
Marwa dan Yuni ke ruang makan untuk mengambil minum. Datang Bi Surti menghampiri mereka.
"Non dah pulang?"tanya Bi Surti.
"Udah dong Bi, aus bikinin jus ya Bi"ucap Marwa.
"Beres Non, mau jus apa?"tanya Bi Surti.
"Yuni, kamu jus apa?"tanya Marwa.
"Jus jeruk aja"ucap Yuni.
"Jus jeruk dan jus kiwi pake susu ya Bi"ucap Marwa.
"Oke Non, poster pesanan Bibi udah dibeliin Non?"tanya Bi Surti.
"Udah dong, nih Bi Surti"ucap Marwa sambil memberikan poster pada Bi Surti.
"Wah Non, makin rajin ngehalunya nih, pajang ah depan kasur biar tar malam ke bawa mimpi, sekali-kali Bi Surti diperebutin cogan walaupun dalam mimpi"ucap Bi Surti sambil memandangi poster boy band.
"Oya Bi Ida kemana?"tanya Marwa.
"Nangisin ayam, orang beli ayam potong kok ditangisin seharian gak boleh dimasak, udah gitu mau tahlilin dulu sebelum dimasak"ucap Bi Surti.
"Bukannya Mama udah beliin Bi Ida ayam peliharaan ya"ucap Marwa.
"Iya, tapi kemarin ayamnya sakit sampai bergadang semalaman ngompres ayamnya pakai air anget, eh bulu ayamnya malah rontok, besoknya ayamnya malah sekarat Non. Minta anter Bi Surti ke puskesmas, eh tu ayam malah mati gara-gara ngantri kelaman gak udah-udah. Bi Ida sampai galau gak mau makan dan minum, udah gitu gak mau mandi"ucap Bi Surti.
"Bukannya ayam Bi Ida dah bertelor ya kemarin?"tanya Marwa.
"Udah Non, tapi digoreng sama Pak Doyok satu dan satunya buat minum jamu Pak Kodir, eh yang satunya pecah didudukin Pak Aman, nangis deh Bi Ida sampai gulung-gulung, dia merasa mereka bertiga musuh dalam selimut dan pagar makan taneman Non"ucap Bi Surti.
"Berarti gak jadi ditetesin ya"ucap Marwa.
"Jadi Non kan bertelor lagi, semalaman Bi Ida ngelonin itu telor biar netes, Bi Surti aja bingung orang mah ayamnya yang netesin, ini Bi Idanya yang netesin"ucap Bi Surti.
"Terus Mak ayamnya gimana?"tanya Marwa.
"Ya stress telornya ilang dikelonin sama Bi Ida, besoknya udah almarhum"ucap Bi Surti.
"Jadi ayam-ayamnya pada mati ya, kasihan Bi Ida" ucap Marwa.
"Bibi buatin jus dulu ya Non"ucap Bi Surti.
"Ya"ucap Marwa.
Bi Surti membuatkan jus untuk Marwa dan Yuni.
Setelah selesai, dia memberikan jus itu pada mereka. Marwa mengajak Yuni naik ke lantai atas ke kamarnya. Yuni terus menengok kanan kiri sambil melihat berbagai macam barang dilantai atas tak sengaja bertemu Leo.
"Papa dah pulang?"tanya Marwa.
"Iya Marwa"ucap Leo.
"Pa kenalin ini Yuni temen Marwa"ucap Marwa.
"Yuni Om"ucap Yuni.
"Ya ampun aslinya lebih ganteng, Yuni mau jadi istri keduanya atau simpanannya juga boleh"batin Yuni.
"Papa ke kamar dulu ya"ucap Leo.
"Iya Pa"ucap Marwa.
Leo meninggalkan Marwa dan Yuni menuju ke kamarnya. Sementara Marwa mengajak Yuni ke kamarnya.
Leo masuk ke kamarnya, dia melihat Zara duduk dikarpet sambil membaca buku. Dia menghampiri istri tercintanya itu dan duduk disampingnya.
"Ma lagi ngapain?"tanya Leo.
"Lagi baca novel Pa, mumpung punya waktu senggang"ucap Zara.
"Papa punya cerita yang ingin diceritakan sama Mama"ucap Leo.
"Cerita apa Pa?"tanya Zara.
"Kisah perjalanan hidup kita akan dibuat novel Ma"ucap Leo.
"Beneran?"tanya Zara.
"Iya, sudah dua hari ini penulisnya datang ke kantor untuk menulis kisah hidup kita"ucap Leo.
"Semoga novelnya menginspirasi banyak orang ya Pa"ucap Zara.
"Betul Ma"ucap Leo.
Leo memeluk Zara, dia seakan mengingat masa mudanya saat bersamanya. Kenangan-kenangan dimasa lalu masih terlintas jelas dipikirannya. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat.
Marwa belajar matematika bersama Yuni dikamarnya. Karena kebelet buang air kecil, Marwa masuk ke toilet kamarnya. Yuni mengambil handphone milik Marwa dan mengecek nomor telpon milik Leo. Dia menyimpan nomor telpon milik Leo dihandphonenya.
"Untung aku tau password handphonenya Marwa. Dengan begini aku bisa mendekati Papanya Marwa. Kali aja mau jadiin aku simpanannya, hidupku sebentar lagi akan bermandikan uang"ucap Yuni.
"Lagian gak rugi jadi simpanan Papanya Marwa, udah ganteng kaya lagi, sorry ya Marwa, aku juga ingin hidup enak seperti dirimu"ucap Yuni.
Tak lama Marwa keluar dari toilet, dia menghampiri Yuni dan kembali belajar lagi bersamanya. Marwa tidak tahu niat busuk Yuni pada Ayahnya.
***********
Leo pergi ke Rumah Sakit Jiwa Kasih Sayang. Dia bersama Sekretaris Beti masuk ke ruangan kamar tempat Mirna berada. Terlihat Mirna sedang menggendong boneka. Leo masuk keruangan itu sambil membawa boneka. Dia menghampiri Mirna sampai berada didepannya.
"Bos hati-hati, saya gak berani mendekat takut ngamuk"ucap Sekretaris Beti.
"Yausudah kamu disitu saja"ucap Leo.
Leo mulai bicara pada Mirna, dia berusaha mendapatkan informasi dari Mirna.
"Mirna"ucap Leo.
"Anakku sayang jangan menangis Mama tidak akan meninggalkanmu ha....ha...ha.."ucap Mirna.
"Mirna, ini boneka untukmu lebih bagus dari pada yang kau pegang"ucap Leo memberikan boneka pada Mirna.
Mirna langsung mengambil boneka yang diberikan Leo.
"Anakku kamu lapar ya"ucap Mirna.
"Mirna, saat kau membawa bayiku, kau letakkan dimana?"tanya Leo.
"Bayiku .....bayiku.....bayiku mati.....jangan ......
hik...hik......ucap Mirna.
Leo mengambil boneka yang dipegang Mirna.
"Jangan....jangan ambil anakku, kalian jahat...... kalian membawa anakku"ucap Mirna.
"Mirna bilang padaku siapa yang membawa anakku?"tanya Leo
"Anakku kemarilah....ha...ha.....anakku....."ucap Mirna
"Bos saya rasa percuma bertanya pada orang gila"ucap Sekretaris Beti.
"Kau benar, aku terlalu berharap untuk bertemu secepatnya dengan putriku"ucap Leo.
"Sabar ya Bos, saya yakin suatu hari nanti Bos akan bertemu dengan putri Anda"ucap Sekretaris Beti.
Leo hanya melihat Mirna yang bermain dengan bonekanya. Sulit mengorek informasi dari orang yang memiliki gangguan kejiwaan. Leo berharap mungkin suatu hari nanti bisa berkumpul lagi dengan putri pertamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 359 Episodes
Comments
kia
cinta
2022-05-17
0
Rita Sugiarti
Tak ada penyesalan di hati danu 😩yg Di fikirkan anak tirinya sj
2022-02-05
0
Alfian Rosyadi
masih bingung peran utamanya
2022-01-29
0