Episode 4

Minggu siang ini Ayunda dan Satrio keluar untuk nonton acara band di sebuah tempat. Ayunda sangat senang, Ayunda bingung memakai pakaian yang bagaimana. Secara Ayunda hanya mempunyai kaos dan celana pendek selutut. Maklum Ayunda itu tomboy jadi bajunya kebanyakan kaos bergambar kartun dan celana pendek selutut.

Akhirnya Ayunda nemu baju 3/4 warna biru dan celana jins dongker di tambah sepatu cats. Rambut Ayunda di biarkan sedikit berantakan. Ayunda memang suka rambut pendek lebih simple dan tak bingung harus menyisirinya.

Satrio sudah menunggu di depan halaman rumahnya. Ayunda tersenyum melihat Satrio sudah menunggu, Satrio menggunakan kaos putih celana jins dan menenteng tas. Rambutnya ikal dengan belahan di samping. Ayunda hanya tersenyum melihat penampilan Satrio.

"Ma, Yunda izin keluar ya sama teman. " Kata Ayunda yang pergi bersalaman dengan mama nya.

"Pulangnya jangan sore-sore, ingat. " Ujar mama yang sedang sibuk melipat baju.

"Iya, ma. Ayunda gak sore sore pulangnya. " Jawab Ayunda.

Ayunda keluar menghampiri Satrio yang duduk sambil melihat ke depan jalan yang begitu banyak berlalu lalang. Maklum rumah Ayunda dekat dengan jalan yang tidak terlalu besar tapi banyak lalu lalang kendaraan.

"Kita berangkat, Yo. " Kata Ayunda.

Satrio bangun dan langsung berdiri berjalan dengan senyuman yang mengembang.

"Ayo, kita naek becak ya biar romantis. " Ujar Satrio.

"Terserah aja aku mah. " Jawab Ayunda yang tersenyum juga.

Lalu mereka pergi naek becak (Maaf ya reader disini author pacaran tahun 2002 an. Jadi masih pake becak dan angkot, belum ada ojol. 😄)

Ayunda dan Satrio naek becak menuju tempat lokasi band berada. Satrio membeli air mineral untuk Ayunda. Satrio dan Ayunda duduk di bangku yang agak dekat dengan panggung. Banyak pasangan muda mudi yang menikmati alunan musik band yang menyanyikan lagu-lagu anak muda.

'Ayunda haus? " Tanya Satrio yang memberikan air mineral pada Ayunda.

"Kamu belinya satu botol? " Tanya Ayunda yang melihat gak ada botol air mineral lagi.

"Iya itu buat kamu aja, Yunda. " Kata Satrio.

"Kamu gak minum? Tahan minum, ya. " Kata Ayunda terkekeh dengan sikap Satrio.

"Biar lebih romantis, Yunda. Maaf ya sebenarnya aku tuh bukan cowok romantis tapi aku ini apa adanya. " Ujar Satrio.

"Kamu itu sok romantis padahal bukan tipe cowok yang romantis. Gak banget deh kamu. " Kata Ayunda yang tertawa sambil meminum air mineral dan menggelembungkan pipinya.

Satrio hanya tersenyum kecil menatap Ayunda yang tertawa, membuat hatinya berdesir entah apa yang di rasakan. Ayunda pun sama jantungnya berdetak dengan kencang. Apalagi ketika Satrio memegang tangannya menambah laju kerja jantung makin cepat.

Sore hari sudah tiba Satrio dan Ayunda pulang dengan santai mereka kembali naek becak. Rasanya begitu cepat banget waktu, padahal mereka masih ingin bersama. Ayunda mulai menyukai Satrio walau bayang - bayang cinta monyet waktu SMA masih bergelayut di otaknya.

"Ayunda aku pulang, ya. " Kata Satrio yang berjalan menjauh dari Ayunda. Satrio melihat ayah Ayunda yang sedang menyapu halaman dan membuat Satrio tak berani masuk ke rumah Ayunda.

"Iya kamu hati-hati ya, Yo. " Kata Ayunda yang tersenyum dan melambaikan tangan pada Satrio.

Ayunda tersenyum merasa seperti berbunga-bunga. Entah apa yang Ayunda rasakan yang pasti Ayunda menyukai Satrio yang selalu membuatnya tersenyum-senyum sendiri.

Ayunda masuk kamar dia mulai membuka diary nya dan kemudian dia menulis perasaannya di diary tersebut.

*Dear Diary

Aku senang bila berdekatan dengan Satrio. Tapi bayang-bayang Aa Heri masih saja bergelayut di hatiku. Apakah aku menyukai Satrio atau hanya sekedar kagum saja? Lalu bagaimana dengan Aa Heri? Perasaanku ini seolah menghianati hatiku sendiri. Aku memang masih menyukai Aa Heri, yang mana adalah cinta pertama yang aku rasakan. Diary bagaimana ini*.

Selesai menulis diary Ayunda mandi dan makan lalu membantu mama mencuci piring bekas makanan kakak dan adiknya. Setelah lepas isya Ayunda pun hangout bersama sahabat-sahabatnya.

Kalif mendekati Ayunda yang nongkrong di dekat sungai tempat biasa para sahabat cewek dan cowok berkumpul.

"Ayunda, Satrio itu anak punk ya? " Tanya Kalif.

"Anak Punk? Aku gak tau, lif. " Kata Ayunda.

"Cieeee.Yang habis jalan sama Rio. 'Ledek Dini yang baru sampe di markas biasa kita menyebutnya.

" Apaan sih, Din. Makanya punya pacar jangan jomblo terus. "Kata Ayunda.

" Aku sudah punya cowok kok. "Kata Dini yang duduk di bangku belakang rumah Nina.

" Ayunda belum jawab pertanyaanku? Apa betul Satrio anak Punk. Dari pakaiannya aku tau. "Kata Kalif.

"Aku gak tau, Lif. Aku gak pernah nanya. " Kata Ayunda.

"Sepertinya sih seperti itu. Aku tuh kaget pas liat Rio pake celana baju sama kaya anak punk. " Kata Kalif.

"Iya kali, Lif. Aku gak tau juga. " Kata Ayunda.

Ayunda masih ngobrol dengan sahabatnya hingga malam. Mereka ketawa bercanda.

"Ayunda, tadi emang kamu sama Rio kemana? " Tanya Geri yang sedang bakar jagung.

"Aku nonton band di taman adeirma. Emang kalo sore main bola sama kamu suka ngobrolin aku ya? "

"Hehehe.... Gak paling cuma tanya bagaimana kamu. " Kata Geri.

"Emang aku bagaimana? " Tanya Ayunda bingung.

"Udahlah besok kamu tanya sendiri sama Rio nya. Hei.. Pada balik gak kalian? " Ajak Geri pada yang lain.

"Aku juga pulang lah, tungguin aku dong. " Ayunda langsung berlari pelan menyusul sahabat cowoknya itu.

Di dalam kamar Ayunda mulai merebahkan tubuhnya yang lelah seharian jalan dengan Satrio malamnya dia berkumpul dengan sahabatnya.

Sebelum tidur mama memanggil Ayunda menyuruhnya membeli sesuatu.

"Ayunda, kamu sudah tidur? " Tanya mama yang mengetuk pintu kamar Ayunda.

"Ada apa ma? Ayunda ngantuk nih. " Tanya Ayunda yang membuka pintu kamarnya.

"Mama minta tolong belikan obat mama sakit kepala nih. " Kata Mama yang memegang kepalanya.

"Memangnya Raka sama Galih kemana, Ma? "

"Sudahlah mereka gak mau kalo disuruh. Tolong mama sakit banget nih kepalanya. "

"Ya sudah sebentar Ayunda pake sweater dulu. " Kata Ayunda.

Ayunda keluar dari kamar dan langsung pergi ke warung. Kebetulan jam masih menunjukkan jam 9 malam jadi warungnya belum tutup.

"Eh,, Ayunda. Mau beli apa? " Tanya kak Fandi. Kak Fandi kakaknya alm sahabat Ayunda yang meninggal setahun yang lalu.

"Obat sakit kepala buat mama, Kak. " Kata Ayunda yang memberikan yang sepuluh ribuan.

"Ayunda udah punya pacar ya? Kaka seneng deh liatnya. " Ujar kak Fandi.

"Itu cuma teman kok, kak. Mana obatnya, Kak? "

"Ini obatnya. Ayunda kalo aja alm Fina masih ada pasti senang liat kamu sudah punya pacar

" Kata kak Fandi.

" Iya kak, Fina pasti seneng. Sudah ya kak makasih. "Kata Ayunda yang jalan pulang dengan rasa ngantuk.

Ayunda dan Fani sahabat sejak kecil. Dulu Nina, Dini, Fitri, Sinta Ayunda, Kalif, Geri, Danu, Handi dan Bagus tak lupa mba Anti, Fina mba Salsa mereka semua sahabat Ayunda sejak kecil dan sampai remaja mereka bermain, bercanda bersama. Tapi Tuhan berkehendak lain Fina telah mendahului pergi menghadap sang Khalik karena sakit jantung yang dia derita. Tapi tak membuat persahabatan mereka putus mereka semakin erat persahabatannya.

Terpopuler

Comments

Xianlun Ghifa

Xianlun Ghifa

karen banget

2021-10-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!