sedikit perhatian

Pada siang harinya Via yang akan keluar untuk beristirahat, mencari dimana kantin atau tempat yang berjualan makanan. Ia bingung karena ini kali pertamanya dia tinggal di kota ini dan pertama kalinya juga dia masuk untuk magang.

Di luar tampak ramai, banyak orang yang berlalu lalang. Banyak laki-laki dan perempuan berseragam polisi, dan ada juga yang memakai pakaian biasa. Mungkin itu klien atau tamu untuk melapor atau apalah yang pasti Latya belum begitu mengerti.

Di lirik nya kedua mata kesana dan kesini, melihat siapa tahu ada yang ia kenal namun tidak ada satu orang pun yang Latya kenal. Dia pun menghela nafasnya panjang kembali menyapu pandangan untuk mencari tempat kantin dimana.

"Hemm kantin dimana ya? Aku laper banget ini!" serunya menatap sekeliling kantor polisi itu. Namun pandangan nya terkunci saat ia melihat sesosok laki-laki yang ia kenal berdiri di tengah keramaian orang berlalu lalang sedang menunduk sibuk dengan handphone di tangan nya. Ntah siapa pesan yang ia balas, pacar kah? Seserius itu!

Latya tersenyum bahagia ia seperti menemukan seorang penyelamat di saat ia sedang kelaparan.

"Bang Rey..." panggil nya lembut.

Rey yang sedang menunduk pun mengangkat wajahnya menatap sekilas pada siapa yang memanggil nya itu. "Hemmm." sahut nya kembali lagi dengan handphone nya.

Latya mendengus pelan. "Bang Rey, mau istirahat kan? Mau cari makan kan? Aku mau tanya dong kantin dimana ya?" tanya nya.

"Tuh!" tunjuk nya cuek dengan dagunya menunjukkan ke arah kantin dimana.

Latya mengikuti arah kemana Rey menunjuk namun tidak tampak terlihat sebuah kantin di sana. "Dimana bang Rey?" tanyanya bingung.

"Disana Latya..." balasnya kesal.

"Ih dahlah bareng bang Rey aja ke kantin nya, aku malas nyari-nyari, udah laper banget ini!" rengek nya seraya menarik lengan Rey.

"Heh! Tangan bisa di kondisikan kan?" ucapnya seraya menarik tangannya kembali yang di pegang oleh Latya.

Latya mengulurkan lengan Rey dan melepaskan pegangannya. "Eh maaf bang Rey aku gak sengaja." balas nya menyesal.

Rey membuang nafas nya kasar. "Jangan diulangi, apalagi disini kantor!" ucapnya tegas.

"Iya..." lirihnya.

"Ayok ikut Abang!" ajaknya seraya melangkahkan kakinya menuju kantin berada.

Latya pun mengikuti kemana Rey melangkah, di sepanjang jalan menuju kantin rekan dan juga atasan Rey menggoda Rey saat dia berjalan bersama seorang gadis, apalagi gadis seperti Latya menjadi sorotan bagi kaum laki-laki yang melihat dan memandang nya.

Bagaikan membawa seorang putri cantik jelita, semua orang yang dilewati oleh Rey dan juga Latya menjadi perhatian banyak orang.

"Wikwiw... siapa itu Briptu Rey, kok bawa bidadari ke sini?" goda rekan Rey yang tidak sengaja melihat mereka berdua jalan beriringan.

"Widih... lihat yang beningnya begini sih bikin saya betah di kantor." goda atasan Rey.

"Hai cantik... cantik banget sih kamu. Mau gak jadi pacar Abang?" goda rekan Rey.

Rey tidak menanggapi semua godaan rekan dan juga atasannya itu, semua yang menggoda berteriak memuji Latya sama sekali tidak ia hiraukan Rey terus saja berjalan menuju yang ia tujukan sedangkan Latya sendiri ia hanya tersenyum saja dan terus mengikuti Rey dari belakang tubuh Rey yang tinggi itu.

"Hemm si es beku!" gerutu Latya pelan namun terdengar samar-samar oleh Rey karena Rey dan Latya berdekatan walaupun posisi Rey di depan Latya.

Rey memundurkan langkahnya secara tiba-tiba lalu menatap Latya dengan tajam dan tangan yang ia lipat di dadanya. "Kamu bilang apa tadi?" tanya nya penuh telisik.

Latya pun menghentikan langkahnya dengan mendadak untung saja tidak ada adegan menubruk punggung Rey saat Rey mendadak berhenti. "Emh... gak kok bang aku gak ngomong apa-apa." elaknya dengan gugup.

Rey pun memasukkan kedua tangan nya ke dalam saku celananya dengan gaya yang terlihat cool lalu ia mendekatkan wajahnya pada wajah Latya dengan sedikit menunduk karena tinggi badan Latya jauh dengan tinggi badan Rey yang tinggi nya 188 sedangkan Latya hanya memiliki tinggi badan 160. Di tatap nya Latya dengan intens. "Aku bisa dengar apa yang kamu ucapkan tadi!" ucapnya pelan namun menusuk. Latya hanya diam saja dan menjadi salah tingkah karena tatapan nya itu.

Setelah sampai di kantin, dan mencari tempat untuk duduk Rey dengan dingin nya menawarkan makanan pada Latya. "Kamu mau makan apa?" tanyanya cepat.

Latya mencoba berpikir apa yang enak untuk ia makan siang ini. "Emh memang di sini makanan apa saja yang di jual?" tanya Latya pada Rey.

"Ya kamu bisa lihat kan tuh tuh tuh!" jawabnya dengan menunjukkan ke arah para penjual di dalam kantin itu.

Latya melihat ke kiri dan ke kanan pada pedagang yang berjualan di sana. "Wah banyak banget makanan yang di jual di sini, aku jadi bingung mau makan apa! Emh makan apa ya?" pikir nya mencoba makanan yang ia inginkan.

"Ah lama kamu!" kesal Rey dengan tidak sabar melihat Latya yang berpikir lama soal apa yang akan ia makan.

"Eh bang Rey tunggu! Aku kan belum bilang mau makan apa?" teriak Latya memanggil Rey. "Ish dia mah begitu ih, aku kan belum bilang mau makan apa!" heh kesal Latya pada Abang dinginnya itu. Sambil dengan kesal Latya menatap kepergian Rey yang sedang memesan makanan. "Hemm tapi bang Rey perhatian juga ya, dia nawarin aku mau makan apa!" gumam Latya tersadar jika bang Rey nya itu bisa berbuat baik juga.

Di tempat saat Rey memesan makanan, sahabatnya, bernama Andre itu datang, dia pun sama akan memesan makanan siang juga.

"Eh Rey tadi di luar rame banget ngomongin elu ada apa sih? Yang gue denger sih elu jalan sama cewek, bener itu?" tanyanya penasaran.

"Gak usah denger dan gak usah urusin urusan orang." jawab Rey cuek.

Andre mendengus kesal dan membuang nafas nya kasar. "Gue heran kenapa gue betah dan cocok sahabatan sama elu! Padahal elu itu orang selalu bikin kesal gue!" kesal nya membelakangi Rey yang masih memesan makanan.

Saat Andre mengumpat kesal ia terdiam sejenak dan menatap seorang gadis yang tadi pagi ia temui sedang duduk manis di kursi yang ada di kantin. "Gadis itu?" gumam nya dengan tersenyum bahagia. Lalu tanpa buang waktu ia pun dengan cepat langsung mendekati ke arah gadis itu.

"Hai...".sapa Andre dengan senyum manisnya berdiri di hadapan Latya.

Latya sedikit terkejut. "Eh pak Andre yang tadi pagi nabrak saya ya." ucapnya jujur.

Haha Andre tertawa kecil, ia malu dengan kesalahan nya yang ia perbuat dan di ingat gadis di hadapannya ini. "Iya... Kamu masih ingat saja." ucapnya kikuk. "Kamu sendirian?" tanya nya,. melihat gadis ini duduk sendirian.

Saat Latya akan menjawab pertanyaan Andre tiba-tiba datang lah Rey yang membawa dua botol air mineral di tangan nya ia pun langsung duduk membuat Andre sahabat nya sampai terhuyung ke depan karena Rey menubruk nya dengan sengaja. "Minggir elu ah ini tempat duduk gue." ucapnya datar.

"Elu ya Rey gak lihat apa ada gue di sini maen sabet aja elu!" kesal Andre emosi.

Saat sahabat nya itu mengomel makanan yang sudah di pesan itu datang. Penjual yang ada di kantin itu pun menyimpan makanan yang Rey pesan di atas meja yang sedang mereka tempati.

"Lho kok nasi sih bang Rey aku kan maunya bakso..." rengek Latya pada Rey, kebiasaan manja pada ayahnya membuat Latya juga manja pada setiap kaki-laki yang bersikap dewasa pada nya.

"Tadi kamu lama mau pesan makanan apa, lagi pula makan siang itu harus makan nasi jangan makan jajanan!" titah Rey tegas.

"Eh tunggu-tunggu. Kalian berdua saling kenal?" tanyanya penasaran. "Rey elu kenal sama gadis ini?" tanyanya lagi menatap pada sahabatnya meminta jawaban.

"Hemm." sahut Rey.

"Kok bisa?" ucapnya tidak percaya. "Hubungan apa di antara kalian berdua?" tanyanya lagi makin penasaran.

"Ade gue." aku nya Rey.

"Ade? Bukannya Ade elu itu cowok dan setahu gue dia juga masih kecil." herannya dia berpikir.

Rey membuang nafas nya kasar. "Ade sepupu." tambahnya.

"Oh Ade sepupu, gue kira Ade ketemu gede." goda Andre lega, ia pikir gadis di hadapannya ini pacar dari sahabatnya.

"Eh kita udah ketemu dua kali ni tapi aku belum tahu nama kamu siapa, boleh tahu nama nya?" pintanya penuh harap seraya Mengulurkan tangan nya pada Latya.

Latya tersenyum lalu ia pun membalas uluran tangan Andre. "Latya." ucapnya pelan.

"Wah nama kamu lucu, selucu orang nya." puji Andre terhadap Latya dengan suara kalem nya.

Rey yang mendengar gombalan receh sahabat nya itu berakting seolah ia ingin memuntahkan makanan yang sedang ia makan. "Gue jadi gak nafsu makan denger gombalan receh elu itu!" serunya sebal seraya menyenderkan punggungnya pada kursi yang ia duduki dan tangan yang ia lipat di dadanya.

Latya tersenyum. "Terima kasih pak Andre."

"Eitsh jangan panggil aku bapak dong aku kan belum jadi bapak. Jangan kan jadi bapak, jadi suami saja aku belum merasakan, mungkin jodoh nya yang ada depan ku ini apa ya?" goda nya pura-pura berpikir. "Panggil aku Abang saja seperti kamu panggil sahabat ku ini." titah nya sambil menepuk lengan atas Rey.

Rey mendengus kesal. "Jangan mau punya suami seperti dia, menyebalkan!" kesal Rey menimpali ucapan Andre.

"Syirik!" sahut Andre cepat.

Andre menatap kembali ke arah Via. "Tadi kamu mau makan bakso kan, aku pesankan ya di sana!" tawar nya mengingat Latya menginginkan bakso.

"Emh gak usah bang, ini sudah ada nasi kok, aku gak bakal kuat kalau setelah makan nasi lalu makan bakso. Sayang juga nasi nya kalau gak di makan." cegah Latya pada Andre yang akan beranjak untuk memesan bakso.

"Emh gitu ya, ya sudah kalau begitu kamu mau minum apa biar aku pesan kan untuk kamu." tawar nya lagi.

"Emh gak usah bang aku sudah ada air mineral kok." tolaknya dengan lembut dan mengacungkan botol minuman nya ke atas.

"Emh... okelah kalau kamu menolak nya. Tapi lain kali aku bisa kan mentraktir kamu makan, di waktu yang lain misalnya?" tawar nya penuh harap.

"Bagaimana nanti saja ya bang Andre." tolak nya lagi.

Rey yang mendengar ucapan antara Latya dan Andre hanya diam saja, ntah apa yang ada di dalam hatinya dan juga pikiran nya saat ini. Apa merasa cemburu, marah dan tidak rela atau perasaan nya hanya biasa saja.

Terpopuler

Comments

Fuzi Maulida

Fuzi Maulida

awas kalah saing bang rey

2022-09-27

0

Rhiedha Nasrowi

Rhiedha Nasrowi

😍😍😍😍😘😘

2021-08-19

0

Farieda Nur

Farieda Nur

lanjuut thor 😍😍😍

2021-07-02

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 72 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!