Pagi hari yang sangat cerah, Latya sudah bangun dan sedang membantu Nisa menyiapkan makanan untuk sarapan pagi bagi keluarga aunty Nisa.
"Aunty, makanan apa sih yang sering aunty masak, yang paling digemari di keluarga ini?" tanya Latya di tengah sibuk nya mereka membuat makanan.
"Orang-orang di sini makan nya simpel kok apa saja yang terpenting mengenyangkan dan juga sehat. Kalau Rey sukanya sarapan dengan bubur gandum, Rio sarapan dengan sereal sedangkan om Adam dia suka sekali sarapan dengan makanan berat, ya mungkin karena pekerjaannya yang membutuhkan waktu extra jadi dari dulu kebiasaannya seperti itu." urai Nisa menjelaskan.
Latya manggut-manggut. "Emh gitu ya, sama seperti di rumah ayah selalu minta bunda untuk masak makanan berat saat sarapan, padahal aku paling malas kalau makan nasi pagi-pagi." ujar Latya menceritakan kebiasaan ayahnya.
Nisa tertawa kecil. "Om Adam sama ayah kamu kan profesi nya hampir sama, mereka dari dulu di biasakan seperti itu apalagi saat mereka bertugas jauh dari keluarga. Nasi itu makanan pokok untuk mereka. Tapi kalau Rey beda, mungkin karena dia tidak begitu menyukai berbagai makanan, orang nya pilih-pilih kayak cari jodoh." ucap Nisa dengan tawa kecil nya.
"Aunty bisa aja, makanan kok di samakan dengan jodoh. Tapi bener juga sih cari jodoh kan mesti pilih-pilih jangan sampai salah pilih, bener gak aunty?" tanyanya dengan muka yang sangat lucu.
"Betul sekali." balas Nisa dengan mentoel hidung Latya dengan gemas. "Karena kamu sudah menggemaskan pagi-pagi ini kamu tata makanan nya di atas meja.
Saat Latya sedang membawa makanan dan berniat menata di atas meja makan, ia terkejut saat membalikkan tubuhnya ke arah meja. "Astaghfirullah, bang Rey?" kejut nya melihat Rey sudah duduk di kursi tempat makan.
"Rey, kamu dari tadi sudah duduk di situ?" tanya Nisa mendengar Latya yang tiba-tiba terkejut.
Rey mengangguk pelan tanpa menatap Nisa ia tengah sibuk dengan handphone nya. "Cukup lama Rey di sini sampai bisa mendengar apa yang bunda bicarakan."
"Kamu kayak hantu saja, kita dari tadi di sini tapi gak dengar suara kamu sama sekali." ucap Nisa.
Mereka pun duduk setelah kumpul semua dan sarapan pagi bersama. "Oh ya Latya kamu hari ini sudah masuk magang kan?" tanya Nisa.
"Iya aunty." sahut nya cepat.
"Nanti kamu berangkat sama om ya, biar om bicara dengan anak buah agar kamu di bantu di sana." ucap Adam memberi tahu.
Latya mengangguk. "Ok om."
***
Di depan tempat magang Latya, tepatnya di kantor Adam dimana Adam dia di tugaskan. Rey pun sama dengan kantor bersama Adam. Namun mereka berbeda pangkat dan jabatan. Adam adalah atasan bagi Rey dan Rey bawahan Adam. Walaupun Rey putra seorang Adam yang sudah memiliki pangkat tinggi sebagai anggota kepolisian, Rey mengikuti pelatihan sebagai kepolisian tidak dengan mudah, ia mengikuti seperti anggota lainnya.
Adam selalu mengingatkan Rey agar mencapai pangkat dan jabatan harus dari bawah dulu sebelum mencapai ke atas, karena semakin tinggi nya jabatan semakin besar pula tanggung jawab yang akan ia pikul. Jika merasakan dari bawah terdahulu maka kita sudah siap dengan apa yang akan kita hadapi nantinya.
"Bripda Desti, perkenalkan dia adalah Latya, mahasiswi yang akan magang yang kemarin sudah saya katakan kepada kamu, saya minta sama kamu tolong beri tahu apa saja yang harus di kerjakan di sini." titah Adam pada polwan bawahannya itu.
"Baik pak." jawab nya cepat.
"Latya kamu akan di ajari oleh Bripda Desti, jika ada yang tidak kamu ketahui atau tidak ada yang kamu mengerti kamu bilang saja pada Bripda Desti ya." tutur Adam menjelaskan
"Siap om!" serunya.
"Iya sudah om masuk ke dalam ruangan om dulu ya." ijinnya lembut dan di angguki pelan Latya.
Setelah Adam masuk Latya pun di panggil oleh Bripda Desti dan segera ia pun menghampiri nya.
Saat Latya sudah dekat dengannya Bripda Desti pun berbicara setengah berbisik. "Kamu keponakan pak Adam ya?" tanyanya penasaran. Latya hanya tersenyum saja tidak mengiyakan atau pun mentidakkan dan Bripda Desti pun percaya jika Latya adalah keponakan nya.
"Yes aku dekat dengan keponakan pak Adam, itu berarti aku akan ada kesempatan untuk mencari tahu apa saja kesukaan dan yang tidak di sukai oleh Briptu Rey." batin nya merasa bahagia.
"Ok kalau begitu, karena kamu sekarang sudah mulai magang, bagaimana sebelum saya menerangkan apa saja yang akan kamu kerjakan nanti, sekarang kamu fotocopy dulu berkas ini ya." titah nya lembut. "Tapi di ruangan sana! Karena di sini mesin fotocopy nya lagi rusak." ucapnya seraya menunjuk nya pada ruangan satunya lagi. "Gak apa-apa kan?" tanyanya dengan senyuman ramah.
Latya mengangguk tanda mengerti. "Di ruangan sana kan Bu Desti?" tunjuk nya sekali lagi memastikan bahwa ruangan itu tempatnya.
"Iya betul ruangan sana." sahut Bripda Desti.
Dengan meraih berkas yang di berikan Bripda Desti Latya pun melangkahkan kakinya menuju ruangan yang di tunjuk. Namun saat di depan pintu seseorang yang akan masuk secara tiba-tiba dan dadakan membuat suatu kejadian terjadi di sana.
Brug! Suara bertubrukan di depan pintu dengan seseorang yang terburu-buru masuk ke dalam ruangan, dimana tadi Latya masuk bersama Adam, dan dengan sigap seseorang yang berjenis laki-laki serta berseragam itu pun menarik pinggang Latya yang hampir terjatuh itu, di tahan nya dalam posisi tangan si laki-laki itu memeluk pinggang dan wajah mereka saling menatap.
Tersadar Latya saat pinggang nya di tahan, Latya pun dengan cepat berdiri menyeimbangkan tubuh nya agar ia tidak jatuh. Akibat dari bertubrukan itu membuat Berkas yang ada di tangan Latya pun berhamburan dan berserakan di lantai.
Latya dan pak pol itu pun bergerak dengan cepat mengambil semua berkas yang berjatuhan itu.
Setelah selesai membereskan semua itu. Pak pol itu pun merasa bersalah pada Latya. "Maaf ya aku tidak sengaja tadi, tadi aku terburu-buru." aku nya tidak enak hati. "Kamu gak apa-apa kan?" tambahnya.
Latya tersenyum kaku. "Emh... tidak apa-apa kok pak Andre." jawab Latya menyebutkan nama polisi tampan itu.
Polisi yang berpangkat Briptu itu pun merasa heran kenapa gadis cantik di hadapannya itu bisa tahu namanya. "Kamu... Kenapa tahu nama ku apa kita saling mengenal?" tanyanya penasaran.
Latya tersenyum kembali dan menunjuk ke arah tag nama yang ada di dadanya. "Itu! Nama anda kan pak?" ucapnya.
Briptu Andre pun dengan cepat melihat ke arah dimana Latya menunjukkan jarinya. Lalu Andre pun tersenyum kikuk. "Benar juga kamu!" pikir nya seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
"Maaf ya pak, kalau begitu saya permisi pak Andre." ijinnya seraya pergi melangkahkan kakinya menuju ruangan fotocopy.
"I...iya." sahut Andre gagap menatap kepergian gadis cantik yang baru saja ia temui di sini selama ia bekerja.
"Siapa ya dia?" gumam nya. "Ah mati gue!" ucapnya seraya menepok jidatnya, ia baru sadar tujuan dia ke ruangan itu akan bertemu dengan pak Adam yang tadi memanggil nya untuk bertemu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
stela
lanjut
2022-12-05
0
Samsuna
saingan rey
2021-12-25
0
Juliet Romeo
adami sainganx babang Rey yaitu babang Andre hati2 loh Rey nanti di tikung 🤭🤭🤭
2021-07-01
0