Sebelum membaca alangkah baiknya menyentuh tombol like terlebih dahulu jika suka dengan Chapter ini dan tinggalkan komentar jika ada kekurangan atau kelebihan.
Jangan lupa tekan tombol favorit, agar tak ketinggalan update.
Selamat membaca, semoga terhibur.
...
Pepohonan sudah mulai menghilang berganti dengan padang rumput yang luas. Angin kencang langsung berhembus menggoyangkan rambut hitam-kecokelatan milik seorang pemuda.
Senyumannya merekah menyaksikan indahnya padang rumput itu sampai ...
"Dua bola api di atas sana benar-benar brengsek!" Kiya memaki-maki dengan menunjuk ke langit.
Kiya yang sudah kehilangan semangatnya berjalan dengan pelan. Berbeda sekali dengan beberapa saat yang lalu.
"A-ku harus membiasakan diri dengan dua matahari itu!"
Untungnya angin terus berhembus membuat rasa panasnya sedikit menghilang.
"Hiyya ... "
Terdengar sayup-sayup, Kiya berhenti untuk mencari sumber suara. Tak jauh darinya, kira-kira 300 meter, terlihat dua orang sedang mengejar sesuatu.
"Mereka petualang, kah?"
Makhluk kecil berwarna putih dengan dua tanduk yang menjadi target dua orang yang diduga petualang oleh Kiya.
"Hmm ... masih rookie!" Kiya sudah kehilangan minat pada dua orang itu dan dia melanjutkan perjalanannya.
Jaraknya dengan kota sebenarnya tinggal belasan kilometer. Jika mau, seharusnya Kiya bisa berlari saja mengingat kecepatannya yang tinggi.
Akan tetapi, Kiya berpikir jika seperti itu dia mungkin saja melewatkan hal yang menarik.
"Ada rombongan dagang?"
Sebuah rombongan besar dengan kereta kuda hampir menyentuh angka 20-an mendekatinya. Kiya pikir mungkin akan diberikan tumpangan.
"Yo ... manusia muda!" Panggil seseorang yang duduk di samping kusir.
Kiya menoleh tanpa bersuara.
"Kau mau kemana?"
"Kota Xely." Jawab Kiya singkat.
"Ohh ... naik! Aku akan memberikan tumpangan. Kau itu terlihat dari golongan menengah, tapi apa kau tidak bisa membeli kendaraan?"
Menghiraukan perkataannya, Kiya lebih memilih melihat beberapa kereta kuda di belakang.
"Mau menumpang?"
"Eh? Ah ... begini, a-ku tak punya uang untuk membayar he-he." Kiya tersenyum kecut.
"Tak usah dipikirkan! Banyak cara untuk membayar ... misalnya dengan dirimu."
Bag ...
Dari belakang Kiya ada orang yang muncul tiba-tiba hendak memukul tengkuk lehernya. Sayangnya itu gagal, Kiya menyadarinya. Dengan cepat dia menghindar dengan melompat ke samping.
"Oh ... kau pedagang budak, ya? Hmm ... bawahanmu lumayan!" Kata Kiya santai menunjuk orang yang gagal menyerangnya.
Nampaknya pedagang budak itu malas berbasa-basi.
"Lumpuhkan dia!"
Secara mengejutkan muncul banyak orang dengan berbagai senjata di tangannya keluar dari segala sisi kereta kuda.
"Cih ... skill kamuflase! Itulah kenapa aku merasakan banyak sekali hawa keberadaan."
Para bawahan itu mulai menghilangkan diri lagi. Menyadari bahaya ... Kiya semakin memperlebar jarak.
[Kondisi Tuan sedikit sulit]
"Yah ... aku tau. Sekarang aku butuh sekali skill. Sayang sekali aku telah menghabiskan poin!"
Mata dan telinga dipasang baik-baik, Kiya benar-benar fokus.
Trangg ...
"A-PA?"
Suara dentuman dua benda keras terdengar. Namun aslinya itu adalah tangannya Kiya yang membentur sesuatu.
Bak ...
Kiya melakukan tendangan ke belakang lalu memperlebar jarak.
Pedagang budak nampak tak senang dengan kemampuan yang ditunjukkan oleh Kiya.
"CEPAT TANGKAP!"
Slash ... Slash ... Slash ... Trangg ...
Semua serangan yang dilancarkan tidak berefek apa-apa untuk Kiya.
"Apa-apaan dia itu? Kulitnya sangat keras! Apa pertahanannya sangat tinggi?"
"Kau menunjukkan dirimu!"
Bak ... Brakkk ...
Kiya memukul udara kosong. Tubuh orang itu langsung terlihat ketika menghantam dinding kereta dengan keras.
"Wow, langsung pingsan?" Ledek Kiya.
"Jangan senang dulu, bocah!" Kata si pedagang budak yang tak menunjukkan tanda gemetar.
"A-pa?"
Dari tanah muncul sulur yang menjerat tubuh Kiya. Itu memang mudah dilepaskan, namun sulur-sulur itu tak kunjung berhenti tumbuh.
"Ba-gaimana?" Pedagang budak itu tersenyum menyaksikan Kiya yang sedang kepayahan.
[Lawan Tuan rata-rata memiliki kekuatan setara dengan level 30-an dan jumlah mereka ada lebih dari 30]
"Sial! Mereka sadar bahwa pertahananku yang terlalu tinggi. Memanfaatkan keuntungan memiliki skill mimikri, skill sejenis ini memang menguntungkan. Aku tidak tau siapa yang menggunakan skill tanaman ini!"
Kiya masih berjibaku dengan sulur untuk berusaha menghentikan gerakannya.
Pedagang budak itu bahagia melihat Kiya kewalahan mengalahkan trik kecilnya.
"Baiklah, aku menyerah. Aku punya pikiran yang rasional, jadi aku sadar bahwa tak mungkin bisa menang!" Kiya mengangkat kedua tangannya.
"Yah ... kadang aku harus membuang rasa kemanusiaanku!" Batin Kiya tersenyum tipis.
Sulur-sulur itu berhenti tumbuh diikuti dengan senyuman puas si pedagang budak.
"Pilihan yang tepat! Cepat ikat dia!"
Kiya merasakan ada seseorang yang muncul dari belakangnya. Menanggapi hal itu, dia hanya tersenyum.
"KALIAN MASIH AMATIR!"
Brakk ...
Kiya menghancurkan sisa sulur yang menjerat tubuhnya lalu melakukan tendangan ke belakang. Tubuhnya langsung terlihat, Kiya memanfaatkan hal itu untuk merebut senjatanya lalu melakukan sesuatu yang sangat sadis.
Srettt ... Srett ...
Darah menyembur membasahi seluruh kepala Kiya.
Pedagang budak itu terkaku menyaksikan pemandangan di depannya. Seorang pemuda tanpa rasa jijik dan bersalah menggorok leher bawahannya seperti binatang.
[Tuan mendapatkan 10 ribu poin]
"Gi-li-ran-mu! Kiya menunjuk pedagang budak itu dengan tangan yang sepenuhnya berwarna merah gelap.
"System, beli skill elemen petir!"
Meninggalkan tubuh yang kepalanya sudah lepas. Secara perlahan Kiya mendekati pedagang budak itu yang masih mematung.
Para bawahannya yang masih bersembunyi tak ada yang berniat menyerangnya lagi. Melihat komplotan mereka dihabisi dengan cara seperti itu sudah menghancurkan mental mereka semua.
"Kau punya kata-kata terakhir?"
Kiya sudah tepat di depan si pedagang budak.
"To-long ma-ma-afkan saya. Tuan boleh mengambil seluruh harta saya." Tubuhnya terus bergetar.
"Umm ... menarik!"
"Saya akan memberi—"
Srettt ...
"Hanya bercanda!"
Kepalanya terlepas, pancuran darah keluar dari tubuhnya. Kiya melihatnya hal itu dengan tatapan yang dingin.
[Tuan mendapatkan 10 ribu poin]
"A-ku tak pernah tertarik pada apapun kecuali kasih sayang!"
...
Kepala manusia menggelinding dengan cepat menyusuri padang yang rumputnya berubah merah.
Pemuda dengan seluruh kepalanya yang hampir terlimuri oleh cairan berwarna merah kental yang mengeluarkan bau amis, dia menengok ke belakang menyaksikan sekumpulan orang yang hendak dia lawan.
"Baiklah ... ayo kita bertarung! Seka-rang a-ku punya——Cih ... membosankan sekali!" Kiya dengan kesal membuang pedang yang ada di tangan kanannya lalu berniat untuk pergi.
Mereka semua menampakkan wujudnya dan bersujud di depan Kiya. Kiya kesal karena orang yang membuatnya kewalahan memiliki mental yang kecil, mereka merusak ekspetasi Kiya yang ingin bertarung habis-habisan setelah membeli sebuah skill.
Kiya hendak pergi, tapi kemudian dia sedikit tertarik pada barang bawaan si pedagang budak.
"Bermain menjadi protagonis yang normal!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
//★★ 😈😈😈★★»»»
sampai sini masih bagus ,semoga saja bisa gini terus
badas n gak kenal ampun 😈😈😈
2022-01-17
0
m.eris setyawan
lanjut
2021-10-17
0
Xristo
mayan.... msh mending dibanding last chapter
2021-09-07
0