Sebelum membaca alangkah baiknya menyentuh tombol like terlebih dahulu jika suka dengan Chapter ini dan tinggalkan komentar jika ada kekurangan atau kelebihan.
Jangan lupa tekan tombol favorit, agar tak ketinggalan update.
Selamat membaca, semoga terhibur.
...
Kiya sekarang menjadi bimbang. Dia lupa memperhitungkan bahwa bisa saja ada keberadaan seperti lansia dan anak-anak.
Jenis dua manusia itulah yang sudah hidup dengannya di bumi. Kiya hanya tinggal dengan nenek dan adik laki-lakinya setelah kedua orang tuanya menelantarkan mereka.
"Pemuda ini sepertinya baru saja diserang binatang buas, Nyonya!?"
"Lalu, bagaimana keadaannya?"
"Kritis ..."
"Ibu, ayah ... ayo kita tolong dia!" Rengek kedua anaknya menunjuk-nunjuk Kiya yang terkapar.
"Tentu saja sayang, kita tak bisa membiarkannya terluka. Pak Will ... bawa pemuda itu ke dalam!" Perintah si suami.
Kedua anak kecil itu matanya berkilauan. "Pak Will cepat, ayo kita sembuhkan dia!"
"Tentu saja, Tuan muda!"
Kiya mengalami dilema parah. Beberapa kali dia memperhatikan keluarga kecil itu. Dari pakaian yang mereka kenakan, mungkin saja dari keluarga kalangan menengah biasa. Juga ... tak terlihat ada satupun pengawal. Sasaran yang empuk.
[Tuan ...]
"Cih ... keberuntunganku buruk sekali! A-ku akan segera ketahuan!"
Kiya pasrah dengan keadaannya, dia tak tahu harus berbuat apa. Kehadiran kedua anak kecil itu sudah membuyarkan semua rencana yang telah dibuatnya.
"Eh?" Teriak Pak Will terkejut saat membersihkan luka bohongan Kiya.
Kiya masih dengan akting pingsan. Dahinya sedikit mengkerut karena sadar dirinya akan ketahuan.
"A-da apa Pak Will? Apa lukanya parah?" Kata sang istri cemas yang diikuti dengan anggukan seluruh anggota keluarga. Mereka benar-benar takut bahwa pemuda itu sudah tak tertolong.
"Tak perlu khawatir!" Kata Pak Will dengan senyuman.
Keluarga kecil itu dengan kompak memiringkan kepalanya.
...
"Ahh ... sial! A-ku tak terima ini, aku sangat malu. Aku ingin mati saja!"
Kiya dengan kesal meninju tanah beberapa kali dan berguling-guling tak beraturan. Dia sungguh malu, apalagi mengingat perkataan keluarga itu.
"Kami pasti akan memberikan sedikit makanan jika kamu meminta."
Mereka mengira tujuan akting Kiya adalah untuk mendapatkan makanan atau tumpangan menuju ke kota. Kiya sangat kesal akan hal itu.
"Tenang! Tenang, lupakan kejadian hari ini. Masih ada banyak waktu, pasti ada orang yang lewat lagi!?"
Namun, kenyataannya sampai dua matahari di langit menghilang berganti dengan ribuan bintik-bintik kecil bercahaya di gelapnya langit ... tak ada satu pun orang yang lewat lagi.
"Keberuntunganku ... kenapa kau tak bisa diajak kerja sama?" Sedikit tersedu-sedu, Kiya memasukkan daging ke mulutnya yang dia dapat dari keluarga kecil itu.
[Menurut saya Tuan tidak sial bahkan Anda bisa mendapatkan makanan yang enak dengan mudah]
Mata kanan Kiya berkedut-kedut. "Lalu ... kau menyebut apa tentang aku yang susah payah mencari batu dan membuat pewarna merah? Jangan lupa tentang akting sempurnaku!"
[Maaf, Tuan]
Kiya menggerakkan jarinya membentuk lingkaran. "Open."
...Nama : Kiya...
...Level : 3 ( 0/170)...
...Ras : Manusia...
...HP : 240/240...
...MP : 100/120...
...SP : 65/120...
...Kekuatan : 55...
...Pertahanan :5...
...Kecepatan : 5...
...Ketahanan : 5...
...Sihir : 5...
...Skill : —...
...Blessing : System...
...Poin : 0...
"Staminaku bahkan menyentuh angka 10 tadi karena terlalu bekerja keras!"
Api unggun di depannya terus berkobar dan Kiya hanya menatapnya dalam diam. Potongan-potongan memori masuk ke kepalanya.
"A-ku harus kembali!" Kata Kiya mengelap matanya. "Okay ... persiapkan rencana selanjutnya!?"
Jari-jarinya membentuk huruf S di udara. Di samping panel status muncul panel baru dengan simbol gembok terpampang.
[Tuan setidaknya harus berlevel 10 agar fitur shop terbuka]
Kiya menggerakkan jarinya membentuk huruf X dan panel itu pun menghilang.
"Yah ... a-ku harus bekerja keras. Keberuntungan berpihaklah padaku!"
...
"Hoamph ... sudah pagi, ya?"
[Selamat pagi, Tuan]
Kiya mengucek-ngucek matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk, beberapa kali dia mengedipkan matanya. Terlihat kedua tangannya sangat kotor.
"A-ku sangat lelah, apa staminaku belum kembali?"
Kiya meloncat turun dari pohon tempatnya berbaring lalu mencoba meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku.
"Penampilanku seperti gembel!" Tentu saja dengan pakaian yang kotor dan robek.
Dia pun berjalan menuju ke arah jalan setapak. Dia sangat berharap kerja kerasnya malam tadi sedikit membuahkan hasil.
Mulut Kiya terbuka lebar sesampainya di sana, dia ingin segera berteriak, tapi dia menahannya.
"Akhirnya terbayarkan!" Kiya membiarkan tubuhnya ambruk. "Ha-ha-ha ... AKU TAK PERNAH BEKERJA KERAS SEPERTI INI!" Teriak Kiya dengan keras.
Di depannya adalah beberapa lubang besar yang di tutupi dengan dedaunan dan sebuah gerobak yang terperosok jatuh. Kiya membuat jebakan.
Kiya langsung menghampiri lubang itu.
"Aku tak tau siapa dirimu, tapi berpergian pada malam hari itu sangat gegabah."
Pada dasar lubang Kiya menyiapkan puluhan kayu-kayu tajam agar saat korban jatuh akan terluka parah.
Korban Kiya kali ini adalah seorang pria dengan seekor lembu yang membawa muatan jerami di gerobaknya.
"Huh ... akhirnya panen poin!"
Kiya berhasil mengeluarkan pria dan lembunya. Keduanya dibaringkan dan kayu tajam itu siap melakukan tugasnya. Pria dan lembunya masih belum mati, mereka hanya pingsan.
Jleb ...
[Tuan mendapatkan 10 ribu poin]
"Jackpot ...! System gunakan setengah poin untuk menaikkan level!"
[Menggunakan setengah poin ... selesai]
[Tuan naik ke level 37]
[Bonus naik level, Tuan mendapatkan satu set pakaian]
"Wow ... bonus yang bagus! System ... gunakan sisa poin lainnya untuk stat!"
[Menggunakan semua poin ... selesai]
Kiya menggerakkan jari membentuk lingkaran karena itulah kode tangan untuk membuka status.
...Nama : Kiya...
...Level : 37 (0/1438)...
...Ras : Manusia...
...HP : 240/1438...
...MP : 135/719...
...SP : 65/719...
...Kekuatan : 1002...
...Pertahanan : 1007...
...Kecepatan : 1004...
...Ketahanan : 1001...
...Sihir : 1008...
...Skill : —...
...Blessing : System...
...Poin : 73...
...Penyimpanan : Satu set pakaian...
"Sebaiknya aku istirahat untuk memulihkan diri."
Selanjutnya, sisa hari panjangnya dihabiskan dengan bermalas-malasan, tak ada kegiatan lain yang dilakukan. Kerja kerasnya kemarin akhirnya terbayarkan.
"Hmm ...?"
Dua matahari yang bersinar terik seharian sudah menghilang digantikan dengan ribuan bintik-bintik bercahaya di gelapnya langit malam.
Kiya dalam diam melihat gemerlap cahaya dari atas pohon, yah ... itu adalah kota yang jaraknya paling dekat dengan hutan ini.
Kiya memikirkan sesuatu, itu adalah mencari cara untuk kembali ke bumi.
"Apa aku bisa kembali? Terdengar mustahil?!" Kiya sedikit menghembuskan nafas.
Untuk bisa kembali Kiya pertama-tama harus meminta penjelasan tentang dirinya yang secara tiba-tiba berada di dunia ini. Masalahnya, dia tak tahu siapa yang sudah mengirimnya.
Dewa? Orang kuat? Kiya hanya menerka.
"Saat aku tidur bisa saja aku mati!?"
Kemungkinan seperti itu memang ada. Hal itulah yang membuat Kiya bimbang.
Jika dia benar-benar sudah mati di bumi ... dunia inilah tempatnya sekarang, dia sudah tak bisa lagi di bumi.
"Akhhh ... ini hanya membuatku kesal." Kiya mengacak-acak rambut saking kesalnya. "Baiklah ...aku nikmati dulu dunia ini sambil mencari tau!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
J.N.H
malu pasti mc nya dibing mau ngemis makanan....
2022-05-03
0
pembacasetia
gas..
2022-03-28
0
Xristo
korban yg blm tentu berdosa....ckckckck ini mah MC LUCNUT GA PNYA AKHLAK....!!!! bukannya kill bandit atau makhluk2 buas.... psycho tingkat dewa kyknya nih... pen liat next chapternya. klo msh bgini yah sorry to say
2021-09-07
1