pulang.
Setelah mendapat telpon dari arya, Abian memberanikan diri untuk pulang ke rumahnya.
ia sempat takut memasuki rumah, apa lagi terlihat mobil Pratama terparkir di halaman rumah
Abian menghela nafas panjang dan menguatkan hati nya,
'siap siap saja bi'
ucap nya sendiri.
ia turun dari motor dan melangkah memasuki rumah.langkah nya terhenti saat melihat Pratama sedang duduk sambil menopang kan kakinya.
"sudah puas kamu main di luar..?" ucap Pratama menghampiri Abian yang mematung di tempatnya.
Mirna menarik tangan Zahira untuk menghampiri mereka.
Pratama marah saat mendengar masalah gang motor dan narkoba.
"maafkan Abi pah,mah" ucap Abian sambil melirik ke arah Zahira.
"benar kamu ikut geng motor dan pesta narkoba....?!" ucap Pratama.
Abian membisu,
sontak Pratama kembali menampar pipi Abian lagi hingga tersungkur, bulu kuduk Zahira meremang mendengar tamparan keras yang di layangkan Pratama, bekas semalam saja masih terasa sakit nya dan sekarang Pratama menambah kan nya lagi.
Abian diam, karena memang ia salah.
"mau jadi apa kamu hah"
ucap Pratama menarik kerah kemeja Abian.
Mirna dan Zahira menutup mulutnya saat melihat hal itu, bergegas Mirna melerai keduanya.
"cukup pah.... bukan dengan cara seperti ini, papah memberikan nasihat!"
Zahira merasa iba melihat kondisi Abian yang tersungkur.
Mirna membantu Abian berdiri.
"kalau kamu tidak punya tanggung jawab.. papah pastikan Kamu tidur di penjara...!"ucap Pratama.
"sudah pah.....!" ucap Mirna Terisak,
"apa kamu tidak sadar,kamu sudah mencoreng muka papah,
bagaimana jika kolega bisnis papah tahu soal kamu...?
apa kamu juga lupa apa yang kamu lakukan dengan pacar kamu itu,
kalau kamu masih seperti ini dan tidak mau berubah,papah sendiri yang akan membawa mu ke kantor polisi..!"
Zahira menelan Saliva nya,ia terseret masalah Abian.
"mama yakin Abian akan memperbaiki semuanya,ya kan bi...!" ucap Mirna merengkuh tubuh Abian.
"ya semoga saja kamu tidak membuat papah menyesal karena sudah membesarkan mu.." ucap Pratama langsung pergi.
ucapan itu sontak membuat Abian meloloskan air matanya.
'Pratama memang seperti itu'
Mirna mengajak Abian untuk duduk di sofa.
lalu Zahira menyodorkan kotak obat juga wadah yang berisi air hangat.
"terima kasih Zahira..." ucap Mirna.
saat hendak mengobati Abian tiba tiba pembantu datang..
"maaf nyonya di depan ada tamu...!" ucap pembantu tersebut.
"Ra,kamu obati Abian ya..Mama ada tamu!"
Zahira mematung menerima wadah air hangat yang tadi ia berikan kepada Mirna,
Rasanya ingin sekali Zahira mencaci maki Abian, tapi hatinya tak Setega itu.
"sini...!" ucap Zahira sedikit ketus menyentuh luka lebam Abian oleh handuk hangat.
Abian memegang tangan Zahira.
"Apa seh..?!" ucap Zahira menjauh, jujur ia masih kesal dan belum bisa menerima keadaan ini.
"maafin aku ya Ra, gara gara aku, kamu jadi kena masalah...!" ucap Abian lirih.
"maaf kamu itu ga bisa membuat keadaan kembali seperti semula"
"ya aku tahu, tapi aku terpaksa..!"
"terpaksa mengorbankan aku,kamu tuh egois.
kamu cuma mikirin diri kamu sendiri, apa kamu gak sadar hal itu gak membuat kamu terhindar dari masalah!"
ucap Zahira kemudian pergi.
Abian mematung sendiri menatap punggung Zahira yang menjauh.
Zahira keluar dan melihat Mirna sedang berbicara dengan seorang wanita seumuran dengannya.
'mungkin temannya..' ucap Zahira sendiri.
"mah ...Rara ke rumah Mama Siva dulu." ucap Zahira pamit keluar rumah
"ya sayang..." ucap Mirna.
Abian pergi ke kamar nya,dan langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri,
ia melihat beberapa barang milik Zahira berada dimeja belajar nya.
"aku akan perbaiki semua nya ra!"
ucap Abian kemudian tidur.
Zahira masuk ke dalam rumah,ia tak melihat keberadaan Siva.
"ngapain Lo kesini ..?" ucap Aldi membuat Zahira kaget..
"Mama mana?" ucap Zahira sedikit takut.
"gak ada...Mama pergi ke luar negeri sama papah...!"
Zahira tertegun, tadi pagi Siva tidak mengatakan apapun padanya.
"ya udah kak, rara kesini mau ambil buku pelajaran yang tertinggal" ucap Zahira lirih
"jangan panggil gue kakak,Karena Lo bukan adik gue! tuh barang barang Lo udah gue simpan semua di gudang!" ucapan Aldi hampir saja membuat Zahira kembali menetes kan air matanya, namun sekuat hati Zahira tahan.
Zahira melangkah memasuki gudang rumah nya,benar saja barang barang nya semua ada di gudang.
"den Aldi non yang bawa barang barang non kesini..." ucap pembantu rumah itu membuat Zahira kaget.
"kaget bi...!"
"maaf non!"
"ya gak apa-apa Bi,Rara sadar disini emang bukan siapa-siapa.." ucap Rara sambil terisak.
pembantu itu merasa iba kemudian memeluk Zahira
"Sabar ya non... semoga Allah melimpahkan kebahagiaan buat non Rara..." ucap pembantu tersebut.
"Aminnn... makasih bi..." ucap Zahira.
lalu pembantu tersebut membantu Zahira membereskan barang barang yang masih ia perlukan.
setelah itu Zahira kembali ke rumah Abian.
"mah..... boleh gak Zahira simpan barang barang ini di gudang..?" ucap Zahira menghampiri Mirna.
"kenapa harus di gudang...ini kan piala prestasi kamu... nanti biar bibi yang simpan di lemari pajangan.." ucap Mirna mengambil barang barang Zahira dan menyerahkan nya kepada pembantu.
"kamu makan dulu Ra...!"
"ya nanti mah Zahira belum laper .."
Zahira melangkah menuju kamar dan terlihat Abian tertidur dengan posisi menyamping dengan dada nya polos tanpa kain.
Zahira menutup kembali pintu dan turun ke bawah menuju taman di belakang rumah tersebut.
halaman belakang nya cukup luas.
selain ada kolam renang,di pojok dekat pagar terdapat pohon yang cukup rindang membuat kursi yang berada di bawah pohon tersebut menjadi teduh.Zahira duduk di kursi itu sambil membaca buku.
ia termenung sendiri.. memikirkan hidup nya.
malam itu seakan menjadi peluang untuk Harun dan Aldi menyingkirkan nya dari rumah.
sekolah nya satu tahun lagi...apa ia akan terus dirumah ini...?' ucap Zahira kembali terisak sendiri menangisi hidupnya.
Abian terbangun dan pergi ke balkon untuk menutup pintu,namun Abian tertegun melihat Zahira duduk sendiri di kursi.
teringat sikap Aldi kepada Zahira.ia sendiri tidak menyangka jika Zahira hanya anak angkat. Aldi nampak tidak suka kepada Zahira.
Zahira meringkuk di kursi itu berbantalkan buku yang di bawa nya, kemudian bergegas Abian pergi ke bawah untuk menemui Zahira, namun di tangga Abian berpapasan dengan Mirna dan menyuruh nya membawa makanan untuk Zahira.
"kata mama,kamu belum makan dari pagi?"
ucap Abian duduk di samping Zahira meletakkan sebuah piring yang berisi makanan di meja
"gak laper!"
"makan, nanti kamu sakit?"
"aku udah sakit,dan itu gara gara kamu?"
Abian menghela napas panjang mendengar apa yang zahira lontarkan.
"ya,aku tahu Ra...aku minta maaf,aku harus kaya gimana seh biar kamu mau maafin aku?"
Zahira membisu mendengar penuturan Abian, nasi sudah menjadi bubur, entah bagaimana mengembalikan keadaan seperti semula.
bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments