Valerie menenangkan detak jantungnya saat Kenrich mulai menjauh, menjaga jarak dan seutas senyum menyindir ia berikan sebelum melangkah dan mulai berjalan keujung lorong, berbelok dan menghilang.
Valerie menghempaskan dirinya ditembok, ada apa dengan Ken? Mengapa ia menjadi sebrengsek itu?!.
"Valerie, kau tidak apa-apa?" Suara Carl tampak sedikit panik, berlari kearahnya dengan terburu-buru.
"Aku tidak apa-apa. Hanya saja sedikit pening." Dusta Valerie.
"Banarkah? Kau kurang istirahat." Carl menutup mulutnya ragu, ia menengokan kepalanya kearah belakang, lalu kembali menatap Valerie.
"Um. Apa tadi kakak ku? Dia melakukan sesuatu pada mu?" Pertanyaan itu membuat Valerie tersadar, ia segera merapikan bajunya, rambutnya dan raut wajahnya. Valerie yakin, Carl akan mencurigai sesuatu.
"Tidak. Dia mengucapkan selamat datang. Ini pertemuan pertama setelah... 10 tahun." Valerie tersenyum hambar dan menatap Carl ragu.
"Aku rasa dia semakin parah saat kita terakhir bertemu."
Carl tersenyum kecil. Menggerakkan bibirnya pelan, seolah sedang merangkai kata yang akan diucapkan.
"Dia... Semakin dingin bukan?" Valerie mengangguk pelan.
"Kakak ku semenjak menjabat CEO berubah seperti itu. Mungkin karena pekerjaan nya yang berat. Tapi kau tidak usah pikirkan, kalian tidak akan banyak bertemu nantinya."
Ya! Valerie setuju dengan ucapan Carl, ia hanya beberapa bulan di Los Angeles, jadwalnya padat, Kenrich pun orang yang penting, ia akan sibuk dan mereka pastinya tidak akan bertemu kembali. Anggap saja ini adalah hari sialnya, atau yang lebih ringan, mimpi buruknya yang hanya sekejap.
"Ya. Kau benar. Ayo kita kembali." Ujar Valerie yang langsung berseru. Sedikit semangat dan mencoba melupakan kejadian tadi.
"Ah, ya, kita harus kembali karena acara akan segera dimulai." Sahut Carl. Mereka berjalan melewati lorong, kembali pada ruangan luas dengan hingar binar yang begitu mewah, dipenuhi oleh orang-orang penting atau lebih tepatnya para seleb dan para Billionaire.
Ekor matanya melihat Kenrich yang tengah duduk bersama para pria lainnya yang berdasi rapi. Jujur, karisma dan ketampanan pria itu tak pernah menurun. Ia terlihat paling mencolok disana. Pikiran Valerie pun mulai berjalan, mengingat dahulu, saat mereka selalu bertemu dibeberapa kesempatan. Orangtua mereka berteman, selalu bertemu dan memiliki perusahaan bersama yang diberi nama Aldrich. Alvaron Group dan Franz Group memutuskan membuka perusahaan baru dibidang hospitality, dan kini, hotel dan restoran mereka ada dimana-mana. Entah bagaimana kakek dan ayah mereka bisa mengurus itu semua. Lalu sekarang, Kenrich melanjutkan semua itu dengan berhasil, ia selalu dipuji dengan keahliannya yang handal dalam memecahkan kasus dalam perusahaan, ide-ide baru yang akan selalu berhasil membuat para pesain pusing memikirkan bagaimana cara merebut kembali konsumen mereka.
Pikiran itu semakin membuatnya beralih kedunia lain, tenggelam dalam pikirannya sendiri. Ia ingat dulu Kenrich memang dingin dan ketus, namun dibalik itu, ia memiliki hati yang lembut, selalu mengalah pada Carl dan menurut pada orangtuanya. Sesinis apapun Ken pada Valerie, Ken tetap mengobati nya saat ia terjatuh dihalaman rumah, memberikan beberapa ucapan pedas agar Valerie berhati-hati. Namun Ken yang sekarang berbeda, hatinya tidak terasa hangat, pria ini benar-benar dingin dan berbahaya.
Valerie ingat saat hari terakhir mereka bertemu. Mata Valerie berbinar, ia seperti mendapatkan cahaya yang berjalan kearahnya.
"Carl! Lihatlah, kakak mu akhirnya keluar dari kandang!" Pekik Valerie. Ia menunjuk Ken yang berjalan kearah mereka.
Terlihat raut wajah tak suka dari Ken, matanya berputar pelan dengan malas.
"Sekarang kalian akan bermain apa?"
"Kita akan bersepeda kak. Kau benar-benar akan ikut bermain?" Tanya Carl antusias.
"Ya. Untuk merayakan hari terakhir Valerie ada disini. Kau benar-benar akan pindah ke Kanada kan?" Tanya Ken. Valerie mendengus, ia menghentakkan kakinya. Ken benar-benar keterlaluan. Ia melirik Carl yang tampak syok.
"Valerie, apakah itu benar?" Anak laki-laki tampak berkaca-kaca. Membuat Valerie cemberut dan menepuk bahu Carl pelan.
"Ya. Maafkan aku Carl. Tadinya aku akan memberitahu nya nanti."
"Kau akan meninggalkan aku dan kak Ken?" Tanya Carl mulai bergetar. Valerie menatap Ken marah, ia tidak ingin ada kesedihan diawal perpisahan mereka. Setidaknya mereka menghabiskan waktu terakhir mereka dengan senang dan gembira, sebelum ia pulang dan mengatakan perpisahan. Namun Ken merusak semuanya, laki-laki itu benar-benar kejam.
---
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Ramli Ongki
kayanya aku kecewa aku kira Ken jatuh cinta SM ember dan mengejarnya
2022-07-02
0
Tyaz Wahyu
sean o'pry 😍❤️😍❤️ love u puul
2021-11-04
0
ShadoW
hahaacin🤧🤧
Maaf
kalau lihat cogan aku selalu bersin 😄😄😄
Ken 😍
gagah banget kamu sayang 😜😜
2021-09-20
0