The Perfect Match
Valerie menghentikan langkahnya. Disebuah lorong yang memiliki cahaya minim, sesosok pria bertubuh tegap dan jangkung dengan kedua bahu yang lebar tengah bersandar santai disana. Ia tahu pria itu siapa, seorang CEO yang paling arogan, dingin dan mampu membuat patah hati banyak wanita.
"Welcome to Los Angeles, Valerie. Apa kabar mu?" Suara berat itu seakan menggema dan memanjakan telinga Valerie, suara itu terdengar menggoda ditelinganya. Valerie meneguk air liur saat pria itu berjalan mendekati. Redupnya cahaya membuat suasana semakin mencekam. Kini ia dapat melihat setelan jas mahal yang melekat ditubuh besarnya. Valerie yakin dibalik jas mahal itu, ia menyembunyikan otot-otot besar yang sempurna.
"Aku.. kabar ku baik, bagaimana kabar mu, Ken?" Tanya Valerie, ia berusaha sekuat mungkin menampilkan senyum, menenangkan dirinya. Oh, ayolah, ini adalah acara run away besar, beberapa pernyanyi terkenal berada disini, kamera yang menyiarkan secara live pun ada disini, bagaimana bisa seorang CEO masuk kegedung ini?! Bodoh, Valerie! Acara ini memang dikhususkan untuk para mereka yang memiliki kekuasaan dan dompet tebal. Jika pria ini adalah orang biasa, baru pantas kau menanyakan itu!.
"Aku? Tentu saja baik. Aku ingin melihat secara langsung wanita yang selalu dipuja adik ku. Dan, ah aku lupa, kau juga sering menggoda ku melalui chat bukan?" Mendengar itu, wajah Valerie memerah seketika, ia menggelengkan kepalanya cepat.
"Itu sudah bertahun-tahun yang lalu. Aku juga tidak ingat."
"Ya, memang, beberapa tahun yang lalu, Valerie yang beranjak remaja mengeluarkan semua isi hatinya dan memberi tahu ku bahwa aku cinta pertama mu? Kau bersedia melakukan apapun saat bertemu dengan ku nanti? Menggoda ku dengan beberapa tantangan yang menjurus pada hal dewasa diumur mu yang masih belia?. Aku ingin tahu. Apakah kau masih menjadi wanita nakal seperti itu?"
"Apa mau mu?" Valerie mundur beberapa langkah, ini adalah lorong menuju toilet, apakah tidak ada satu orangpun yang berniat ke toilet dan membantunya menghilangkan suasana mencekam ini?.
"Aku ingin menagih janji mu. Dan melihat kesetiaan mu sekuat apa pada Carl. Kekasih mu." Deg. Jantung Valerie seakan terhenti, harum khas parfum yang mahal milik pria ini membuatnya merasa sesak.
Valerie lagi-lagi menggelengkan kepalanya.
"Tidak. Ini salah! Itu adalah masa lalu. Aku dan Carl pun hanya berteman!" Senyum miring dari Ken seakan mengejek Valerie. Jari kokoh itu terulur mengelus garis pipi Valerie, dalam hitungan detik lengan pria itu berpindah ke pinggangnya, memutarkan tubuh dan menghimpitnya ke tembok. Tubuh mereka begitu dekat, malah sangat dekat, tak menyisakan jarak sedikitpun.
"Berteman? Carl sudah meninggalkan hak nya mendapatkan saham perusahaan, demi menjadi seseorang yang bisa seprofesi dengan mu, meninggalkan semuanya hanya untuk bisa berdekatan dengan mu. Namun apa yang aku dengar sekarang? Kau hanya menganggapnya teman?" Jari-jari itu kembali membelai lembut pipinya.
"Aku ingin tahu bagaimana reaksi orangtua mu jika tahu kau serendah dan sejahat ini."
Apa maksudnya? Pertanyaan itu berputar dikepala Valerie, ucapan pria ini terlalu kejam dan begitu merendahkan. Ia mendorong kencang dan bersiap memaki, namun bibir itu terlebih dahulu membungkamnya. Pukulan bruntal didada pria itu pun tak menghentikan aksi gilanya. Ia terus menggoda Valerie dan bermain indah agar Valerie terbuai.
"Aku tahu, kau tidak bisa menolak ku, kau tidak akan bisa melupakan cinta pertama mu." Bisik Ken disela-sela cumbuan-nya. Ken tersenyum licik, seperti dirinya, ia tak akan bisa melupakan cinta pertamanya yang telah dihancurkan Carl, ia akan membalasnya melalui Valerie, tak peduli ia adalah anak dari sahabat kedua orangtuanya sekali pun! Semua akan ada balasan dari apa yang mereka perbuat.
Mereka semua tak akan tahu apa yang ada dibalik topeng wajah baik dan murah hati itu. Setidaknya Ken tidak se-munafik para aktor yang menyembunyikan sikap asli mereka yang bejad, ia membiarkan segelintir orang menyebutnya -Sang Casanova- membiarkan beberapa pikiran orang lain tentang betapa kejam dirinya. Ia sudah mati rasa dan hati nya tak sehangat dulu.
__
Suara deru nafas yang berburu disebuah lorong membuktikan bahwa ada sepasang manusia tengah bercum - bu. Keduanya saling m e l u m a t dengan kasar, mencari titik ternikmat yang bisa ditimbulkan dari dua mulut yang bertaut.
"Valerie." Sayup-sayup teriakan suara itu mengisi lorong. Membuat Valerie langsung tersadar dan mendorong tubuh besar yang tengah menghimpitnya.
Jantung Valerie berdegup kencang, ia menatap wajah tampan itu dengan begitu dekat. Senyum miring mulai menghiasi wajah itu.
"Diluar sana ada adik ku yang sangat menggilai mu, bahkan selalu mendambakan mu sejak kecil. Kau yakin akan tetap memilih ku yang tak memiliki perasaan apapun pada mu?" Valerie mengepalkan tangannya. Ia mendengar nada ejekan dari suara tersebut.
"Aku akan membuat mu mengejar ku! Dan saat itu juga aku akan menghempaskan mu! Pria brengsek." Suara tawa samar-samar seakan membelai telinganya.
"Dan kau akan menyia-nyiakan adik ku? Ah, bukan hanya itu, kau juga akan mengecewakan adik ku untuk rencana konyol mu itu?"
___
Timothee Chalamet as Carl.
Sean O'Pry as Kenrich
Fernanda Liz as Valerie
Juara Hadiah untuk Novel The Perfect Match.
Juara 1 - Rp. 100.000.-
Juara 2 - Rp. 75.000.-
Juara 3 - Rp. 50.000.-
Diselenggarakan pada 27 Juni - 31 Juli 2021
{Dilihat dari Top Fans- Ranking umum}
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
sakura
..
2023-06-22
0
maredni Jiba
cinta pertama Ken siapa ya,kok sampai blas dendam ke valeria
2023-02-10
0
Fitri Anisarita Siregar
masih mencerna mom
2023-01-20
0