Justin terus menyondorkan kerudung nya dan memaksa Jihan untuk mengambil nya.
Justin
"Pokoknya kamu harus terima, hargai lah hasil jerih payah saya, saya membeli ini, dengan uang halal, saya kerja seharian di pasar"
Mendengar itu Jihan langsung mau menerima kerudung dari Justin
Jihan
"Makasih Jus, maap merepotkan mu"
Justin
"Iya sama sama, gak ngerepotkan kok, malah saya yang merepotkan mu" Justin tersenyum
Justin mulai merayu Jihan, untuk mengungkap kan kekagumannya, karena ia benar benar kagum pada Jihan.
Justin
"Jihan, saya mau terus terang, saya sudah nyaman sama kamu, saya merasa tenang, damai, saat berhadapan dengan kamu, hem agak gimana gitu"
Jihan
"Gimana apa nya?" Tanya Jihan penasaran
Justin sedikit merasa kaku, baru kali ini ia gugup saat berhadapan dengan perempuan, tidak seperti yang sering ia lakukan saat merayu perempuan-perempuan lain. Ia mencoba ngomong tapi susah benar benar sangat berbeda ketika ia merayu perempuan perempuan lain dengan ucapan yang lantang.
Jihan
"Justin! kok kamu diam?" Tegur Jihan
Justin seperti grogi, lidahnya kaku untuk mengucapkan nya, padahal dia mau ngomong.
Justin
"Parah gua gak bisa ngomong... Duh gimana ini" Justin membatin
Justin menyadari bahwa Jihan bukan seperti perempuan perempuan lain, yang gampang dirayu, Jihan lebih istimewa ketimbang mereka, Jihan adalah salah satu dari wanita pilihan menurut nya, bukan wanita murahan seperti yang sering ia temui selama ini, karena merasa kaku Justin pun segera mengalihkan pembicaraan nya, kepembicaraan lain.
Justin
"Saya boleh gak, lihat wajah kamu? Sebentar aja" pinta Justin
Jihan
Jihan menghela nafas "maaf, saya gak bisa buka cadar ini" Jihan menolak
Justin
"kenapa?"
Jihan
"Saya akan buka nanti, saat ada seorang lelaki yang mengkhitbah saya, itu pun saya buka cuma sebentar" ucap Jihan
Justin semakin mengerti gadis religius seperti Jihan banyak aturan-aturan agamanya, karena Jihan benar benar menaati aturan agama itu, kan dia adalah wanita soleha, yang termasuk susah didapatkan, makanya dia terlihat berbeda dari gadis gadis yang sebelumnya yang ia temui.
Justin
"Oh gitu, yaudah maaf telah meminta nya"
Jihan mengangguk sambil tersenyum manis dibalik cadarnya, tanpa diketahui Justin.
Justin
"Kamu punya nomor hp gak?, Kalo ada boleh saya minta" Tanya dan pinta Justin
Jihan
"Punya si, tapi saya gak mau ngasih nomor hp saya sembarangan" sahut Jihan
Justin
"Kenapa? Kamu gak percaya sama saya"
Jihan
"Bukannya gitu, saya dibatasi menggunakan hp sama abi dan umi, jadi saya susah untuk berkomonikasi dan saya gak mau nanti kamu susah menghubungin saya" jawab Jihan
Justin
"Oh begitu... Tapi kamu kapan keluar rumah, kemana gitu?"
Jihan
"Hari minggu besok, saya ada pengajian di pondok, gak jauh dari sini, emangnya kenapa? Kamu mau ikut?"
Justin mendadak semangat dan senang, baginya ini kesempatan langkah untuk bisa pergi bareng Jihan.
Justin
"Iya saya mau ikut sekalian belajar ngaji, saya boleh gak bareng kamu kesana, sekaligus nemani kamu biar gak sendirian!"
Jihan
"Boleh, tapi jalan kaki yah, saya gak mau bonceng motor, jadi kita jalan kaki aja"
Justin tergelak, kembali ia merasa tertantang dengan gadis itu
Comments
¢ᖱ'D⃤ ̐🕊ᶜᵒᵐᵉˡ🐾
semangat up nya
2021-10-18
1
🍌 ᷢ ͩ🐒
lanjutkan
2021-10-04
2
Rey ՇɧeeՐՏ🍻🍒⨀⃝⃟⃞☯
semangat
2021-10-04
1