Justin mempopoli lukanya dengan parudan kunyit lalu ia ikat dengan sobekan kerudung Jihan. Bercikan luka yang ada di tangan Justin akibat sabetan musuh nya itu, kini mulai tertutupin oleh sobekan kerudung Jihan.
Justin
" Makasih Jihan, kamu udah dua kali nolongin aku, sekarang sebagai bayaranya apa yang kamu mau Jihan? Bilang aja apapun, saya siap lakuin apa yang kamu mau " ujar Justin
Jihan tersenyum kecil dalam cadarnya
Jihan
"Gak usah apa apa Justin , saya ikhlas membantu mu, ini emang udah kewajiban saya sebagai sesama umat manusia untuk saling tolong menolong, maaf kamu islam? " Tanya Jihan "Ah nggak, itu kamu kenapa tangannya sampai luka?" Tanya Jihan kembali karena agak gak enak nanya agama
Justin agak binggung menjelaskan nya, dan tentang siapakah dirinya, tapi ia yakin gadis itu baik dan dapat dipercaya.
Justin
" Saya ini ketua Gengster! saya luka karena saya habis berkelahi sama gerombolan musuh geng saya, terus saya lari kesini karena ada polisi yang datang tiba tiba, kamu pasti mikir saya bukan lelaki gak bener kan. "
Jihan
"Ehah nggak Justin! semua manusia itu memang memiliki jalan hidup nya sendiri dan berbeda beda, jadi saya maklum dengan itu " jawab Jihan
Justin merasakan sesuatu yang berbeda ketika berhadapan dengan Jihan, seolah ia menemukan kedamaian yang sebenarnya.
Justin
" Untungnya kamu belum tidur pas saya mengetok jendala kamarmu, tadinya saya juga merasa gak enak ngetok jendela kamu "
Jihan
" Oh tadi saya habis selesai sholat Tahajud, terus saya kaget ada yang ngetok jendela, saya udah yakin itu pasti kamu lagi, eh ternyata benar " balas Jihan
Justin
" Maap ya udah ngerepotin kamu "
Jihan
" Gapapa kok "
Justin merasakan kenyaman dan dia seolah gak mau berhenti ngobrol sama gadis itu
Justin
" Ayah sama ibu mu udah tidur? Tanya Justin
Jihan menundukkan kepalanya dan ia berkata apa adanya.
Jihan
" Saya yatim piatu, ini rumah paman dan bibi saya, mereka tak punya anak, terus saya diasuh mereka sejak saya berusia 3 tahun, saya udah menganggap paman dan bibi saya sebagai orang tua saya sendiri, mereka saya panggil abi dan umi. "
Seketika hati Justin mulai terenyuh mendengar cerita singkat dari dari Jihan. Ia merasakan kesedihan dari gadis itu, dan Justin pun ikut menceritakan tentang keluarganya.
Justin
" Kalo saya, orang tua saya dua-duanya masih utuh. Tapi saya gak betah dirumah, mereka pilih kasih sama kakak saya, mereka mengacuhkan saya, karena itu saya kabur dari rumah dan gak pernah pulang kerumah lagi sampe sekarang, sekarang saya jadi berandalan "
Jihan menyikapinya dengan dewasa, setelah mendengar penuturan Justin, ia bermaksud menyadarkan lelaki itu.
Jihan
" Jus, seburuk buruknya orang tua kita, mereka adalah orang yang harus kita hormati, mereka yang udah merawat dan membesar kan kita dari kecil, dan jika kita tidak menghormati orang tua kita, jalan kita kersurga akan terganjal, apalagi kalo dihati kira masih menyimpan rasa benci kepada orang tua kita sendiri " Tutur Jihan
Justin mulai terharu dengan gadis itu.
Justin
" Jihan, tolong ajerin saya ngaji " ucap Justin
Jihan
" Boleh dengan senang hati, tapi kamu harus bisa berubah dulu, jangan mabuk dan nakal lagi, itu dulu yang harus kamu rubah, bisa kah? "
Jujur Justin merasa sedikit sulit untuk meninggalkan dunianya, dan waktu dengan gengnya, tapi ia akan berusaha berubah.
Comments
¢ᖱ'D⃤ ̐🕊ᶜᵒᵐᵉˡ🐾
like
2021-10-18
0
🍌 ᷢ ͩ🐒
like
2021-10-04
1
Rey ՇɧeeՐՏ🍻🍒⨀⃝⃟⃞☯
mampir
2021-10-04
1