Seorang Perempuan

Mereka bilang perempuan itu kodratnya lemah lembut

Tapi tak sedikit yang harus mendapatkan perlakuan kasar dengan berbagai hantaman dan luka lebam

Apakah lemah lembut berarti tidak bisa melawan?

Mereka bilang perempuan itu kodratnya lemah lembut

Tapi tak sedikit yang kemudian merendahkan dan meremehkan

Apakah lemah berarti rendah?

Ibu adalah perempuan yang kuat, meski tak sekuat kaum pria. Namun kasihnya yang tulus dan abdinya yang abadi selalu mampu membuat ibu menjadi perempuan yang sangat istimewa.

Puisi yang Dera tulis siang ini merupakan bentuk kecintaan serta kekagumannya pada sang ibu. Pagi yang dingin ia sudah menyelesaikan pekerjaan rumahnya, siang yang terik ia tetap bertahan menyelesaikan pekerjaan kebun yang melelahkan dan malam yang petang ia mampu menyerukan segala doa baik untuk keluarganya. Hatinya yang benar-benar tegar tak membuatnya kian gusar karena cemoohan orang yang suka berkata yang tidak benar.

"Aduh jandanya udah bawain kayu aja." Sambil tertawa seorang tetangga berusaha melucu saat melihat ibu membawa kayu di atas kepalanya. Ibu hanya tersenyum, melihat lelucon yang sama sekali tidak lucu. Terus berjalan tanpa henti hingga tiba di rumah yang selalu terlihat sepi.

"Buk, tiap hari kerja gini apa gak capek?" tanya Dera.

"Kerja apa yang gak capek? Tidur kelamaan yaa capek, makan terus mulutnya juga capek, bahkan mati aja kayaknya capek, harus ditanyain malaikat terus soalnya," jawab ibu.

"Iya juga yaa, harus dijalanin yaa buk."

"Iya dong, harus semangat." Sambil tersenyum ibu terlihat begitu anggun meski dengan pakaian kebunnya.

"Coba dulu aku gak kuliah yaa buk, pasti ibu gak sepayah ini kerjanya. Aku bisa bantuin ibu ke kebun, bukan mintain uang tiap bulannya."

"Ngomongnya, kamu kira ibu selemah itu? Liat nih." Sambil menunjukkan otot di lengannya ibu terlihat begitu menggemaskan. Dera hanya tersenyum melihat tingkah konyol ibunya itu.

"Buk, apa yang buat ibu bahagia sekarang?" tanya Dera lagi.

"Bahagia itu apa?" ibu malah balik bertanya.

"Yaa bahagia buk, perasaan senang, tidak memikirkan hal-hal yang buat sedih dan menangis."

"Bahagia itu bukan soal apa yang kamu capai, bukan soal apa yang kamu punya atau apa yang kamu rasakan, tapi soal bagaimana kamu bisa mengolah atau mengatur semua kehidupan di dunia ini menjadi lebih mudah dipahami." 

"Gaya bicara ibu kayak motivator aja deh."

"Loh memang iya kan. Coba kamu bayangkan punya uang banyak dan bisa beli apapun, dalam pikiranmu pasti kamu bahagia kan? Lalu yang menjadi pertanyaannya adalah apakah semuanya bisa dibeli? Tentu tidak. Pelukan, kesetiaan, tawa canda orang terdekat, belaian orang terkasih dan masih banyak lagi yang tidak bisa dibeli. Kesimpulannya memiliki banyak hal apalagi yang diperoleh dari uang tidak semua bisa membuat bahagia kan?"

"Bener juga yaa buk."

"Kalau kamu misalnya bisa punya jabatan bagus, gaji oke, bisa buka seminar besar, ahli berbagai pekerjaan, memiliki kekasih idaman, apakah kamu bahagia? Bisa jadi iya atau tidak. Kenapa tidak? Karena sejatinya itu bukan milikmu seutuhnya. Walaupun dengan kerja keras Tuhan bisa mencabut keahlianmu dengan lupa ingatan misalnya. Apakah menjadi seseorang yang unik, berbeda dengan yang lain akan membuatmu bahagia? Tidak selamanya."

"Terus apa yang buat ibu bahagia?"

"Bagi ibu bahagia itu sederhana. Sesederhana ibu bisa menertawakan masa kecilmu, sesederhana ibu bisa menahan amarah karena sindiran tetangga dan sesederhana kamu mau terus belajar sebagai bentuk pengabdianmu kepada Tuhan selama di dunia."

"Katanya ibu lulusan SD doang, kok bahasanya kayak sarjana gitu sih?"

"Kamu ini lucu sekali. Pendidikan formal bukan satu-satunya tempat untuk menjadi lebih baik. Bahkan kehidupan di bumi ini malah terlihat lebih rumit daripada rumus fisika."

"Buk mau tanya lagi boleh?"

"Lima ribu yaa."

"Aahh ibu mah. Bagi ibu ayah itu apa?"

Seolah datang petir tanpa mendung, ibu terlihat begitu bingung, seolah-olah ia kehilangan kata-kata bijak dalam kamus yang ada di kepalanya tadi. Ibu tak berkata bahkan untuk bergerak. Ia diam membisu membuat Derapun kebingungan harus melakukan apa. Ia merasa bersalah dengan pertanyaan terakhir itu.

"Ibu, maaf." Hanya kalimat itu yang mampu diucapkan Dera. Ia memeluk ibunya dengan penuh penyesalan dan air mata.

"Gak papa sayang." Balasan penuh kasih dari pelukan ibu kepada Dera.

Beberapa orang tentunya memiliki figur yang menjadi panutannya, segala kalimat yang keluar dari mulut seorang yang dikagumi akan terus mempengaruhi hidupnya. Lika misalnya, mendapatkan sosok ayah yang benar-benar bertanggung jawab, memberikan kasih sayang yang begitu tulus kepada keluarganya, mampu menyelesaikan masalah dengan begitu tenang dan menjadikannya sosok yang di dambakan oleh putri satu-satunya itu.

“Aku kalau nikah nanti, suamiku harus sama kayak bapakku,” ucap Lika.

“Kalau aku sih pengennya punya suami itu yang baik agamanya, tampan rupanya, mapan penghasilannya dan tentunya penyayang,” ucap Risa.

“Kalau kamu Ra?” tanya Lika.

“Aku gak pengen nikah.” Ucapan yang sangat mengejutkan teman-temannya.

“Ha? Yakin Ra? Terus ngapain kamu menjalin hubungan sama Restu kalau gak mau menikah?” tanya Risa penasaran.

“Emang orang pacaran harus nikah yaa? Aku pikir adanya hubunganku dengan Restu juga tidak akan bertahan lama. Udah seminggu ini dia gak ada ngabarin aku. Kalau aku yang hubungin dia, dia selalu bilang kalau dia itu sibuk. Aku sedih liat ibuku dan keluargaku yang gak jelas ini. Aku kira Restu bener-bener bakal merubah persepsiku tentang laki-laki. Tapi akhir-akhir ini sikap Restu benar-benar memberikan jawaban yang tidak ingin aku dengar.” Dera menjelaskan dengan tatapan yang kosong.

“Kamu terlalu besar memberikan harapan kepada Restu Ra, seharusnya yang kamu kendalikan adalah dirimu sendiri, bukan orang lain.”

“Dia yang memaksaku untuk percaya bahwa dia berbeda, dia yang memaksaku untuk kembali merasakan cintanya.”

“Bukan dia yang memaksa Ra, kamu juga menerimanya,” ucap Risa.

“Entahlah, sikap dia akhir-akhir ini membuatku ragu akan masa depan yang pernah ia tawarkan. Aku gak pengen punya seseorang yang sempurna dan idaman masa depan dalam hubungan rumah tangga, aku cuma mau sekuat ibuku saja.” Kalimat Dera mengakhiri perbincangan mereka kala itu sebelum Dera benar-benar mengetahui sifat Restu yang sebenarnya.

Banyak orang yang sengaja pergi jauh

Entah mencari uang, mencari pasangan atau bahkan pekerjaan

Tapi sedikit sekali dari mereka mengingat untuk pulang.

Pulang bukan sekedar peluk lalu pergi lagi

Tetapi pulang memiliki arti tersendiri.

Pulang adalah jalan yang aman untuk menangis dan mengeluh

Tempat untuk mengadu dan mengingat rindu

Pulang adalah dambaan setiap orang yang menunggu.

Sama seperti Dera yang menunggu Restu pulang tapi ternyata Restu beda jalan.

Nada dering yang berbeda terdengar dari ponsel Dera, nada yang telah hilang beberapa pekan. Nada yang ditunggu tapi tak kunjung datang. Satu pesan masuk mengagetkan Dera.

"Ra, kamu di mana? Kok tadi gak ada di kampus?"

Kenapa dia bertanya? tanya Dera dalam hati. Entah kenapa pertanyaan itu harus sekali ditanyakan. Supaya apa? Supaya mereka tahu bahwa yang diberi kabar memang menunggu untuk ditanya? Supaya terlihat sudah biasa aja?

Berdampingan selama dua tahun, lalu pergi tanpa pamit dan datang seolah-olah mereka tidak melakukan kesalahan apapun? Sungguh tidak habis pikir. Bingung, apakah Dera harus membalas pesan itu atau tidak. Kalau Dera membalas untuk apa? Hanya sekedar balasan pesan biasa? Tidak mungkin, Dera belum sanggup terlihat biasa dengan laki-laki itu. Laki-laki yang tidak bisa menutup pintu dan membiarkan angin malam melukai rusuk Dera.

Tetapi kalau tidak dibalas, apa yang akan dipikirkan oleh lelaki itu? Apakah dia akan berfikir bahwa Dera masih menunggu dan mencintainya?

Perkara membalas pesan bisa menjadi sangat runyam hanya karena perasaan yang tertinggal.

Dera tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Barangkali berusaha terlihat biasa saja adalah yang terbaik.

"Dera di rumah ibu." Pesan itupun terkirim dengan sedikit perasaan yang entah kenapa begitu menjijikan. Kadang terbesit perasaan senang karena yang ditunggu akhirnya memberikan pesan. Tapi untuk apa juga pesan itu datang kalau yang mengirim pesan sedang menggandeng tangan seseorang, dengan luka yang ia hantarkan bersama pesan itu kepada Dera.

Dera berharap pesan itu tidak lagi datang, dan pesan yang terkirim itu menjadi satu-satunya pesan yang akan ia berikan. Apapun yang terjadi Dera berusaha untuk tidak melihat, mendengar dan mengetahui segala hal tentang Restu.

Unfollow, unfriend, blokir, dan menghapus segala yang pernah ia kenang. Terlihat berlebihan memang, terlalu kekanak-kanakan dan sangat menunjukkan bahwa luka hati yang begitu besar. Tapi Dera punya cara tersendiri untuk sembuh. Kadang terlalu sering berpura-pura saat menyapa membuat kita lupa bahwa luka dalam rusuk itu masih ada.

Mungkin beginilah perasaan dari kalimat yang sering didengar perihal pesan mantan yang merusak move on selama sebulan. Titik awal dari sebuah perpisahan memang terlihat begitu menyakitkan. Tapi untuk mencapai garis pemenang memang butuh awal dan perjuangan.

Dera berjanji dengan dirinya sendiri bahwa ia tidak akan melukai teman kecilnya itu lagi. Dera tidak akan membiarkan siapapun masuk untuk merusak apa yang dilindungi sang rusuk. Teman kecil yang hidup dan merasakan apa yang Dera rasakan. Teman kecil itu adalah dirinya yang lain. Dirinya yang selalu merasa bersalah, merasa terluka dengan keegoisan Dera.

Membangun benteng tinggi dan besar untuk menghalau siapapun yang akan masuk.Mendirikan kawat besi dan juga pecahan kaca di atasnya, supaya tak ada siapapun yang berusaha masuk.

Dera menutup ponsel dan juga hatinya. Terkadang laki-laki yang dikagumi tidak mengerti. Ayah maupun Restu sama-sama telah kehilangan tempat istimewa di dalam istana yang dibangun Dera.

Ayah dan Restu adalah sosok lelaki yang awalnya Dera kagumi, namun lambat laun, waktu menunjukkan sifat asli mereka, menunjukkan bahwa apa yang telah terbentuk dalam pikiran Dera tidaklah ditampilkan seutuhnya oleh mereka. Lelaki yang suka memerintah dan mengingkari janji, lelaki yang suka berdusta untuk mendapatkan cinta. Lelaki yang tidak tahu diri.

Padahal Dera dan ibu ada disaat mereka jatuh sejatuh-jatuhnya dan bersama untuk tetap kembali bangkit dan hidup.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!