...Happy reading...
****
Pagi ini lagi dan lagi Laura harus meninggalkan Dirga bersama dengan Intan. Setelah Intan selesai ujian nasional Intan memang tidak melanjutkan kuliahnya karena keterbatasan biaya, jadi Intan lebih memilih di rumah dan membantu orang tuanya untuk menjaga kios. Tetapi saat ini Intan berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk menjaga Dirga. Orang tua Intan sudah menganggap Laura sebagai anaknya sendiri sehingga memperbolehkan Intan untuk menjaga Dirga saat Laura sedang bekerja.
Hari ini Laura bekerja di warung makan sederhana yang ada di pinggir jalan. Laura sekedar membantu mencuci piring atau membersihkan warung, tak banyak yang tahu jika Laura adalah mahasiswa Tata Boga, Laura terpaksa mengambil cuti kuliah karena harus menjaga Dirga yang masih sangat kecil dan mungkin saja Laura akan keluar dari kampus karena kehidupannya sudah tidak seperti dulu lagi.
"Pagi Bu. Maaf saya telat karena anak saya tadi rewel," ucap Laura dengan sopan kepada pemilik warung tersebut.
"Pagi Laura. Tidak apa-apa namanya anak kecil pasti ada rewelnya. Sekarang bantu ibu cuci piring ya. Alhamdulillah pelanggan pagi ini lumayan ramai," ucap Ibu Endah pemilik warung sederhana tempat Laura bekerja.
"Iya Bu. Laura mencuci piring dulu ya Bu," ucap Laura dengan lembut dan tersenyum kepada pemilik warung tersebut.
Laura berjalan ke arah tempat pencucian piring. Ia tersenyum karena banyak piring kotor yang artinya warung ibu Endah hari ini mungkin akan sangat ramai karena terkenal akan keenakannya. Laura sedikit menggulung bajunya ke atas agar tidak terkena air saat dirinya mencuci piring. Laura melakukannya dengan sangat hati-hati agar piring, mangkuk atau gelas tidak ada yang terjatuh dan pecah nantinya.
"Laura bisa bantu Ibu memasak? Bapak sedang sakit jadi tidak ada yang membantu Ibu hari ini. Apa kamu bisa masak Laura?" ujar Ibu Endah yang tiba-tiba saja menghampiri Laura. Untung saja Laura tidak terkejut yang bisa menyebabkan piring yang ada di tangannya terjatuh di lantai.
"Ahh iya... Bisa Bu," ucap Laura dengan tersenyum.
"Ya sudah selesaikan mencucinya terlebih dahulu. Nanti bantu Ibu memasak ya hari ini sangat ramai. Gaji kamu akan ibu tambahin kok," ucap Ibu Endah membuat Laura tersenyum senang.
"Baik Bu. Terima kasih," ucap Laura dengan bahagia. Jika hari ini gajinya lumayan uangnya bisa Laura tabung kembali karena tabungannya yang sudah menipis. Laura kembali bersemangat untuk bekerja hari ini demi Dirga yang sedang berada di rumah.
*****
Dua orang lelaki sedang beradu mulut sejak tadi membuat satu lelaki yang terkenal sangat dingin, kaku dan galak tersebut kesal.
"Bos, ayolah kasih saya izin cuti seminggu," ucap asisten Leon dengan merengek. Asisten sekaligus sahabatnya sejak kecil, Ryan Pangestu. Yang selalu membuat hari-harinya kesal tetapi sangat bisa Leon andalkan.
"Mau cuti atau tidak saya restui kamu dengan Ica!" ucap Leon dengan datar membuat Ryan langsung kembali duduk tegak dan fokus menyetir.
"Gak jadi cuti kakak ipar. Maaf saya masih kuat untuk bekerja bahkan lembur!" ucap Ryan penuh penekanan. Ryan mendengus kesal saat Leon menyeringai ke arahnya sungguh Leon sangat tidak bisa dibantah membuat Ryan harus tahan banting dengan bosnya tersebut.
"Perut gue udah bunyi belum makan. Kita makan di warung itu dulu," ucap Ryan yang sudah berganti gaya bahasanya seperti sahabat pada umumnya bukan bos dan asistennya.
Leon mendelik kesal karena mobil yang dikendarai Ryan berhenti begitu saja di depan warung yang sangat sederhana. "Jalan Ryan! Kita bisa makan di Restoran bukan warung seperti ini! Gue punya restoran sendiri!" ucap Leon dengan datar.
"Gue udah laper! Kalau lo gak mau turun ya silahkan. Makanan di sini gak kalah enak, ini langganan gue, kalau dompet gue udah mulai kejang-kejang gue ke sini," ucap Ryan yang sudah sangat ingin merasakan masakan ibu Endah yang terkenal enak.
"Awas lo gaji lo gue potong!" ucap Leon mengikuti Ryan keluar dari mobil.
"Berani potong gaji gue. Gue mengundurkan diri jadi asisten lo," ucap Ryan dengan santai membuat Leon menatap tajam sahabat sekaligus asisten yang sudah kurang ajar kepadanya.
Leon terlihat tidak nyaman duduk lesehan seperti ini. Matanya terus bergerak tidak nyaman, ia takut makanan di sini tidak higienis.
"Bapak Bos yang terhormat jangan datar begitu mukanya. Tenang makanan di sini sehat kok, anda harus coba Bos," ucap Ryan dengan terkekeh membuat Leon mendengus sebal.
Ibu Endah menghampiri keduanya dengan tersenyum. "Nak Ryan akhirnya datang ke sini mau pesan apa, Nak?" tanya Bu Endah dengan ramah.
"Seperti biasa Bu. Nasi padang," ucap Ryan dengan terkekeh.
"Temannya yang ganteng ini mau pesan apa?" tanya Ibu Endah kepada Leon. Leon tidak tahu harus memesan apa karena dirinya ragu dengan masakan di pinggir jalan. Ryan yang melihat Leon hanya diam hanya membuat Ryan ber-inisiatif untuk memesankan makanan Leon.
"Samain aja Bu. Teman saya pemakan segalanya. Maaf Bu dia lagi sariawan," ucap Ryan membuat Leon menatap kesal kepada Ryan. Tatapannya seperti mengimidasi Ryan yang membuat Ryan kikuk dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal membuat ibu Endah terkekeh geli melihat tingkah keduanya.
"Ya udah nasi padang dua ya. Minumnya mau apa?" tanya Ibu Endah.
"Es teh dingin aja Bu," ucap Ryan lagi membuat Ibu Endah mengangguk paham dan permisi kembali ke tempatnya.
"Bos mulutnya latih berbicara di depan orang lah! Jangan kayak anak bayi satu kata dua patah kata," ujar Ryan dengan cerewet.
"Diam!" ucap Leon dengan datar membuat Ryan langsung terdiam.
'Ampun gue punya calon kakak ipar begini,' ucap Ryan di dalam hati.
Sedangkan di dapur warung ibu Endah. Laura sedang menghangatkan rendang untuk dua orang yang telah memesan nasi Padang. "Kamu bisa mengantarkannya ke dua pemuda itu?" tanya Ibu Endah menunjuk ke arah Ryan dan Leon.
"Bisa Bu. Laura siapkan semuanya dulu ya," ucap Laura yang diangguki ibu Endah dengan tersenyum. Setelah selesai Laura membawa dua piring nasi pada dan es teh dingin pesanan mereka.
Laura mengantarkan makanan itu dengan senyuman tipis yang menghiasi wajahnya. "Silahkan dimakan," ucap Laura membuat dua orang yang ada di sana menatap Laura tidak berkedip. Laura yang menjadi gugup tidak sengaja menumpahkan teh dingin dan mengenai jas mahal milik Leon.
Leon mendelik tajam ke arah Laura membuat wanita itu takut dimarahi oleh pelanggan yang jasnya sudah terkena air teh. Pasti rasanya tidak nyaman karena lengket. Ia takut ibu Endah akan memecatnya sekarang.
"M-maaf Mas saya gak sengaja," ucap Laura dengan takut dipecat oleh ibu Endah.
"Tidak apa-apa," ucap Leon dengan datar membuat Ryan terperangah. Biasanya Leon akan memarahi orang yang telah mengacaukannya. Tapi sekarang lihatlah Leon mengatakan 'tidak apa-apa' sesuatu rekor yang harus Ryan apresiasi dengan tepuk tangan.
"Ah... B-biar saya cuci jasnya Mas," ucap Laura dengan menunduk.
"Tidak usah!"
"Tidak apa-apa Mas. Saya harus bertanggungjawab dengan jas mahal milik Mas," ucap Laura dengan cepat.
"Udah kasih aja Bos!" ucap Ryan mengompori membuat Leon menghela nafanya dan melepaskan jasnya, memberikannya pada Laura. Leon menatap ke arah Ryan supaya Ryan yang mengurus semuanya.
"Ini kartu nama saya. Nanti jika sudah selesai kamu bisa kirim ke sini," ucap Ryan turun tangan membuat Laura cepat mengangguk.
"S-saya ambilkan minum lagi. Maaf atas tidak kenyamanannya," ucap Laura membungkukkan badannya dengan cepat dan berlalu pergi dengan membawa jas milik Leon.
"Cari informasi tentang gadis itu!" ucap Leon dengan nada memerintah.
"Hah?" Ryan terperangah mendengarnya sampai ia menjatuhkan sendok yang berada di tangannya.
*****
Ryan gak ada akhlak 😮😭
Gimana part ini?
Ayo ramaikan lagi!
Jangan lupa like, vote, komen dan favoritkan cerita om Leon ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Susilowati Wati
sabar Ryan🤣🤣🤣🤣
2022-05-30
0
🦢 𝐢𝐜𝐡𝐚❣︎ˢᵉˡˡᵒʷ͢ ㉿ᵇᵍᶠ•ʲʳ
wahh jngn jngn leon jatuh cinta pada pandangan pertama
2021-08-14
1
Aumy Re
gregetan 😑
2021-08-11
1