...Happy reading...
***
Sudah satu minggu Laura menjadi janda. Ia menikmati hari-harinya seperti tidak ada beban karena Dirga penyemangatnya ketika dirinya lelah bekerja. Hari ini adalah hari minggu Laura bekerja mencuci pakaian warga yang ingin memakai jasanya. Terlebih dahulu Laura harus mengambil pakaian kotor di rumah warga, Laura memang mengatakan semuanya dengan jujur jika dirinya sudah bercerai dengan suaminya karena dirinya yang selalu disiksa oleh mantan suaminya, lebam yang berapa di tubuh Laura juga belum menghilang karena sehari sebelum Laura meninggalkan rumahnya bersama dengan Zico, mantan suaminya itu kembali menyiksanya dengan alasan yang tak masuk akal. Warga yang simpati kepada Laura memakai jasa Laura untuk mencuci pakaian mereka, ini semua mereka lakukan agar Dirga dan Laura bisa makan walau uang yang dihasilkan tidak seberapa.
"Intan kamu memang tidak ada kegiatan?" tanya Laura kepada anak tetangga yang berusia 17 tahun tersebut. Sudah 3 hari ini Intan selalu menjaga Dirga saat Laura sedang mencuci atau menyetrika. Intan memang sangat menyukai anak kecil, dirinya yang anak tunggal sering kali menjaga anak tetangga yang menurut Intan sangat menggemaskan seperti Dirga.
"Tidak Kak. Aku di sini saja bersama dengan Dirga. Kakak bekerjalah aku bisa menjaga Dirga," ucap Intan dengan tulus membuat Laura tersenyum dengan kebaikan Intan kepadanya.
"Baiklah. Kakak kerja dulu jika Dirga rewel ambilkan asi yang sudah Kakak siapkan di botol yang berada di kulkas. Kamu sudah pahamkan Intan?" ujar Laura menatap Intan.
Gadis remaja itu mengangguk mengerti karena ia sudah paham jika Dirga merasa haus Intan segera menghangatkan susu Dirga. "Iya Kak, Intan sangat paham," seru Intan dengan tersenyum membuat Laura bernafas lega.
Sebelum pergi mengambil pakaian warga Laura mencium pipi anaknya yang masih tertidur pulas sehabis ia mandikan. "Dirga jangan rewel sama kak Intan ya! Bunda kerja dulu, Sayang," ucap Laura dengan tersenyum hangat kepada penyemangatnya saat ini.
"Kakak pergi dulu Intan," pamit Laura kepada Intan yang sekarang menggendong Dirga.
"Iya Kak. semangat!" ucap Intan dengan ceria.
Laura tersenyum karena mendapat semangat dari Intan. "Assalamualaikum," salam Laura yang dibalas Intan.
"Wa'laikumussalam."
Laura berjalan dari rumah warga ke rumah warga lainnya. Laura sengaja melakukan semua pekerjaannya di rumahnya sendiri agar dirinya bisa menjaga Dirga dan tidak terlalu lama meninggalkan Dirga bersama dengan Intan. Rumah warga yang Laura datangi lumayan jauh jika harus berjalan kaki dan Laura tidak sanggup untuk membeli sepeda motor karena ia takut tabungannya akan habis dan dirinya tidak punya tabungan untuk kebutuhan Dirga kedepannya.
Cuaca hari ini sangat terik membuat keringat Laura bermunculan di dahinya walaupun begitu Laura tidak akan putus asa karena semua ini ia lakukan untuk Dirga. Agar Dirga tercukupi semua kebutuhannya. Zico tidak memberikan uang bulanan untuk Dirga, lelaki itu memang tidak mau mengeluarkan uangnya sepeser pun untuk mantan istri dan anaknya. Membuat Laura harus berusaha sendiri untuk menghidupi anaknya tanpa hadirnya suami yang seharusnya ada untuknya. Laura mulai mengambil pakaian kotor milik warga saat dirinya sudah sampai di rumah warga yang ingin memakai jasanya sebagai buruh cuci. Ada 5 rumah yang kali ini memakai jasanya dan baju mereka lumayan banyak jadi uang yang ia kumpulkan hari ini lumayan banyak, ia juga bisa membeli makan siang untuk dirinya dan juga Intan yang sedang menjaga anaknya saat ini.
Hampir satu jam Laura pergi untuk mengambil pakaian warga yang memakai jasanya. Rumah warga yang dekat dengannya sudah ia cuci bajunya kemarin hingga Laura tinggal menyetrika saja, ada juga yang tidak ingin memakai jasa Laura karena mereka beranggapan mereka masih bisa mencucinya sendiri dan tidak ingin membebankan Laura. Sesekali mereka memberikan kebutuhan pokok Dirga seperti pampers, baju dan lain sebagainya itu pun bagi warga yang berkecukupan dan Laura menerimanya walau tidak enak hati pada warga yang sangat baik kepadanya dan juga anaknya.
"Dirga rewel tidak, Intan?" tanya Laura saat dirinya sudah sampai di rumah.
"Hanya menangis karena haus Kak. Kakak kelihatan lelah sekali. Intan ambilkan minum ya," ucap intan dengan tulus.
"Tidak usah Intan. Kakak langsung mencuci saja nanti Kakak ambil sendiri minumnya. Kakak mohon jaga Dirga sebentar lagi ya. Kakak mau mencuci pakaian ini," ucap Laura. Intan mengangguk dengan cepat, menurut Intan, Laura sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya sendiri karena Laura sangat baik kepadanya.
"Iya Kak. Aku senang menjaga Dirga Kok," ucap Intan dengan tersenyum.
"Kakak mencuci dulu ya," ucap Laura yang diangguki oleh Intan.
Walaupun Laura merasa lelah ia ingin segera menyelesaikan pekerjaannya. Laura mencuci pakaian tersebut dengan semangat karena ia sudah merindukan anaknya yang sangat menggemaskan itu. Entah apa jadinya jika Dirga tidak ada di sampingnya saat ini.
*****
Malam harinya di saat Laura sedang bermain bersama dengan Dirga, ponselnya berdering dan Laura melihat siapa yang menelponnya membuat dada Laura sesak. Dengan ragu Laura mengkat telepon dari mamanya yang sudah sangat ia rindukan
"Halo Ma!" sapa Laura dengan serak.
"Halo Sayang. Kamu baik-baik saja, kan? Kenapa kamu tidak menelepon Mama? Kenapa kamu juga tidak bilang jika saat ini kamu dan Zico sedang berada di luar negeri padahal Mama dan papa sudah merindukan Dirga," ucap Mama Laura yang berada di seberang telepon yang bernama Ratna.
Laura meneteskan air mata. Ingin rasanya ia mengatakan yang sejujurnya kepada kedua orang tuanya tetapi Laura tidak ingin membuat kedua orang tuanya kecewa. "Laura baik-baik saja, Ma. Maaf Ma, Laura asyik liburan bersama dengan mas Zico dan Dirga sehingga Laura lupa mengabari Mama. Mama kok tahu Laura dan mas Zico berada di luar negeri?" ucap Laura dengan menahan isak tangisnya karena sudah berbohong kepada orang tuanya.
"Anne yang mengatakannya. Untung saja Mama dan papa belum berangkat ke rumah kamu. Syukurlah jika kalian baik-baik saja. Perasaan Mama tidak enak sejak seminggu ini, Mama kira kamu atau Dirga sakit. Sepulang dari luar negeri mainlah ke rumah Mama, Sayang," ucap Ratna dengan sendu.
"Iya Ma. Nanti akan Laura katakan dengan mas Zico. Jika mas Zico tidak sibuk kami akan ke sana," ucap Laura kembali berbohong karena tidak mungkin Laura ke rumah orang tuanya saat ini. Laura belum siap melihat kekecewaan di wajah kedua orang tuanya.
"Ya sudah Mama tutup dulu teleponnya. Papa sedang mandi Mama mau menyiapkan pakaian papa dulu," ucap Ratna dengan lembut.
"Iya Ma. Sehat-sehat terus ya Ma," ucap Laura dengan meneteskan air mata.
"Iya, Sayang. Assalamualaikum," ucap Ratna menutup teleponnya setelah mendapatkan balasan salam dari Laura.
"Wa'alaikumussalam."
Laura membekap mulutnya untuk menahan isak tangis yang hendak keluar. Hatinya sakit karena telah berbohong kepada kedua orang tuanya.
"Maafkan Laura, Ma. Laura sudah tidak kuat hidup bersama dengan mas Zico. Sekali lagi maafkan Laura yang telah membohongi mama dan papa. Hiks...hiks...," ucap Laura dengan terisak.
Dirga melihat ke arah sang bunda. Laura berusaha tersenyum di depan anaknya yang belum mengerti apa-apa. "Dirga penyemangat Bunda. Kita hadapi sama-sama ya, Nak!" ucap Laura dengan lirih.
*****
Sedih banget jadi Laura 😔😭
Ramaikan part kedua biar tambah semangat buat update terus.
Ini masih part awal kehidupan Laura pasca cerai ya belum ketemu sama kenebo kering 🤭
Jangan lupa like, vote, rate, komentar dan favoritkan cerita ini ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
Sri Yanti
kdrt y ...takut ....semangay lanjut ceritanya
2021-09-13
0
🦢 𝐢𝐜𝐡𝐚❣︎ˢᵉˡˡᵒʷ͢ ㉿ᵇᵍᶠ•ʲʳ
semangat kak
uhh laura kmu know gx bilanx ortu mu bahwa uda berpisah sma zico cwo berengsekk
2021-08-14
1
Dian Amelia
semangat thor
2021-08-13
3