Mencari Kado

Marsha tengah berolahraga dengan samsaknya saat Andrew menghampirinya. Andrew memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan Marsha. Dia tersenyum. Marsha masih menguasai teknik bela dirinya.

"Istirahat dulu, wajah kamu udah merah. Lagi pula udah malem gini masih juga olah raga!" Kata Andrew.

Marsha menghentikan aktifitas nya, dia berjalan ke arah kakak nya dan duduk disampingnya.

"Udah lama gak olahraga, badan aku rasanya kaku banget!" Kata Marsha sambil mengelap keringat di tubuhnya dengan anduk kecil yang disampirkan di sandaran kursi.

Andrew mengambil air mineral yang ada di meja dihadapannya. Membuka segel dan tutupnya lalu diberikannya kepada adiknya itu.

"Makasih kak!" Kata Marsha, dia menerima air mineral tersebut dan meneguk isinya hingga tersisa setengahnya.

"Oiya, tadi siapa nama teman kamu?" Tanya Andrew.

"Yang mana?"

"Yang boncengin kamu."

"Mario?"

"Oh, iya."

"Emang kenapa kak?"

"Satu ruangan sama kamu?"

"Iya! kenapa emangnya? jangan mikir aneh-aneh deh! Aku gak ada apa-apa dengan Mario selain teman kerja."

"Gak, kakak cuma mau tau siapa aja yang

dekat sama kamu. Itu aja!"

"Hmm, Oiya, yang tadi ketemu kakak itu sebenarnya siapa?"

"Yang mana?"

"Tamu kakak sebelum aku dan pak Arnold masuk keruangan kakak."

"Oh, itu, Dia dari Wisnu Hutama Corp, menawarkan joint venture."

"Terus?"

"Sepertinya prospeknya bagus. Dan direksi juga setuju!" Kata Andrew.

"Owh, gitu!!!"

"Tapi itu orang angkuh banget loh kak, arogansinya keliatan banget!"

"Masa sih?"

"Iya, tiap kali ketemu aku pasti ngajak ribut, padahal aku gak kenal sama tu orang."

"Tapi Bertrand kayaknya ramah dan cerdas!" Kata Andrew.

"Oh, jadi namanya Bertrand??? Ya iyalah, kalau di depan partner bisnis dia perlihatkan arogansi dan kebodohannya, mana ada yang mau kerja sama sama dia! Iih, amit-amit ketemu sama tu orang lagi." sungut Kanya.

"Andai kamu tau dek, ini cuma akalan kakek untuk menjodohkan kamu dengan Bertrand, kamu bakalan sering ketemu dia, mungkin nanti dia orang yang pertama kamu lihat saat tiap kali akan membuka mata!" Gumam Andrew dalam hati.

"Kak!! kok malah bengong? emang tadi kenapa nyariin aku?"

"Gak sih,cuma penasaran aja tadi kamu bareng siapa, apa lagi kakek juga lihat."

"Cuma rekan kerja kak."

"Kamu ada dekat dengan seseorang?" Tanya Andrew penasaran.

"Gak ada kak, lagi pula kapan aku sempat d mau pedekate sama orang,, kakak tau sendiri begitu pulang kantor aku juga langsung pulang ke rumah! nongkrong bareng teman-teman dekatku pun sudah hampir gak pernah. Emang kenaoa sih kak?"

"Cuma nanya aja, selama ini baru kemarin kakak lihat kamu boncengan sama cowok! dan kakak bisa lihat kakek terlihat khawatir, dia pasti takut jika kamu dekat dengan orang yang tidak tepat."

"Kalau aku dekat dengan seseorang, pasti kakak orang yang pertama aku kasih tau!" Kata Marsha.

"Kakak sendiri gimana? Gak ada kepikiran nyari pendamping, sejak pisah dari.... kakak sepertinya gak pernah mencoba membuka hati!" Kata Marsha lagi, dengan ucapan menggantung, karena seseorang dari masa lalu Andrew tersebut tidak boleh disebut namanya.

"Tunggu kamu menemukan teman hidup, baru kakak menyusul! Kakak mau jagain kamu tanpa ada yang menghalangi dan mengatur. Kakak mencintai keluarga ini lebih dari apapun!" Kata Andrew sambil membelai lembut kepala adiknya.

Marsha tahu, mantan terakhir kakaknya hanya menginginkan Andrew dan uangnya. Tapi dia tak mau menerima keluarga ini. Aturan yang kakek buat untuk semua anggota keluarga ini. Dan Andrew memutuskan untuk berpisah.

Marsha menarik lengan Andrew, dan bersandar disana. Dia beruntung punya kakak sebaik Andrew. Andrew yang sabar dan penyayang. Dia selalu mengutamakan keluarganya, terutama adik satu-satunya ini.

...***...

"Marsha, di panggil kakek nak!" Kata mama Marsha.

"Tuh, cepat jangan buat kakek menunggu!" Kata Andrew.

Marsha segera bangkit dan lari ke dalam. Mama yang melihat Andrew dan Marsha berjalan menghampiri anak lelakinya.

"Ada apa, nak? Marsha kenapa?"

"Gak kenapa-napa ma, kita tadi cuma cerita-cerita aja kok!"

"Gimana urusan kantor?"

"Aman ma, mama jangan khawatir!"

"Tapi, mama khawatir banget sama obrolan kakek pagi tadi, memang ada apa? Marsha kenapa di kantor?"

"Mama jangan khawatir, Marsha baik-baik saja, aku pasti akan jaga dan selalu mengawasi dia ma."

"Tolong ya nak, jaga Marsha, dan kamu juga hati-hati dan selalu jaga diri!"

"Iya mama!" Kata Andrew, sambil meraih tangan mamanya dan mencium punggung tangan wanita yang sudah melahirkan dan merawat dirinya dan juga Marsha.

...***...

"Kakek manggil aku?" Tanya Marsha saat dia sudah berada di hadapan kakeknya di ruang kerja orang tua itu.

"Duduk sini!" Kata kakeknya sambil menepuk sofa yang juga di dudukinya. Marsha segera menghampiri dan duduk di samping kakeknya.

"Jadi ini proposal yang kamu buat? Kenapa kamu pilih ini?" Kata kakek.

"Karena aku ingin suatu saat aku bisa terjun ke bisnis ini Kek, Aku ingin membantu banyak orang untuk mewujudkan impian mereka untuk memiliki rumah. Rumah bukan hanya sebuah bangunan, tapi rumah adalah tempat untuk kita pulang setelah lelah beraktivitas, tempat untuk berlindung dari panas dan hujan, tempat untuk mendapat kehangatan, tempat dimana begitu banyak cinta dan kasih sayang di dalamnya. Tempat yang menyimpan begitu banyak kenangan."

Kakek tersenyum mendengar ucapan cucunya. Dari proposal yang dibuatnya terlihat jelas apa dan bagaimana pandangan cucunya mengenai sebuah rumah.

"Marsha, tadi kakek gak sengaja melihat kamu berboncengan dengan lelaki, dari pakaiannya, kakek tau dia juga karyawan kakek."

"Iya kek, dia Mario, rekan seruangan dengan aku. Tadi kita lagi cek gudang dan mengambil laporannya. sudah itu balik lagi ke kantor."

"Kamu harus bisa menjaga diri Marsha, hati-hati dengan identitas kamu. Kamu harus pandai memilah-milah. Jangan asal dekat dengan sembarang orang."

"Marsha tau kek! Marsha akan ingat pesan kakek!"

Adiwijaya mengangguk.

"Jaga kepercayaan kakek!"

"Aku janji!" Jawab Marsha. Dia lalu beranjak keluar dari ruangan kakeknya.

...***...

Hari sudah terang, tapi Marsha masih terlelap di kamarnya.

"Hei, anak malas!!! cepetan bangun!!!" Kata Andrew sambil mengguncang tubuh adiknya yang berselubung selimut.

Dia mematika AC, membuka tirai yang menutup jendela kamar adiknya, dan juga membuka jendelanya lebar-lebar. Suasana langsung terasa hangat. Marsha membuka selimutnya.

"Kak Andrewww, apaan sih? Aku masih ngantuk!!! mumpung libur aku mau malas-malasan sesekali."

"Gak ada ngantuk-ngantuk dan malas-malasan. Ini udah jam 8, semua sudah menunggu kamu di meja makan. Cepat cuci muka. Kakak sudah lapar!"

"Iya! iya!" Kata Marsha sambil beranjak ke kamar mandi. Sementara Andrew Segera kembali ke bawah.

"Masih tidur ma, tapi sudah bangun, paling bentar lagi juga turun." Kata Andrew sambil menarik sebuah kursi di meja makan dan mendudukinya.

Tak lama Marsha sudah bergabung di meja makan.

"Maaf, aku telat bangun!" Kata Marsha.

"Emang kamu habis ngapain tadi malam?" Tanya papa Marsha.

"Gak kenapa-napa pa, cuma rasanya capek aja, jadinya masih pengen tidur-tiduran."

"Harus biasa disiplin Marsha, waktunya bangun, kamu bangun, waktu tidur ya tidur, kecuali dalam kondisi tertentu yang mengharuskan kamu melanggar waktu dari yang sudah kamu atur!" Kata kakek mengingatkan.

"Iya, kek! Maaf!"

"Hmm, Pa, Ma, aku mau izin, aku dapat undangan ulang tahun teman ku nanti malam, Aku boleh pergi ya?" izin Marsha.

"Boleh, tapi jangan pulang larut malam, ponsel kamu harus selalu aktif, satu lagi, pake baju yang sopan!" pesan papa nya.

"Siapa teman kamu itu?" Tanya kakeknya.

"Teman aku sekolah dulu kek, udah lama aku ga ngumpul-ngumpul."

"Ya, sudah, tapi ingat, pulang dan pergi Andrew yang akan mengantar kamu."

"Aku bisa bawa mobil sendiri kek, Andrew mungkin punya acara lain!"

"Andrew akan menjaga kamu sepanjang!"

"Jangan!!! Aku mau kok diantar jemput sama kak Andrew!" potong Marsha membuat kakeknya menghentikan kalimatnya. Marsha gak akan bebas kalau Andrew harus mengawalnya.

"Baik, ingat pesan kakek, jaga sikap kamu, jaga nama baik keluarga!"

"Iya kek!" Jawab Marsha patuh.

Andrew hanya tersenyum melihat wajah pasrah adiknya.

"Tapi, Marsha nanti izin mau nyari kado sebentar ya, gak jauh kok, toko yang dekat-dekat doang."

"Ya, tapi hati-hati ya nak!" Pesan mamanya.

"Sip, ma!!!"

...***...

"Ini kali ya? Kayaknya cakep deh!" Kata Marsha sambil memegang sebuah Handbag.

"Mbak, saya mau yang ini ya, kemas rapi buat kado ya!" Pinta Marsha.

Pelayan toko segera menyiapkan barang yang dibeli Marsha. Gadis itu mengitari toko yang khusus menjual pernak-pernik dan kado. Toko yang cukup besar dan luas.

Marsha melihat sebuah dompet pria, Marsha hendak mengambil, tiba-tiba sebuah tangan terulur lebih dulu dan mengambilnya. Marsha berbalik badan untuk melihat siapa orang yang sudah menyerobotnya itu. Dia langsung melengos.

"Dia lagi, dia lagi, dunia seluas ini tapi kenapa mesti ketemu orang ini mulu?!" Dengus Marsha.

"Elo lagi? gak bosan lu hadir Mulu depan muka gue?" Tanya Bertrand galak.

"Ih, siapa juga yang mau ketemu masnya? yang ada sial mulu tiap ketemu mas! Kalau ada tujuh sumur yang bisa saya datangi, saya bakal datangi asal jangan ketemu sama mas yang sok, nyebelin, dan arogan kaya gini!" Kata Marsha jutek.

"Apa elo bilang?"

"Apa?"

"Mas, mbak, tolong jangan ribut!" Tegur seorang pramuniaga toko.

"Dia duluan mas!" Kata Bertrand sambil menunjuk Marsha.

"Dia yang mulai, nyerobot barang saya incar! Nih!" Kata Marsha sambil mengambil dompet yang ada di tangan Bertrand.

"Eh, balikin gak?" Kata Bertrand sambil mencoba mengambil dompet yang ada di tangan Marsha.

"Enggak, ini aku duluan yang mau ambil, tapi masnya main serobot, gak sopan banget!!!"

"Apa elo bilang?"!!!!

"Ini aku duluan yang ambil dan mau beli!!!" Kata Marsha sambil menyembunyikan dompet tersebut kebelakang tubuhnya.

"Tadi elo bilang apa?!" Teriak Bertrand.

"Ini aku yang punya!" Kata Marsha.

"Sini kembalikan!" Ucap Bertrand keras. Kini mereka sudah menjadi pusat perhatian pengunjung yang lain.

"Gak, aku bakal bayar sekarang! Ini punya aku!!!" Kata Marsha lagi.

"Kamu...!" Ucapan Bertrand tertahan.

"Ngalah kenapa sih mas, sama cewek kok gitu!!" Kata pengunjung yang lewat.

"Tau!!! Cowok apaan berani melawan perempuan!!" Kata pengunjung lain.

Wajah dan kuping Bertrand memerah mendengar hal itu. Dia menahan amarahnya.

"Tuh, dengar, ngalah sama cewek!" Kekeh Marsha sambil berlalu. Dia segera ke kasir dan dan membayar belanjaannya dan keluar dari toko tersebut.

...***...

Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Rencana Kakek
3 Pertemuan Kedua
4 Mencari Kado
5 Keributan di Cafe
6 Pesan Andrew
7 Obrolan di Cafe
8 Ribut di Minimarket
9 Meeting
10 Bertemu Mario
11 Kekhawatiran Andrew
12 Meeting di Restoran
13 Keributan di Meja Makan
14 Bersama Ardi
15 Ungkapan Hati Mario
16 Persiapan Jamuan Makan Siang
17 Makan Siang Bersama.
18 Obrolan di Meja Makan.
19 Perjodohan
20 Langit Senja yang Menenangkan
21 Curhat
22 Pembicaraan Serius
23 Tak Pernah Dibayangkan
24 Kegusaran Bertrand
25 Sikap Aneh Bertrand
26 Panik
27 Di Klinik
28 Bermalam di Klinik
29 Berkumpul di Klinik
30 Pembicaraan Keluarga
31 Kesepakatan Marsha dan Bertrand
32 Bertrand yang Menyebalkan
33 Fitting (1)
34 Fitting (2)
35 Lunch
36 Galau
37 Hari Itu Tiba
38 Pantry ...
39 Panggilan Video Kakek
40 Bukan Malam Pertama pada Umumnya
41 Keributan di pagi Hari
42 Tiket Bulan Madu
43 Walk in closet
44 Setengah Transparan
45 Efek setengah transparan
46 Tak semudah yang dibayangkan
47 Mencoba berteman
48 Bukan bulan madu
49 Cerita dengan sahabat
50 Bertrand dan Aline
51 Obrolan Bertrand dan Rista
52 Cerita Rista (1)
53 Cerita Rista (2)
54 Cerita Rista (3)
55 Sikap aneh Bertrand
56 Yang sopan Marsha!
57 Bosan
58 Bisikan tidur
59 Berkemas
60 Curhat with Rista
61 Mencoba saran Rista
62 Marsha pergi, Bertrand sakit
63 Bukan Malam Pertama
64 Positif
65 Amarah Kakek
66 Akhirnya...
67 Pengen gampar, boleh?
68 Bahagia Selamanya
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Rencana Kakek
3
Pertemuan Kedua
4
Mencari Kado
5
Keributan di Cafe
6
Pesan Andrew
7
Obrolan di Cafe
8
Ribut di Minimarket
9
Meeting
10
Bertemu Mario
11
Kekhawatiran Andrew
12
Meeting di Restoran
13
Keributan di Meja Makan
14
Bersama Ardi
15
Ungkapan Hati Mario
16
Persiapan Jamuan Makan Siang
17
Makan Siang Bersama.
18
Obrolan di Meja Makan.
19
Perjodohan
20
Langit Senja yang Menenangkan
21
Curhat
22
Pembicaraan Serius
23
Tak Pernah Dibayangkan
24
Kegusaran Bertrand
25
Sikap Aneh Bertrand
26
Panik
27
Di Klinik
28
Bermalam di Klinik
29
Berkumpul di Klinik
30
Pembicaraan Keluarga
31
Kesepakatan Marsha dan Bertrand
32
Bertrand yang Menyebalkan
33
Fitting (1)
34
Fitting (2)
35
Lunch
36
Galau
37
Hari Itu Tiba
38
Pantry ...
39
Panggilan Video Kakek
40
Bukan Malam Pertama pada Umumnya
41
Keributan di pagi Hari
42
Tiket Bulan Madu
43
Walk in closet
44
Setengah Transparan
45
Efek setengah transparan
46
Tak semudah yang dibayangkan
47
Mencoba berteman
48
Bukan bulan madu
49
Cerita dengan sahabat
50
Bertrand dan Aline
51
Obrolan Bertrand dan Rista
52
Cerita Rista (1)
53
Cerita Rista (2)
54
Cerita Rista (3)
55
Sikap aneh Bertrand
56
Yang sopan Marsha!
57
Bosan
58
Bisikan tidur
59
Berkemas
60
Curhat with Rista
61
Mencoba saran Rista
62
Marsha pergi, Bertrand sakit
63
Bukan Malam Pertama
64
Positif
65
Amarah Kakek
66
Akhirnya...
67
Pengen gampar, boleh?
68
Bahagia Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!