Keributan di Cafe

Marsha masuk ke dalam rumah, di taruhnya barang yang dibelinya di sofa keluarga,dia tersandar di sana.

"Mbak, tolong ambilkan minum ya, air putih!" Pintanya pada mbak yang kebetulan lewat, tak lama si mbak kembali membawakan segelas air putih.

"Tolong mbak, ambilin lagi, sama tekonya kalau perlu, aku haus banget!" Pinta nya. Si mbak mengangguk. walaupun heran, melihat nona mudanya yang seperti kelelahan, tapi dia menahan diri untak bertanya , dan lebih memilih segera memenuhi permintaan nona mudanya. Andrew yang berada tak jauh dari sana, memperhatikan tingkah adik semata wayangnya.

"Kenapa sih?" Tanyanya saat sudah berada di dekat Marsha.

Marsha menatap Andrew sekilas kemudian di segera mengambil gelas yang baru saja diisi kembali oleh mbaknya, meneguknya isinya hingga gelas itu kembali kosong.

"Makasih mbak!" Katanya. Dan si mbak mengagguk, lalu segera berlalu dari situ. Andrew masih menunggu jawaban adiknya.

Bukannya menjawab, Marsha meraih 1 kantong belanjaannya dan menyerahkan ke Andrew.

"Ini? Apa ini?" Tanya Andrew sambil melihat dan meraih isi dari paper bag yang diserahkan Marsha. Ada dompet kulit berwarna hitam polos, dengan tulisan timbul berukuran kecil berwarna gold. Sederhana, tapi terlihat mewah.

"Dompet? Buat siapa?"

"Kakak!" Jawabnya pendek.

"Buat kakak? Gak salah? Dalam Rangka apa?"

"Iya, tadi aku lihat pas beli kode, itu dompet modelnya bagus, aku suka, jadi aku beli. Hadiah karena kakak sudah jadi kakak yang baik buat aku!" Kata Marsha. Sambil tetap bersandar dan memejamkan matanya.

"Makasih! Baik banget sih kamu!" Kata Andrew sambil mengacak pelan rambut Marsha.

"Terus kamu kenapa? Kok kaya orang kelelahan gitu?"

"Demi dapetin dompet itu. Jangan liat harganya. Tapi pengorbanan aku buat dapetinnya mesti adu urat dulu sama pembeli lain!" Kata Marsha sambil membuka matanya dan menatap ke Andrew.

"Kok bisa?"

"Karena pas aku mau ambil dompetnya , tiba-tiba ada yang nyerobot dari belakang. Jadinya harus adu mulut dulu buatin dompet itu. Tolong kakak jaga dan di pake baik-baik!" Kata Marsha lagi. Andrew tertawa mendengarnya.

"Sekali lagi makasih ya, nanti bakal kakak pakai dompetnya!" Kata Andrew, sambil meraih kepala adik semata wayangnya membawa kepelukannya dan mencium puncak kepala Marsha.

"Adik kakak satu-satunya ini dari dulu gak pernah berubah!" Kata Andrew lagi.

"Karena itu, kakak harus bersyukur punya adik kaya aku!" Kata Marsha sambil menyandarkan kepalanya ke bahu Andrew. Andrew tertawa mendengar ucapan Marsha.

...***...

"Pa,ma, Marsha pamit dulu ya, mau pergi sekarang." Kata Marsha sambil menyalimi papa dan mamanya. Penampilannya sudah rapi dengan dress selutut, dengan leher berkerah, sedikit mengembang dibagian bawah, dan lengan panjang tiga per empat. Dia memakai tas berwarna pink pupus.Rambutnya dibiarkan tergerai.

"Hati-hati nak, jangan lupa pamit juga sama kakek!" Kata papa nya. Marsha mengangguk, kakeknya ada di depan bersama Andrew.

"Kek, Marsha pamit dulu ya!" Kata Marsha sambil menyalimi kakeknya saat sudah berada di hadapan orang tua itu.

"Hati-hati, jaga diri baik-baik, jangan pulang kemaleman. Andrew yang akan mengantar jemput kamu!" Kata kakeknya lagi.

"Iya, kek! Marsha ingat! Marsha pergi dulu ya." Katanya lagi sambil tersenyum . Si Kakek mengangguk. Andrew segera merangkul adiknya, mengantarkan gadis itu pergi ke pesta temannya.

...***...

"Kamu masuk dulu, Kakak mau jalan dulu, nanti kamu kakak jemput lagi. Jangan kemana-mana!" Pesan Andrew.

"Iyaa!!!" Jawab Marsha sambil keluar dari mobil. Setelah bayangan Marsha hilang, baru Andrew pergi dari tempat tersebut.

"Hai, Marsya!! Sini! Wah Tambah cakep aja ni!!" Puji teman-teman geng Marsha saat SMA.

"Sama kalian juga makin glowing bangetttt!!!" Balas Marsha ramah.

"Hai, Ris, happy birthday!!!" Ucap Marsha kepada temannya yang berulang tahun. Dia menyerahkan bingkisan yang tadi di bawanya.

"Ahh, Marsya, akhirnya datang juga!!! Udah lama banget gak ketemu elo!!" Sapa Rista, si empunya acara.

"Datang dong, gue kan kangen juga sama elo!" Kata Marsha. Mereka saling bercipika-cipiki.

"Sha, elo mau makan dan minum, pesan disana ya? Jangan segan-segan, pesan aja yang elo mau!!!" Kata Rista.

"Beres!!! Gak akan segan gue!" Jawab Marsha. Dan mereka semua tertawa. Mereka asyik berbincang dan tertawa seru. Mengenang masa dulu saat mereka masih berada di satu sekolah.

"Tenggorokan gue kering nih, gue pesan minum dulu ya!" Kata Marsha sambil beranjak.

"Sekalian punya gue ya Sha, samain aja sama pesanan elo, kan selera kita dari dulu biasa sama!" Titip teman Marsha yang lain.

"Iya, boleh!" Jawab Marsha sambil berjalan menuju ke tempat pemesanan makanan.

"Tolong antar ke meja yang di sana ya?" Kata Marsha sambil menunjuk ke meja tempat ia dan teman-temannya tadi berkumpul.

"Ia mba, baik!" Kata pelayan cafe tersebut.

"Oke, makasih mbak!" Jawab Marsha sambil mundur dan berbalik badan. Tapi tanpa sengaja dia malah bertabrakan dengan orang yang kebetulan lewat di belakangnya.

"Eh, maaf gak se.." Kalimat Marsha terputus saat dilihat orang yang baru di tabraknya.

"Apa???? Elo lagi?!!!" Kata orang tersebut kaget. Dia geleng-geleng kepala tak percaya.

"Apa aku harus sesial ini selalu bertemu ni orang dimana saja?!!" gumam Marsha. Tapi gumamannya itu dapat didengar jelas oleh Bertrand.

"Yang ada gue yang sial kemana-mana ketemu elo!" kata Bertrand.

"Maunya mas apa sih? kemana saya pergi ketemu mas Mulu? sengaja mata-matain saya? Ngikutin saya terus?"

"Whattt gue mata-matain elo? Gak ada kerjaan banget!!! Jangan-jangan elo yang sengaja berkeliaran di sekitar gue, mau narik perhatian gue, Iya kan???" Tanya Bertrand.

"Ngapain juga saya ikutan mas! Apa tadi menarik perhatian mas nya? iiihhh gak banget!!!! Iya kalau ganteng, ini udah muka galak, gayanya songong, hobinya suka nyari ribut lagi, mau sok arogan? Biar dibilang keren? Gak bangetttt!!!!!!" Kata Marsha tak mau kalah.

"Apa? Gue ganteng gini elo bilang songong???!" Buta kali elo ya!!!" Kata Bertrand.

"Hah??? Ganteng???!!!! Model gini dibilang ganteng?? Gimana jeleknya coba? Hahaha" Kata Marsha sambil tertawa.

Mereka kembali jadi pusat perhatian orang di sekitar, termasuk teman-teman Marsha.

"Eh, itu Marsha lagi ngapain? Lagi ribut ya? Tapi sama siapa?" Tanya teman-temannya saling pandang.

"Udah, kita kesana dulu, lihat Marsha kenapa!" Kata mutiara segera bangkit dan bergegas menghampiri Marsha, dan disaat bersamaan pelayan di cafe itu mencoba melerai kedua orang yang saling adu mulut.

"Sha, kenapa?" Tanya teman-temannya sambil menatap Marsha dan Bertrand bergantian. Di dalam hati teman-temannya memuji Bertrand.

"Ya ampun, ganteng banget ni cowok? ini mantan atau pacarnya Marsha ya? mereka kenapa berantem." Gumam teman-teman Marsha.

"Ni cowok sok ke gantengan, ngintilin gue kemana-mana, mana ngajak ribut terus!!!" Jawab Marsha sewot.

"Gue memang ganteng, bukan sok ganteng, elo gak dengar barusan teman elo ni pada muji gue??? mata elu aja yang sakit gak bisa lihat dengan jelas!"

"Kalau ganteng pergi sana, jangan ngintilin orang terus!!" sewot Marsha lagi.

"Siapa yang ngintili elo, yang ada elo yang ngintili gue kemanapun!!"

"Mas, maaf, ini ada apa ya?" Tanya Rista.

"Elo siapa?" Tanya Bertrand.

"Saya temannya Marsha, saya yang mengundang dia datang ke sini!" Jawab Rista.

"Oh, Tolong bilang sama teman elo jangan suka ngikutin gue!"

"Yee, siapa juga yang ngikutin mas nya, kan sudah teman saya jelaskan saya di undang kesini, mas ini budek apa gak ngerti bahasa manusia sih??!!" Kata Marsha lagi.

"Aduh, maaf, ini gak enak banget jadi tontonan orang, gimana kalau kita duduk dulu disana, biar saya traktir?" Tawar Rista.

"Gak perlu, malas gue urusan sama cewek berisik, suka ngintilin orang, nyolot pula, elo bilang sama teman elo ini ya, jadi cewek itu harus yang manis, bukan suka nyari gara-gara, Nyolot pula!!" Kata Bertrand sambil menunjuk Marsha lalu segera berlalu dari tempat itu.

"Apa? Dia bilang gue suka nyari gara-gara, Nyolot?" Tanya Marsha sama teman-temannya yang di jawab dengan anggukan oleh teman-temannya Marsha.

"Hmm, ini dia gara-gara!!!" Kata Marsha sambil melepas sepatu yang dia kenakan dan melemparnya ke arah Bertrand.

"Pukkk!!!" Lemparan tepat sasaran ke punggung Bertrand. Bertrand mengaduh dan segera menoleh.

"Addduh!!!Siapa yang lempar sepatu ke gue?" Teriak Bertrand sambil mengambil sepatu yang tergeletak di dekat dia berdiri. Teman-teman Marsha kompak menunjuk ke arah Marsha. Bertrand mengambil sepatu itu dan berjalan ke arah Marsha.

"Kenapa elo lempar sepatu elo ke gue?" Tanya Bertrand sambil mengacungkan sepatu Marsha ke hadapan gadis itu dengan mata merah menahan marah.

"Karena aku gak suka orang sombong dan arogan kaya mas!!" Kata Marsha sambil meraih sepatu di tangan Bertrand dan memakainya.

"Makasih, udah balikin sepatu saya!" Kata Marsha sambil berlalu dari hadapan Bertrand. Dia sengaja menabrak tubuh Bertrand saat melewati cowok itu, dan kembali ke tempat dia dan teman-temannya duduk sebelumnya.

"Kamu!" Bertrand menggantungkan tangannya di udara sambil menunjuk Marsha. Dia menahan emosi terhadap gadis yang dari awal selalu mencari masalah dengannya.

"Sabar mas! Sabar!!" Kata teman-teman Marsha sambil menepuk bahu Bertrand.

"Teman kami lagi PMS tolong di maklumi ya!" ucap mereka sambil berlalu dan segera menyusul Marsha.

Bertrand menarik nafasnya, dengan kesal dia segera meninggalkan tempat itu.

...***...

"Sha, yang tadi siapa sih?" Tanya teman-teman Marsha penasaran.

"Orang sarap." Kata Marsha.

"Tapi ganteng loh Sha!" Kata Rista.

"Udah ah, males gue bahas tu orang. Gue kesini mau ngerayain ultah elo, yuk lanjutin rencana awal, jangan sebut-sebut tu orang lagi." Kata Marsha yang di jawab dengan wajah cemberut teman-temannya.

...***...

Andrew menatap wajah Marsha yang cemberut sepulang dari cafe.

"Kenapa sih?" Tanya Andrew penasaran.

"Tau ga, akhir-akhir ini aku sial banget karena ketemu si arogan itu?"

"Arogan? Siapa?"

"Siapa lagi kalau bukan partner bisnis kakak itu!" Jawab Marsha malas.

"Bertrand?" Tanya Andrew.

"Siapalah itu namanya!"

"Kenapa lagi?"

"Tadi aku ketemu dia lagi di cafe, tanpa sengaja aku nabrak dia, aku udah minta maaf, dan dia malah marah-marah!" Kata Marsha gusar.

Andrew tertawa.

"Anehnya, kamu selalu ketemu dia akhir-akhir ini. Jangan-jangan kalian jodoh?" Goda Andrew.

"Iih, amit-amit jabang bayi, walaupun cuma ada sisa satu cowok di dunia ini, dan itu dia,aku bakal milih jomblo seumur hidup!"

"Jangan gitu, gak boleh benci sama orang, nanti tiba-tiba kamu jatuh cinta sama dia gimana?" Tanya Andrew.

"Kakak!!!! Nyebelin banget sih!!" Kata Marsha kesal sambil membuang pandangan ke luar jendela. Sementara Andrew terus saja menggoda dan meledek adik semata wayangnya itu hingga mereka tiba di rumah.

...***...

Terpopuler

Comments

Lia Afriani

Lia Afriani

ikut kesel

2024-08-16

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Rencana Kakek
3 Pertemuan Kedua
4 Mencari Kado
5 Keributan di Cafe
6 Pesan Andrew
7 Obrolan di Cafe
8 Ribut di Minimarket
9 Meeting
10 Bertemu Mario
11 Kekhawatiran Andrew
12 Meeting di Restoran
13 Keributan di Meja Makan
14 Bersama Ardi
15 Ungkapan Hati Mario
16 Persiapan Jamuan Makan Siang
17 Makan Siang Bersama.
18 Obrolan di Meja Makan.
19 Perjodohan
20 Langit Senja yang Menenangkan
21 Curhat
22 Pembicaraan Serius
23 Tak Pernah Dibayangkan
24 Kegusaran Bertrand
25 Sikap Aneh Bertrand
26 Panik
27 Di Klinik
28 Bermalam di Klinik
29 Berkumpul di Klinik
30 Pembicaraan Keluarga
31 Kesepakatan Marsha dan Bertrand
32 Bertrand yang Menyebalkan
33 Fitting (1)
34 Fitting (2)
35 Lunch
36 Galau
37 Hari Itu Tiba
38 Pantry ...
39 Panggilan Video Kakek
40 Bukan Malam Pertama pada Umumnya
41 Keributan di pagi Hari
42 Tiket Bulan Madu
43 Walk in closet
44 Setengah Transparan
45 Efek setengah transparan
46 Tak semudah yang dibayangkan
47 Mencoba berteman
48 Bukan bulan madu
49 Cerita dengan sahabat
50 Bertrand dan Aline
51 Obrolan Bertrand dan Rista
52 Cerita Rista (1)
53 Cerita Rista (2)
54 Cerita Rista (3)
55 Sikap aneh Bertrand
56 Yang sopan Marsha!
57 Bosan
58 Bisikan tidur
59 Berkemas
60 Curhat with Rista
61 Mencoba saran Rista
62 Marsha pergi, Bertrand sakit
63 Bukan Malam Pertama
64 Positif
65 Amarah Kakek
66 Akhirnya...
67 Pengen gampar, boleh?
68 Bahagia Selamanya
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Rencana Kakek
3
Pertemuan Kedua
4
Mencari Kado
5
Keributan di Cafe
6
Pesan Andrew
7
Obrolan di Cafe
8
Ribut di Minimarket
9
Meeting
10
Bertemu Mario
11
Kekhawatiran Andrew
12
Meeting di Restoran
13
Keributan di Meja Makan
14
Bersama Ardi
15
Ungkapan Hati Mario
16
Persiapan Jamuan Makan Siang
17
Makan Siang Bersama.
18
Obrolan di Meja Makan.
19
Perjodohan
20
Langit Senja yang Menenangkan
21
Curhat
22
Pembicaraan Serius
23
Tak Pernah Dibayangkan
24
Kegusaran Bertrand
25
Sikap Aneh Bertrand
26
Panik
27
Di Klinik
28
Bermalam di Klinik
29
Berkumpul di Klinik
30
Pembicaraan Keluarga
31
Kesepakatan Marsha dan Bertrand
32
Bertrand yang Menyebalkan
33
Fitting (1)
34
Fitting (2)
35
Lunch
36
Galau
37
Hari Itu Tiba
38
Pantry ...
39
Panggilan Video Kakek
40
Bukan Malam Pertama pada Umumnya
41
Keributan di pagi Hari
42
Tiket Bulan Madu
43
Walk in closet
44
Setengah Transparan
45
Efek setengah transparan
46
Tak semudah yang dibayangkan
47
Mencoba berteman
48
Bukan bulan madu
49
Cerita dengan sahabat
50
Bertrand dan Aline
51
Obrolan Bertrand dan Rista
52
Cerita Rista (1)
53
Cerita Rista (2)
54
Cerita Rista (3)
55
Sikap aneh Bertrand
56
Yang sopan Marsha!
57
Bosan
58
Bisikan tidur
59
Berkemas
60
Curhat with Rista
61
Mencoba saran Rista
62
Marsha pergi, Bertrand sakit
63
Bukan Malam Pertama
64
Positif
65
Amarah Kakek
66
Akhirnya...
67
Pengen gampar, boleh?
68
Bahagia Selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!