Mereka telah sampai didepan rumah yang bergaya klasik dan modern. Gisel menghentikan laju mobilnya keluar dari mobil lalu memapah Andre masuk kedalam rumah, lalu menidurkan Andre di sofa ruang tamu.
Tidak ada orang lain dirumah ini kecuali mereka berdua. Karena bi Sri asisten rumah tangganya tinggal dirumah belakang yang jaraknya cukup jauh. Dengan hati-hati Gisel melonggarkan dasinya yang dari tadi menyerat lehernya. Setelah itu Gisel berjongkok melepaskan sepatu Andre satu persatu.
"Mas aku pamit pulang." bisik-nya ditelinga Andre yang sedang terbaring di sofa setengah sadar.
Aaaaa...! Teriak Gisel ketika Andre menariknya jatuh ke pelukan Andre. Gisel sudah berada diatas Andre berusaha melepaskan diri dari pelukannya yang begitu erat.
Dalam hitungan detik Andre merubah posisinya diatas Gisel menatap intens wanita dibawahnya. Wajah Gisel sudah blushing sedari tadi memerah seperti udang rebus. Andre mencium keningnya lembut lalu membelai rambutnya.
Ciuman itu beralih ke bibir mungil Gisel. Menciumnya dengan lembut lama-lama ciuman itu berubah semakin panas, Gisel ya tak mampu bernafas karena tak mampu mengimbangi permainan Andre.
Melihat wanitanya tak bisa bernapas Andre menghentikan permainannya beralih ke tengkuk lehernya yang jenjang. Meninggalkan jejak cinta di tengkuk lehernya, Andre menatap kembali wanitanya yang sudah bercucuran keringat. Menghapus keringat Gisel dengan punggung tangannya dan berbisik." Aku sangat mencintaimu. Jadilah ibu dari anak-anakku, aku bisa membuatmu bahagia." Tutur Andre dengan lembut.
"Please izinkan aku buat kamu bahagia malam ini. Aku janji akan bertanggung jawab terhadap apa yang aku perbuat." Ucap Andre dengan ekspresi wajah yang sulit ditebak napasnya tidak beraturan.
"Apa maksud mas Andre?" Tanya Gisel yang berusaha memperkuat benteng pertahanannya.
Tangan kekarnya menyingkap dress yang dikenakan Gisel didalam itu. Lalu melepaskan kancing bajunya satu persatu, perlahan Andre menurunkan resleting dress Gisel yang tepat ditengah buah dadanya yang begitu indah.
"Please jangan laku itu aku mohon." Pinta Gisel sambil menahan tangan Andre agar tidak melanjutkan membuka resleting dress-nya yang sudah setengah terbuka.
Melihat Gisel ingin menangis Andre merasa tidak rela melihat wanitanya menangis apalagi karena ulahnya."Baiklah, aku tidak mau merusak wanita yang aku cintai," lalu menghapus air matanya dengan lembut."Tapi aku mohon tetaplah seperti ini."
________________________________________________
Minggu pagi ini cuaca begitu cerah. Mentari telah menyinari bumi menghangatkan suasana dipagi ini, desir angin bersatu dengan hangatnya mentari pagi. Andre sedang berada didapur dengan aroma lemon yang mengharumkan ruangan dapur yang tidak begitu luas.
Andre sedang memasak untuk sarapan, membuat pancake simpel resep dari mendiang mamanya yang sudah lama meninggal, dia menyiapkan segala bahan-bahan yang diperlukan.
Memasukkan satu persatu bahan-bahan dan membuatnya menjadi adonan, tak lupa Andre sudah memanaskan teflon untuk memanggangnya. Tangannya begitu cekatan melakukan langkah demi langkah.
Anggap saja ini permintaan maaf semalam kerena telah berbuat tidak sopan semalam pada Gisel dialam bawah sadarnya. Berharap jika Gisel melupakan kejadian tadi malam.
"Aaaa...! Apa yang aku lakukan tadi malam. Sungguh memalukan, bagaimana jika nantinya Gisel menjauh dariku karena kelakuanku tadi malam. Aah, sial aku benar-benar merasa malu." Batin Andre merutuki dirinya sendiri.
Terdengar suara langkah yang semakin mendekat, Andre yang bahwa itu adalah Gisel yang sedang berjalan menuju dapur. Gisel berhenti mengamati Andre dari jauh.
"U-udah bangun? Aku membuat pancake resep dari mendiang mama. Aku selalu memakan pancake buatannya setiap pagi, barang kali kamu juga mau mencobanya?" Ucap Andre dengan sedikit keraguan.
Gisel lalu mengambil pisau dan garpu memotongnya kecil lalu memasukkannya kerongga mulutnya. Menyipitkan matanya mengunyah dengan pelan menikmati kelezatan pancake buatan Andre.
"Oiya. Soal semalam aku benar-benar minta maaf, itu diluar kendaliku. Karena aku laki-laki normal sekali lagi aku minta maaf."
Gisel meletakkan garpu diatas piring." Iya gak papa. Lagi pula mas Andre semalam mabuk berat, kalau ada masalah cerita sama aku sebagai teman baik aku ingin mendengar keluh kesahmu." Lalu menyesap teh tawar diatas meja.
Hanya teman baik, dari dulu Kalimat itu yang kamu ucapkan tidak pernah berubah. Batin Andre.
"Hahaha iya." Tawa garing itu keluar begitu saja menutupi hatinya yang meminta lebih dari sekedar teman baik. Karena dirinya tidak pernah menganggap Gisel sebagai teman baiknya, Andre berharap jika suatu saat nanti Gisel yang berada disampingnya setiap ia membuka mata harinya.
"Iya aku pasti akan menceritakan semua masalahku."
"Baiklah. aku akan mendengarkan ceritamu, kenapa mas Andre semalam pergi ke klub sampai mabuk berat terus ngomong gak jelas?"
"Aku sebenarnya sedang patah hati wanita yang aku cintai. Tidak membalas perasaanku."
"Hahaha. Lalu?"
"Iya, dia selalu ada di dekatku. Tapi dia tidak mau membuka hatinya untukku bertahun-tahun aku mencintai dia tapi sepertinya cintaku bertepuk sebelah tangan. Lebih parahnya dia nggak peka sama perasaan aku mungkin dia memang baik pada semua orang." Ucap Andre panjang lebar hanya dibalas tawa renyah yang keluar dari mulut Gisel.
"hahaha. Ternyata kamu bucin juga ya, mas." Ucap Gisel diiringi dengan tawa.
Heh, bodoh yang aku maksud itu kamu. Dasar gak peka banget jadi cewek. Aku udah membuka hatiku cuma buat kamu, eh ternyata aku cuma dianggap teman, kenapa kamu berbeda. Batin Andre, tangannya mengacak-acak rambut Gisel.
Ting notif chat masuk dihandphone milik Andre tertulis nama Helena. Telah mengirimkan beberapa pesan masuk beruntun.
"Sayang..."
"Mama sama papa mau ketemu kamu."
"Kamu gak lupakan siapa papa aku."
"Papaku yang sudah berjasa menolong perusahaan kamu waktu diambang kebangkrutan, kalau gak ada papaku kamu udah jadi gelandangan gak punya apa-apa." Tulis Helena dikolom chat-nya bersama Andre.
"Aku tidak lupa. Aku akan membalas kebaikan papamu tenang aja." Balas Andre singkat.
"Well you marry me!"
"Sebagai balas budi kebaikan papaku."Tulis Helena tanpa tau malu sedikitpun hanya dipikirannya sekarang dia hanya ingin menikah dengan Andre.
"Aku tidak akan pernah menikah denganmu walaupun hanya didalam dunia mimpi, itu tidak akan pernah terjadi. Kamu cantik, wanita baik-baik dan keturunan dari seorang CEO sukses di negeri ini kamu berhak bahagia dengan orang yang benar-benar mencintaimu." Balas Andre didalam chat mereka.
Sedangkan Gisel yang tidak tau percakapan mereka hanya diam, setelah menghabiskan satu sarapannya Gisel akan segera pamit takut jika Ara mencarinya. Ditambah lagi dia tidak menghubungi Devi semalam takut jika sahabatnya juga khawatir .
"Mas aku pamit pulang , takutnya Ara nyari aku semalam aku juga lupa nggak ngabarin Devi." Lalu mengemas barang-barangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
SARAH MEy
lanjut kan!!!
2023-01-06
0
Your name
Jago masak pula
2021-12-21
1
Neti Jalia
mampir lagi kk🤗🙏
2021-08-16
0