Alunan musik DJ meramaikan malam ini, di sebuah klub malam di daerah Jakarta Selatan, klub terbesar di Indonesia. Ramai dikunjungi oleh umat manusia yang berusaha melupakan masalahnya. Dengan cara minum alkohol dan ditemani para wanita seksi pantang pulang sebelum mabuk.
Sama seperti yang dilakukan oleh Andre seorang pria yang begitu mencintai Gisel tapi tak pernah berani mengungkapkannya, karena Andre tau Gisel hanya menganggapnya sebagai teman baiknya." Tolong tuangkan lagi!" Perintah Andre sembari menyodorkan gelas kosong pada pelayan klub, Andre sudah menghabiskan empat botol wine malam ini tapi dia belum berhenti minum. Pandangannya mulai kabur kepalanya terasa begitu berat.
Seorang wanita yang mengenakan dress tanpa lengan diatas lutut berwarna merah. Menampakkan bahu dan ************ yang mulus." Sayang... Aku sangat merindukanmu malam ini." Ucap seorang wanita dengan manja dan bersandar di bahu Andre.
"Jangan panggil aku sayang. Aku tidak membutuhkanmu pergilah jangan ganggu aku." Jawab Andre dengan datar tak mau menatap wanita yang berada didepannya.
"Tapi Ndre... Aku benar- benar cinta sama kamu. Aku kaya gini juga gara-gara kamu, tolong lihat aku sekarang." Balasnya lalu memangkupkan kedua tangannya dipipi Andre menatapnya intens.
" Ini kan yang kamu mau?" mengambil lembaran uang kertas berwarna merah lalu melemparkannya ke wajah Helena, Benda persegi yang selalu dicari banyak orang pun berhamburan jatuh ke lantai.
Plaak...! Tamparan melayang dipipi pria rupawan yang nyaris sempurna itu." Aku gak semuraha itu Ndre. Bisa gak sih buka hati kamu buat aku sedikit aja, aku bisa buat kamu bahagia please kasih aku kesempatan." Pinta Helena lalu menunduk berlutut dihadapan Andre.
"Bangunlah! itu tidak akan merubah keadaan. Aku tidak bisa membuka hatiku buat seseorang kecuali..." Tak melanjutkan perkataannya dengan bersama mereka menyebut"Kecuali Gisel." Kristal bening disudut matanya tak mampu Helena tahan lagi, jawabnya selalu sama Andre tidak mau membuka hatinya untuk Helena sampai kapanpun.
"Carilah pria yang benar-benar mencintaimu. Mampu membuatmu bahagia yang tidak menghapus eyelinermu tapi yang menghapus lipstickmu." Ucap Andre sambil menyetuh bibir mungil Helena yang menggunakan lipstick berwarna merah menyala.
Helena mematung, menatap Andre yang berada didepannya. Pria yang lebih tinggi darinya yang masih mengenakan setelan jas karena Andre pulang kantor langsung pergi ke klub tempat untuk melepas penat.
________________________________________________
Dikamar VVIP disebuah klub seorang wanita yang sedang duduk didepan cermin. Sedang memoles wajahnya dengan makeup, rambut panjangnya dibiarkan tergerai indah. Memandangi dress berwarna hitam yang menampakan bahu mulusnya dan hanya sejengkal panjangnya, Jika dipakai dress itu akan menunjukkan tubuh indahnya.
Banyak keraguan diwajahnya karena uang dia harus memakai dress itu ketika bekerja, bahkan dia tak pernah memakai pakaian seminim itu tak lama bayangan senyum manis Putri kecilnya melintas dipikirkannya. Apapun yang terjadi dia harus melakukannya demi Putri tercintanya.
Aku gak boleh lemah. Gak boleh cengeng, walaupun aku bekerja ditempat ini aku tidak akan kehilangan kehormatanku sebagai wanita. Demi Ara, mama akan bekerja lebih keras agar Ara tidak hidup susah dan kekurangan. Ucap Gisel dengan penuh keyakinan, semua akan berubah. Gisel menghapus air matanya kasar tak lama lalu mengganti pakaiannya dengan dress yang memperlihatkan lekuk tubuhnya, berjalan dengan anggun. Tak lupa dengan senyuman manis diwajahnya yang mampu mengikat para kaum buaya. Senyuman palsu karena hatinya begitu terluka karena dia harus melakukannya karena terpaksa dengan keadaan.
Kini Gisel melangkahkan kakinya tanpa ada keraguan, semua mata tertuju padanya. Sama seperti Andre yang menatapnya sampai tidak berkedip. Gisel yang membawa nampan berisi botol wine dan gelas.
"Mau lagi?" Tanya Gisel lalu menuangkan wine kedalam gelas. Pada salah satu pengunjung yang tidak terlihat asing, dia adalah seorang CEO dari perusahaan ternama di negeri ini.
"Ok Cantik." Jawab pria yang sedang duduk memberikan gelas kosong sembari menyentuh dagu Gisel jangan lupa senyuman smirk dan kedipan matanya yang genit.
Yang membuat Gisel serasa ingin muntah tapi dia harus tetap tersenyum." Aku baru pertama melihat wanita secantik kamu. Berapa yang harus aku bayar untuk malam ini?" Kata-katanya seperti membunuh tanpa menyentuh.
"A-apa maksudmu?" Tanya Gisel gugup.
"Maksudku berapa yang harus aku bayar, agar kau mau menemaniku malam ini. Sudahlah tidak perlu munafik semua yang bekerja disini aku pernah tidur dengan mereka." Senyuman smirk yang tunjukkan, tangan kekarnya meraba paha Gisel tanpa sopan santun.
Dalam hati Gisel sudah ingin kabur karena ketakutan tapi dia harus bisa mengontrol rasa takutnya spontan dia berkata." Aku sedang datang bulan, aku tidak bisa melakukannya." Ucap Gisel bohong kali ini dia bisa selamat.
Gisel beranjak pergi dari pangkuan pria itu kebelakang membawa nampan berisi gelas-gelas kosong. Dimeja paling ujung dia melihat seorang pria yang sedang menengadahkan kepalanya dan atas meja sepertinya pria itu sudah mabuk begitu berat.
Karena merasa tidak asing dengan pria itu Gisel berjalan mendekatinya dari gesture tubuhnya dan gaya rambut two block sudah bisa ditebak siapa dia. Gisel menepuk pundak pria itu lalu berkata." Mas Andre? kenapa ada disini? mas kamu mabuk ya?" tanya Gisel.
Andre menyipitkan matanya melihat wanita didepannya, yang begitu cantik Andre masih tetap diposisinya. Diam mematung melihat sosok yang dia cintai tiba-tiba ada didepannya.
Apa aku sudah gila karena aku begitu mencintainya? Tidak mungkin Gisel berada ditempat ini dia wanita baik-baik. Batin Andre sampai lupa menutup mulutnya.
"Mas Andre," panggil Gisel lagi sambil mengelap sudut bibir Andre karena air liurnya akan jatuh.
"Gisel. Apa aku sudah gila? Apa aku terlalu mabuk melihat wanita sepertimu ditempat seperti ini?" Ucap Andre dalam keadaan setengah sadar karena mabuk berat.
" Ini aku Gisel. Kamu gak salah lihat." Jawabnya singkat.
Uwugh...Andre ingin muntah, Gisel segera membawa Andre keluar dari klub." Mas Andre kesini sama siapa?" Gisel memapah Andre keluar dengan susah payah menuju area parkiran.
Gisel mengambil kunci mobil dari kantong saku celana Andre lalu membuka kunci mobil dan mendudukkan Andre dikursi sebelah supir memakaikan seat belt atau sabuk pengaman dan segera menginjak pedal gas.
Mobil Alphard berwarna putih melintasi keramaian ibu kota yang sudah lengang dari pengendara. Sesekali Gisel memandang wajah Andre yang sedang tidak sadarkan diri karena mabuk yang terlihat begitu mempesona. Tak lama dia kembali fokus mengemudikan mobilnya.
Beberapa menit kemudian lampu merah menyala Gisel memberhentikan mobilnya. Agar mengurangi rasa canggungnya dia menatap jalanan malam dari balik jendela mobil. Disebelah kanan mobilnya Gisel melihat seorang ayah yang sedang pekerjaan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Omah Tien
saya suka cowo kaya gini bagus
2025-01-13
0
Your name
Si Andre teguh pendirian hatinya pun ngk goyah, meski di goda oleh Helena. Mala ia mengkhotbah Helena.
2021-12-21
1
Manami Slyterin
like
2021-08-18
1