Dilamar ?

Setelah kurang lebih satu jam perjalanan, akhirnya sampailah kami ditempat tujuan.

Sebuah taman yang ternyata didalamnya juga terdapat sebuah cafe yang cukup besar, cafe tersebutlah yang telah dipesan mas dayat jauh-jauh hari katanya.

Begitu kami masuk ke dalam, seorang pria langsung menggiring kami ke meja disebuah ruangan yang cukup lebar ,aku yakin itu pasti aula dalam restoran tersebut, karna ruangan lainnya tak selebar itu.

Kulihat disetiap sisi restoran telah dihias dengan begitu apik.

Entah memang konsep yang dimiliki resto tersebut begitu, atau memang dihias karna mengikuti pesanan pelanggannya.

Desain restonya benar-benar berbeda dari cafe pada umumnya.

Aku sendiri heran kenapa cafe secantik ini hanya ada kami berdua.

Tak ada tamu lain didalamnya.

Semakin aku masuk, semakin aku terpesona.

Dengan bunga bertebaran dibentuk hati yang besar, lampu kerlap kerlip diatasnya, dan balon yang dibentuk sedemikian rupa ,makin membuat ruangan makin terasa suasana romantisnya.

Yang bikin aku terharu adalah sikap mas Dayat yang terus saja menggandeng kedua tanganku dengan erat.

Aku tak kuasa menahan airmata saat membaca tulisan didinding yang jelas terpampang makin membuat batin ini bergejolak tak karuan.

"Will You Marry Me, My Love, Kiran?"

Rasanya hati ini berdebar begitu hebatnya ,senang dan terharu merasuk menjadi satu.

Adegan selanjutnya membuatku terpana.

Mas dayat memegang jemariku, lalu duduk bersimpuh, dikeluarkannya kotak beludru kecil dari dalam saku kemejanya. Dengan perlahan dibukanya kotak kecil tersebut, terlihatlah sebuah cincin yang manis, dengan ukiran seperti hati ditengahnya dan mutiara kecil disamping kanan dan kirinya, makin membuat cincin itu terlihat cantik.

Seketika airmataku menyembul keluar, tapi coba kutahan.

Dengan binar mata yang jelas terlihat itu mas dayat mengucapkan kata-kata yang selama ini telah aku tunggu ,kata-kata dimana hanya akulah tempatnya ingin berbagi dalam suka maupun duka.

"Kiran sayangku, terima kasih atas kesabaranmu selama ini dalam menjalani hubungan kita."

"Mas tau tujuh tahun bukanlah waktu yang mudah untuk kita menghadapi berbagai rintangan yang ada."

"Mas salut akan kesetiaan kiran pada mas sampai saat ini, mas amat bersyukur."

"Mas begitu merasa beruntung Kiran dapat hadir dihidup mas saat ini."

"Mas tau mungkin ini saat yang tepat bagi mas untuk membuktikan cinta mas selama ini."

"Mas juga tau, saat inilah yang paling Kiran tunggu dalam hidup Kiran."

"Mas tak mau menjanjikan banyak hal, karna mas tak ingin membuat Kiran terlalu berharap."

"Maafkan mas, karna mas Kiran mesti menunggu sampai selama ini."

Aku semakin tak sabar dengan ucapan-ucapan mas Dayat selanjutnya.

"Kiran, tak banyak yang bisa mas ucapkan pada kesempatan hari ini, tapi mas hanya ingin kiran tau ,bahwa hanya kiran yang selalu ada dalam pikiran dan hati mas selama ini."

"Mas pun tau sedikit banyaknya, Kiran pasti tau apa kekurangan dan kelebihan mas!"

"Kalo kiran berkenan, maukah Kiran menerima mas jadi suami Kiran kelak dalam suka maupun duka?"

"Dalam sakit maupun sehat?"

"Dalam segala keadaan kita nantinya entah baik maupun buruk, bersediakah Kiran menerima itu semua?"

"Mas akan berusaha menjaga Kiran dengan sekuat mas."

"Mas tak bisa berjanji membuat Kiran selalu bahagia, tapi mas bisa pastikan, mas tak akan biarkan air mata Kiran jatuh karna kesedihan, melainkan itu sebuah kebahagiaan."

"Maukah Kiran menerima mas sebagai pendamping hidup Kiran, sampai nanti hanya maut yang bisa memisahkan kita?"

Aku terdiam sibuk dengan pikiranku sendiri.

Rasanya sungguh tak karuan, aku tak menyangka mas dayat bakal melamarku begitu mendadak begini, tentu saja aku mau ,inilah yang selama ini aku bayangkan.

Tak aku sangka kalo ternyata mas dayat bisa seromantis ini.

Dengan gerakan pelan ,kuanggukan pelan kepala tanda setuju.

Dan mas dayat makin tersenyum lebar, dipakaikannya cincin tersebut dijari manisku.

Para pelayan yang melihat juga langsung memberi tepuk tangan meriah kepada kami.

Dan memberikan do'a baik agar hubungan kami kedepannya bahagia.

Aahh , rasanya malam ini malam terbaik dan terbahagia yang pernah kami lewati, rasanya tak ikhlas kalau waktu berlalu begitu saja, kalo bisa aku berharap waktu berhenti disini saja.

Aku merasa begitu bahagia.

Ternyata kejutan tak sampai situ saja.

Mas Dayat menutup kedua mataku dengan kedua tangannya.

Mas Dayat lalu menuntunku menuju meja yang sebelumnya juga telah dihias, disitu pula sudah tersedia makanan favorit kita berdua.

Perlahan, dia membuka kedua tangannya yang tadi menutupi pandanganku, seraya berkata :

"Makanlah ran, semua ini mas khusus sediakan untukmu, untuk memperingati hari jadian kita tepat 7 tahun bukan?"

"Hari ini juga mas menetapi janji mas dua tahun lalu untuk membawa hubungan kita ke jenjang yang lebih serius."

"Maaf bila kejutan malam ini mungkin membuat kecaewa karna tak sesuai dengan ekspetasi sayang selama ini."

"Waktu berlalu begitu cepat yah Ran, mas tak menyangka kita sanggup bertahan hingga saat ini."

"Tidak mas, kejutan malam ini benar-benar luar biasa bagi Kiran."

"Kiran benar-benar merasa amat bahagia malam ini."

"Kiran juga tak menyangka mas, saat-saat yang kiran tunggu akhirnya datang juga, terima kasih mas, karna sekali lagi mas dayat menepati janji mas."

"Kiran selalu yakin, bahwa mas Dayat tak akan mengingkari janji yang mas buat."

"Terima kasih banyak untuk surprise hari ini mas, ini merupakan surprise terbaik yang pernah ada dihidup Kiran."

"Sama-sama sayang, mas berharap acara kita tak terhenti sampai disini saja."

"Mas berharap ini awal yang baik agar acara lainnya nanti bisa lancar sampai hari-H kita menikah nanti."

"Bukankah mas bilang, bersabarlah, mas pasti akan perjuangkan yang terbaik untuk kelangsungan hubungan kita!"

"Sedikitpun tak ada niat mas untuk main-main dengan Kiran."

"Mas hanya mau mencari waktu yang tepat, dan juga lebih memantapkan diri mas untuk bersama Kiran."

"Mas benar-benar tak ingin kehilangan kiran, bagaimana mungkin mas membuat kiran membenci mas!"

"Mas memang yang terbaik, Kiran sayaangg banget sama mas Dayat!"

"Kiran juga ngga mau kehilangan mas Dayat dihidup Kiran, itulah kenapa Kiran mau bertahan sampai hari ini."

Setelah makan malam romantis itu mas dayat pun mengajakku untuk segera kembali pulang kerumah, dan bersiap-siap untuk hari esok, lamaran yang sesungguhnya.

Aku pun tak sabar melihat respon kedua orang tuanya, karna jujur hati ini masih tetap tak tenang bila menyangkut orang tua mas dayat.

Akankah mereka kembali mengekang, ataukah kali ini mereka memberikan restunya pada kami.

Karna tanpa restu dari kedua orang tua belah pihak, bukankah bakal kurang lengkap rasanya?

Terpopuler

Comments

syafridawati

syafridawati

aku mampir dengan fav dan like semangat saling dukung ya makasih

2021-07-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!