Kisah Cinta SiRio
"Tiaaa.. bawakan makanan ini ke meja 11"
Teriakan itu sudah sering Shyntia dengarkan saat pengunjung cafe sudah ramai berdatangan.
Shyntia, gadis energik yang pantang mengenal rasa lelah. Sejak ia berada di kota Bandung ini, ia harus membagi waktunya antara jam kuliah dan bekerja sebagai pelayan di cafe XX.
Walau sebenarnya, keluarga Shyntia adalah keluarga yang tergolong mampu, tapi ia sangat suka mencari uang sendiri ketimbang meminta dari ayah dan ibunya.
Malam ini, banyak pengunjung yang hanya sekedar minum kopi sendirian atau yang bersama keluarga sambil menyaksikan music live di cafe itu.
"Huft" Shyntia menyeka keringatnya.
Ia melihat sekumpulan orang yang sedang bermain di sana sedang melempar kacang ke mulut mereka. Dan tiba-tiba salah satu dari mereka tersedak kacang tersebut, sehingga ia merasakan sakit di dadanya. Salah seorang teman mereka menepuk pundaknya, dan kacang tersebut akhirnya keluar dari mulutnya.
Tapi, na'asnya, kacang itu terpental ke wajah Shyntia.
"Bos.. kau tidak apa-apa? Apakah kau baik-baik saja?" tanya seseorang lainnya.
Orang yang tersedak itu melambaikan tangannya. Mengisyaratkan, bahwa dirinya baik-baik saja.
Shyntia yang tidak terima dengan kejadian tadi, menghampiri meja tersebut, dan menggebrak meja itu.
Kontan saja, semua yang ada di meja itu terkejut, dan menatap wajah Shyntia.
"Makanya, kalau makanan itu jangan dijadikan mainan. Lihat kan," Shyntia menunjukkan keningnya yang memerah.
Semua orang yang berjumlah 5 orang itu bingung.
"Akibat kacang yang keluar dari mulut kamu!" tunjuk Shyntia.
Ami, sahabat Shyntia yang melihat kejadian itu berusaha melerai pertengkaran di meja itu.
"Udah Tia, udah"
5 orang yang berada di meja itu tersenyum.
"Maafkan bos kami."
"Yang salah siapa, kenapa kamu yang minta maaf?" mata Tia sangat menahan emosi.
Sementara, orang yang berhasil membuat Tia emosi, menerima panggilan teleponnya.
"Ok, siap. Kami segera berangkat ke markas" ucapnya kemudian menepuk pundak teman-temannya, dan bangun dari tempat itu tanpa permisi dan berlarian seolah tidak ada masalah.
"Heiii" teriak Tia.
"Sudah, sudah Tia.. Sabar" Ami tetap menenangkan Tia.
"Dasar laki-laki menyebalkan." Tia mengelus keningnya yang masih terasa sakit.
Siang itu, Tia sudah berada di kantor polisi.
Mendekati semester akhir, ia magang di kantor pengacara. Untung saja, Ami dari keluarga pengacara. Ia dan Ami mendapatkan kesempatan magang di sana, dan sekarang, ia harus mempelajari kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur.
Hari itu, Tia hanya sendiri datang ke kantor itu, karena om Andi, omnya Ami yang seorang pengacara, mengajaknya untuk mempelajari secara langsung kasus yang sedang ia hadapi. Seorang gadis berumur 15 tahun, yang mendapatkan pelecehan seksual.
Tia berlarian membawakan berkas itu, om Andi sudah berada di kantor kepolisian itu terlebih dahulu. Karena membawa berkas ke lantai 3, ia memutuskan untuk menggunakan lift.
Ting.
Pintu lift itu terbuka.
Ia pun masuk ke dalamnya.
Ia memeluk berkas itu.
Ramai, pengguna lift itu ramai sekali, hingga ia harus mundur dan tersandar di ujung tempat itu.
Seorang laki-laki yang ia tidak dikenal itu, berdiri di depan Tia. Sehingga laki-laki itu yang merasa terhimpit oleh ramainya orang yang berusaha naik ke lift itu.
Ternyata mereka hanya sampai di lantai 2. Kini yang tersisa hanya Tia dan laki-laki yang memakai pakaian casual itu.
Tia memberanikan diri berdiri di samping lelaki itu.
Ia mendongak, melihat laki-laki itu, bermaksud ingin mengucapkan terima kasih. Tapi, seketika wajah Tia berubah menjadi emosi, dan menahan amarah.
\*\***Hi.. Aku kembali dengan cerita baru nih. Semoga suka dengan karya terbaruku ya. Jangan lupa untuk selalu kasih support buat aku ya.. Terima kasih😍**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Fitria Dian Sulistiani
baru nemu cerita-nya... baca diawal kayaknya seru
2022-08-28
0