Alana hanya seorang gadis dari keluarga biasa, ia juga merupakan anak sulung dari 2 bersaudara. Kedua orangtua dan juga adiknya tinggal di kampung, karena faktor ekonomi lah yang membuat Alana memilih jejak merantau ke kota, berharap jika dirinya dapat merubah nasib keluarga.
Terduduk di ranjang tipis miliknya, ia memandangi layar ponsel yang sedang menampilkan foto keluarganya. Ada bapak, ibu, dirinya dan adiknya yang masih kecil. Seketika Alana merindukan keluarganya, ia mencari nomor dengan nama id 'Bapak' kemudian menekannya.
Suara sambungan terdengar menyambut telinga Alana, dalam kurang dari 1 menit barulah terdengar suara pria yang begitu ia rindukan sejak merantau.
"Assalamualaikum, Bapak." Alana hampir saja menangis karena kerinduan nya.
"Waalaikumsalam, Alana. Nak, bagaimana kabarmu di Jakarta?"
"Alhamdulillah baik, Pak. Bapak sama yang lain gimana di sana?" Alana berusaha menahan sesak di dadanya, ia tidak mau bapaknya berpikir bahwa Alana sedang menangis.
"Alhamdulillah baik juga, bapak ikut senang mendengar bahwa kamu sudah dapat pekerjaan. Semoga Allah selalu melindungi kamu ya, Nak."
"Amin, Pak. Ibu mana? boleh aku bicara sama ibu, Pak?"
Kerinduan Alana sedikit berkurang tatkala mendengar suara wanita yang telah melahirkannya.
"Ibu, apa kabar? aku kangen sama bapak, ibu dan juga Rizky."
"Baik, Nak. Adik mu juga sering bertanya kapan kakak nya akan pulang. Jangan khawatir pada kami Alana, cukup jaga dirimu saja di kota besar seperti itu."
"Iya, Bu. Pasti,"
Setelah puas menelpon keluarganya di kampung, Alana memilih untuk tidur karena besok juga dirinya harus bekerja. Semoga saja takdir baik pada nya sehingga tujuannya datang ke kota bisa terlaksana.
Seperti biasa, pagi pagi Alana sudah bangun dan membuat sarapan untuk dirinya. Meski hanya mie instan, setidaknya itu cukup untuk membuat tubuhnya tidak lemas sampai jam makan siang nanti.
Terkadang Alana merasa senang jika diajak makan bersama oleh atasannya, bukan karena Alan tampan, namun dengan itu ia bisa makan gratis dan enak pula. Semua di tanggung oleh pihak perusahaan.
"Baiklah, cukup. Aku harus pergi sekarang," gumam Alana setelah sarapan, ia melihat riasan diwajahnya yang tidak terlalu menor.
Alana mengunci pintu kostan nya kemudian bergegas menuju halte yang jaraknya bisa di bilang cukup jauh dari tempatnya. Tidak boleh banyak mengeluh dan harus berusaha, itu lah prinsip dari seorang Alana Kinandita.
Sesampainya di halte, tak lama bus tujuan nya datang. Alana segera naik dan duduk dibangku yang kebetulan ada yang kosong. Di setiap halte, akan ada penumpang lain yang naik hingga kini bus terasa semakin sempit.
"Bu, silahkan duduk." Tutur Alana tidak tega melihat wanita yang sudah berusia harus berdiri sambil berpegangan tiang.
"Terimakasih," balas Ibu itu ramah yang dibalas senyuman pula oleh Alana.
Halte tepat berada di gedung kantor C&M group, ia hanya perlu menyebrang jalan untuk bisa sampai ke sana, walaupun harus berjalan lagi menuju lobby.
Ketika sedang berjalan, sebuah mobil berhenti di sebelahnya. Alana yang mengenali mobil itu lantas berhenti dan melihat atasannya itu membuka kaca mobilnya.
"Selamat pagi, Pak." Sapa Alana sopan dengan kepala yang menunduk.
"Pagi, kau mau ikut?" tanya Alan menawarkan.
"Tidak, Pak. Terimakasih, lagipula ini sudah sampai." Jawab Alana menggeleng pelan.
Alan mengangguk, ia meminta Tara melanjutkan perjalanan nya yang sudah sampai. Alana menunduk ketika mobil Alan perlahan menjauh darinya.
Alana menghela nafas, ia duduk di kursi kerjanya dan meletakkan tas miliknya di kolong meja. Baru saja ia duduk, Alan keluar dari lift yang sontak membuatnya berdiri. Mungkin saja Alan sarapan dulu di kantin, karena itu Alana duluan yang sampai.
"Cepat sekali kau sudah sampai," tegur Alan menatap Alana yang hanya tersenyum.
"Bapak mau saya buatkan kopi?" tanya Alana menawarkan.
"Tentu, tolong bawa ke ruangan ku bersma berkas hasil kerjasama kemarin." Jawab Alan kemudian masuk ke dalam ruangannya.
Alana segera pergi ke pantry, disana ia bertemu dengan beberapa karyawan yang bermacam macam sifatnya. Ada yang ramah, menatapnya sinis bahkan ada yang sengaja menyenggol bahunya. Alana tentu tidak tahu apa alasannya.
"Hai," sapa seorang wanita yang umurnya tak kalah dari Alana.
"Hai," sapa Alana balik disertai senyuman.
"Aku Jihan, aku bekerja di bagian staf keuangan. Kau?" tanya Jihan memperkenalkan diri.
"Aku Alana, aku sekretarisnya pak Alan." Jawab Alana yang membuatnya mengangguk paham.
"Soal Wanita tadi, jangan di pikirkan, dia memang seperti itu." Ucap Jihan memberitahu wanita yang tadi menyenggol bahu Alana.
"Memang siapa?" tanya Alana penasaran, ia juga berharap Jihan tahu alasan wanita tadi menyenggol nya.
"Dia Livia, manager disini. Katanya sih dia tertarik sama pak Alan dan mungkin saja dia cemburu karena kamu menjadi sekretaris nya." Jawab Jihan menerka.
"Astaga, aku ini hanya sekretaris nya bukan kekasihnya. Lagipula aku juga tahu posisiku," celetuk Alana setelah mendengar alasan dari Jihan.
"Biarkan saja, aku duluan ya. Jika ada waktu mari makan siang bersama dan aku akan memperkenalkan mu dengan teman yang lain." Ajak Jihan, sepertinya gadis itu mudah bergaul.
"Tentu." Balas Alana mengangguk antusias, setidaknya harus ada 1 orang yang mau berteman dengannya bukan.
LIKE, KOMEN DAN VOTE YA 🌹
BERSAMBUNG..................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Devi Sihotang Sihotang
seru thor cerita nya
2023-03-12
0
ira rodi
lanjut...
2021-12-06
0
Ratna Ratna
visual nya dong tourr biar tambah seru
2021-10-25
3