CEO Mengejar Cinta

CEO Mengejar Cinta

BAB 1

Terlihat seorang gadis tengah mengejar seorang pria berjaket hitam dengan tas wanita di tangannya. Teriakan teriakan gadis berkemeja putih dengan blazer hitam itu terdengar begitu nyaring di tengah keramaian kota pagi itu.

"Hei tunggu!!!!" teriak gadis cantik yang terus berlari sekencang mungkin.

Beberapa orang disana hanya memperhatikan tanpa berniat menolong, mereka tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing. Maklum ini Senin dan masih pagi jadi orang terburu buru untuk bekerja.

"Dasar maling. Kembalikan tas milikku!!!" teriak gadis itu lagi sambil terus berusaha menyamai lari maling itu.

Tiba tiba pria yang dipanggil maling itu terjatuh karena ada orang yang menyandung kakinya, ia tersungkur ke tanah dan tas yang ia bawa jatuh di sebelahnya.

"Siapa kau, kenapa kau ikut campur?!" tanya pria yang merupakan maling itu pada pria berpakaian formal jas ala orang kantoran.

"Siapapun aku itu tidak penting, kau sudah melakukan tindak kriminal. Aku akan melaporkanmu ke pihak berwajib," jawab pria berpakaian rapih itu.

"Sialan. Aku akan membalas mu nanti." Tekan maling itu kemudian pergi menjauh.

Sementara si pemilik tas justru sibuk memeriksa tas nya, ia bukan khawatir dengan isinya tetapi ia khawatir dengan surat lamaran kerja yang ada di dalam tasnya.

"Tuan, terimakasih banyak telah membantuku. Aku sudah terlambat," ucap gadis bernama Alana itu kemudian pergi tanpa menatap orang yang telah menolongnya.

"Dasar wanita." Ejeknya kemudian pergi karena ia juga sudah terlambat hari ini.

Gedung pencakar langit dengan puluhan lantai terlihat menjulang tinggi dengan begitu megah, belum apa apa Alana sudah ketakutan tidak diterima bekerja setelah terlambat interview hari ini.

"Alana, berdoa berdoa!" gumam Alana menggenggam CV yang ia bawa dengan erat.

"Selamat pagi, ada yang bisa kami bantu?" tanya wanita cantik yang bekerja sebagai penjaga meja resepsionis.

"Pagi, dimana tempat untuk interview pekerjaan?" tanya Alana sopan.

"Lantai 2 tepat sebelah lift," jawab nya tak kalah sopan.

"Baiklah, terimakasih." Alana segera pergi meninggalkan meja resepsionis untuk segera pergi ke tempat interview.

Ketika baru ingin masuk lift ia tanpa sengaja menabrak seseorang, pria dengan setelan rapi dan wajah yang begitu tampan bak aktor Korea yang biasa ia lihat di ponsel.

"Maaf pak," ucap Alana menundukkan kepalanya setelah beberapa saat memperhatikan pria di depannya ini.

Sementara pria itu memperhatikan Alana dari ujung rambut sampai ujung kepala, ia seperti tidak asing dengan wanita itu.

Tanpa menjawab pria itu masuk, Alana dengan ragu ikut masuk dan menekan lantai 2 sementara si pria itu sepertinya akan pergi ke lantai 15.

Lift terbuka, ia melirik pria disebelahnya sebelum keluar. Pria itu tampak diam tak membalas tatapan Alana.

"Permisi pak, dan maaf." Ucap Alana keluar dari lift.

Alana melihat deretan wanita yang umurnya sepertinya lebih tua darinya, sementara Alana baru saja lulus SMK dan kuliah semester 3 hingga akhirnya ia memutuskan untuk bekerja karena membutuhkan biaya.

"Nona Alana," panggil seorang wanita yang keluar dari ruangan HRD.

"Saya," sahut Alana ketika merasa dirinya dipanggil.

"Silahkan masuk." Ucap nya mempersilahkan masuk untuk bertemu Bu Erika selaku HRD di perusahaan ini.

Alana segera masuk, ia menunduk sedikit untuk menghormati HRD yang terlihat begitu tegas. Bagaimana Alana tahu? lihat saja wajahnya dengan alis yang tebal dan bibir meronanya.

"Silahkan duduk." Tutur Bu Erika mempersilahkan Alana duduk.

"Terimakasih." Balas Alana menarik kursi untuknya duduk yang berhadapan langsung dengan Bu Erika.

"Kamu ini sudah kami panggil 3 kali, dan kamu baru datang setelah panggilan ke empat. Jelaskan alasanmu bisa sampai terlambat?" tanya Bu Erika menatap Alana dengan tatapan mengintimidasi.

Alana sempat merasa takut, haruskah ia menjelaskan jika hari ini ia terlambat datang karena kecopetan? Tapi Alana berusaha berpikir jernih.

"Sebelumnya saya mohon maaf karena telah membuat anda menunggu dan terimakasih karena telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjelaskan alasan saya." Ucap Alana dengan tenang, ia mulai menjelaskan alasannya dengan begitu sopan dan bahasa yang mudah dimengerti.

"Karena kamu terlambat, CEO memintamu menemuinya secara langsung. Dia pria yang tidak suka keterlambatan dan karena pekerjaan ini berhubungan dengannya maka ia tidak mau orang sembarangan dan tidak disiplin." Ucap Bu Erika membuat tangan Alana terasa begitu dingin.

"Baik, Bu. Sekali lagi saya minta maaf," ucap Alana kemudian pamit pergi untuk menemui CEO perusahaan besar ini dengan diantar salah satu orang suruhan Bu Erika.

Alana sampai di lantai 15, lantai dimana ruangan CEO berada. Ia semakin ketakutan ketika sampai di depan ruangan dengan pintu yang diberi nama Chief Executive Officer Alan Prayoga Abimana.

"Silahkan masuk, Nona." Tutur wanita yang mengantarnya seraya membukakan pintu untuknya.

"Terimakasih." Entah sudah berapa kali ia mengucapkan terimakasih hari ini, tapi memang hari ini ia banyak dibantu oleh orang lain dan kali ini ia akan meminta bantuan Tuhan semoga saja ia bisa bekerja di posisi ini.

"Selamat pagi, Pak?" sapa Alana sopan.

Kursi berputar memperhatikan seorang pria yang tak asing di matanya, pria yang tadi bertemu dengannya di lantai 1 kini berada di depannya yang ternyata adalah seorang CEO.

"Jadi kau yang terlambat datang untuk interview?" tanya Alan menatap Alana dengan tajam.

"Iya, pak." Jawab Alana dengan kepala tertunduk.

"Duduk." Perintah Alan meminta Alana duduk di depannya

Alana menurut, ia duduk didepan Alan dan siap menerima pertanyaan demi pertanyaan yang akan pria itu tanyakan padanya.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Alan seketika membuat Alana tercengang.

Apakah ini saat yang tepat untuk menanyakan kabar, lagipula apa ada seseorang bertanya soal keadaan ketika ingin di interview seperti sekarang? dan yang paling penting mereka tidak saling mengenal sebelumnya.

"Maaf, pak?" ucap Alana menatap Alan dengan tatapan bingungnya.

"Aku rasa kau tidak tahu bahwa aku lah yang menolongmu disaat kau kecopetan tadi pagi." Ucap Alan lagi lagi membuat Alana tercengang.

"Maksud bapak, bapak yang tadi mengancam maling itu?" tanya Alana dijawab anggukan kecil oleh Alan.

Matilah dia, ketika ditolong tadi ia hanya mengucapkan terima kasih tanpa menatap orang yang menolongnya, dan sekarang takdir mempertemukan mereka sebagai seorang calon pegawai dan CEO.

HAI AKU NULIS NEW LOHH, JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE ✨✨

BERSAMBUNG................

Terpopuler

Comments

dappzzilzz

dappzzilzz

mampir sini ke novel ku asik asik lo

2024-04-04

0

Diana Resnawati

Diana Resnawati

mampir thor

2024-02-25

0

susi 2020

susi 2020

🥰🥰😘

2023-01-26

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!