BAB 2

Alan tak berhenti tersenyum mengingat bagaimana raut wajah gadis yang tadi ia tolong sekaligus yang akan menjadi sekretaris nya. Raut wajah ketakutan dicampur kebingungan yang tergambar jelas di wajah cantiknya membuat Alan gila karenanya.

Benar sekali, Alan menerima Alana menjadi sekretaris nya meski pendidikan Alana yang paling rendah diantara para kandidat yang lain.

Entah mengapa sejak pertama melihat gadis itu, perasaan Alan jatuh padanya. Melihat bagaimana dengan semangat nya Alana mengejar copet tadi pagi.

"Gadis yang berbeda," gumam Alan merasa Alana berbeda dengan gadis gadis kebanyakan yang menemui dirinya.

Sementara Alana, dengan terduduk di ranjang miliknya, ia tak henti berpikir bagaimana bisa atasannya itu langsung menerima nya sebagai Sekretaris meski sudah tahu pendidikan serta kesalahannya di hari interview nya.

"Astaga kenapa aku justru stress bukan nya senang karena diterima bekerja!" seru Alana mengacak rambutnya sampai tak berbentuk lagi.

Alana berbaring di ranjang tipis nya, ia tinggal disebuah kostan yang harganya lumayan miring tetapi fasilitas kurang memadai. Ya wajar saja untuk harga yang ramah kantong.

"Alana, ayo tidur dan bangun pagi agar tak terlambat seperti hari ini." Ucap Alana pada dirinya sendiri.

Dengan bermodalkan bedak serta lipstik merah muda, Alana sudah terlihat begitu cantik dan ya jangan lupakan pakaian yang dipakai gadis itu. Kemeja putih panjang dengan rok ketat diatas lutut membuat penampilannya seperti sekretaris profesional.

"Selamat pagi," sapa Bu Erika pada Alana yang baru saja sampai ke kantor.

"Pagi," balas Alana sopan.

"Bagaimana hari pertama bekerja, apa kau gugup?" tanya Bu Erika.

"Ya, Bu. Sedikit," jawab Alana seraya menganggukan kepalanya pelan.

"Jangan khawatir, lakukan pekerjaanmu dengan benar dan lihat lah semuanya pasti akan baik baik saja." Ujar Bu Erika kemudian pergi.

Alana dengan segera pergi ke lantai dimana ruangan atasannya berada, masih ada 15 menit sebelum masuk kantor dan ia yakini jika atasannya itu pasti belum datang.

Sesampainya di lantai 15, Alana segera duduk di kursinya. Benar sekali, kursi serta meja kerja yang terdapat di dekat pintu ruangan Alan.

"Sekretaris CEO, Alana Kinandita," ucap Alana membaca nama nya yang tertulis di ukuran kayu yang terlihat begitu cantik.

"Astaga, sekarang aku sudah punya identitas baru. Alana Kinandita si sekretaris CEO dari C&M group," gumam Alana terasa masih begitu asing baginya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya seseorang tiba tiba di depan Alana yang asik melihat lihat meja kerjanya.

Alana mendongak dan menemukan Alan dengan seseorang di belakangnya. Melihat itu Alana sontak menunduk memberi hormat padanya.

"Selamat pagi, Pak." Sapa Alana berusaha untuk tidak gugup.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Alan mengulangi pertanyaan yang belum dijawab oleh Alana.

"Saya… saya hanya melihat meja kerja saya pak," jawab Alana cepat.

"Lakukan pekerjaanmu dengan benar," ucap Alan kemudian masuk ke dalam ruangannya.

Sementara Alana kini bersama seorang pria yang tadi datang dengan Alan. "Ini jadwal pak Alan, silahkan rekap ulang dan urutkan sesuai tanggal kegiatan." Ucap nya memberikan sebuah buku yang mirip dengan block note pada Alana.

Alana mengambilnya, ia kira pria itu akan pergi setelah memberikan jadwal Alan tetapi ia salah karena ternyata pria itu memberikan sebuah buku lainnya yang lumayan tebal.

"Pelajari ini, di sini ada beberapa hal yang disuka atau tidak disuka oleh pak Alan. Kau sebagai sekretaris nya harus bisa melakukan semuanya." Ucap pria bername tag Tara.

"Baik pak, terimakasih banyak." Balas Alana mengangguk paham.

Alana mulai melakukan pekerjaannya, ia berusaha untuk tidak membuat kesalahan yang akan merugikan dirinya sendiri.

Pertama ia merekap serta mengurutkan jadwal CEO yang tak pernah kosong kecuali di hari Minggu. Ia juga mencatat ulang di buku kecil sebagai jaga-jaga jika dibutuhkan tanpa melihat laptop lebih dulu.

"Baiklah, ini selesai." Gumam Alana seraya melirik jam yang melingkar di tangannya.

Ia habiskan hampir 1 jam untuk sekedar merekap jadwal perjalanan dan juga pertemuan atasannya.

Kini pekerjaan Alana adalah membaca serta mempelajari buku yang diberikan oleh pak Tara tadi, dari tampilannya saja sudah menunjukkan berapa halaman yang dimiliki buku tersebut.

Di halaman pertama ia disambut dengan perkenalan identitas Alan dan juga kebiasaan kebiasannya. Di halaman selanjutnya adalah hal yang baru dilakukan sekretaris Alan dalam membantu nya bekerja dan di halaman seterusnya benar benar full menceritakan Alan sampai membuat Alana pusing karenanya.

"Kau pasti bisa menghafal ini semua, Alana. Ayo semangat dan semangat." Monolog Alana menyemangati dirinya sendiri.

Dan seharian itu ia gunakan untuk mencoba beradaptasi dengan lingkungan kantor serta karyawan disana, bahkan Alana sama sekali tidak masuk ke dalam ruangan Alan karena takut.

Entah apa yang membuatnya takut, tetapi yang jelas ia takut untuk masuk dan menemui atasannya. Ia harus belajar mulai hari ini.

BERSAMBUNG.............

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

spt nm e mailq, beda tipis : alanna

2023-03-19

0

susi 2020

susi 2020

😘😘😘

2023-01-26

0

susi 2020

susi 2020

😍🥰

2023-01-26

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!