Alia tidak bisa tidur malam nya. Setelah pertemuannya dengan Rey siang tadi. Hatinya tidak tenang.
Bagaimana bisa dia menemukanku.
Alia gelisah, dia mengusap usap perutnya. Dari tadi bayi nya bergerak gerak, mungkin dia juga merasakan kegelisahan ibunya.
Apa dia tahu aku mengandung anak nya. Apa dia akan mengambil nya setelah bayi ini lahir. Tidak. Tidak boleh.
Alia bangkit dan pergi ke dapur. Segelas air dingin mungkin bisa menjernihkan otak nya. Menghilangkan kekhawatirannya.
Tentu saja dia bisa Al, kamu tau dia pria seperti apa. Dia bahkan tega menceraikanmu karena ingin menikahi wanita lain yg sedang hamil anak nya. Apapun bisa dia lakukan.
Alia menggigit bibirnya menangis. Dia merebahkan diri di sofa. Jauh jauh dia pindah ke kota ini berharap dia tidak akan bertemu dengan mantan suaminya lagi. Tapi malah jadi seperti ini.
Rey dengan mudah menemukannya.
Bel rumah nya berbunyi. Alia menghapus air matanya. Beranjak membukakan pintu.
Rey berdiri di depan pintu. Membawa sebuket bunga. Tanpa pikir panjang Alia membanting pintu dan menguncinya. Rey mengetuk pintu berulang ulang. Memohon agar Alia mau membukanya.
"Alia buka sayang. Kita harus bicara."
Rey berteriak memohon. Alia menutup mulut nya agar suara tangisnya tidak terdengar. Rey masih belum menyerah ingin bertemu dengannya.
"Please Alia. Forgive me, honey. Aku sungguh sungguh minta maaf padamu.Tolong bukalah."
Tetap tidak ada jawaban dari Alia.
"Aku tau kau mendengarku. Aku akan tetap disini sampai kau membuka pintu nya."
Alia hanya diam mendengarkan.
"I miss you so much. Really miss you. Aku menyesal."
Alia menghapus air matanya.
Tidak. Aku tidak akan termakan kata katamu lagi.
Alia berjalan ke kamarnya. Tidak ingin mendengar penjelasan yang sudah tidak berguna lagi sekarang. Tapi belum sampai kamar, tiba tiba dia merasakan sakit di perutnya. Dia memegangi perutnya.
"Ya Tuhan, sakit sekali."
Alia mencari cari ponselnya. Dia mau menelpon Lena. Tapi dimana ponselnya saat darurat begini. Dia berusaha berjalan ke kamarnya. Ada air mengalir di kedua kaki nya. Bercampur darah. Alia panik.
"Bagaimana ini.." Pekik Alia.
Dia panik tidak tahu harus bagaimana. Matanya melihat pintu.
Rey
Susah payah Alia berjalan ke pintu dan membukanya. Rey yang sedang duduk bersandar di depan pintu langsung berdiri.
"Alia."
"Tolong.." wajah Alia menahan sakit.
"Hei whats wrong honey? Are you okay?"
Reyhan panik melihat kondisi Alia.
"Rumah sakit Rey, antar aku ke rumah sakit."
Alia terhuyung lemas, Rey memeluk nya, menggendong Alia ke mobilnya.
Alia merintih kesakitan. Rey semakin panik. Dia mengemudikan mobilnya cepat.
"Bertahan sayang, sebentar lagi kita sampai."
Sebelah tangan Rey menggenggam tangan Alia, sebelah lagi di balik kemudi.
"Sakit Rey."
Alia menangis menahan sakit. Rey mengambil ponselnya dan menelpon ibu nya.
"Ibu, sepertinya Alia akan melahirkan. Aku harus bagaimana?" Rey bertanya kalut.
"Kau harus tenang nak. Jangan panik. Kalau kmu panik Alia juga ikut panik. Loudspeaker panggilannya. Biar ibu bicara dengan Alia."
Rey me-loudspeaker telepon nya.
"Alia, kamu dengar ibu nak?" Suara ibu Rey berbicara di telepon.
"Iya bu." Alia merintih kesakitan.
"Jangan panik sayang, tarik nafas buang dari mulut. Kalau kamu panik anak kamu juga bisa merasakan. Kamu tenang yaa." Alia mengangguk mengiyakan.
"Ada Rey bersamamu. Semuanya pasti baik baik saja. Genggam tangan Rey saat kontraksinya datang. Itu bisa meringankan sakitnya."
Alia menggenggam tangan Rey kuat.
"Kita sudah sampai sayang." Rey berhenti di depan IGD. Menggendong Alia ke dalam.
"Tolong istriku, dia mau melahirkan" kata Rey kepada perawat yang jaga.
"Silahkan pak, tidurkan disini.3"
Perawat itu menunjukan tempat tidur pasien. Tidak lama dokter yg jaga datang.
Memeriksa keadaan Alia.
Rey terus berada di samping Alia. Menggenggam tangannya.
Dokter menangani persalinan Alia. Rey menemani dan melihat setiap detik perjuangan Alia untuk melahirkan anaknya.
Sampai saat anaknya lahir. Rona kebahagiaan terlihat di wajah Alia.
"Bayinya laki laki bu."
Dokter meletakkan bayi nya di atas dada Alia. Air mata sudah mengalir di pipi Alia. Melihat bayi kecil yang bergerak gerak dipelukannya.
Rey mendekat dan ikut menatap anaknya. Ada perasaan hangat di hatinya saat memandang bayi nya. Tangannya refleks menyentuh tangan kecil anaknya.
"Kau ingin menggendongnya?" Tanya Alia
"Bolehkah?"
Alia mengangguk. Suster membantu mengangkat bayinya dan memberikannya pada Rey.
Rey menggendong dan menatap anaknya.
"Anak kita Al." Kata Rey pelan.
Alia mengangguk, suaranya tercekat melihat Rey menggendong anaknya. Mereka pasti terlihat seperti keluarga yang bahagia sekarang. Untuk sesaat kebencian Alia kepada mantan suaminya hilang. Berganti kebahagiaan yang dirasakan seorang wanita yang menjadi ibu untuk pertama kali nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Lina Ariani
hedeh...pasti rujuk lgi...udh dibuang jg
2024-02-01
0
Beci Luna
ya itulah manusia ,sudah berbuat kesalahan baru sadar dan menyesal...
2021-04-06
1
arin
huh anak kita gundulmu....pergi aj sana sm jalangmu rey
2021-03-10
0