ALIA
Mata Alia sudah tidak bisa lagi mengeluarkan air mata nya. Kesedihannya terlihat dari matanya yg sembab. Semalaman dia menangis. Menangisi pernikahannya yang di ambang kehancuran. Suaminya menceraikannya karena wanita lain. Dia menghamili wanita itu.
Sudah seminggu Alia pergi dari rumah suaminya. Sekarang dia berada di apartemennya yg dulu dia tempati saat masih sendiri. Alia tidak ingin bertemu suaminya saat ini. Biarlah mereka bertemu saat sidang perceraiannya besok.
Alia membasuh mukanya, perutnya sudah kelaparan karena dia tidak makan dari kemarin. Alia pergi ke dapur. Membuka lemari pendinginnya.
Kosong.
Dia bahkan tidak sempat berbelanja karena pikirannya sedang kacau.
Bel apartemennya berbunyi. Siapa yg datang sepagi ini. Dengan malas Alia membukakan pintu nya.
Pintu nyaris ia banting saat tahu siapa yang datang.
"Alia, kita harus bicara."
Rey menahan pintu dengan tangannya saat Alia refleks menutup pintu.
"Sebelum kita bercerai besok. Ada hal yg ingin aku bicarakan denganmu"
"Pergi."
Alia berusaha melepas tangan Rey yg menahan pintu nya. Sia sia saja , dengan sekali dorong Rey sekarang sudah berada di dalam apartemennya.
"Apa maumu brengsek?"
Alia menatap suaminya benci. Kemana urat malu pria ini, apa dia tidak merasa bersalah.
"Aku hanya ingin bicara Al, kau sangat susah di hubungi. Aku khawatir denganmu"
"Apa lagi? Aku sudah tidak ingin mendengar apapun darimu. Pergilah, kumohon. Jangan ganggu aku lagi."
Mati matian Alia menahan tangisnya. Kebencian terlihat jelas di matanya yang menatap Rey tajam.
"Setidaknya kita harus bicara bukan? bahkan kau pergi begitu saja dari rumah tanpa aku tahu."
"Sudah cukup. Seharusnya sudah selesai saat aku menyetujui untuk bercerai denganmu."
"Maafkan aku Al. Sungguh bukan keinginannku menceraikanmu. Ada wanita yang sedang mengandung darah dagingku. Aku harus bertanggung jawab. Kuharap kau mengerti."
"Bajingan." Alia memaki pelan. "Kau menyuruhku untuk mengerti? Kau pikir wanita mana yang bisa mengerti jika dalam kondisi sepertiku. "
Rey kaget mendengar Alia memaki, karena selama dia mengenal Alia, dia tidak pernah sekalipun mendengar Alia memaki. Bahkan saat mereka bertengkar hebat dulu.
"Berhenti minta maaf. Sebanyak apa pun kau meminta maaf dariku. Aku tidak akan pernah memaafkan mu."
"Al, ketahuilah ini juga berat untukku. Kita sudah lima tahun menikah, tapi kau belum juga hamil. Aku-----"
"Jadi disini aku yang salah?" Alia memotong perkataan Rey.
"Salahku kalau aku belum bisa memberimu anak. Tuhan yang mengatur semua nya. Aku bisa apa. Sebatas ini kah kamu mencintaiku. Karena anak, kamu tidak bisa bersabar dan lebih memilih menghamili wanita lain?" Alia berteriak frustasi.
Rey terdiam mendengarkan Alia mengeluarkan emosinya.
"Aku bersyukur sekarang. Tuhan melepaskan aku dari pria brengsek seperti mu."
Rey mengepalkan tangannya. Dia berusaha menahan emosinya. Ego nya sebagai lelaki tidak terima Alia memaki nya terus.
"Dengar Al, kamu masih istriku hari ini. Berhenti memakiku." tegur Rey
"Kau pantas mendapatkannya. Persetan dengan itu semua."
Alia menantang Rey. Dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan suaminya sekarang. Alia ingin mempertahankan harga dirinya yang tersisa dihadapan pria di depannya ini.
"Aku sudah memperingatkanmu Al, kamu masih istriku. Jangan pernah menantangku." geram Reyhan
"Sekarang kamu ingat aku istrimu? Apa kamu ingat aku istrimu saat kamu melakukan sex dengan jalang sialan itu?"
Alia semakin tidak bisa mengontrol ucapannya. Dia ingin menyalurkan rasa sakit hati nya. Dia tidak peduli lagi dengan apa yang di pikirkan Rey.
Rey sudah tidak bisa menahan emosinya lagi. Dia mencengkram lengan Alia dan menyeretnya ke kamar. Menutup pintu dan mengunci nya.
"Apa yang kau lakukan." Jerit Alia.
Sungguh dia takut sekarang. Dia ingin keluar, tapi badan Rey yang besar menghalangi pintu. Ada kemarahan di mata suaminya ini yang tidak pernah Alia lihat.
"Mengingatkanmu kalau kau masih istriku sekarang."
Rey melepas jas dan melemparnya asal. Membuka kancing kemejanya. Alia gemetar ketakutan, apa suaminya ingin memperkosanya sekarang.
"Kita sudah akan bercerai besok Rey. Jangan harap aku mau melakukannya dengan mu."
"Kita lihat saja."
Seringai jahat muncul di wajah Rey. Rey sudah melepas kemejanya. Alia refleks mundur sampai kakinya menyentuh tempat tidur.
Ya tuhan, apa yang harus aku lakukan.
Alia menggigit bibirnya ketakutan.
"Kenapa sayang, kau takut sekarang?" Rey mendekati Alia.
"Jangan Rey, ini hanya akan membuatku semakin membencimu. "
Alia panik. Kata kata sudah tidak akan bisa di dengar lagi oleh Rey. Dia berlari menuju pintu. Tapi Rey lebih cepat, tangan kekar Rey menangkap pinggang Alia dan menariknya kedalam pelukannya
"Lepaskan aku." Alia memberontak dengan tenaganya yang jauh berbeda dengan tenaga pria yang sudah seperti kerasukan setan.
Rey tidak menggubris teriakan Alia. Dia menyeret Alia ke tempat tidur, menindihinya dan merobek baju nya. Reyhan tidak memperduliakn Alia yang menangis dan meronta.
Bibirnya mencium bibir Alia kasar, lalu turun ke leher dan meninggalkan bekas kemerahan. Kedua tangan Alia ditarik ke atas kepalanya dan dicengkram kuat. Alia pasrah karena percuma melawan suaminya. Tenaganya tidak sebanding.
Entah apa yang Dipikirkan suaminya. Teganya dia melakukan ini padanya. Sebenarnya dimana letak kesalahannya sebagai istri selama ini?
Bukankah seharusnya Alia yang harus marah. Disini dia yang disakiti, dia yang dirugikan. Mau alasan apapun suami nya sudah berselingkuh, bahkan sampai menghamili wanita itu. Salahnya dimana sampai dia harus mendapat hukuman seperti ini.
Hatinya menjerit ingin menyerukan sakit yang ia rasakan. Lima tahun pernikahan bukan waktu yang singkat. Selama itu dia merasa rumah tangganya baik baik saja.
Tapi kini, bahkan suaminya rela menceraikannya demi bisa menikahi wanita lain yang sedang hamil anaknya.
Air mata terus mengalir di pipi Alia. Dia menggigit bibirnya menahan isakan keluar dari mulutnya. Sudah tidak ada harga diri yang tersisa. Rey berhasil membuatnya hancur.
Alia memunggungi Rey yang sedang memakai kembali pakaiannya. Rey duduk di tepi ranjang dan menyentuh bahu terbuka Alia.
"Maafkan aku. Aku sudah keterlaluan. Aku bertindak karena emosi."
Alia tidak merespon, bahkan untuk sekedar menggerakan tubuhnya menjauh dia tidak bisa.
"Sayang."
Panggilan sayang yang dulu sangat disukai Alia, menjadi menjijikan di telinganya sekarang.
"Pergilah." suara Alia serak karena terlalu banyak menangis.
"Tapi---"
"Kumohon. Kau sudah mendapatkan apa yang kau mau."
Alia bahkan harus memohon agar Rey bisa pergi dari hadapannya.
Sudah tidak ada lagi yang tersisa dalam diri ini. Bayangan suaminya yang memperkosanya sudah meninggalkan luka yang mendalam.
Ada rasa bersalah di hati Rey, egonya sudah membuatnya melakukan kesalahan. Ingin rasanya Rey memeluk Alia untuk meminta maaf. Tapi ia tahu, keslahannya sudah tidak bisa untuk dimaafkan lagi.
Rey melangkah gontai keluar dari kamar. Terdengar samar suara isakan Alia dari dalam. Dia memang pantas Alia maki, dia sudah menjadi laki laki brengsek di mata Alia.
Kau sudah berhasil membuatnya sangat menderita. Kau akan menyesal nantinya.
Suara hati kecilnya membuat rasa bersalahnya semakin besar. Dia akan kembali lagi besok untuk meminta maaf dengan benar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Yuniafida
Awal yg menarik
2021-11-28
0
"m3 Timè"🥀
sakitt
2021-04-15
1
Beci Luna
awal yg sedih...moga ada kebahagian kelak
2021-04-06
1