Hari ini Nia berangkat ke pabrik dengan perasaan penuh semangat.
Mungkin, bukan hanya Nia yang merasakan hal tersebut. Tapi seluruh karyawan merasakan perasaan senang karena hari ini tanggal dimana seluruh karyawan mendapatkan gaji.
"Ciee.. Yang dapet gajian pertama. Bisa dapet bakso gratisan nih!" Ledek Laila saat mereka berjalan menuju pabrik.
"Hehe, Iya La. Aku seneng banget. Pokoknya tenang aja, nanti malem aku traktir bakso." Jawab Nia.
"Nggak usah, Tadi aku cuma bercanda. Lagian nanti malem aku mau jalan sama Irfan." Ucap Laila dengan senyuman yang berusaha di tutupi.
"Kamu serius La?"
Laila pun mengangguk senang.
Nia ikut senang dengan kebahagiaan yang di dapatkan Laila sahabatnya.
"Kamu gimana? Di pabrik, Ada Cowok yang kamu taksir nggak?"
"CK, Aku nggak mikirin itu La. Aku mau fokus kerja buat bahagiain ibu sama adik-adikku di kampung.
"Iya aku tau. Tapi kan kamu juga harus bahagia."
"Aku bahagia, kalau ngeliat keluarga aku bahagia La." Jawab Nia
"Yasudah kalau begitu." Laila pun menutup perbincangannya karena mereka sudah sampai di pabrik.
"Pagi Laila, Pagi Nia." Sapa Ucok teman Nata.
"Pagi Abang semua." Jawab Laila.
Sementara Nia seperti biasa Hanya Tersenyum Sambil sedikit mengangguk.
"Nia, nanti malem jalan yuk! mau nggak?. Aku penasaran deh p, pengen denger suara kamu." Goda Ucok.
PELETAKK...
Terdengar suara jitakan.
"Apaan sih lu Cok, ganjen amat." Ucap Nata yang memberi jitakan pada Ucok.
Sementara temannya yang lain hanya tertawa melihat Ucok mengelus kepala kesakitan.
"Apaan sih Bang. Sakit tau! Tapi Gue beneran penasaran Sama si Nia itu. Udah sebulan dia kerja di sini tapi gue belum pernah denger dia ngomong." Kata Ucok Sambil mengusap kepalanya yang terkena jitakan.
"Udah, Ayo masuk. Jangan bahas soal cewek melulu." Ajak Nata saat bel masuk sudah terdengar.
Semua karyawan mulai berkutat dengan pekerjaannya masing-masing.
Ada yang sesekali berbisik, merencanakan nanti malam mau jalan kemana.
Gajian bulan ini jatuh di hari Jum'at waktu yang tepat untuk para muda-mudi menikmati hari libur weekend.
Kalau yang lain berniat untuk pergi jalan-jalan atau membeli barang yang diinginkan.
Nia memilih untuk pulang ke kampung halamannya di Bogor.
Nia ingin menikmati Gaji pertamanya dengan keluarga.
"Irfan mengajak aku jalan, langsung setelah pulang kerja. Nggak apa-apa kan, kalau hari ini kamu pulang sendiri?" Ucap Laila saat jam pulang tiba.
"Nggak apa-apa La, Tenang aja." Jawab Nia.
"Makasih ya Nia, sahabat aku yang cantik tapi jomblo." Ledek Laila Sambil mencubit pipi chubby Nia.
"Heleh, pamer. Mentang-mentang di ajak jalan sama gebetan." Balas meledek.
"Heheh..." Laila
Baru saja Nia dan Laila keluar dari pabrik, seorang laki-laki. Seorang laki-laki yang mengendarai motor melambaikan tangan pada mereka.
Dan ternyata Laki-laki itu adalah Irfan yang melambaikan tangan pada Laila.
"Aku jalan duluan ya. Kamu hati-hati di jalan " Ucap Laila Sambil melambaikan tangan.
"Iya La, kamu juga hati-hati." Jawab Nia.
Nia mengurungkan niatnya untuk keluar pabrik, Ia kembali memasuki bangunan pabrik dan menuju mushola untuk melakukan shalat asar terlebih dahulu.
Nia berniat untuk tidak langsung pulang ke kontrakan dan akan pergi ke toko pakaian.
Nia ingin membelikan pakaian untuk Ibu dan adik-adiknya di kampung.
Manusia punya rencana, tapi Tuhan yang memiliki kuasa.
Mungkin kata itulah yang tepat untuk Nia.
Karena hujan turun dengan begitu derasnya saat Nia hendak keluar dari bangunan pabrik.
Suasana sudah sepi, karena semua karyawan sudah pulang meninggalkan pabrik. Nia pun hanya berdiri untuk menunggu hujan berhenti.
Hari sudah mulai petang. Beberapa kali Nia melihat jam di ponselnya, Ternyata sudah hampir satu jam Nia menunggu hujan yang tak kunjung mereda.
"Tiiiinn" Suara klakson motor terdengar begitu kerasnya, sehingga membuat Nia terkejut.
Nia sedikit takut saat pria dengan helm dan jas hujan tersebut turun dari motor sportnya dan menghampiri Nia.
"Ngapain kamu masih disini?" Ucap pria tersebut sambil membuka kaca helm full face-nya.
Nia sedikit lega karena pria itu adalah Nata.
"Saya sedang menunggu hujan reda pak!" Jawab Nia.
Nia selalu memanggil Nata dengan sebutan Pak, karena bagi Nia Nata adalah atasannya.
"Kalau hujannya nggak reda kamu mau nginep di pabrik?" Ucap Nata membuat Nia menjadi sedikit khawatir.
"Kalau kamu mau, kamu bisa ikut aku. Nanti aku antar ke rumah kamu." Ucap Nata
"Tidak pak, terimakasih." Tolak Nia.
"Yasudah, tapi asal kamu tahu. Disini itu suasananya sepi kalo malem. Kalo nanti ada gerombolan preman terus ngapa-ngapain kamu, jangan salahin aku ya!" Ujar Nata.
Nia pun seketika bergidik ngeri mendengar ucapan Nata, Di tambah saat Nia melihat suasana yang memang sudah sepi.
Butuh waktu lima menit berjalan untuk sampai di jalan raya yang di lewati angkutan umum.
Dan itupun kalau ada angkutan umum yang lewat. Biasanya kalau hujannya deras begini akan jarang angkutan yang lewat.
"Yasudah, Kalau kamu tidak mau. Saya pulang duluan" Ucap Nata yang kembali berjalan menuju motornya.
"Pak!" Panggil Nia saat Nata Hendak menaiki motor.
"Kenapa?" Jawab Nata.
"Saya boleh menumpang untuk pulang." Setelah berpikir keras akhirnya Nia menerima tawaran Dari Nata
Nata pun kembali berjalan ke arah Nia.
Nata membuka jas hujan yang dikenakannya.
"Pakai ini!" Suruh Nata sembari menyodorkan jas hujan yang tadi di pakainya.
"Tapi bapak?"
"Tidak Apa-apa. Kamu pakai saja."
Karena ingin segera pulang, Nia pun tidak banyak membantah.
Nata memberikan helm penumpang yang selalu di bawanya.
Nata selalu menyediakan helm penumpang, karena tidak jarang ia di tumpangi oleh temannya saat berangkat maupun saat pulang.
"Pegangan!. Kalo nggak nanti kamu jatuh." ujar Nata saat Nia sudah duduk manis di belakangnya.
Nia menelan salipan-nya karena terkejut.
Nia sangat gugup karena Seumur hidupnya ini baru kali pertamanya duduk satu motor dengan pria, terlebih Nata adalah pria asing baginya.
"Ayo cepat!" Ujar Nata lagi
"I-iya." Jawab Nia.
Nata melajukan motornya dengan perasaan sedikit kecewa karena Nia hanya memegangi jaketnya, bukan memeluk seperti yang dia harapkan.
Nata melajukan motornya walaupun hujan terus menabrak tubuhnya sehingga basah kuyup.
Nia sedikit tidak enak hati saat melihat pakaian Nata yang basah kuyup.
"Rumah kamu dimana?" Tanya Nata tiba-tiba.
"Gang Delima. Itu, sudah kelihatan." Jawab Nia Sambil menunjuk ke depan.
"Ini?" Nata menghentikan motornya saat sampai di gang kecil yang hanya bisa di lewati motor.
"Iya, saya turun di sini saja." Jawab Nia.
"Kalau mau aku antar sampai rumah juga tidak apa-apa."
"Tidak usah Pak, jalanan gang sini pasti becek kalau hujan begini." Ucap Nia menolak.
"Terimakasih ya Pak." Ucap Nia Sambil membuka helm.
"Tidak usah di buka. Ini masih hujan, nanti kamu kebasahan." Ucap Nata saat Nia hendak membuka jas hujannya.
"Tapi Bapak kan masih harus meneruskan perjalanan."
"Tidak apa-apa. Kamu pakai saja, lagi pula aku sudah terlanjur basah kuyup."
"Kalau begitu sekali lagi saya ucapkan terimakasih pak." ucap Nia sebelum berlalu pergi meninggalkan Nata.
Nata yang masih diam di depan gang Mengulum senyumnya Sambil terus menatap Nia yang semakin menjauh.
Bersambung......
Serius ini teh, nggak ada yang mau ninggalin komentar?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Amelya Putri
akakkk
2022-08-24
0
khair
iya...ini komen deh..
unik juga baca novel tentang tokoh yg membumi...anak pabrik..
hehehehh
2021-06-30
3