Suara riuh mulai terdengar di seluruh penjuru pabrik, saat jam istirahat tiba.
Tak terasa Sudah hampir dua minggu Nia bekerja di pabrik ini.
"Kamu mau makan apa La?" Tanya Nia pada Laila.
"Kita makan Bakso aja yuk! Udah lama aku nggak makan Bakso" Ajak Laila.
"Oke" Nia pun Setuju
Nia dan Laila berjalan keluar pabrik.
Di sana sudah berderet kios para penjual makanan.
Kios penjual Mie ayam, Bakso, sampai ketoprak sudah banyak di serbu para karyawan.
Nia dan Laila pun Memasuki Kios bakso yang bertuliskan Bakso Solo.
"Mas, Bakso Campur dua." Ucap Laila pada sang pelayan.
Nia dan Laila pun mengedarkan pandangannya untuk mencari tempat duduk yang kosong. karena di jam istirahat seperti ini hampir semua kios makanan akan ramai.
Mereka pun menemukan dua kursi yang kosong, Tapi kursi tersebut Berada di meja para karyawan laki-laki Yaitu Nata dan kawan-kawan.
"Laila, Sini." Panggil Seseorang
Laila pun menoleh, Dan Ternyata yang memanggilnya adalah Irfan, laki-laki yang selama ini di sukai oleh Laila. Ia seorang karyawan yang berasal Dari Surabaya.
Laila dan Nia menghampiri meja Irfan.
"Tapi kursinya cuma satu gimana dong?" Ucap Irfan.
"Yaudah, nggak usah Fan, Aku nyari Yang lain aja. Kasian Nia kalau nggak ikutan.
"Eh, Jangan. Udah kamu duduk aja. Biar Aku nyari tempat kosong lagi." Ujar Nia yang tidak ingin merusak momen Laila.
Laila pernah bercerita kalau dia naksir berat pada Irfan. Tapi, ia hanya bisa mengagumi dari jauh karena tidak berani kalau harus mendekat duluan.
"Kamu serius?" Tanya Laila.
"Iya La." jawab Nia.
Wajah Laila berbinar senang karena akhirnya bisa berdekatan dengan Irfan, lelaki yang ditaksirnya selama ini.
Dengan segenap kekuatan jiwa Nia pun memberanikan diri berjalan menuju meja yang di tempati Nata dan kawan-kawannya.
"Apa boleh saya ikut duduk di sini? Semua meja penuh!" Ujar Nia yang berusaha melawan rasa takut dan malunya.
Nata dan kawan-kawannya pun menoleh.
"Boleh. Inikan tempat punya Mas Bakso jadi siapapun yang mau duduk di sini itu boleh. Asalkan dia beli baksonya." Ucap Nata yang di timpali tertawaan dari temannya.
Nia menjadi sangat malu.
"Udah duduk aja. Nggak usah di dengerin mereka mah." Ucap Akbar teman Nata.
"Iya. Maaf ya, Kita cuma bercanda." Timpal Ucok.
Nia pun tak menghiraukan Nata dan kawan-kawannya. Ia hanya fokus dengan Baksonya yang kini sudah di hadapannya.
Nia pun segera menambahkan saus dan sambal pada baksonya tersebut.
Lebih dari lima sendok Nia memasukkan sambal pada baksonya.
Membuat Nata yang ternyata diam-diam memperhatikan pun membulatkan matanya.
"Kamu makan bakso pake sambal, Apa makan sambal pake bakso?" Ujar Nata pada Nia.
Nia pun hanya Tersenyum malu pada Nata, dan melanjutkan kembali makannya.
Entah kenapa dada nata Berdegup kencang saat Nia tersenyum padanya.
"Kita duluan ya" Ucap Akbar saat Mereka sudah selesai makan, sementara Nia masih sibuk dengan makanannya.
"Iya." Jawab Nia sambil sedikit mengangguk.
Nia sudah menghabiskan baksonya, tapi ia melihat Laila masih berbincang seru bersama Irfan.
"La, aku ke mushola, duluan ya!" Ucap Nia pada Laila yang masih mengobrol.
"Ia, nanti aku nyusul ya!" Jawab Laila.
Nia pun meninggalkan kios bakso tersebut, dan segera kembali ke pabrik.
Nia langsung menuju mushola yang sudah di siapkan oleh pihak pabrik.
Mushola yang di sediakan tidak terlalu besar dan hanya di halangi sebuah gorden untuk menjadi pembatas antara saff pria dan saff wanita.
Nia tertegun sejenak ketika melihat sebuah pemandangan saat ia hendak memasuki mushola.
Nia melihat Nata sedang beribadah dengan khusyuknya.
Jatuh Cinta?
Ah, Tidak. Nia tidak akan seberani itu untuk jatuh cinta.
Sebuah kejadian di masa lalu membuatnya trauma, dan takut untuk mengenal cinta.
Jangankan Menjalin hubungan. Untuk sekedar mengobrol berdua dengan laki-laki yang bukan saudaranya saja sangat jarang terjadi dalam hidupnya.
Mungkin Ia Hanya kagum, Pada seorang pemuda yang masih ingat untuk tunduk pada perintah Tuhan-nya.
Nia pun melanjutkan langkahnya menuju saff wanita untuk segera menjalankan ibadah sebelum jam istirahat habis.
Sepuluh menit waktu yang cukup untuk Nia menjalankan kewajibannya pada sang pencipta.
Ia tak meminta banyak! Ia hanya bersyukur atas pekerjaan barunya di tempat ini.
Dengan gaji yang ia dapat dari pabrik ini, ia bisa membantu ibunya untuk membiayai Ketiga adiknya.
Nia kembali merapikan jilbabnya dan segera keluar dari mushola.
Deegg!!
Jantung Nia seketika berdegup saat Nata tak sengaja menabraknya.
"Maaf." Ucap Nata setelah beberapa saat menatap Nia
Nia pun hanya tersenyum sambil sedikit mengangguk, dan berlalu pergi meninggalkan Nata yang masih diam di tempat.
Bersambung....
Maaf ya Guuyyss kalau ceritanya nggak terlalu heboh gimana gitu.
Emang alur cerita ini awalnya agak santai.
Tapi tenang aja, part Panas, Lucu Sama nyeseknya akan tiba pada waktunya, hehehe
Jadi Ikutin terus ya ceritanya.
Temen-temen semua jangan lupa tinggalin like, vote dan komentarnya ya....
Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
sherly chelfy
menarik ceritanya
2021-08-25
0
khair
cerita membumi ni ya...tentang anak "pub"
anak pabrik maksudnya
2021-06-30
2
Kurniasih Asih
lanjut Thor semangat saya suka alur ceritanya jangan lama up nya ya thor
2021-06-25
1