4. Senyum teduh

Seperti biasa setelah pulang kerja Nata Akan menghabiskan waktu di kamarnya.

Hari ini ia sedang tidak ingin bermain game online yang biasa dimainkannya saat waktu senggang seperti sekarang.

Nata lebih memilih untuk berbaring saja di ranjang.

Senyuman Nia terus saja terngiang dalam ingatannya.

Senyuman yang teduh dan menenangkan. Bukan senyuman yang di buat untuk menarik perhatian seperti yang Nata lihat pada kebanyakan gadis lain.

"Ngapa Lu tong? Senyam-senyum sendiri gitu. Jangan-jangan kesambet lu ya!" Ucap Mak Leha dengan logat Betawinya yang masih kental.

"Apa sih Mak! Ngagetin aja!" Jawab Nata Yang tiba-tiba datang.

"Nah itu tadi. Kenapa Senyam-senyum sendiri gitu? Lagi menghayal Yaa??" Goda Mak Leha lagi.

"Menghayal apa sih Mak, Orang Nata lagi tiduran." Ucap Nata Mengelak.

"Udah jangan di hayalin aja, Kalo kamu udah punya pacar bawa kesini. Kenalin sama Emak."

"CK, Apaan sih Mak, orang Nata nggak punya pacar."

"Masa iya sih, Anak Emak yang ganteng kaya Ricky Harun gini kaga ada yang mau! Yaudah kalo Kamu nggak bisa cari calon istri biar Emak lamarin aja noh, si Nani anaknya Mpok Ipeh. Dia kan cakep tuh, printer dandan lagi. Kan cocok tuh Nata sama Nani." Ucap Mak Leha.

"Diiihh apaan sih Emak, main jodoh jodohin aja. Nih Mak dengerin yah! Kalo Nata mau, Nata bisa nikahin seratus cewe sekaligus." Jawab Nata

"Banyak amat kamu mau nikahin seratus cewek. Kamu kata itu anak orang engga perlu dikasih makan! Bawa aja satu, Emak udah pengen liat kamu nikah terus punya anak sebelum Emak meninggal." Kata Emak Leha

Nata menghembuskan nafas panjang.

Ini bukan kali pertamanya Emak Leha meminta Nata untuk segera menikah.

Tapi sampai saat ini nata belum menemukan gadis yang cocok untuk di jadikannya sebagai istri.

Nata memegang kedua tangan Mak Leha yang mulai keriput karena usianya, Nata pun mengecup telapak tangan perempuan yang selama ini selalu melimpahkan banyak kasih sayang padanya.

"Mak, Nata bukannya nggak mau buat cepat-cepat nikah. Nata cuma belum ketemu sama perempuan yang Nata mau. Perempuan yang bukan cuma jago dandan dan jago masak.

Tapi Nata mau, Perempuan yang bisa menyayangi Emak, Seperti dia menyayangi Nata." Ucap Nata Sambil terus menggenggam tangan Mak Leha.

Wajah Mak Leha seketika memanas, Dan matanya terlihat berkaca-kaca. Mak Leha terharu dengan ucapan yang baru saja Nata ucapan.

Mak Leha tidak menyangka kalau anak semata wayangnya itu begitu perduli padanya.

"Pokoknya, Emak doain aja supaya Nata dapat jodoh terbaik. Yang bisa Sayang sama Emak." Ucap Nata.

"Tanpa di minta, Emak nggak pernah lupa buat Doain kamu Tong!" Jawab Emak yang tidak lagi bisa menahan bulir Air matanya.

"Lah, kenapa Emak jadi nangis. Tenang Aja Mak, Secepatnya Nata Bawa calon istri buat Emak." Ucap Nata, Berusaha untuk menetralisir suasana yang seketika mengharu biru.

Nata seorang pria berkelakuan gesrek, yang selalu terlihat ceria.

Walaupun saat cobaan hidup datang padanya, ia tidak membiarkan dunia tau kalau dia sedang bersedih.

Contohnya Saat Ayahnya meninggal dunia.

Waktu itu Nata masih menduduki bangku Sekolah di SMP.

Ia lah satu-satunya orang yang menguatkan Mak Leha agar tetap tegar, dan mengikhlaskan kepergian Ayahnya.

Walaupun saat malam datang, Ia akan menangis seorang diri di kamar.

Tapi Nata berusaha untuk tidak terlihat sedih di hadapan Mak Leha.

Nata pun masih memegang teguh janjinya pada Sang Ayah, Untuk terus menjaga Mak Leha.

Itulah Alasannya. Kenapa Ia rela menempuh perjalanan cukup jauh Antara pabrik dan rumahnya.

Padahal semua teman-temannya sudah mengajaknya kost di daerah sekitaran pabrik.

Dulu Nata pernah mengajak Mak Leha untuk membeli rumah di daerah yang tidak terlalu jauh dari pabrik.

Tapi Mak Leha menolak, Dan tidak mau meninggalkan rumah yang mereka tempati saat ini, Karena rumah ini satu-satunya peninggalan dari Ayahnya Nata.