episode 2

New York

Kiara menginjakkan kakinya di Bandara Internasional John F. Kennedy. Ia menyeret kopernya dengan langkah lunglai.

"Tidak ada yang menjemputku” gumam Kiara.

Badannya letih, pikirannya lebih lagi. Perjalanan udara dua benua itu membuatnya benar-benar lelah. Kiara menoleh ke kanan dan ke kiri berharap mungkin saja ada seseorang yang akan menjemputnya. Namun nihil.

Kiara masuk ke dalam taxi yang memang sedang menunggu penumpang. Ia memakai kaca mata hitamnya. Entah dia ingin terlihat keren atau ingin menutup wajahnya yang sedih. Kiara memberikan secarik kertas berisi alamat yang akan dia tuju kepada sopir taxi itu. Sopir itu mengangguk dan mulai melajukan mobilnya.

Sepanjang perjalanan Kiara hanya diam. Kemegahan kota New York tidak mampu membuat mengobati hatinya yang hambar. Kiara seperti orang ling-lung yang tidak tahu mau apa.

Perjalanan darat selama kurang lebih 45 menit mengantarkannya ke depan sebuah gedung tinggi menjulang. Kiara mengambil dompetnya dan memberikan beberapa lembar dollar sesuai argo yang tertera. Kiara segera keluar dari taxi dan masuk ke dalam gedung itu.

"Hello, Miss. What can I do for you ?" tanya security yang berjaga di depan gedung itu.

“I want to meet Mr. Dira. Please tell him, Kiara is here” ucap Ara sambil membuka kaca matanya.

Security itu mengerutkan keningnya. Ia heran karena ada perempuan yang ingin menemui bosnya. Wajah perempuan di depannya jelas tampak seperti orang Asia setipe dengan bosnya yang berasal dari Indonesia. Apa mungkin perempuan ini pacar si bos? batin si Pak security. Memang selama ini Mr. Dira tidak pernah menerima tamu perempuan selain kolega bisnisnya yang juga selalu datang tidak sendiri.

“ Hel....lloowwwww.... Mr. Se..cu..ri...ty....” teriak Kiara di depan wajah Pak Security. Ia mulai kesal karena security itu malah terdiam melihatnya. Teriakan Kiara yang sudah mirip dengan nada tinggi 100 oktaf sukses membuat Pak security kaget.

“Oh... Sorry, Miss” Pak Security mulai sadar dari lamunannya.

Kiara mengibaskan tangannya. Ia tidak memperdulikan security itu dan berjalan masuk dengan cuek. Security itu mengejarnya, menarik tangannya agar Kiara berhenti. Bukannya berhenti, Kiara malah menepis tangan security itu dengan kencang.

“Heyyy you.. !!! don’t touch me!! I want to meet Mr. Dira. Tell me. Where is his room?" teriak Ara.

Security itu tidak menjawab. Ia malah kembali menarik tangan Kiara dan menyeretnya agar keluar dari gedung itu. Kiara meronta-ronta. Ia berusaha melepas cengkraman tangan security itu.

“Hey botak...!!!!! Lepasin gue!!! Sudah bosan hidup kau?" ucap Kiara. Dia kelepasan berbicara dengan bahasa Indonesia.

Security itu berhenti mendengan ucapan Kiara. Meskipun ia tidak mengerti tapi ia paham kalau perempuan di hadapannya berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Security itu melepaskan tangan Kiara. Ia membungkuk meminta maaf. Wajahnya yang semula garang berubah menjadi ciut. Dengan penuh rasa takut security itu segera mengantar Kiara menuju ruangan Mr. Dira.

Kiara menghentakkan kepalanya, memberikan kode agar security itu pergi. Sekali lagi security itu membungkuk dan meminta maaf kemudian pergi meninggalkan Kiara. Kiara menatap pintu di hadapannya.

“Mau kesini aja ribet” umpat Ara dalam hati.

Kiara membuka pintu tanpa permisi dan...

Buggggg...

Kiara melempar sepatunya ke wajah laki-laki yang sedang sibuk dengan laptopnya. Laki-laki itu kaget karena mendapat serangan mendadak tak terduga.

“Hey You....!!!” umpat Dira kesal.

Ia yang sedari tadi fokus mengerjakan pekerjaannya tentu saja merasa kaget mendapat lemparan sepatu tiba-tiba.

“Opo????” tantang Ara sambil berkacak pinggang

Laki-laki di hadapannya menggeleng-gelengkan kepala. Dia yang sedari awal ingin marah malah kembali duduk dan berkutat dengan laptopnya. Hal ini membuat Kiara kesal.

“Kaaaadiiiiiirrrrrrrrr .... elu kok cuek sih sama gue???? Gue jauh-jauh datang kesini malah elu cuekin" teriak Kiara.

Dira mengangkat kepalanya. Melemparkan senyum sinisnya dan kembali menatap laptopnya. Dia benar-benar tak merespon teriakan Kiara.

“Kaaaadiiiiirrrrrrrrrrrrr.......... elu denger gue nggak sih?” teriak Kiara lagi.

Dira menghentikan gerak jemarinya. Dia mengambil sepatu yang tadi dilempar oleh Kiara dan melempar balik ke wajah Kiara.

Buggg......  

Tepat sasaran.

“Kadir...Kadir... gue ini Presdir. P-R-E-S-D-I-R. Yang sopan kalau ngomong sama gue” kata Dira.

“Apa lu kata? Presdir? Presdir macam apa yang tidak mampu menyuruh satu anak buahpun buat ngejemput gue di bandara ? Gue sudah bilang kalau gue mau datang. Gue berangkat jam segini, gue bakalan sampai jam segini, kenapa lu nggak suruh orang buat jemput gue?” tanya Kiara lagi.

“Gue nggak nyuruh lu kesini” jawab Dira tenang. Dira tetap fokus dengan pekerjaannya.

"Terus kalau gue nggak kesini? Gue harus kemana?” tanya Kiara lagi.

"Terserah elu mau kemana aja. Ke rumah Mama juga boleh” jawab Dira dengan enteng. Mulutnya berbicara, tetapi mata dan tangannya tetap fokus mengerjakan pekerjaannya.

Kiara menunduk mendengar perkataan Dira. Ia yang semula merasa marah besar dengan Dira, berubah menjadi ciut. Hatinya kembali merasakan sakit.

Dira menggeser kepalanya, melihat apakah Kiara masih disitu atau tidak.

“Kenapa diam?” tanya Dira.

“Kadir..., lu tahu nggak kalau Mama sudah menikah lagi?” tanya Kiara kali ini nada suaranya rendah.

Mulai nampak kesedihan di raut wajahnya. Andai saja sikap Dira tidak sedingin ini, pasti Kiara sudah berlari dan memeluknya. Kiara ingin menangis. Tangis yang sudah ia tahan sejak kedatangannya.

“Gue sudah tahu. Gue nggak peduli dan nggak mau mengusik Mama. Biarkan saja Mama menjalani hidupnya sendiri yang terpenting dia nggak ngusik hidup gue disini” ucap Dira santai.

Kiara mengangkat wajahnya.

“Kadir....” panggilnya pelan.

“Opoooo???”balas Dira.

“Elu itu anak Papa apa bukan sih?? Mama nikah lagi kok elu cuek begini” teriak Kiara.

Emosi Kiara kembali tersulut. Ia menghampiri Dira dan menjambak rambutnya. Kiara kesal dengan tingkah Dira yang hanya peduli dengan dirinya sendiri.

“Sakitttt....... sakitttt....... sakitttttt.. lepasin rambut gue!!! Gue presdir ya disini! Elu datang nggak diundang bukannya sopan malah ngejambak” teriak Dira menahan sakit.

“Gue kesel ama elu, Kadirrrrr. Gue benci ama elu ..!!! Gue jauh-jauh kesini karena gue sedih. Tapi elunya dingin begini sama gue..!!!!” Kiara menarik rambut Dira lebih kuat.

“Ampuuuunnnnnnnnnn......”teriak Dira.

Dira berusaha melepas cengkraman tangan Kiara dari rambutnya. Rusak sudah tatanan rambut keren Dira. Meski laki-laki, Dira sangat memperhatikan penampilannya. Dira paham betul jabatannya sebagai Presdir akan mengundang banyak mata yang akan melihat penampilannya. Dira tidak mau tampil jelek di hadapan tamu dan bawahannnya.

Kiara melepas cengkramannya. Ia menghempaskan tubuhnya ke sofa. Kiara menutup wajahnya dengan kedua tangan. Kiara menangis, ya, menangis. Hatinya bertambah kalut. Kiara pikir dengan menyusul Dira, dia bisa menumpahkan segala kesedihannya.

“Lu nangis?” tanya Dira.

“Nggak. Gue lagi berdoa” jawab Kiara.

“Oh...” jawab Dira.

Dira kemudian duduk di sebelah Kiara.

“Kadir... elu nggak senang gue samperin kesini?” tanya Kiara.

“Nggak” jawab Dira cepat.

“Elu bertahun-tahun nggak ketemu gue apa nggak kangen?” tanya Kiara lagi

“Nggak” jawab Dira lagi.

“Elu kakak gue apa bukan sih?" tanya Kiara semakin kesal.

“Bukan kali” kali ini Dira menjawab dengan tertawa.

“Kadirrrr.....” teriak Kiara. Ia kesal karena Dira tetap saja dingin.

“Opo???” jawab Dira lagi kali ini wajahnya sudah berubah. Dia meregangkan otot wajahnya agar tidak terlihat dingin lagi.

"Kiarang sarang burung, kalau elu bukan adek gue nggak mungkin kan gue gantiin popok lu waktu lu masih bocah?" kata Dira lagi.

Kiara melempar tasnya ke wajah Dira.

“Elu dingin banget sih sama gue? Adek lu lagi sedih nih” ucap Kiara.

“Idih...sedih...sedih kenapa? Sedih ditinggal nikah, lu?" goda Dira.

Kiara terkejut mendengar perkataan Dira. Mereka sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Kiara dan Dira bahkan tidak pernah berkomunikasi. Dari mana Dira tahu kalau dia sedang patah hati karena ditinggal nikah?

“Elu tahu dari mana?” tanya Kiara.

“Elu pikir gue nggak tahu. Elu kesini karena cem-ceman lu nikah? Heii Kiarang sarang burung meskipun gue ada nun jauh di sini tapi gue selalu memantau elu. Gue nggak mau terjadi apa-pa sama elu. Apalagi sejak Papa meninggal. Elu sama Mama malah nggak akur. Gue jadi kepikiran. Lu ngerti nggak sih?” jelas Dira panjang kali lebar.

Kiara menatap Dira tak percaya. Ternyata selama ini Dira memantaunya. Kiara pikir Dira tidak peduli kepadanya. Dira mengambil sesuatu dalam sakunya dan memberikan kepada Kiara.

“Nih...! Kartu apartemen gue. Passwordnya tanggal lahir Mama. Gue harap elu masih ingat” perintah Dira.

“Lu ngusir gue?” tanya Kiara dengan suara memelas.

Sungguh untuk saat ini Kiara hanya ingin bersama Dira, kakaknya. Kiara ingin bercerita banyak dengannya. Berkeluh kesah dari pagi sampai malam.

“Iyalah. Ngapain elu disini? Elu itu baru aja datang. Badan lu selain bauk juga capek. Elu harus istirahat. Kalau elu tetap di sini yang ada gue nggak kelar ama pekerjaan gue dan kantor gue ini banjir sama air mata elu. Sudah sana ke apartemen gue. Lu istirahat dulu. Nanti elu cerita kalau gue pulang” kata Dira

Kiara menerima kartu itu dengan bimbang.

“Kenapa lagi?” tanya Dira yang menangkap keraguan di hati adiknya.

“Gue kesananya gimana, Kadirrrrrrrrr???  Gue nggak tahuuuuuuuuuuuu” teriak Kiara. Ia sengaja berbicara dekat dengan telinga Dira.

“Eeebusyettttt ....nih anak tinggal di hutan kali ya? Seneng banget teriak-teriak. Ini bawa kunci mobil gue!" kata Dira sambil melempar kunci mobilnya.

Kiara menangkap dengan cepat. Ia kembali menatap dengan bimbang.

“Kenapa lagi?” tanya Dira kesal. Kalau adiknya itu tetap di sini kapan pekerjaaannya bisa selesai?

“Elu ngasik kunci mobil ini ke gue?” tanya Kiara pelan.

Dira mengangguk.

“Elu mau gue bawa mobil lu?” tanya Kiara lagi.

Dira mengangguk cepat. Ia memperlihatkan arloji yang ada di pergelangan tangannya sebagai isyarat kalau dia tidak punya waktu banyak.

“Elu goblok atau gimana sih Kadiiiiirrrrrr????  Gue itu baru pertama kali kesini. Gue nggak tahu apartemen elu. Gue juga nggak bisa bawa mobil...!!!” Kiara berteriak lagi.

Teriakan Kiara kali ini benar-benar membuat Dira jantungan. Untung Dira tidak punya riwayat penyakit jantung. Dia menetralkan nafasnya hingga benar-benar normal. Mimpi apa dia semalam kok bisa-bisanya Dira mendapat serangan fajar.

Dira mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Tak lama seorang lelaki bertubuh tegap dan berkacamata hitam masuk ke ruangan Dira. Laki-laki itu membungkuk memberi hormat kepada Dira.

“Antar perempuan ini ke apartemen saya! Jangan melihatnya apalagi menyentuhnya! Pastikan dia selamat sampai disana! Mengerti?” perintah Dira.

“Baik Tuan” jawab lelaki itu penuh hormat.

“Dia orang Indonesia?” tanya Kiara.

“Bukan! Dia orang hutan” jawab Dira. Sudah jelas-jelas Dira berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia tetapi adiknya itu masih bertanya seperti itu.

“Oh... gue pikir aktor hollywood. Soalnya ganteng banget sih” ucap Kiara cekikikan.

“Hihhhh...katanya patah hati tapi masih aja cuci mata. Patah hati macam apa lu?” umpat Dira.

“Patah hati express” jawab Kiara.

“Sudah sana lu ikut pengawal gue. Nanti kita bicara lagi di sana. Gue lagi banyak kerjaan!” usir Dira.

Kiara tak lagi membantah. Ia mengambil barang- barangnya tetapi dicegah oleh pengawal Dira. Lelaki itu mempersilakan Kiara agar berjalan mengikutinya.

Kiara mengikuti lelaki itu dengan senyum-senyum tipis. Ingin sekali ia berkata Mas... buka kaca matanya dongggg... agar dirinya tidak penasaran dengan wajah pengawal Dira.

"Dira dapat darimana pengawal ganteng kayak gini? bisa juga kali ya buat cem-ceman gue di New york" kata Kiara cekikikan dalam hati.

Adira Putra Sanjaya

Terpopuler

Comments

Husnul Khotimah

Husnul Khotimah

keren ceritanya maak

2024-10-20

0

Lies Firdaus

Lies Firdaus

aku mulai baca kak 😁

2022-11-07

1

📴🍀⃟🐍 🥜⃫⃟⃤

📴🍀⃟🐍 🥜⃫⃟⃤

woooaaahhh mantap bahasa nya d selipin sama Inggris.. keren thor

2022-10-03

1

lihat semua
Episodes
1 episode 1
2 episode 2
3 episode 3
4 episode 4
5 episode 5
6 episode 6
7 episode 7
8 episode 8
9 episode 9
10 episode 10
11 episode 11
12 episode 12
13 episode 13
14 episode 14
15 episode 15
16 episode 16
17 episode 17
18 episode 18
19 episode 19
20 episode 20
21 episode 21
22 episode 22
23 episode 23
24 episode 24
25 episode 25
26 episode 26
27 episode 27
28 episode 28
29 episode 29
30 episode 30
31 episode 31
32 episode 32
33 episode 33
34 episode 34
35 episode 35
36 episode 36
37 episode 37
38 episode 38
39 episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Visual Tokoh
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82
84 Episode 83
85 Episode 84
86 Episode 85
87 Episode 86
88 Episode 87
89 Episode 88
90 Episode 89
91 Episode 90
92 Episode 91
93 Episode 92
94 Episode 93
95 Episode 94
96 Episode 95
97 EXTRA PART - RESEPSI
98 EXTRA PART - PEMBALASAN KIARA
99 EXTRA PART - FLASHBACK
100 EXTRA PART - FLASH BACK
101 EXTRA PART - FLASHBACK
102 EXTRA PART - AFTER WEDDING
103 EXTRA PART - SATU TAHUN KEMUDIAN
104 EXTRA PART - EMPAT TAHUN KEMUDIAN
105 sekilas info
106 Info Karya Baru
Episodes

Updated 106 Episodes

1
episode 1
2
episode 2
3
episode 3
4
episode 4
5
episode 5
6
episode 6
7
episode 7
8
episode 8
9
episode 9
10
episode 10
11
episode 11
12
episode 12
13
episode 13
14
episode 14
15
episode 15
16
episode 16
17
episode 17
18
episode 18
19
episode 19
20
episode 20
21
episode 21
22
episode 22
23
episode 23
24
episode 24
25
episode 25
26
episode 26
27
episode 27
28
episode 28
29
episode 29
30
episode 30
31
episode 31
32
episode 32
33
episode 33
34
episode 34
35
episode 35
36
episode 36
37
episode 37
38
episode 38
39
episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Visual Tokoh
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82
84
Episode 83
85
Episode 84
86
Episode 85
87
Episode 86
88
Episode 87
89
Episode 88
90
Episode 89
91
Episode 90
92
Episode 91
93
Episode 92
94
Episode 93
95
Episode 94
96
Episode 95
97
EXTRA PART - RESEPSI
98
EXTRA PART - PEMBALASAN KIARA
99
EXTRA PART - FLASHBACK
100
EXTRA PART - FLASH BACK
101
EXTRA PART - FLASHBACK
102
EXTRA PART - AFTER WEDDING
103
EXTRA PART - SATU TAHUN KEMUDIAN
104
EXTRA PART - EMPAT TAHUN KEMUDIAN
105
sekilas info
106
Info Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!