"Mela?" ucapnya.
Darsen melihat Mela tertidur pulas dengan kancing kemeja yang terbuka. Dia segera menghampiri adiknya itu. Siapa yang tega melalukan ini pada Mela?
"Mel, bangun, Mel!" ucap Darsen sambil menggoyangkan tubuh Mela.
Tapi Mela sudah meminum obat tidur dengan dosis yang tinggi dan kemungkinan akan terbangun tengah malam atau besok pagi. Darsen kembali memakai pakaiannya lagi, setelah itu menelpon Pras lalu memakinya.
"Pras ... bisa-bisanya kau memanggil Mela ke sini. Kau memang sengaja, hah?" ucap Darsen sambil menelpon Pras.
"Apa maksud, bos?"
"Cepat datang ke kamar ini!"
Darsen membanting ponselnya ke lantai, ia sangat kesal karena sang asisten sangat ceroboh sekali. Darsen meminta membawakan wanita lain yang masih perawan, bukannya adik angkatnya sendiri.
Darsen melirik Mela lalu mencoba menutup kancing kemejanya. Tak sedikit pun terbesit pikiran kotor dalam kesempatan ini. Baginya walaupun ia menyukai Mela namun ia tak mau mengotori Mela.
Saat bersamaan, ayahnya menelpon. Darsen langsung meraih ponsel yang sempat ia banting ke lantai lalu mengangkatnya.
"Hallo, Pak."
"Sen, Nanti jam 10 jemput Mela, ya? Dia dan teman-temannya sedang merayakan kelulusan di Hotel Brilian," pinta bapak.
Darsen mendengus. "Bagaimana cara Bapak menjaga putri kesayangan sendiri? Bapak tahu jika Mela tidur di kamar hotel sendirian? Atau Bapak memang sengaja menjual Mela?"
"Apa maksudmu, Darsen?"
Darsen langsung menutup telpon, ia sangat kesal pada sang ayah yang sembrono meninggalkan putrinya di hotel bersama teman-temannya. Pasti Mela di jebak oleh sekumpulan siswi ganjen itu.
Pintu terdengar di ketuk, Darsen membukakan pintu dan melihat Pras seketika langsung memukul bahunya. Pras tidak melawan, ia memang pantas mendapatkannya.
"Maaf, Bos. Saya ... "
"Diam kau! Besok seret teman-teman Mela untuk datang ke rumah bersama orang tua mereka. Pasti ini perbuatan cewek-cewek ganjen itu," jawab Darsen memotong ucapan Pras.
Darsen memandang Mela, gadis cantik itu tertidur sangat pulas walau berbicara mereka sangat keras apalagi Darsen sudah tersulut emosi. Yang di takutkan Darsen jika Mela sudah di noda pria lain, ia akan sangat menyesal tidak bisa menjaga Mela dengan baik.
"Bos mau memandangnya saja?" tanya Pras membuat Darsen mengernyitkan dahi.
"Kau menyuruhku untuk ..."
Pras tertawa membuat ucapan Darsen terhenti, Pras mundur ketika melihat Darsen mulai mendekatinya.
DUAAAAK ...
Darsen menendang kaki Pras karena saking kesalnya, Pras hanya mengelus kakinya sembari masih tertawa kecil.
"Walau aku menyukainya namun aku tidak mungkin bisa menodai adikku sendiri."
"Lah, Bos yang berpikiran mesum. 'Kan tadi saya hanya ... "
Tatapan Darsen menguat membuat Pras sekali lagi menghentikan ucapannya. Darsen mendengus lalu menggendong Mela untuk di bawa ke rumah. Pras segera membukakan pintu dan menekan tombol lift. Di dalam lift. Darsen melirik wajah Mela yang sangat cantik natural. Adiknya memang memiliki pesona sendiri.
Pras berdehem membuat Darsen menatapnya tajam lagi. Memang asisten gendengnya terkadang membuatnya sangat kesal.
Sesampainya di rumah.
Orang tua mereka sudah menunggu di teras. Apalagi raut tua wajah ibu terlihat sangat khawatir. Mereka langsung menyuruh Darsen membawa Mela ke kamarnya dan membaringkan di sana. Terlihat Ibu menangis sambil mengusap kepala Mela. Kenapa teman-teman Mela melakukan itu pada anak gadis yang baik seperti Mela.
"Ibu jangan khawatir! Orang tua mereka akan datang kesini untuk mempertanggung jawabkan perbuatan anak-anaknya," ucap Darsen.
Darsen lalu berpamitan untuk kembali ke kamar bersama putranya. Velino sangat khawatir dengan tantenya itu. Sedari tadi ia melamun sampai Darsen mencubit pipinya dengan gemas.
"Kenapa, Vel?" tanya Darsen.
"Aku takut Tante Mela kenapa-napa."
Darsen memeluk putranya, ia tahu jika Velino sangat menyayangi tantenya. Darsen meyakinkan jika Mela tidak perlu di cemaskan dan tidak akan terjadi apa-apa.
"Papa mau mandi dulu, ya? Velino tunggu di tempat tidur dulu. Nanti setelah ini kita makan malam bersama," ucap Darsen.
"Baik, Pah."
Darsen mengusap kepala Velino, ia lalu meraih handuk dan menuju ke kamar mandi. Dia mandi di bawah guyuran air shower dan memikirkan kejadian tadi. Untung saja dirinya yang masuk ke sana jika pria lain pasti malam itu juga Mela tidak akan selamat.
Saat sedang mandi, ponsel yang selalu ia bawa kemana-mana berbunyi. Dia segera mengangkatnya dan ternyata dari manajer kantornya.
"Pak Darsen, kini di internet beredar foto anda dengan wanita keluar dari kamar hotel. Apa itu benar? Kenapa anda tidak berhati-hati, Pak?"
Darsen mengernyit, ia mematikan telponnya lalu membuka kabar di internet mengenai foto itu dan matanya terbelalak saat melihat fotonya dan Mela namun wajah Mela di blur terpampang di internet.
Pemilik Agensi Ars terciduk oleh paparazi keluar dari hotel bersama seorang gadis.
"Sial, kenapa masalah datang bertubi-tubi?" gumam Darsen.
Darsen segera membilas tubuhnya lalu setelah itu memakai bajunya. Dia menelpon sang asisten untuk menyelesaikan masalah ini dengan mengadakan kofrensi pers supaya publik tidak menilainya negatif.
"Papa sudah selesai mandi?" tanya Velino.
"Sudah, Sayang. Ayo makan bersama!"
Darsen menggendong putranya untuk turun ke bawah. Di sana sudah ada orang tuanya kecuali Mela yang masih terlelap tidur tanpa bisa di bangunkan. Raut wajah orang tuanya sangat sedih. Darsen berusaha untuk menghibur mereka.
"Jika efek dari obat tidur itu sudah hilang kemungkinan Mela akan cepat bangun. Bapak dan ibu jangan khawatir!" ucap Darsen.
"Yang bapak herankan kenapa kau tahu kamar hotel tempat Mela berada?" tanya Bapak terheran.
Darsen meletakan sendok yang sempat ia pegang. Dia tidak bisa sepenuhnya berbohong jika disana memang ia mencari wanita yang bisa memenuhi hasratnya. Bapak dan ibu sangat terkejut.
"Sen, Bapak pernah menawarkan menikah dengan putri dari teman Bapak 'kan? Dari pada mencari wanita yang belum tentu baik," ucap bapak.
Darsen menggeleng, ia tidak mau di jodohkan. Dia ingin mencari wanitanya sendiri namun selama ini ia belum sanggup mencari wanita yang terbaik sebagai ibu untuk Velino kecuali Mela yang sangat menjadi idamannya namun terhalang status kakak adik.
"Bapak dan ibu juga sudah menyiapkan jodoh untuk Mela. Dia juga orang sukses di London yang membuka bisnis cafe yang cukup terkenal," ucap ibu.
Darsen sangat terkejut, Mela yang baru berumur 18 tahun sudah di siapkan jodoh. Kenapa orang tuanya sangat terburu-buru sekali?
"Pak, Bu, biarkan Mela menikmati masa mudanya dulu," jawab Darsen.
"Bapak dan ibu sudah sepuh, mau sampai berapa lama lagi kami menunggu untuk kalian bahagia? Bapak juga ingin mempunyai cucu selain Velino, syukur-syukur kalau perempuan," ucap bapak.
Darsen meremas pahanya sendiri lalu menenggak air putih. Dia sangat kesal jika Mela di jodohkan seperti itu.
Jika Mela memang tak bisa ku miliki setidaknya jangan sampai menjodohkannya! Biarkan dia memilih jodohnya sendiri.
VISUAL MELA
Maaf jika visualnya bukan orang indo karena sudah kapok beri Visual indo namun banyak yang menilai malah seperti sinetron.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
SR.Yuni
Di part ini berbeda dengan kebanyakan Novel yg berujung wanitanya ternoda, kali ini aman dan bergerak cepat darsennya....top banget pokoknya authornya
2023-02-21
0
Ney Maniez
😔🙄
2022-07-26
0
lovely
cantik imutttt ky ABG c darsen pasti dewasa y thour 40 tahn
2022-05-21
0