Pagi hari, aku melihat Kak Darsen sangat marah kepada orang tua kami. Saat aku menghampiri bapak dan ibu, Kak Darsen langsung merangkulku.
"Aku akan menikahi Mela walau tanpa restu kalian."
"Apa yang kau lakukan, Darsen? Dia itu adikmu walau hanya adik angkat," ucap Bapak.
Darsen menarik tangan Mela dan Velino, ia membawanya pergi. Ibu dan bapak mengejarnya namun mereka sudah pergi naik mobil yang dikendarai Darsen sangat kencang.
Aku yang di paksa ikut dengannya hanya bisa menangis.
"Kak kita mau kemana?" tanyaku.
Kak Darsen hanya diam dan fokus memperhatikan jalanan yang ramai lancar. Sampai kita berada di sebuah tempat yang nampak asing bagiku. Sebuah rumah sederhana dengan dinding cat kuning, kita terhenti di depannya.
Kak Darsen turun sambil menggendong anaknya. Dia mengetuk pintu lalu dibuka oleh wanita yang seperti seumurannya.
Didalam mobil aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan namun Kak Darsen kembali ke mobil tanpa anaknya.
"Velino mana, kak?"
Dia hanya diam, ia melajukan mobilnua lagi menyusuri jalanan yang ramai ini. Kami hanya saling terdiam dan tidak bertanya satu sama lain. Jam demi jam berlalu, rasa lapar tiba-tiba menyerang. Aku meminta Kak Darsen untuk mencari tempat makan namun ia hanya bungkam.
Aku hanya bisa meminum air putih yang berada di depannku sampai benar-benar habis. Sungguh Kak Darsen sangat kejam.
***
Aku terbangun dengan keadaan sangat lapar, kurasa air putih yang ku minum mengandung obat tidur. Jika tidak, mengapa aku bisa tertidur sampai malam?
Gelap, benar-benar gelap. Aku di dalam mobil sendirian, diluar seperti hutan yang mencekam. Aku berteriak memanggil nama kakak ku, aku sangat ketakutan.
"Kak Darsen....."
Aku mencoba keluar dari mobil, aku menyalakan lampu senter yang ada ponselku. Aku mencoba mencari keberadaan Kak Darsen dan bertanya kenapa dia membawaku ke tempat ini. Namun tiba-tiba seseorang menarikku dari belakang, aku sangat terkejut.
"Maaf membuatmu takut, ayo masuk ke rumah kita."
Rumah kita? Batinku
Kak Darsen mengajakku berjalan ke sebuah rumah kecil di tengah hutan. Apa yang ia akan lakukan? Aku takut, sangat takut. Aku dibawa masuk ke rumah yang kecil itu. Apa mau Kak Darsen?
"Kita akan tinggal disini. Kau milikku," ucap Kak Darsen.
Dia menarik wajahku lalu mencium bibirku dengan beringas. Aku memberontak dan berteriak kencang. Namun apa daya, disini tengah-tengah hutan dan tidak ada seorangpun kecuali kami.
Aku meminta ampun kepadanya namun ia tidak menghiraukanku.
Aku di dorong kearah tembok lalu ia mengunci tubuh dan ia raba. Aku menolak namun Kak Darsen malah melepas paksa pakaianku. Aku menangis, ingin rasanya aku pukuli kakak bejatku itu. Aku mencoba menendang kakinya.
DUAAAAK...
Kak Darsen menatap tajam kearahku namun ia tersenyum menyeringai. Dia mendorongku pada kursi kayu dan ia memaksa melepas celanaku, aku berteriak kencang namun tak mungkin ada yang menolongku di tengah hutan ini.
"Akkh..." aku berteriak kesakitan tatkala sesuatu yang keras masuk.
Aku meringis kesakitan, perih... rasanya perih...
Aku menangis kencang namun ia malah menutupi raunganku dengan ciumannya. Kak Darsen menciumku dengan beringas bahkan membuat bibir bawahku robek sedikit. Aku tahu dia sudah lama berpuasa tapi kenapa dia malah melampiaskan semuanya padaku? Apa salahku? Di umurku yang ke 18 ini aku harus di perawani oleh kakak angkatku. Aku sudah kotor dan aku berjanji pada diriku tidak akan menikah dengan pria manapun.
Tangannya mencengkeram kedua lenganku sehingga aku tidak bisa bergerak sedikitpun. Air mataku terus berjatuhan dan ia tak mempedulikannya.
"Kak, sudah," ucap ku lirih sambil menahan hentakan dari Kak Darsen yang beringas.
Gila, dasar gila! Bisa-bisanya si bejat ini bilang begitu padaku? Aku tidak mau, aku berusaha menutup mulutku dan memejamkan mata supaya permainan ini cepat berakhir. Namun aku mulai merasakan jika milikku sangat basah. Aku harus menahan gejolak nafsu ini, aku tidak mau membalas nafsu pada kakak bejatku.
Aku berdoa semoga permainan ini cepat berakhir namun aku merasakan rasa hangat di dalam milikku dan ketika aku membuka mata, Kak Darsen sudah lemas di sampingku. Aku segera bangun dan memegang area sensitifku, aku menangis seketika. Pasti aku akan hamil.
"Besok aku akan menikahimu, Mela. Kakak sudah membuatkan adik untuk Velino."
"Aku gak mau!!!! Aku lebih baik mati dari pada menikah dengan si bejat sepertimu."
"Kau akan mengandung anakku, kau tidak bisa menghindar."
"TIDAAAAAAAAAK ....."
POV AUTHOR
Melalui berteriak keras lalu terbangun di ranjang empuknya. Matanya melihat jika dirinya masih di dalam kamar. Dia terasa ngos-ngosan dan bahkan sangat kelelahan. Saat melirik sebuah kalender yang bertuliskan wisuda, ia sadar jika siang ini adalah wisuda kelulusannya.
Huh ... ternyata hanya mimpi tapi mimpi ini rasanya sangat nyata.
"Mel ... bangun! Katanya mau ke salon dulu? Ibu sudah sewakan kebaya buat wisuda nanti," teriak ibu angkat Mela.
"Iya, bu. Aku mau mandi dulu," jawab Mela yang langsung bergegas ke kamar mandi.
Mela mandi menggunakan air dingin, saat akan menyiram ia malah teringat akan mimpi buruknya. Bagaimana bisa ia bermimpi di perkosa kakaknya sendiri? Mela menggeleng-gelengkan kepalanya untuk membuang pikiran negatifnya. Dia melanjutkan mandi dengan tenang tanpa berpikiran macam-macam.
Setelah selesai mandi, ia langsung bergegas menuju meja makan. Mela saat itu rambutnya masih basah dan ia keringkan menggunakan handuk. Sang kakak yaitu Darsen yang menganggap Mela tidak sopan langsung memarahinya.
"Tidak bisakah kau mengeringkan rambut sebelum duduk di depan banyak makanan? Kau sudah tinggal cukup lama di rumah ini tapi belum tahu sopan santun dan tata krama," ucap Darsen.
Darsen memang tak menyukai adik angkatnya itu. Duda berumur 40 tahun itu seolah menaruh kebencian dengan Mela yang baru lulus SMA. Bagi Mela, Darsen sudah mengajaknya mengobrol saja membuatnya sudah senang.
"Maaf, Kak. Aku akan mengeringkan rambutku dulu," ucap Mela.
"Tidak perlu! Duduk dan cepat makan!" jawab Darsen.
Bapak dan ibu hanya menghela nafas, putra satu-satunya itu memang bersikap keras. Darsen sendiri adalah putra semata wayangnya dan karena sang ibu di vonis memiliki kanker rahim membuat beliau tidak bisa hamil lagi dan memilih mengadopsi Mela sebagai putri angkat mereka. Namun, Darsen seolah tak menyukai Mela dan selalu ketus padanya.
"Darsen, nanti jam 11 ada wisuda adikmu. Kau dan Velino harus datang!" ucap bapak.
"Tidak bisa, aku ada pertemuan dengan para artisku dan ini sangat penting ketimbang mendatangi wisuda," jawab Darsen.
Darsen adalah orang yang mendirikan agensi Ars, agensi itu mendebutkan artis-artis berbakat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ney Maniez
😲😲🤦♀
2022-07-26
0
Rina
😂🤣😂🤣
2022-06-16
0
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
yeeaayy... sudah tegang², eee... cuman mimpi 🤦🤪🤪🤪
2022-02-23
0